Rabu, 20 April 2016

Puluhan Truk Pengangkut Galian C Terlantar, Masyarakat Balah Hilia Tutup Jalan

Puluhan Truk Pengangkut Galian C Terlantar, Masyarakat Balah Hilia Tutup Jalan

Lubuk Alung--Tak ingin rumahnya terkena percikan lumpur, masyarakat Balah Hilia, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (21/4) kemarin menutup jalan. Akibatnya, puluhan truk berisi galian C terkurung, dan tak bisa keluar dari kampung itu.
    Kejadian pemblokiran jalan menuju Singguliang, Koto Buruak dan Pasie Laweh ini terjadi dari pukul 9.30 sampai pukul 10.00 WIB. "Tuntutan masyarakat, para pengusaha tambang harus menggeledor jalan yang sudah compang-camping. Sebab, kondisi saat ini banyak lumpur manakala musim hujan, serta banyak debu pada saat musim kemarau," kata Mailon Maneza, tokoh pemuda Balah Hilia.
    "Kami memberi limit waktu sampai Minggu kepada pengusaha tambang untuk perbaikan jalan demikian," kata dia. Senin-nya, masyarakat sudah harus melihat kondisi jalan ini dalam keadaan baik, dan tidak lagi berlumpur pada saat hujan tiba.
    Menurut Mailon, lantaran pengusaha telah berjanji untuk perbaikan itu, masyarakatpun membuka plang yang dibulintangkan di jalan. "Kami menunggu janji itu. Kalau tak juga diperbaiki, Senin itu jangan harap akan ada truk pengangkut galian C yang bisa keluar masuk Balah Hilia ini," ancamnya.
    Dan memang kerusakan jalan Balah Hilia akibat tiap sebentar dilalui truk pengangkut bahan gaian itu, sudah sangat parah. Di kawasan yang terbilang padat penduduk itu, ternyata jalannya seperti yang tidak diinginkan oleh masyarakatnya. Bagi sopir dan pemilik usaha galian C, tentu tak jadi persoalan jalan seperti itu. Paling, mobilnya yang akan rusak. Lapor induk semang, urusannya pun selesai. Tetapi bagi masyarakat, saat hujan tiba dia laksana melihat kubangan kerbau di depan rumahnya.
    Mirza Harmadi, pemuda Balah Hilia lainnya ikut menunggu janji para penambang untuk perbaikan jalan tersebut. "Harus diperbaiki. Dan itu pengusaha tambang yang paling bertanggungjawab," kata dia.
    Dia melihat, penghabatan jalan yang dilakukan masyarakat adalah bentuk dari perlawanan, dimana masyarakat tak kuat lagi melihat kondisi yang ada saban hari. "Kekayaan alam tiap hari diambil. Tentu sepatutnya pula pengusaha itu memperbaiki jalan yang rusak akibat dari usahanya itu," ujar Mirza Harmadi. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar