Jumat, 30 September 2016

Rosmani Dapat Bantuan Rumah Padang Pariaman Masih Punya 1.171 Rumah tak Layak Huni

Rosmani Dapat Bantuan Rumah
Padang Pariaman Masih Punya 1.171 Rumah tak Layak Huni

Kuranji Hulu--Rosmani (55) tak kuasa menahan tangis ketika dikunjungi Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni di rumahnya. Warga nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging itu tak menyangka kedatangan orang nomor satu di daerah itu untuk program bedah rumah bekerjasama dengan Baznas setempat. Diketahui kondisi tempat tinggal Rosmani bersama lima orang ananknya tergolong rumah tidak layak huni.
    "Alhamdulillah, terima kasih pak. Impian kami untuk memiliki rumah yang layak huni segera terwujud," kata Rosmini dengan mata berkaca-kaca, Selasa (27/9) lalu.
    Rosmani mengaku, saat ini dia tinggal pada sebuah rumah yang berdinding terpal dan kayu. Rumah berukuran 3x5 meter itu sudah puluhan tahun ditempatinya. Di rumah tersebut juga tinggal dua kepala keluarga, yaitu anak dan menantunya. "Karena ada dua keluarga, rumah kami buat sekat dengan kain dan terpal," ujarnya terbata-bata.
    Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni saat peletakan batu pertama bedah rumah itu menyampaikan, bedah rumah ini merupakan program Baznas yang dananya berasal dari zakat ASN. Adapun bantuan bedah rumah yang diberikan sebesar Rp12 juta lebih dan kemudian ditambah satu juta rupiah atas nama bupati beserta keluarganya.
    "Ibu bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasihlah kepada ASN Padang Pariaman yang peduli dengan sesama masyarakat," kata Ali Mukhni yang didampingi Ketua Baznas Syamsuadi Surma dan Kabag Humas Hendra Aswara.
    Ali Mukhni mengajak masyarakat untuk turut membantu pengerjaan bedah rumah dengan cara bergotong royong baik moril maupun materil. "Mari kita gorokan bedah rumah ini. Bagi yang tidak sanggup dengan dana, bantu dengan tenaga," ujar Ali Mukhni seraya merogoh kantongnya ikut membantu Rp1 juta.
    Dikatakannya, menurut data Badan Pusat Statistik, di Padang pariaman terdapat 1.171 rumah tidak layak huni yang butuh penanganan segera agar dapat hidup sehat dan layak. Ia mengaku telah meminta bantuan kepada pemerintah pusat serta penambahan anggaran pada APBD.
    "Kita komit untuk program bedah rumah dalam percepatan pengentasan kemiskinan," ujarnya.
    Ketua Baznas Padang Pariaman, Syamsuardi surma menyampaikan, untuk tahun ini Baznas merencanakan membantu 40 unit rumah layak huni untuk 40 keluarga miskin. Bazanas punya Program Padang Pariaman Makmur untuk membantu rumah tidak layak huni," ungkapnya.
    Walinagari Sungai Sirah Kuranji Hulu, Mayuni Datuak Kamulie melaporkan, bahwa nagarinya dihuni sekitar 687 KK. Dari 687 KK itu terdapat 60 rumah tidak layak huni. "Atas nama warga, kami mohon bantuan Pemda dan donatur," kata Mayuni. (501) 

Padang Pariaman Punya Banyak Sumber Mata Air

Padang Pariaman Punya Banyak Sumber Mata Air

Batang Gasan--Komitmen Pemkab Padang Pariaman dalam penyediaan sarana air minum untuk masyarakat patut diapresiasi. Banyaknya sumber air bersih menjadikan daerah ini sebagai pilot project pemerintah pusat untuk program pengembangan air minum. Salah satunya bantuan dari negara Hungaria yang bertempat di Nagari Malai V Suku, Kecamatan Batang Gasan. Bantuan diberikan secara bertahap dengan nilai Rp40 miliar melalui Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
    "Insya Allah, di sini sedang di bangun jaringan induk penyediaan air minum untuk wilayah utara," kata Bupati Ali Mukhni saat meninjau pembangunan ruang instalasi pengolahan air di di Nagari Malai V Suku itu, Selasa (27/9) lalu.
    Orang nomor satu di Padang Pariaman dan PAN Sumbar itu berharap, instalasi air segera diselesaikan sehingga pada tahun 2017 sudah dapat dioperasionalkan untuk memenuhi harapan masyarakat.
    "Airnya nanti berkapasitas 40 liter per detik. Kita doakan semoga lancar-lancar saja. Tahun 2017 sudah bisa dinikmati oleh masyarakat," kata Bupati Ali Mukhni didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Pada kesempatan itu, Bupati Ali Mukhni juga menghimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dan terus melakukan upaya penghijauan terhadap hutan yang sudah gundul. Ia sudah meminta Dinas Pertanian untuk melanjutkan reboisasi dengan menanam pohon sengon di seluruh hutan Padang Pariaman.
    "Banyaknya sumber mata air di Padang Pariaman itu karena hutan kita masih terjaga. Tapi jika ada penebangan liar akan mengancam pula kekayaan air kita," ujar alumni Lemhanas pada 2012 itu.
    Direktur PDAM Padang Pariaman, Aminuddin mengatakan saat ini sedang di bangun empat ruangan, terdiri dari ruang kimia, rumah operasional, ruang mekanikal engenering (ME), rumah jaga dan tempat limbah dengan nilai Rp2 miliar. Selanjutnya pembangunan jaringan pipa sepanjang 15 kilometer dari Nagari Malai V Suku, Batang Gasan ke Sungai Limau.
    "Air PDAM ini nantinya akan dapat dinikmati sekitar 20 ribu KK dari Gasan, Sungai Limau bahkan sampai ke Nareh, Kota Pariaman," ungkapnya. (501)

Lewat Bazanas dan Badoncek, Emi Punya Rumah Layak Huni

Lewat Bazanas dan Badoncek, Emi Punya Rumah Layak Huni

Tapakis--Program bedah rumah yang menjadi program unggulan di Padang Pariaman mendapat dukungan dari masyarakat. Seperti terlihat di Nagari Tapakis, masyarakat turut sato sakaki dalam bedah rumah milik Emi (29) di Korong Parit, Rabu (28/9) lalu.
    Bupati Ali Mukhni yang hadir saat itu salut dengan kepedulian dan semangat gotong royong untuk membantu yang kelurganya tidak mampu. Bayangkan saja, bantuan yang disiapkan oleh Baznas daerah itu sebesar Rp12 juta lebih ditambah oleh masyarakat melalui badoncek menjadi Rp16 juta lebih.
    "Alhamdulilah, dalam 15 menit kita bisa kumpulkan uang sebesar Rp4 juta lebih. Semoga amal ibadah kita dibalas kebaikan pula oleh Allah SWT," kata Ali Mukhni yang turut menyumbang Rp500 ribu.
    Ketua Baznas Padang Pariaman, Syamsuardi Surma mengatakan targetnya tahun ini sebesar Rp7 miliar. Program bedah rumah disediakan untuk 40 rumah tidak layak huni dengan alokasi dana Rp500 juta.
    Hingga September, tambah Syamsuardi telah didistribusikan program bedah rumah yang diberi nama; Padang Pariaman Makmur itu sebanyak lebih kurang 20 rumah. Pihaknya mengaku telah menerima ratusan proposal dari masyarakat untuk mendapatkan bantuan Baznas. Namun proposal tersebut akan diverifikasi, cek lapangan dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
    "Bapak Bupati sampaikan, agar Baznas memprioritaskan masyarakat yang benar-benar miskin dan membutuhkan," kata mantan Camat Sungai Limau itu.
    Sementara, Emi yang didampingi suaminya, Azmaraedi tak kuasa menahan tangisnya atas kepedulian Bupati Ali Mukhni dan Baznas yang memberikan bantuan untuk membangun rumahnya. Ia mengaku sering berdoa dan Shalat Dhuha memohon kepada Allah SWT agar dibukakan pintu rezeki dan dijauhkan dari kesulitan.
    "Alhamdulillah, doa kami dikabulkan oleh Allah SWT. Terima kasih Pak Bupati dan seluruh donatur," kata ibu tiga orang anak itu. Dikatakannya, rumah berukuran 4 meter x 4 meter itu dihuni oleh dua orang kepala keluarga dengan kondisi yang memprihatinkan. Atapnya bocor sehingga ketika hari hujan, air menggenangi lantai rumah. Ia mengaku tak sanggup untuk memperbaiki rumahnya karena penghasilan suaminya tidak memadai.
    "Suami saya hanya buruh tani. Penghasilannya tak menentu. Hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja," kata Emi.
    Pada kesempatan itu Bupati Ali Mukhni juga menegur dua SKPD, yaitu Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja terkait pelaksanaan program bedah rumah. Untuk Dinas Pendidikan, ia meminta agar pro aktif dalam mengumpulkan dana Baznas khususnya PNS di sekolah-sekolah.
    "Sampaikan kepada Kadis, ada beberapa Sekolah yang belum setor dana Baznas," ujarnya kepada Kabid Dikdas Mayulis yang hadir saat itu.
    Teguran juga dialamatkan kepada jajaran Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang tidak hadir dalam bedah rumah untuk warga miskin tersebut. Padahal kehadiran dinas tersebut sangat penting untuk mengetahui langsung keadaan masyarakat dan validasi data keluarga miskin yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.
    Kabag Humas Hendra Aswara menyatakan, ketidakhadiran Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja karena yang bersangkutan sedang ada agenda yang juga untuk kepentingan masyarakat Padang Pariaman di Kota Padang. "Tadi saya sudah kontak Kadis Sosnaker, beliau sedang ada tugas ke Padang," kata Hendra. (501)

Masyarakat Lurah Parit, Koto Dalam Baralek Gadang

Pemilu 2014
PDI P Targetkan Enam Kursi DPRD

Pariaman--Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Padang Pariaman, Salman Hardani menilai target konsolidasi yang dilakukannya terhadap Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI P, telah hampir rampung. Kini telah tercatat dari 17 PAC, 11 diantaranya telah selesai musyawarah anak cabang, dan telah punya SK, sebagai legalitas formal yang berlaku dilingkungan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini.
    Enam PAC yang masih dalam tahapan penyusunan Ranting dan Anak Ranting, masing-masing, PAC Kecamatan Batang Gasan, Sungai Limau, Padang Sago, V Koto Timur, V Koto Kampung Dalam dan PAC Kecamatan Nan Sabaris. "Insya Allah dalam waktu dekat ini, semua itu selesai dengan baik, sesuai yang diharapkan oleh DPD PDI P Sumatra Barat serta DPP di Jakarta sana," katanya pada Singgalang, Sabtu (7/5).
    Sebab, lanjut Salman Hardani, syarat sebuah PAC harus ada Ranting dan Anak Ranting. Kedua institusi itulah yang melakukan pemilihan, siapa diantara kader partai yang berhak dan patut dipilih menjadi Ketua PAC di kecamatannya. Sementara, untuk legalitas SK, itu ditandatangani dua tingkat diatasnya. Kalau PAC, SK nya dikeluarkan oleh DPD PDI P Sumbar. Sedangkan Ranting dan Anak Ranting, itu baru DPC Padang Pariaman yang mengeluarkan SK nya.
    Menurutnya, setelah semua PAC terbentuk, maka langkah selanjutnya seluruh pengurus PAC, minimal Ketua dan Sekretarisnya bakal diberikan pendalaman idiologi, dalam bentuk pelatihan kader. Hal itu merupakan amanat Kongres PDI P yang dilakukan tahun lalu di Bali. Disamping itu, verifikasi internal juga selesai pasca selesainya konsolidasi ditingkat PAC dimaksud.
    "Total seluruh pengurus PDI P, mulai dari dari DPC di kabupaten, hingga Anak Ranting di tingkat korong berjumlah sekitar 3.500 pengurus. Semuanya itu berhak mendapatkan pelatihan idiologi dari partai ini. Apalagi, PDI P sudah kembali ke partai idiologi. Dengan demikian, kita bersama seluruh pengurus tersebut telah menargetkan jumlah kursi pada Pemilu 2014 nanti sebanyak enam kursi DPRD kabupaten atau sekitar 6 persen suara, dari total pemilih yang ada di Padang Pariaman," ungkapnya.
    Langkah menuju kesana, lanjut Salman Hardani, terus dilakukan berbagai agenda penting yang berhubungan dengan penguatan kelembagaan partai ditengah masyarakat. Disamping juga menyonsong kesiapan verifikasi partai yang akan dilakukan pihak pemerintah nantinya. "Kita terus melakukan langkah konsolidasi yang tidak hanya kepada pengurus dan calon pengurus, tetapi semua lapisan masyarakat. Sebab, PDI P partai nasionalis, terbuka untuk semua pihak," sebutnya. (dam)
--------------------------------------------------------------------

-Di Sungai Geringging
Banyak Ayam Mulai Mati Mendadak

Sungai Geringging--Sebagian besar masyarakat Kecamatan Sungai Geringging, Padang Pariaman mengalamai gangguan ayam mati secara mendadak. Kematian yang seperti itu juga belum diketahui sebab dan akibatnya, lantaran pihak terkait belum turun, dan masyarakat pun belum memberikan laporannya, seperti yang diinginkan Dinas Peternakan Padang Pariaman, sebagai pihak yang akan mengatasi hal terburuk tersebut.
    Menurut Kartini, salah seorang ibu rumah tangga dikampung itu, ketidaktahuan masyarakat terhadap musibah demikian, bisa juga disebut sebagai flu burung. Namun, secara pasti tentu pihak Dinas Peternakan yang lebih tahu soal itu. Kejadian yang datang secara mendadak itu terjadi sejak tiga hari belakangan.
    "Dalam dua hari berturut-turut, dalam satu kandang, ada enam ekor ayam saya yang mati mendadak. Sebagian ada yang sedang musim bertelor, dan ada juga yang sedang mengeramkan telornya. Sementara, disebagian kampung dalam kecamatan ini juga mengalami nasib yang seperti saya alami ini," kata dia pada Singgalang, Sabtu (7/5).
    Memang, kata Kartini, ayam bagi masyarakat perkampungan adalah bagian dari perekonomiannya. Dengan adanya kebanyakan masyarakat kampung yang memelihara ayam, dengan sendirinya akan mampu menutupi kekurangan biaya rumahrangga. "Anehnya, penyakit yang diderita ayam kita, tidak kelihatan sebelumnya, dan tidak pula merembet ke ayam tetangga. Buktinya, ketika musibah itu terjadi dirumah kita, ayam yang di rumah tetangga sama sekali tidak apa-apa," ujarnya.
    Agaknya, lanjut Kartini, memang sedang lagi musim ayam mati. Sebab, kejadian yang sama hampir menimpa sebagian besar perkampungan yang ada di Sungai Geringging ini. "Kita berharap, hal ini tentu ada solusi terbaik dari pihak Dinas Peternakan, agar tidak terjadi hal-hal yang lebih parah lagi," katanya. (dam)
-------------------------------------------------------------

-Bangkitkan Semangat Pascagempa
Masyarakat Lurah Parit, Koto Dalam Baralek Gadang

Padang Sago--Masyarakat Lurah Parit, Korong Kampung Lambah, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago, Padang Pariaman baralek gadang. Berbagai kegiatan perlombaan, seperti lomba gandang tambua tasa sedang berlangsung. Ada 28 group gandang tambua tasa yang bertanding. Group itu, disamping yang dari Padang Pariaman, juga ada yang datang dari Padang Panjang, Solok, Riau dan daerah lainnya di Sumbar ini.
    Burhanudin, salah seorang panitia kegiatan, kepada Singgalang, Minggu (8/5) menilai, disamping lomba gandang tambua tasa, pihaknya juga menggelar buru babi bersama, indang dan kesenian lainnya, yang bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Koto Dalam secara keseluruhan, agar terus bangkit dari musibah gempa yang datang akhir 2009 lalu. Alek tersebut akan berlangsung selama 15 hari, dan telah dimulai sejak dua hari belakangan.
    Sebab, kata dia, sebagian masyarakat Koto Dalam masih terpana dan trauma dengan kejagian gempa tersebut. Akibatnya, pembangunan kembali sarana umum, apalagi rumah masyarakat juga agak mandek. "Dengan kegiatan ini, kita mendorong masyarakat agar bisa bangkit bersama, yang dimulai dengan pembangunan laga-laga kembali. Laga-laga yang tempat lokasi alek nagari ini, merupakan satu dari sekian diantara sekian banyak sarana umum yang mengalami rusak parah. Makanya alek ini diadakan dengan apa adanya," kata Direktur Utama PT. BPR LPN Koto Dalam ini.
    Menurut Burhanudin, masyarakat Koto Dalam, terutama mereka yang telah terinspirasi dengan kesenian gandang tambua tasa merasa beruntung. Betapa tidak, akhir-akhir ini kegiatan itu terus digalakkan, dan dapat dukungan langsung dari Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, H. Ali Mukhni dan H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah.       
    Katanya lagi, alek nagari yang tengah berlangsung ini merupakan semangat dari anak muda dan tokoh masyarakat Kampung Lambah, yang sangat ingin diadakan alek nagari. Apalagi, kegiatan tersebut telah cukup lama tidak dilakukan ditengah masyarakat. "Kita berharap, hasil kegiatan dari alek nagari yang akan ditutup dengan orgen tunggal ini membuahkan hasil yang maksimal. Paling tidak, laga-laga ini sebagai simbol bagian dari kekuatan adat istiadat rang Piaman bisa baik kembali, sehingga kegiatan ronda, latihan gandang tambua tasa, dan lainnya bisa dikembangkan kembali," harapnya.
    Semua peserta yang mampu meraih presatsi, katanya, diberi hadiah yang menarik. Namun, perlu juga diketahui, bukan hadiah lah yang menjadi tujuan utamanya, melainkan adalah meningkatkan semangat kebersamaan ditengah masyarakat, dalam melihat arti penting sebuah kesenian tradisional kampung, sekaligus memberikan semangat kepada masyarakat, agar tidak berlama-lama larut dalam musibah besar tahun lalu itu. (dam)

Kamis, 29 September 2016

PCNU Padang Pariaman Desak Pemkab Membuat Aturan Pembukaan Warnet

PCNU Padang Pariaman Desak Pemkab Membuat Aturan Pembukaan Warnet

Pariaman--Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Padang Pariaman merasa prihatin terhadap nasib sebagian besar pelajar dan anak muda daerah itu yang kian merajalela dengan kegiatan mubazir, seperti berlama-lama di warnet, berjudi dan lain sebagainya, yang pada akhirnya menjerumuskan masa depannya yang masih panjang.
    Menurut Abdul Hadi Tuanku Rajo, Ketua PCNU setempat, kebiasaan demikian harus dirubah dengan tangan besi Pemkab Padang Pariaman, dan nilai-nilai adat dan agama yang dilakukan secara tersistematis. Sebab, kelakukan yang merusak mental pemuda dan pelajar tersebut tidak lagi sekedar candu di warnet, tetapi juga keluyuran malam yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
    Kepada Singgalang, Jumat kemarin, Abdul Hadi mengaku telah memberikan surat kepada Pemkab dan DPRD Padang Pariaman, sebagai kepedulian dan keprihatinan NU terhadap nasib anak muda daerah bekas gempa dimaksud. "Kita mendesak Pemkab dan DPRD, agar mampu melahirkan Peraturan Daerah (Perda), terkait pelaksanaan orgen tunggal yang kian marak, dan bahkan melampaui batas-batas adat istiadat yang berlaku," katanya.
    Abdul Hadi melihat, hampir diseluruh pelosok nagari, warnet buka 24 jam. Aktivitas penuh dan diisi oleh anak muda dan pelajar. Ini tidak kuat, kalau hanya dilakukan razia sesaat oleh petugas Satpol PP, tetapi harus dibarengi dengan aturan yang kuat dari pemerintah, terhadap keselamatan generasi yang akan datang.
    Lewat suratnya dengan nomor 012/PC-NU/pdprm/IV/2011 tertanggal 9 April 2011, Abdul Hadi bersama seluruh jajaran PCNU Padang Pariaman juga mendesak agar diberlakukan Perda pandai baca tulis Quran terhadap anak-anak yang akan melanjutkan ke jenjang SMP. Sebab, selama ini baru sebatas surat edaran yang dianggap belum kuat.
    "Hal itu dimaksudkan, agar semua lembaga pendidikan surau yang senantiasa terhadap pengembangan Quran, bisa berjalan dengan baik dan benar, penuh dengan semangat. Selama ini kita melihat, pendidikan surau belum apa-apanya. Belum ada perhatian yang signifikan dari Pemkab. Padahal, mengajar di surau lebih berat dari mengajar di sekolah. Butuh kesabaran dan ketabahan yang tinggi dari tenaga pengajarnya," kata guru SMPN 5 Lubuk Alung ini. (dam)
--------------------------------------------------------------

Bantuan Gempa 2007 Belum Diterima, 2009 Jangan Sampai Tergilas Pula

Ketaping--Matahari baru saja beranjak naik. Sebentar lagi waktu Jumat juga menjelang. Pasangan suami istri, Abu Zanar dan Roslaini K tampak masih berselemut kesedihan. Betapa tidak, Hingga hari ini, keluarga itu belum bisa mempastikan tentang bantuan gempa 2009, untuk membangun kembali rumahnya yang rusak berat. Sebab, tatkala gempa 2007, dia juga salah seorang korban rusak sedang, tetapi sampai saat ini belum menerima bantuan. Belum ada jawaban yang pasti dari pihak pemerintahan kenagariannya, Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman.
    Padahal, peristiwa gempa bumi itu telah cukup lama. Orang disekelilingnya, yang rumahnya hanya rusak ringan telah dapat. Ketika ditemui dikediamannya, di Ujuang Bolak, Korong Olo Bangau, Ketaping, Jumat kemarin, Abu Zanar nampak pasrah. Dia orang kecil, yang tidak tahu banyak tentang pergolakan pemerintahan. "Yang jelas semua persyaratan yang diminta, telah dipenuhinya. Mulai dari KTP, KK, IMB dan lainnya telah selesai dan telah diserahkan kepada yang meminta," kata dia.
    Abu Zanar bersama keluarganya sempat tinggal lima bulan ditenda. Lantaran anak dan istrinya mulai sakit-sakitan, dia paksakan pindah kerumah yang rusak berat itu kembali dengan banyak berjaga dari tidurnya. Kalau dipaksakan tidur bersamaan, nanti kawatir datang gempa. Sementara, kondisi rumah penuh dengan darurat, dan sangat mengkawatirkan. Lima putra-putrinya masih kecil-kecil mesti harus dijaga terus. Apalagi, saat gempa 2009, anaknya yang paling kecil sempat terhimpit reruntuhan batubata.
    Kini, Abu Zanar bersama keluarganya mendiami rumah pondok yang dapat bantuan dari PMI. Karena yang diberikan berupa bahan, maka bangunannya agak dibesarkan oleh Abu Zanar. Dalam rumah itulah dia bersempit-sempit dengan anak dan keluarganya, sampai saat ini. Dia sangat sedih ketika orang lain telah banyak yang merehab dan membangun kembali rumahnya, sementara dia tidak ada yang bisa dilakukannya, untuk perbaikan dan pembangunan rumahnya kembali.
    Rumah yang baru sekitar lima tahun dihuni Abu Zanar itu juga tercatat sebagai korban rusak sedang pada peristiwa gempa 2007. "Kabarnya, yang kena gempa 2007 itu telah dapat bantuan. Tapi kok rumah ini belum juga datang sampai saat ini. Sebagai masyarakat kampung, kita tidak mau merobohkan rumah, yang semestinya harus dirobohkan, lantaran rusak berat. Semua sendi-sendinya telah terputus. Kalau dirobohkan, tahunya bantuan tidak dapat, seperti yang 2007 lalu, mau apa kita lagi nantinya," ceritanya.
    Menurut dia, ada puluhan kelurga miskin seperti dirinya di kampung kecil itu, yang hingga saat ini sangat berharap bantuan itu diturunkan. Kondisi rumahnya yang sangat berdekatan dengan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) itu, mudah rapuhnya ketika pesawat mau mendarat dan naik. Hempasan angin pesawat pernah menjatuhkan sendi-sendi rumahnya, yang memang telah goyang.
    Ketidak-mengertian Abu zanar, petugas yang datang kerumahnya hanya sekedar melihat, mengambil gambar, tetapi realisasi bantuan kapan pastinya tidak ada satupun yang bisa menjelaskannya. Dia berharap, kebijaksanaan pemerintahan Kenagarian Ketaping bisa berpihak pada dirinya, dan keluarga miskin lainnya, yang sangat butuh bantuan itu segera. (damanhuri)

Butuh Seorang Bidan Desa Lagi Rp700 Juta ADD Tapakis untuk Pembangunan Infrastruktur

Butuh Seorang Bidan Desa Lagi
Rp700 Juta ADD Tapakis untuk Pembangunan Infrastruktur

Tapakis--Geliat pembangunan infrastruktur di Nagari Tapakis, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman saat ini mulai dirasakan masyarakat. Pihak nagari itu sendiri sekitar Rp700 juta lebih Alokasi Dana Desa (ADD) menggelontorkan untuk pembangunan demikian.
    Walinagari Tapakis Rusli Muslim Rangkayo Majo Basa bersama Ketua KAN setempat Zul Azmi Rangkayo Batuah menyebutkan, pembangunan yang bersumber dari dana itu yang dilakukannya, adalah pengaspalan jalan Sawah Jambak di Korong Parit dan Rawang Kabun.
    "Kemudian kita juga melanjutkan pembangunan gedung PAUD dan TK di Korong Rimbo Karambie," kata mereka. Selanjutnya, kata dia, pembangunan jembatan dan Puskesri di Korong Kabun.
    Menurutnya, semua pembangunan itu berdasarkan usulan dan keinginan dari masyarakat korong terkait. "Kita ingin, pembangunan jalan, jembatan, sarana dan prasarana pendidikan itu mampu memberikan yang terbaik, sesuai pula peruntukkannya," ujar Rusli Muslim.
    Nagari Tapakis, ujarnya lagi, yang memiliki 14 korong dengan jumlah penduduk sekitar 5.000 an jiwa, dan luas wilayahnya yang mencapai 18 kilometer persegi masih butuh seorang bidan desa lagi.
    "Dengan keberadaan bidan desa yang sekarang di Tapakis, rasanya kurang mampu menjangkau semua wilayah yang ada, terutama di Tapakis Utara yang sangat membutuhkan hal itu," ujarnya.
    Untuk antisipasi hal demikian, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Padang Pariaman dan Puskesmas terkait. Tinggal lagi kesediaan masyarakat Tapakis Utara untuk menyediakan tempat sementara, menjelang dibuatkan Polindesnya nanti. "Insya Allah, untuk anggaran tahun depan itu sudah kita rancang dari sekarang," ungkap Rusli Muslim.
    Katanya lagi, sejak beberapa tahun terakhir, pihaknya aktif melakukan wirid bulanan di setiap korong yang ada dalam nagari. "Wirid bulanan ini kita pergilirkan di seluruh korong. Misalnya, bulan ini di Korong Parit, bulan depan di Korong Rawang. Dan semua masyarakat diwajibkan hadir, demi untuk pembinaan keagamaan di tengah masyarakat itu sendiri," sebutnya.
    Honor guru mengaji, imam, khatib, dan kader posyandu
    Di sisi lain, Rusli Muslim juga memberikan insentif 12 orang guru mengaji yang ada di nagarinya, sembilan orang imam, khatib dan 70 orang kader posyandu yang tersebar di 14 korong tersebut. Semuanya menerima insentif untuk enam bulan.
    "Untuk guru mengaji sebulannya kita berikan Rp200 ribu, imam dan khatib sebulannya Rp150 ribu, dan kader posyandu sebulannya Rp40 ribu," ujarnya. Pihaknya berharap, insentif ini mampu mengurangi beban hidupnya, meskipun jumlahnya sangat jauh dari cukup. (501)

Akibat Hempasan Sungai Batang Tapakis Kondisi Jembatan Parit - Kampuang Pauah Mirim

Akibat Hempasan Sungai Batang Tapakis
Kondisi Jembatan Parit - Kampuang Pauah Mirim

Tapakis--Jembatan yang menghubungkan Korong Parit dengan Korong Kampuang Pauah, Nagari Tapakis, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman yang dibangun sejak era desa dulu kini kondisinya miring, lantaran sebuah tonggaknya patah akibat hempasan air di Sungai Batang Tapakis tersebut.
    Walinagari Tapakis Rusli Muslim Rangkayo Majo Basa bersama Ketua KAN setempat, Zul Azmi Rangkaro Batuah menilai, jembatan itu paling banyak dilewati banyak orang. Sebab, jalur itu bisa mempercepat jarak Tapakis ke Lubuk Alung.
    "Saya yang juga bertugas di nagari ini, tiap hari paling kurang itu dua kali melewati jembatan tersebut," tambah Zul Azmi yang Kepala KUA Kecamatan Ulakan Tapakis ini. Pihak nagari belum menganggarkan pembangunan jembatan itu, lantaran tak cukup dana untuk jatah nagari tahun ini.
    Namun demikian, kata Walinagari Rusli Muslim, jembatan itu telah ditinjau langsung oleh Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni. "Bupati minta proposalnya langsung dikasihkan ke dia. Dan itu sedang kita siapkan. Kita berharap, pembangunan jembatan ini bisa dianggarkan di APBD tahun depan," ujarnya.
    Rusli Muslim dan Zul Azmi ingin, pembangunan jembatan itu kedepannya lebih besar lagi. "Selama ini hanya motor dan kendaraan roda dua yang bisa lewat. Kedepan itu, bagaiman mobil bisa lewat. Sebab, aktivitasnya semakin tinggi dari masa ke masa.
    Menurut Rusli Muslim, Bupati Ali Mukhni telah perintahkan anak buahnya, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum untuk melihat langsung kejadian yang sesungguhnya. "Melihat kondisi yang ada, bila terjadi air bah di Batang Tapakis ini sekali saja, diyakini jembatan ini akan ambruk dan itu akan memutuskan hubungan masyarakat itu sendiri," katanya. (501)

Rabu, 28 September 2016

Akibat Angin Kencang Lima Rumah di Nagari Lubuk Alung Mengalami Rusak Berat dan Sedang

Akibat Angin Kencang
Lima Rumah di Nagari Lubuk Alung Mengalami Rusak Berat dan Sedang

Lubuk Alung--Sebanyak lima rumah di Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman mengalami kerusakan akibat angin kencang yang disertai hujan lebat, sepanjang Selasa sore dan malam kemarin. Dua rumah diantaranya mengalami rusak berat, akibat dihimpok pohon kayu yang tumbang oleh kuatnya angin dan atapnya yang diterbangkan angin.
    Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata bersama Kaur Kesra-nya Sutan Yardi menyebutkan, kelima rumah itu berada di Jorong Pasa Kandang, Korong Balah Hilia dan satu rumah di Korong Koto Buruak. Dari semua kejadian itu, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Yang ada hanya rumah dan tempat tinggal masyarakat yang mengalami rusak berat, sedang dan ringan.
    "Atas kejadian ini, kita telah laporkan ke Pemkab Padang Pariaman, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," ujar Harry Subrata dan Yardi.
    Yardi menambahkan, pemilik rumah yang dapat musibah itu; Erlina, Nurhayati, Yulinar, dan mertua Edison di Pasa Kandang, Korong Balah Hilia. Sedangkan di Koto Buruak, adalah rumah yang ditempati atau dipakai untuk pendidikan PAUD, yakni milik Irwandi Sulin Datuak Gadang. Rumah PAUD yang satu ini mengalami rusak berat, karena ditimpa oleh sebuah pohon mangga besar.
    "Diperkirakan satu rumah itu mengalami kerugian Rp2 hingga Rp5 juta," kata Yardi. Mereka yang terkena musibah itu, Selasa malam itu terpaksa berhujan-hujan, terutama rumah yang atapnya diterbangkan angin, lantaran malamnya hujan masih turun dengan lebatnya.
    Selaku apartur nagari, Yardi ingin rumah itu sepecatnya ditangani agar tidak menimbulkan persoalan lainnya di tengah masyarakat itu sendiri. "Apalagi rumah yang jadi lembaga pendidikan PAUD, yang tiap harinya aktif mengajar banyak anak-anak Koto Buruak. Tentunya dengan kejadian ini, pendidikan itu agak terganggu," ujar Yardi lagi. (501)

Selasa, 27 September 2016

Ketahanan Pangan Nasional dari Beras Padang Pariaman

Diduga Hanyut di Sungai Batang Anai, Rudy Ditemukan Jadi Mayat

Batang Anai--Diduga hanyut di Sungai Batang Anai, Minggu (14/3), Selasa kemarin jenazah Rudy ditemukan. Diperkirakan hanyut sepanjang tiga kilometer dari Nagari Buayan Lubuk Alung, bersua di Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai.
    Walinagari Buayan Deni Setiawan kepada Singgalang menjelaskan, bahwa Rudy, anak umur 30 tahun itu merupakan warga Buayan. Memiliki seorang anak, dengan istri yang tinggal di Kota Padang. "Rudy ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa," kata Deni Setiawan.
    "Dia telah kita kuburkan secara bersama di padam pekuburan keluarga di Buayan. Awal kejadian, Minggu siang itu dia pergi bersama temannya ke Sungai Batang Anai untuk menuba udang. Sehabis tuba diserakan dalam sungai, Rudy pergi ke arah hilir sungai, sedangkan kawannya berjalan ke arah atas sungai," ungkap Deni menceritakan.
    Kata Deni Setiawan, sebelum menuba udang, pakaian Rudy lengkap dengan HP-nya ditinggalkan di sebuah pondok di tepi Sungai Batang Anai. Senin pagi, Rudy tak juga mencogok di lapau. Bertanyalah orangtuanya ke banyak orang. Lalu, teman yang ikut menuba udang itu menjelaskan, bahwa mereka berdua Minggu kemarin menuba udang.
    "Lalu kawannya tadi pergi ke sungai bersama masyarakat. Ternyata baju dan peralatan lainnya yang diletakkan di sebuah pondok masih utuh seperti pada saat awal diletakkan. Baru saat itu, sang teman mengabarkan, dan kuat dugaannya, kalau Rudy hanyut oleh arus Sungai Batang Anai," ungkap Deni Setiawan.
    Sebagai walinagari, Deni Setiawan secepatnya melaporkan kejadian demikian ke pihak terkait. Mulai dari Polsek Batang Anai di Pasar Usang sampai ke BPBD Padang Pariaman. Sepanjang Senin, petugas BPBD dan tim SAR berjibaku melakukan pencarian. Namun, tak bertemu juga.
    Rudy ditemukan secara bersama, Selasa menjelang sore. Hari kemarin juga, Rudy dimakamkan, karena kondisi jenazahnya tak mungkin lagi ditahan berlama-lama. "Semoga keluarganya tabah menerima cobaan ini. Kita yakin, hal ini ada hikmahnya disisi Tuhan Yang Maha Esa," sebut Walinagari Deni Setiawan. (525)    
---------------------------------------

MANANTANGI  MATOARI
Siang menjelang Jam 12 saat  Matahari dititik Kulmikasinya, saya dan ponakan yang kebutulan adalah Wali Nagari,  memakir mobil dihalaman sebuah rumah makan, bukan rumah makan mewah seperti palanta yang sering kitasebut sebagai rumah “makan masakan kampuang” dijalan lintas Lubuk Alung Sicincin, keluar dari kendaraan saya melihat kearah matahari terik dan menyebabkan mata saya nanar alias “bakunang-kunang”.  Belum sempat kami memesan makan, merapat pula sebuah kijang  biru dengan penumpang tunggal yang awalnya tidak saya ketahui siapa dan dari mana namum wajah sangat bersahabat lalu menyapa dan bersalaman dengan kami,  beliau mengatakan dari Limua puruik kampung dalam, masih dalam dialog,  bercerita sambil mengenalkan diri, masukpulalah kendaran roda dua, rupanya sahabat kami dari Pauh Kamba, dan mengenalkan tamu kami yang pertama tadi yang rupanya adalah sahabatnya,
Cerita ini semakin manarik ketika datang sebuah mobil lagi yang ditumpangi seorang anak muda, tegap, dinamis terkesan suka senyum, familiar wajahnya, dan rupanya adalah teman dari panokan saya, sambil mengajak untuk duduk bersama, ponakan saya mengenalkan sosok anak muda ini, sebagai salah satu sahabat dekat beliau yang tinggal di Padang, namun urang Piaman Juo, maka rasanya lengkaplah kami, dua dari Nagari Lubuk Alung, seorang dari Pauh Kamba, seorang dari Kampung Dalam dan seorang lagi dari Padang , Rasanya inilah Warga Padang Pariaman, rang sakampuang sahalaman.
Mengambil palanta di pojok rumah makan tersebut, mengalirlah cerita mengenai hidup, kehidupan sambil menanti hidangan datang, mengenai  moralitas sosial yang berkembang, yah namanya carito paisi waktu. Bercerita ringan, bertukar fikiran dan berganti pengalaman, anak muda yang awalnya tidak saya kenal ternyata mempunyai Visi yang jelas dan pemahaman terhadap dinamika sosial, masyarakat dan politik apalagi mengenai Kampung kami Padang Pariaman, arah pembicaran nya cukup realisitik dan menarik untuk dijadikan sebuah referensi bagi kita yang berfikiran dinamis.  Anak muda itupun, berkata kepada kami, bagaimana pemikiran Bapak mengenai Padang Pariaman saat ini dan kedepan ?,  pertanyaan yang tiba-tiba dan aneh rasanya dibicarakan dalam acara santai sambil menikmati makan siang, namun menarik karena berbau nuansa berfikir dan mengkiritisi satu fenomena berkembang dikampuang kami,
Menurut saya pertanyaan ini jelas namun sepertinya berujung pada satu titik,  saya tidak menjawabnya malah mengalihkan dengan bertanya, adinda tamatan kuliah dari mana dan sekarang dinas dimana ?, dengan santai beliau menjawab bahwa pernah kuliah di Bandung dan sekarang pegawai kecil pada salah satu kantor. Saya menjawab ooh..., saya lanjutkan dengan bertanya bagaimana dan mengenai apanya Dinda ?. Ya pembangunan dan sebentar lagi kan kita akan melaksanakan “Pilkada”.  Keponakan saya langsung menjawab, kalau kami bercerita Nagari kami sangat merasakan adanya dinamika pembangunan, nagari kami yang selama ini terbelah oleh Batang Anai sekarang telah menyatu berkat “jembatan koto buruk” (nama lokasi), sulit kami membayangkan bahwa selama ini untuk menuju kampung kami harus berputar ke Jembatan BLKM, jembatan usang bekas jembatang di Lakuak PasaUsang yang diusahakan oleh Mamak Kami Asripar Osmin ditahun 1981,  sementara yang kami tuju hanya disebarang sungai dan nampak dipandang mata kami ndak sulit lagi ka subarang, jalan lingkar pun telah terbentuk, wilayah seberang yang selama ini tertutup transportasi sekarang sangat mudah terjangkau, apakah sudah pernah kesana pak? Balik bertanya.
Saya belum menjawab pertanyaan anak muda tersebut, mungkin karena lapar, saya masih asyik menyelesaikan makan siang, hanya senyum yang saya lemparkan. Ulas ponakan saya, baa pak manuruik pendapat bapak kepada sahabat kami nan dari Kampung dalam, ya rasanya ekonomi agak membaik, pembangunan sangat nayata, realitas dan nampaknya cukup terbagi ndak ke satu titik saja.
Teman yang dari Pauh Kamba pun ikut bicara, kalau melihat pada realitas yang ada memang pembangunan di Kampung Kita Padang Pariaman ini lah jeleh bana, yang besar-besar tampak dibangun merata, menyentuh banyak wilayah,  kalau kita melihat perataan pembangunan cukup nyata, Tiram sudah lebih baik, ada tempat bersantai dan tersedia pula nasi samba lauk barunya, yang nampak lebih menonjol itu adalah Pelabuhan Laut dan Sekolah yang dibangun pada saat ini, ndak pernah terbayangkan kalau wilayah itu akan menjadi titik pertumbuhan ekonomi Padang Pariaman masa depan, Belum lagi Asrama Hajji jika nanti bisa terbangun lebih cepat tentu akan menjadikan Padang Pariaman menjadi tuan rumah pelayanan Hajji, satu nilai sosial dan keagamaan yang sangat jelas.  Ditimpali oleh teman yang dari Kampung dalam, yah....itu lah masa depan nagari kita, wilayah kami diutara pun mulai mengeliat dengan pembangunan-pembanguan sarana pendidikan dan sosial yang lebih baik dan jelas.
Baa tu pak menuruik apak, pertanyaaan yang ditujukan kepada saya yang kebetulan sudah menyelesaikan makan, saya pun memberikan komentar, kalau fenomena pembangunan ini dapat berlangsung sampai tuntas dalam waktu 5 tahun kedepan seperti jalan lingkar, Pelabuhan, dan beberapa objek lainnya, menurut pemikiran saya  Padang Pariaman akan menjadi tujuan pertumbuhan ekonomi masa depan, ditambah dengan pemikiran dari Pusat dan Tingkat I, untuk mengembangkan daerah Padang Pariaman Arah Selatan (Wiayah IV) menjadi pusat pembangunan Kawasan Industri, maka sempurnalah wilayah Padang Pariaman sebagai penyangga kota Padang, daerah ini akan berkembang pesat karena menjadi tujuan pencari kerja, setidaknya sarana jalan kerata api salah satu solusi transportasi ke Teluk Bayur nantinya, disamping itu akan bertumbuh pusat-pusat industri yang akhirnya akan membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat banyak, terutama yang kita sebut sebagai Usaha Kecil dan Menengah, yang jelas menjua Katupek sajo dunsanak awak dimasa itu maka itu akan memberikan nilai tambah yang jelas kepada pendapatan rumah tangga, apalagi Rumah Makan, kuliner lainnya, karena rasanya ndak ada manusia yang tidak akan makan kalau kesempatan kerja nya tersedia. baa tu adinda, kata saya melirik anak muda. Sambil berguman anak muda yang saya panggil adinda tersebut tersenyum, ia pulo pak, tapi pelaksanaan pembangunan ini jangan sampai terhenti pak, yang kita fikirkan sekarang adalah akan dilakukan pemilihan Bupati dalam tahun ini, biasanya setiap pengantian pimpinan maka akan berganti pula rencana kerjanya pak, kita akan pilkada dan tentu banyak pulo kandidat yang akan muncul, saya menimpali, menurut hemat saya kita jangan berfikir mundur begitu, Setiap ada pilkada dipastikan ada calon lain yang muncul, sebenarnya kita kan bisa melihat track record masing-masing calon, itu pun belum dijamin dengan kemampuan kerjanya, menurut saya kita sekarang sudah berada pada titik 40% pertumbuhan dan pembangunan, apalagi yang terbesar dapat pula diwujudkan yakni kawasan industri, tentu Mapping Program dan Blue Print mengenai progam ini ada pada pemikiran Bupati saat ini.
Kita berfikir positif saja, beliau kan masih bisa dicalonkan lagi,   kita ajak beliau untuk “menguatkan hati” untuk maju baliak pada Pilkada tahun ini, tantu dari kita bersama, setidaknya kita yang berfikiran behwa terputusnya satu perencanaan dan pelaksanaan kerja, akan memerlukan waktu untuk mengevaluasi program kembali, dan itu membutuhkan waktu cukup lama, terkadang- pola pendekatan kepusat pun akan berbeda sehingga akan mempengaruhi kelanjutan kerja, semoga diperiode kedua jabatan beliau selesai pembangunan ini, tinggal siapa yang akan menjadi wakil, tentu harus sejalan dan seirama samo kuek masing intrepreuner nyo, ndak asa wakil sajo do.
Kini ambo nan batanyo ka adinda sebagai orang muda, apa yang harus kita lakukan ?, sambil senyum beliau menjawab yah pak, saya setuju pola fikir kanda, bagaimana membuat Pak Bupati Kita kembali  dapat mencalonkan diri, melanjutkan bengkalai kerjanya,.  saya timpali, disini kan ada salah satu wali nagari, yah kita usulkan saja bagaimana melalui wali nagari se Kabupaten Padang Pariaman, kita paparkan dinamika pembangunan ini,  kalau kita sepakat, Kito ajak wali nagari bapikia kadepan, baa tu pak wali?, ndak banyak do pak badoncek se awak mausahakan suaro antaro 1.000 pado nagari penduduk seketek dan 5.000 pada Nagari nan padek penduduknya sarupo Lubuk Alung,  ado 60 nagari kok rato-rato ado 2.500 suaro dengan 60 Nagari lah 150.000 pemilih mah dinda, dan ambo yakin itu bisa tarutamo nagari nan marasoan makan tangan beliau ko.
Iyolah mah, ndak kanda, kok lai sasuaro awak manyalamaikan pembangunan ko, supayo dapek kito rasokan hasil bangkalai pembangunan ko labih capek, ide kanda itu batua mah, kito kan ada bamamak, ba..kamanakan, anak jo cucu, kito barikan pemahama njo, arahan nak jan tamakan janji sajo, kini bukannya zaman janji tapi zaman tivi bukti dan realitas nampak jelas, kalau seperti ini mungkin cocok carito kanda tadi “calon bupati kito bak mataori disiang paneh, menyinari dan memberikan kehidupan bagi semua tanaman yang berfotosintesis, dapek mambari kehidupan bagi masyarakat kito dari satiok program kerjanya, Kanda kok coitu, takuik ambo kandidadat nan lain kok silau matonyo dek mananatang mataori, heheee kami tertawa mendengar kata-kata anak muda, ah...jan baitu na timpal kami .
Akhirnya, kami akhiri pertemuan ndak terencanako sambia batuka no HP dan tawa renyah mengenai Padang Pariaman kedepan, nan jaleh Bravo kampung ku.
-----------------------------------------
Ketahanan Pangan Nasional dari Beras Padang Pariaman

Irwandi Sulin
-------------
Dosen Tamansiswa Padang dan Putra Koto Buruak


    Pertanian dalam arti luas adalah memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan usaha dan lapangan pekerjaan yang lebih baik. Kesempatan kerja dan berusaha di sektor pertanian, pada tahun–tahun terakhir ini sepertinya menjadi salah satu fenomena sosial di pedesaan. Kesadaran akan ketersediaan lapangan pekerjaan di sektor pertanian secara prosentis mengalami penurunan, sebagai akibat berpindahnya sikap kehidupan masyarakat dari petani menjadi pekerja non pertanian (jasa dan industri), sehingga melupakan sektor pertanian sebagai usaha awal utama keluarga. 
    Fenomena ini merupakan kondisi keseharian yang kita hadapi di negara kita. Pertanyaan mendasar adalah, apakah pertanian atau usaha tani bukan lagi menjadi hal menarik untuk diseriuskan sebagai usaha keluarga, atau karena lahan tani yang sudah “mengalami sakit” sehingga sulit untuk berproduksi atau juga disebabkan oleh faktor yeild gab tinggi, berupa perbedaan waktu tanam dan masa panen yang memerlukan waktu yang lama, sehingga dalam menunggu hasil produksi tanamannya petani harus menghabiskan waktu yang cukup lama dan hasil yang diharapkan juga sesuatu yang tidak pasti.
    Hal ini menyebabkan petani menjadi malas dan mengalami kelelahan. Faktor-faktor ini berakibat menurunnya tingkat produk hasil pertanian. Perobahan sikap petani ini menyebabkan negeri ini seolah telah berada di persimpangan jalan, antara keinginan menjadi negara swasembada, untuk menghadapi fenomena pemenuhan kebutuhan pangan dengan sikap menjadi negera importir komoditas pertanian. Fakta dan data statisitik pertanian nasional menunjukan bahwa republik ini masih merupakan importir produk pertanian terutama beras, mengutip data CNN Indonesia (2014), mengemukakan bahwa impor beras di Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sumber data yang sama mengemukakan bahwa Sepanjang Januari hingga Juni 2014, impor beras mencapai 176.227 ton atau senilai US$ 76,2 juta, mengambil referensi import beras semester awal tahun 2014, import tercatat berasal dari Negara Thailand sebesar 90.763 ton atau US$ 42,6 juta, disusul India 61.546 ton atau US$ 22,3 juta, Pakistan 8.950 ton atau US$ 3,33 juta. Vietnam berada di peringkat keempat dengan 6.206 ton atau US$ 3,3 juta, dan Myanmar 8.136 ton atau US$ 2,7 juta, disamping itu masih tercatat (adanya) import dari negara lain dengan jumlah 675 ton (US$ 1,9 juta). Hal ini merupakan satu rangkaian data yang harus disikapi dengan benar, tegas dan tidak fluaktuatif. Artinya, perlu pemahaman akan data yang akurat, agar progress perencanaan dapat terealisasi dan sesuai dengan pelasakaannya. 
    Jika kita memahami data diatas, sebenarnya kita perlu untuk bertegas-tegas dalam menyiapkan blue print terhadap peningkatan produksi beras, bukan lagi dalam bentuk retorika dan seremonial yang digebyarkan melalui berita, agar dapat dibaca dan masuk dalam mindset pembaca umum sehingga menutupi relitas yang sebenarnya. Pada tahun 2013, pemerintah pernah berjanji tidak akan mengimpor beras melalui Bulog karena produksi beras pada 2013 surplus. Nyatanya, pada awal tahun 2014, beras impor asal Vietnam ditemukan di Pasar Induk Cipinang sebagai pasar beras terbesar di Jakarta.
    Fenomena kesenjangan produksi beras perlu menjadi pemikiran kita sebagai orang pertanian. Negara kita sering disebut sebagai negara agraris, namun secara nyata provinsi yang memproduksi beras di Indonesia hanya 11 provinsi dan selalu yang menjadi sentra produksi beras bagi total ke-33 provinsi. Wilayah produksi ini menyebar seperti di Sumatera, terdiri dari Wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung. Di Pulau Jawa, hanya didukung oleh  Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta beberapa pulau lain seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Artinya 22 provinsi lagi masih belum memberikan kontribusi besar terhadap pemenuhan beras nasional.
    Fenomena ini menjadi hal yang perlu kita fikirkan bersama,  agar data (import) diatas dapat ditekan pada masa selanjutnya. Pemikiran bahwa permasalahan pertanian masih dalam sebatas slogan mungkin perlu diperbaiki, data statitistik pertanian terhadap pencapaian hasil di lapangan harus dikoreksi, sehingga menjadi data falid dan terukur. Hal ini untuk menghindari gejolak harga beras di lapangan, menciptakan data yang terproyeksi merupakan hal yang elok untuk di lakukan, karena proyeksi dapat dibuat berdasarkan data-data yang benar, sehingga dapat dibuatkan peta terhadap kondisi produksi dan masa kerawanan, kapan akan terjadi gejolak dan kapan kita bersiap untuk membeli produk padi masyarakat untuk persiapan penyanggan beras pada waktu tertentu.
    Sumatera Barat sebagai salah satu daerah penghasil beras tentu juga menyadari bahwa penyamaan data produksi dengan proyeksi produksi tahunan, dapat diselaraskan dengan masa non produksi sehingga tidak timbul gejolak. Kunjungan Kementeria Pertanian RI ke Sumatera Barat dan dalam rangka penanaman padi secara simbolis di sebuah nagari di Padang Pariaman beberapa waktu lalu, adalah satu atensi yang sempurna bagi keberhasilan Sumatera Barat sebagai daerah penghasil beras dan penyumbang produksi beras bagi daerah lain. 
    Pemilihan Kabupaten Padang Pariaman sebagai daerah pelaksana kegiatan, juga harus disemangatkan. Artinya, ada sesuatu titik keberhasilan yang dicapai, sehingga Kabupaten Padang Pariaman terpilih menjadi daerah pelaksanaan penanaman simbolis, juga menunjukan satu bentuk penilaian adanya keberhasilan oleh pemerintah pusat dan daerah. Permasalahannya, adalah apakah acara ini tidak hanya dilaksanakan sebagai sebuah retorika publik saja? Sikap untuk mempertahankan penghargaan ini betul-betul harus diikuti dengan pematangan prencanaan, pelaksanaan serta pengendalian produksi di lapangan sehingga acara nasional ini benar-benar bermanfaat. Setidaknya, dengan kunjungan pihak Kementerian Pertanian RI ke daerah ini tentu akan memberikan nilai tambah bagi Bupati Ali Mukhni selaku Bupati Padang Pariaman, untuk mengajukan program pertanian berbasis beras yang lebih baik, dan diyakini akan mendapatkan tanggapan yang baik pula dari pemerintah pusat. (*)
-------------------------------------------

KUA Enam Lingkung Bertekad Jadi yang Terbaik di Sumbar

Enam Lingkung--Kepala KUA Kecamatan Enam Lingkung Kasmir Diram fokus untuk menghadapi penilaian tim Provinsi Sumatera Barat, yang telah ditetapkan pada 25 Maret pekan depan. Besar harapanya, penilaian kali ini menjadi tonggak sejarah di jajaran Kemenag Padang Pariaman.
    Menurut dia, sesuai petunjuk yang diturunkan, dalam penilaian itu akan dilakukan nantinya soal pelayanan yang dijalankan di Kantor KUA ini. Selanjutnya kelengkapan data dan lensa atau kegiatan yang dilakukan di tengah masyarakat.
    "Yang tidak kalah penting dari itu, adalah kepribadian dan perpormen seorang Kepala KUA dalam menjalankan tugasnya selaku abdi negara bidang agama. Ini tentu penilaian yang sangat krusial yang harus diikuti dalam ajang kompetensi Kepala KUA yang dilakukan setiap tahunnya," kata Kasmir.
    Satu hal yang menjadi keunggulan Kasmir di Kecamatan Enam Lingkung, adalah padat dan terstrukturnya berbagai kegiatan keagamaan yang diikuti di seluruh nagari yang ada di kecamatan itu. "Alhamdulillah, semua kegiatan yang di pusatkan di masjid dan surau selalu diikuti jajaran KUA kecamatan ini," ujarnya.
    Untuk itu, dia minta dukungan moril dari berbagai pihak di Enam Lingkung, agar penilaian yang mewakili Padang Pariaman ini mampu menjadi yang terbaik. Apalagi, daerah ini sudah lama tak meraih prerstasi gemilang dalam kancah penilaian Kepala KUA tingkat Sumbar demkikian.
    "Dukungan itu akan menjadi penyemangat bagi kita di jajaran KUA Enam Lingkung pada hari-hari persiapan acara puncak, sampai berakhirnya acara. Semua tokoh masyarakat, perantau dan Pemkab Padang Pariaman kita harapkan dukungannya," ujar Kasmir. (525)
------------------------------------------------

Bamus Nagari Sungai Sungai Sariak Diajukan Berdasarkan Ujian Tertulis

VII Koto--Mungkin untuk pertama kali di Provinsi Sumatera Barat, pemilihan calon anggota Badan Musyawarah (Bamus) Nagari dilakukan secara selektif. Kepada para calon bahkan diberikan ujian tertulis untuk mengetahui kemampuannya.
    Seleksi tertulis calon anggota Bamus tersebut berlangsung di Nagari Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman, Sabtu (21/3), di ruang kelas SMPN I VII Koto. Peserta berjumlah 24 orang dari delapan korong yang ada di nagari itu.
    Ketua Panitia Seleksi Calon anggota Bamus Nagari Sungai Sariak Zahirman menyebutkan, tes tertulis berlangsung selama satu jam, 10.40 s/d 11.40 WIB. Materi soal-soal ujian merupakan pengetahuan umum, pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan.
    "Dasar pemikiran melaksanakan rangkaian seleksi ini adalah untuk mendapatkan figur-figur yang memiliki kemampuan, serta menghindari asumsi suka atau tidak suka dalam penetapan anggota Bamus. Sedangkan tes tertulis sebagai instrumen atau ukuran untuk mengetahui intelektualitas calon," ujar Zahirman.
    Menurutnya, panitia seleksi (Pansel) yang dia ketuai beranggotakan enam orang dibentuk dalam rapat umum nagari. Pansel ini selanjutnya dikukuhkan dengan Surat Keputusan (SK) Walinagari Sungai Sariak, Syamsuar Ambo. Selanjutnya, Pansel menetapkan tahapan dan mekanisme seleksi.
    "Hal ini kita lakukan, mengingat tugas-tugas Bamus ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu, kita mengharapkan figur-figur yang terpilih jadi anggota benar-benar orang yang memiliki kemampuan, waktu, perhatian dan kepedulian," kata Zahirman yang juga Staf Ahli Bupati Padang Pariaman bidang Pemerintahan.
    Meski demikian, lanjut dia, hasil tes tertulis bukan satu-satunya instrumen yang akan menentukan calon terpilih jadi anggota Bamus. Untuk membentuk tim kerja yang solid, setiap calon juga memilih calon lain untuk menjadi anggota Bamus.
    "Insya Allah, Selasa (24/3) ini kita sudah bisa menetapkan delapan anggota Bamus Nagai Sungai Sariak untuk selanjutnya diajukan kepada Bupati Padang Pariaman melalui Camat VII Koto Sungai Sariak untuk mendapatkan pengesahannya," ungkapnya.
    Nagari Sungai Sariak terdiri dari delapan korong; Kampuang Bendang, Buluah Kasok, Lareh Nan Panjang. Bisati. Limpato, Ambung Kapur, Sungai Ibue I dan Sungai Ibue II. (525)
--------------------------------------------------
Besok Konferensi
13 Anggota PWI Padang Pariaman Berhak Memilih dan Dipilih

Pariaman--Konferensi Persatuan wartawan Indonesia (PWI) Padang Pariaman, Sabtu besok dihadiri langsung Ketua PWI Sumatera Barat Basril Basyar. Acara dilakukan sehari penuh di Kantor PWI daerah itu, di Kota Pariaman, diikuti seluruh anggota dan simpatisan PWI yang bertugas di Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
    Menurut Ketua PWI Padang Pariaman Ikhlas Bakri, kehadiran Ketua PWI Sumbar Basril Basyar telah dipastikannya bersama panitia saat mengantarkan undangan resmi konferensi, Rabu kemarin. "Kita ingin, pembukaan konferensi hingga selesainya hajatan tiga tahun sekali itu lancar, dan tidak terkendala," ungkapnya.
    Ikhlas menyebutkan, persiapan konferensi sepenuhnya telah dan sedang dilakukan panitia, baik OC maupun SC. "Mekanisme penetapan Ketua PWI periode tiga tahun mendatang, sebagai sesi yang paling menegangkan dalam hajatan organisasi, tentu diatur dalam agenda tersendiri," sebutnya.
    "Setelah serimonial pembukaan, acara dilangsungkan dengan pembasan tatatertib konferensi, laporan pertanggungjawaban pengurus lama, membuat dan menetapkan program kerja untuk masa tiga tahun, dan terakhir baru ditetapkan siapa diantara anggota PWI Piaman yang akan menakodai organisasi tersebut," ujar Ikhlas.
    Katanya lagi, peserta penuh dalam konferensi sebanyak 16 orang. Sedangkan yang punya hak memilih dan dipilih ada 13 orang. Kemudian, peserta partisipasi tentu teman-teman wartawan yang belum resmi jadi anggota, tetapi sering bertemu di kantor PWI.
    Ke-13 anggota yang berhak dipilih dan memilih itu, lanjut Ikhlas, Fraksi Singgalang empat orang, Jawa Pos Group dua orang, Haluan dua orang, dan Fraksi Gabungan yang terdiri dari mingguang, media elektronik dan online sebanyak lima orang. (525)

Pegawai Kemenag Diminta Menjadi Contoh di Tengah Lingkungannya

Pegawai Kemenag Diminta Menjadi Contoh di Tengah Lingkungannya

Padang Pariaman--Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman rutin melakukan upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN), yang dilaksanakan setiap bulan. Tanggal 17 merupakan kewajiban bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan institusi tersebut
    Selasa kemarin HKN dilaksanakan di halaman Kantor Kemenag di Kiambang, dengan upacara pengibaran bendera merah putih yang diikuti semua pegawai, mulai dari pejabat, pengawas Madrasah dan pengawas sekolah, Kepala Madrasah, Kepala KUA kecamatan, penghulu dan penyuluh agama serta seluruh pegawai.
    Kepala Kemenag H. Masrican menyampaikan, ada kebijakan Menteri Agama RI dengan menerapkan lima budaya kerja yang harus menjadi cerminan bagi pegawai di lingkungan Kemenag.
    "Integritas. Pegawai Kemenag harus punya integritas,
profesional dalam melaksanakan tugas, berjiwa inovatif. Kalau kerja sudah baik, jadikan lebih baik dan menerima masukan dari semua pihak," kata dia.
    Selanjutnya, kata Masrican, inovatif dalam kehadiran dan berpakain. Apalagi Kepala Madrasah yang nantinya akan ditiru oleh muridnya. Pegawai harus punya tanggungjawab dengan memahami semua aturan yang ada di Kemenag.
    Katanya lagi, jangan saling menyalahkan. Pegawai Kemenag harus
menjadi teladan dalam melaksanakan tugas, bertingkah laku di tengah
masyarakat dan lingkungan. "Kalau ini semua telah dilaksanakan, masyarakat menjadi puas, nyaman dan merasa terayomi tambahnya," ungkap Masrican.
    Ia juga meminta perhatian dari Kepala Madrasah dan Kepala KUA untuk disampaikan kepada seluruh stafnya, agar mengikuti setiap upacara yang hanya dilaksanakan di waktu-waktu tertentu. (525)         --------------------------------------------------------              
Keputusan Bersama
Tidak Adalagi Kantin di SD N 01 Lubuk Alung

Lubuk Alung--Keberadaan kantin di ruangan sekolah SD 01 Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman yang dikelola oleh Kepala sekolah itu mendapat sorotan dari berbagai pihak yang ada di Kecamatan Lubuk Alung, terutama oleh kalangan pemuda di sekitar sekolah tersebut.
    Senin lalu, Camat Lubuk Alung Suhardi memediasi dalam membahas masalah demikian, dengan menghadirkan pihak sekolah, UPT Pendidikan, Komite Sekolah, pemuda, Walinagari dan Bamus Lubuk Alung itu sendiri.   
    Pemuda Asam Jawa, tempat sekolah itu beroperasi menilai kantin dalam sekolah yang dikelola pihak sekolah sangat merugikan masyarakat. Dan bahkan terjadi hal-hal yang tidak diingini diantara guru dan pelaksana pendidikan di lingkungan sekolah itu.
    Ketua Komite SD 01 Lubuk Alung, Happy Neldy sebenarnya telah lama menerima keluhan masyarakat pemuda sekitar sekolah itu. Dan bahkan, selaku Komite Sekolah, Ketua Komisi I DPRD Padang Pariaman itupun telah memberikan peringatan, agar kantin itu dihentikan. Namun, oleh Herlina, sang kepala sekolah, hal demikian tidak dindahkan.
    Rapat mediasi membuahkan hasil kesepakan bersama, bahwa tidak adalagi kantin dalam sekolah itu. Sebab, guru sebaiknya menjalankan tugasnya dengan baik. Apalagi, para guru saat ini sudah ada yang namanya sertifikasi untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dan tidak zamannya lagi guru berjual beli di sekolah. (525)
-------------------------------------------------

Derita Keluarga Tayung di Ujung Aua Malintang
Rumah tak Layak Huni, Makan Sekali Sehari

Aua Malintang--Siang menjelang sore itu, pondok yang didiami Tayung bersama istri dan anak-anaknya ramai dikunjungi orang-orang baju seragam PNS. Pondok dengan ukuran 2 x 3 meter itupun sesak. Tayung yang hanya seorang petani serabutan, merasa tergagau, gerangan apa yang terjadi.
    Tayung bersama istrinya Nana mengayuh biduk kehidupan dengan terseok-seok. Pasangan keluarga ini sungguh topjer. Mereka dikasih rezeki anak yang sangat luar biasa. Bayangkan, Tayung yang berusia 53 tahun dan Nama 43 tahun telah mempunyai 11 orang anak. Sungguh usia yang sangat produktif.
    Namun, dibalik itu semua, pasangan keluarga yang tinggal di Korong Mudiak Aia, Nagari Balai Baiak, Kecamatan IV Koto Aua Malintang, Padang Pariaman itu susah sekali untuk menghidupi keluarganya. Dari 11 anaknya, dua orang sudah dititipkan di sebuah panti asuhan di Kota Pekanbaru, Riau. Sementara, dua lagi merantau jadi pembatu rumah tangga.
    Berarti, dalam pondok kecil itu Tayung tinggal bersama istri dan tujuh orang anaknya. Anaknya yang telah besar, tak seorangpun yang tamat SD. Termasuk Tayung dan Nana tidak pula mempunyai riwayat pendidikan yang memadai. Kini, tiga orang anaknya duduk di bangku kelas satu SD 08 Aua Malintang.
    Dari tiga orang anak yang satu kelas itulah bermula terbukanya cerita kehidupan Tayung dan Nana. Pada satu kali anak demikian tidak hadir di sekolah. Pada saat hadir, gurunya menanya, kenapa tak sekolah kemarin. Mereka dengan polosnya menjawab; dilarang sekolah oleh orangtuanya, karena tidak ada beras yang akan ditanak.
    "Kalau ada beras, kami hanya bisa makan satu kali dalam sehari semalam. Kalau tidak ada beras, terpaksa amak memasak pisang untuk dimakan bersama pula. Kadang ubi yang direbus," cerita seorang guru SD 08 mengulangi apa yang diceritakan sang anak Tayung dan Nana.
    Dan itu terbukti. Rombongan Camat IV Koto Aua Malintang Vemi Tulalo bersama UPT Pendidikan, Puskesmas setempat, Kepala Bagian Humas Setdakab Padang Pariaman Hendra Aswara dan sejumlah wartawan yang datang ke rumah itu, Senin kemarin ada bekas ebus pisang di dapurnya yang sangat kecil tersebut. Anak Tayung dan Nana yang masih kecil, tampak perutnya membuncit. Entah apa pula penyakit yang dideritanya, lantaran ketiadaan rezeki yang bisa dinikmati.
    Rumah Tayung yang terletak jauh di Mudiak Aia, sebuah kampung yang sangat tersuruk di kecamatan itu, tak bisa pula ditempuh dengan kendaraan roda empat. Kalaupun bisa dipaksakan, akan punah mobil nantinya. Masih jalan yang dirintis masyarakat. Terpaksa harus berjalan kaki sekitar dua kilometer, mendaki dan menurun. Sudahlah pondok yang dihuni Tayung tak layah huni, listrik tak pula ada. Hanya lampu togok untuk penerangan dalam rumahnya setiap malam.
    Bagi Tayung, sang kepala rumah tangga, apapun pekerjaan dilakukannya. Tentu, karena dia tinggal di kampung hanya bertani yang bisa di kakok. Maka pergilah Tayung ke sawah dan ke ladang orang lain, untuk mengusahakan apa yang bisa dimakan oleh anak dan istri tercintanya. Tayung yang asli warga Malai V Suku, Kecamatan Batang Gasan itu sebenarnya belum pula lama tinggal di Mudiak Aia yang kampung    asli dari istrinya Nana. Baru lima bulan ini.
    Sebelumnya, Tayung tinggal di Pasaman, di sebuah kebun sawit untuk mengadu nasib. Namun, nasib tak juga berubah. Sedangkan anak terus bertambah, dan bertambah. Akhirnya, Tayung dan istrinya sepakat untuk pulang kampung, dengan menghuni sebagian kecil tanah milik orangtua Nana, dengan membuat pondok kecil seadanya, asal dapat berteduh pada saat hujan, dan bermalam dikala matahari hilang dari peredaran.
    Walikorong Mudiak Aia Fadri Kasman sempat sabak tatkala memberikan sambutan singkatnya saat rombongan kecamatan dan kabupaten yang hadir siang menjelang sore itu. "Adalagi sejumlah kepala keluarga di kampung ini yang nasibnya nyaris sama dengan pasangan Tayung dan Nana ini. Kampung kami sangat tertinggal, jauh tersuruk yang sangat jauh dari kemajuan. Setiap kali kami ajukan permohonan bantuan, belum ada yang dapat tanggapan," ungkap Fadri Kasam dengan terbata-bata lantaran terharu.
    Secara spontan, pihak UPT Pendidikan IV Koto Aua Malintang dan SD 08 serta Camat Vemi Tulalo dan rombongan lainnya memberikan bantuan spontanitas, berupa bingkisan pakaian layak pakai, beras, tikar, dan sejumlah uang. Kabag Humas Hendra Aswara berjanji menyampaikan keadaan demikian pada induk semangnya, Bupati Ali Mukhni, agar keluarga Tayung 'dikeroyong' secara bersama. Mulai dari bedah rumah, bantuan untuk program Padang Pariaman Sehat, lantaran sejumlah penyakit mulai menghinggapi keluarga ini. (damanhuri)

Kecamatan Lubuk Alung Pastikan Seorang Pejabat Walinagari Baru Diambilkan dari Kabupaten

Kecamatan Lubuk Alung Pastikan Seorang Pejabat Walinagari Baru Diambilkan dari Kabupaten

Lubuk Alung--Empat pemerintahan nagari pemekaran di Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman; Singguliang, Sungai Abang, Balah Hilia, dan Nagari Salibutan tinggal melantik Pejabat Walinagarinya. Segala persiapan sudah dilakukan oleh nagari induknya, Lubuk Alung dan kecamatan itu sendiri, agar perjalanan tersebut sesuai keinginan masyarakat terkait.
    Camat Kecamatan Lubuk Alung Suhardi dan Walinagari Harry Subrata kepada Singgalang menyebutkan, bahwa persiapannya serentak dilakukan dengan kecamatan lainnya, yang juga ada pemekaran nagarinya. "Semuanya ada 43 pemerintahan nagari lagi jadinya di Padang Pariaman," katanya.
    "Sebagai suppor awal, nagari indul Lubuk Alung mengalokasikan anggaran untuk empat nagari itu sebanyak Rp40 juta, yang masing-masing nagari mendapat Rp10 juta," kata mereka. Suhardi menilai, dari empat pemerintahan nagari itu, hanya ada tiga SDM untuk yang jadi Pejabat Walinagari-nya yang ada di kecamatan ini. Terpaksa satu Pejabat walinagari lagi diambilkan dari kabupaten.
    Menurut Suhardi, kalau tidak ada aral melintang, Pejabat Walinagari yang empat di Kecamatan Lubuk Alung ini akan diresmikan pada 19 Oktober mendatang, bersamaan dengan Pejabat Walinagari baru lainnya di Padang Pariaman.
    Sesuai aturan, kata Suhardi, lama masa jabatan Pejabat Walinagari itu diberikan enam bulan. Dia akan menyelesaikan pembentukan Bamus dan perangkat nagari lainnya, seperti walikorong dan persiapan pemilihan walinagari defenitif.
    Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata menambahkan, ibarat ibu yang punya banyak anak, dan mana anak yang sudah mandiri, disokong dengan baik. "Anggaran sebanyak itu setiap nagarinya untuk tahap awalnya dinilai cukup untuk melakukan pembenahan, mewujudkan apa yang jadi aturan untuk menegakkan sebuah pemerintahan nagari," kata dia. (501)

Rp500 Juta ADD di Sungai Durian untuk Pembangunan Infrastruktur

Rp500 Juta ADD di Sungai Durian untuk Pembangunan Infrastruktur

Patamuan--Sebanyak Rp500 juta lebih Alokasi Dana Desa (ADD) di Nagari Sungai Durian, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman dilekatkan untuk pembangunan infrastruktur. Dan demikian itu sesuai keinginan masyarakat di korong dan nagari itu sendiri.
    Walinagari Sungai Durian Nusirwan Nazar menyebutkan, pembangunan yang dananya bersumber dari ADD atau dari pusat itu, mulai dari pembangunan jalan rabat beton di Lubuak Duku, Kampuang Sikumbang, Kampuang Piliang, Rukam, Kampuang Pauah.
    Kemudian, kata dia, pembangunan sebuah jembatan gantung di Surau Lereang, balai pemuda di Mudiak Aia, dan pembukaan jalan baru di Lubuak Punggai. "Itu semua berasal dari ADD tahap awal. Sedangkan ADD tahap II, adalah lanjutan pembangunan los lambuang di Pasar Koto Mambang, dan sebuah Polindes," kata Ketua Forum Walinagari Kabupaten Padang Pariaman itu.
    Menurut Nusirwan Nazar, dana yang bersumber dari Alokasi Dana Nagari (ADN), sebanyak Rp290 juta digunakan untuk kelanjutan pembangunan Kantor Walinagari dan pagarnya. "Semua pembangunan yang dilakukan, tentu sesuai persetujuan Bamus Nagari, dan merupakan aspirasi dari masyarakat seluruh korong yang ada dalam nagari ini," ungkap Nusirwan.
    Nusirwan menyebutkan, semua pembangunan yang sedang dan telah dilakukan itu ditambah dengan swadaya masyarakat korong terkait. "Artinya, partisipasi masyarakat korong dalam mengerjakan itu cukup tinggi, sehingga tidak ada kendala yang ditemui selama proyek berjalan," ujarnya.
    Dia berharap, hasil dari pembangunan demikian mampu memberikan yang terbaik buat masyarakat Sungai Durian itu sendiri. "Dengan adanya pembukaan jalan baru, akan memperlancar akses masyarakat. Begitu juga dengan jalan rabat beton dan pembuatan jembatan gantung alias rajang, akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," sebutnya. (501)

Anggota Dewan tak Masalah Tertunda Gajinya Setahun

Anggota Dewan tak Masalah Tertunda Gajinya Setahun
Pembahasan Ranperda OPD Padang Pariaman Berlarut-larut

Padang Pariaman--Pembahasan Rancangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk jadi Peraturan Daerah (Perda) di Padang Pariaman hingga saat ini belum juga tuntas. Ada kemungkinan, pembahasan itu akan menemui jalan buntu, lantaran Bupati Ali Mukhni tak pernah hadir dalam pembahasan tersebut.
    Dari eksekutif didapat informasi, bila Perda OPD ini tak tuntas jelang akhir bulan ini, ada harapan akan mengganggu semua perjalanan Pemkab Padang Pariaman itu. Dan termasuk juga bagi anggota dewan siap-siap sajalah untuk tidak menerima gaji selama enam bulan.
    Ketua Pansus Perda OPD DPRD Padang Pariaman Zaiful Leza menilai, semua kerja Pansus telah selesai, dan telah pula diajukan ke pimpinan dewan untuk dilakukan rapat paripurnanya. "Nampaknya ada yang tidak beres dalam masalah ini. Semua yang diajukan eksekutif, selalu berubah-rubah. Tetapi walapun demikian, Pansus tetap melakukan kerjanya, sesuai aturan main yang berlaku," kata politikus PDI Perjuangan Padang Pariaman ini.
    "Bagi saya pribadi, jangankan enam bulan, setahun pun tertundanya gaji itu tak jadi soal," tegas Zaiful Leza. Namun, ini semua menyangkut persoalan rakyat dan masyarakat Padang Pariaman itu sendiri.
    Kalau OPD itu ditambah juga, katanya, dengan sendirinya akan mengurangi beban biaya yang akan diserakkan untuk masyarakat itu sendiri. "Nah, selaku anggota dewan yang mewakili masyarakat, ini betul yang kami tidak terima," tegasnya.
    Dan lagi, ujar Zaiful Leza, selama ini pembahasan dilakukan soal OPD itu, Bupati Ali Mukhni belum pernah hadir. Hanya Wabup Suhatri Bur yang paling tinggi itu hadir terakhir kemarin dalam rapat bersama antara legislatif dan eksekutif.
    Kemudian, lanjut Zaiful Leza, ketegangan antara pimpinan dan anggota dewan juga membuat Ranperda OPD ini sedikit terkendala. "Seharusnya, pimpinan dewan itu memimpin rapat pleno memutuskan soal ini. Bukan ikut pula menginterversi apa yang sedang dilakukan Pansus," ungkapnya.
    Satu lagi, ujarnya, pengajuan 17 camat di Padang Pariaman oleh eksekutif yang ingin dijadikan tife A. "Ini tentu sebuah kekeliruan. Mana bisa disamakan kecamatan Lubuk Alung yang padat penduduk dengan kecamatan Padang Sago, yang cuma seper sekian jumlah penduduknya dari Kecamatan Lubuk Alung," ungkapnya. (501)

Lima Unit Rumah di Lubuk Alung dan Sungai Geringging Hangus

Zisyafid Sintoga Santuni 30 Orang Anak Yatim

Sintuak--Sebanyak 30 orang anak yatim, piatu dan yatim piatu menerima santunan yang disalurkan Yayasan Zisyafamid Sintoga. Masing-masing anak menerima santunan sebesar Rp150.000, semuanya berstatus pelajar tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.
    Ketua Yayasan Zisyafamid Sintoga Zeki Aliwardana mengungkapkan hal itu pada penyerahan santunan dan syukuran dari Arizal di Korong Palembayan, Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Padang Pariaman, Sabtu (22/2). Menurut Zeki, anak-anak yatim yang disantuni tersebut berasal dari Korong Palembayan 15 orang, Korong Tembok 10 orang, Korong Balai Usang 3 orang dan Korong Tanjung Pisang 2 orang.
    "Penyaluran santunan ini yang secara terprogram dengan jumlah banyak baru yang pertama. Sebelumnya penyaluran santunan dilakukan secara insidentil, perorangan dan jumlahnya terbatas," kata Zeki didampingi Sekretarisnya Dalisna.
    "Kepada anak-anak yang menerima santunan, kita berharap santunan yang diterima dapat membantu biaya pendidikannya. Kita mengingatkan jangan digunakan untuk membeli pulsa, atau ke hal-hal yang tidak mendukung proses belajar si anak. Kalau bisa gunakanlah pembeli buku, atau keperluan sekolah lainnya," kata Zeki yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman ini.
    Menurut Zeki Aliwardana, Zisyafamid Sintoga singkatan dari Zakat, Infak dan Sadaqah untuk Yatim, Fakir Miskin dan Dhuafa Sintuak Toboh Gadang. Yayasan ini bertujuan antara lain menghimpun, menggalang dan mengumpulkan dana dari kaum muslimin dan muslim berupa zakat, infak dan sadaqah lainnya. Mendistribusikan, menyalurkan dan membagikan dana yang dihimpun kepada para anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya.
    "Menjembatan para kaum muslimin dan muslimat yang berniat membayarkan zakat, infak dan sadaqah kepada para anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya. Membantu masyarakat yang punya hajatan untuk menyantuni anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya. Menghimpun zakat, infak dan sadaqah kaum muslim yang diberikan kelebihan rezeki oleh Allah Swt dan dipergunakan untuk pengembangan dan penguatan kehidupan umat, pemberdayaan ekonomi umat serta pembinaan generasi muda Islam," kata Zeki alumni STIT Syekh Burhanuddin Pariaman ini. (525)
-----------------------------------------------

Kebakaran Kembali Landa Padang Pariaman
Lima Unit Rumah di Lubuk Alung dan Sungai Geringging Hangus

Lubuk Alung--Diduga karena konleting arus listrik, rumah milik Tiwi Kirana Putri, Sabtu lalu hangus terpanggang. Korban jiwa tidak ada dalam kejadian sekejab itu. Tapi rumah berserta isinya tak ada yang bisa diselamatkan.
    Empat mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Padang Pariaman dan Kota Pariaman yang dikerahkan BPBD setempat, ikut memadamkan api yang membakar rumah yang terletak di Kampuang Terandam, Korong Pasar Lubuk Alung tersebut.
    Malang nasib Tiwi, dia bersama keluarganya tak lagi dapat menghuni rumahnya. Musibah yang datang pagi menjelang siang, Sabtu itu membuat Lubuk Alung heboh. Sebab, rumah Tiwi berada dalam komplek yang cukup ramai penduduk.
    Petugas pemadam berjibaku memadam api bersama sejumlah masyarakat setempat. Diperkirakan, korban mengalami kerugian puluhan juta. Hari itu juga BPBD Padang Pariaman bersama pemerintahan nagari memberikan bantuan tanggap darurat.
    Sungai Geringging
    Pada hari yang sama, siangnya musibah serupa juga terjadi di Sungai Geringging. Empat rumah sekaligus hangus dibakar api yang juga bersumber dari kilometer listrik, di salah satu rumah yang empat tersebut.
    Empat rumah itu dihuni lima kepala keluarga. Masing-masing; Yurizal, Sinur, Golak, Tasman, dan Riki. Disamping mobil pemadam dari kabupaten dan kota Pariaman yang ikut memberikan pertolongan ke Sungai Geringging itu, juga datang bantuan dari pemadam daerah tetangga, Kabupaten Agam.
    Ali Nusir, anggota DPRD Padang Pariaman asal kampung itu, dan Bagindo Halim Chan yang mengabarkan pada Singgalang soal kejadian demikian, ikut merasakan duka atas musibah tersebut. "Memang, kondisi kemarau saat ini, kebakaran jadi langganan masyarakat daerah kita. Tentu ini harus menjadi catatan dimasa yang akan datang," katanya.
    Menurutnya, kerugian yang dialami semua korban mencapai ratusan juta rupiah. Meskipun tidak ada korban jiwa, semua peralatan rumah nyaris tak ada yang bisa diselamatkan. Termasuk sebuah motor milik salah seorang korban, ikut terpanggang. (525)
----------------------------------------------

Rangkul NasDem dan Hanura
Zunirman dan Azminur Siap Tularkan Konsep Pemerintahan yang Baik

Pariaman--Staf Ahli Bupati Padang Pariaman, Zunirman dan Mantan camat Kecamatan Lubuk Alung, Azminur, Sabtu lalu kembali menampakan kekompakkannya untuk daerah itu yang lebih baik lagi. Mereka melamar Partai NasDem dan Partai Hanura, buat kendaraan yang akan ditumpangi dalam Pilkada tahun ini.
    "Kami tidak bersaing dalam merebut kekuasaan Padang Pariaman. Tapi kami ingin memberikan yang terbaik, buat daerah ini yang lebih baik lagi. Untuk itu, kami sengaja bersilaturrahim ke Partai NasDem Provinsi Sumatera Barat di Padang, dan DPC Partai Hanura Padang Pariaman," kata mereka.
    Zunirman yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman dan Azminur ini melihat, tata kelola pemerintahan di daerahnya kurang berjalan sebagaimana mestinya. "Membenahi tata kelola pemerintahan, tentu harus dimulai dari membenahi birokrasi yang akan menopang tampuk kekuasaan demikian," ujar mereka.
    Menerut mereka, masih banyak infrastruktur jalan, jembatan serrta infrastruktur sosial kemasyarakatan Padang Pariaman yang harus dibenahi. Semua itu bisa dilakukan dengan baik, dimulai dari kekuasaan, yakni kepala daerah.
    Kepada Partai NasDem dan Hanura, Zunirman dan Azminur mengemukakan gagasan pemikirannya, tentang konsep pemerintahan yang baik, serta reformasi birokrasi yang semestinya dilakukan di daerah. Kedua tokoh yang berasal dari Lubuk Alung dan Kampung Dalam ini juga maju untuk calon bupati.
    "Kita sudah punya konsep, dan telah disampaikan ke sejumlah partai politik. Konsep itu menurut kami bagus, dan harus dikembangkan agar Padang Pariaman lebih maju dan berkembang kearah yang lebih mantap lagi. Besar harapan kami, partai politik bisa melihat kepentingan yang lebih besar, sehingga kami bisa maju lewat partai demikian," ungkapnya. (525)
-----------------------------------------------------

Jondedi Gantikan Herry Syahnil
DPP PDI Perjuangan Keluarkan Rekomendasi PAW Anggota Dewan

Pariaman--Setelah melalui proses yang cukup panjang dan sedikit melelahkan, akhirnya DPP PDI Perjuangan mengeluarkan surat rekomendasi atau persetujuan PAW terhadap anggota DPRD Padang Pariaman dari partai itu; Herry Syahnil.
    Surat DPP PDI Perjuangan dengan nomor 5841/IN/DPP/II/2015 tertanggal 2 Februari 2015, perihal persetujuan PAW anggota DPRD Padang Pariaman Herry Syahnil, dan menetapkan Jondedi sebagai penggantinya itu ditandatangani Sidarto Danusubroto, selaku Ketua DPP dan Hasto Kristiyanto, selaku Plt Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan.
    Surat itu diterbitkan, berdasarkan surat permohonan dari DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatera Barat dengan nomor 407/IN/DPD.25-A/I/2015, tanggal 10 Januari 2015, dan surat DPC PDI Perjuangan Padang Pariaman dengan nomor 144/IN/DPC-25.13/XI/2014, tanggal 29 Januari 2015, tentang pemberhentian anggota dewan dan permohonan PAW atasnama Herry Syahnil.
    Ketua DPC PDI Perjuangan Padang Pariaman, Salman Hardani kepada Singgalang, Minggu kemarin mengaku telah menerima surat demikian langsung dari DPP PDI Perjuangan. "Selaku petugas partai, kita hanya menjalankan perintah, sesuai apa yang diamanatkan oleh partai itu sendiri," kata dia.
    "Sekarang saya sedang melakukan reses atau kunjungan kerja bersama seluruh anggota DPRD Padang Pariaman lainnya. Sepulang dari kegiatan ini, kita akan proses dan ajukan surat itu ke pimpinan DPRD untuk ditindak-lanjuti sebagaimana mestinya," ungkap Salman Hardani.
    Sebagaimana diketahui, Herry Syahnil anggota DPRD Padang Pariaman yang terpilih kembali dalam Pileg tahun lalu. Dia tersangkut perkara korupsi bantuan sosial di salah satu lembaga pendidikan di Lubuk Alung. Dia dijatuhi hukuman selama setahun oleh Pengadilan Tipikor, Padang beberapa waktu lalu.
    Salman Hardani menjanjikan persoalan proses PAW itu tidak memakan waktu yang lama. "Kalau suratnya telah jelas dan diintruksikan oleh DPP PDI Perjuangan, kita tak bisa main-main. Harus diproses cepat, sesuai isi surat tersebut," katanya.
    Jondedi yang akrap disapa Budur merasa terharu saat menerima kopian surat DPP PDI Perjuangan, yang namanya tertera sebagai calon anggota dewan yang akan menggantikan Herry Syahnil itu. "Selaku kader partai, kita hanya patuh dan tunduk terhadap peraturan partai yang diatur dalam AD/ART," kata dia. (525)

Senin, 26 September 2016

Rekomendasi BPK RI yang tak Ditindaklanjuti Jadi Kerugian Daerah

Rekomendasi BPK RI yang tak Ditindaklanjuti Jadi Kerugian Daerah

Padang Pariaman--Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Sumatera Barat menyerahkan laporan pemantauan tindak-lanjut hasil pemeriksaan dan laporan hasil pemantauan kerugian negara/daerah semester I tahun 2016, kepada Pemkab Padang Pariaman di Gedung Perwakilan BPK RI, di Padang, Senin lalu.
    Kepala BPK RI Perwakilan Sumbar Eldi Mustafa menegaskan, setiap pemerintah kabupaten dan kota harus menindaklanjuti hasil temuan sesuai dengan rekomendasi yang sudah diberikan.
    "Kami menyarankan Pemda untuk komit dan proaktif melakukan monitoring terhadap tindaklanjut yang dilakukan. SKPD harus meningkatkan peran serta dalam penyelesaian rekomendasi dan kerugian daerah. Untuk rekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti harus di dukung dengan alasan yang sah dan di dukung alasan yang kuat pula," kata Eldi Mustafa.
    Pihaknya mengingatkan Pemda untuk mengimplementasikan sistem akuntansi berbasis akrual yang telah diwajibkan sejak tahun kemaren. Persiapkan diri supaya laporan keuangan pemda sudah disajikan dengan benar dan lengkap.
    Ketua DPRD Padang Pariaman Faisal Arifin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BPK RI Perwakilan Sumbar yang sudah memberikan rekomendasi, saran dan masukan kepada Pemkab Padang Pariaman dalam rangka meningkatkan kinerja dan pengelolaan keuangan daerah.
    "Kami akan bekerjasama dengan Pemkab untuk segera menindaklanjuti hasil rekomendasi BPK RI. Kita juga dorong SKPD untuk fokus menyelesaikan rekomendasi BPK dalam waktu yang tudak terlalu lama," tegasnya.
    Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur menekankan, bahwa rekomendasi BPK menegaskan bahwa setiap anggaran SKPD yang dikeluarkan disertai dengan bukti yang lengkap dan wajib dipertanggungjawabkan.
    "Setelah menerima hasil rekomendasi BPK ini, semuanya harus bergerak menyelesaikan hasil rekomendasi tersebut. Apa saja yang kurang dari Pemda yang menjadi penyebab lemahnya tindaklanjut rekomendasi harus diperkuat," jelas Suhatri Bur.
    Dia mendorong agar semua rekomendasi bisa ditindaklanjuti dengan baik karena rekomendasi yang tidak ditindaklanjuti oleh Pemda akan menjadi kerugian negara.
    Terkait rekomendasi BPK, ada yang sudah ditindaklanjuti dan ada yang masih dalam proses. "Insya Allah, kita komit menyelesaikannya. Kita juga mohon arahan dan petunjuk BPK RI agar kita mampu menjalankan pemerintahan dan pembangunan dengan baik," kata mantan Ketua BAZNAS Padang Pariaman itu. (501)

Dinilai Cepat dalam Urusan Administrasi Tanah Kepala BPN Padang Pariaman Dapat Penghargaan

Dinilai Cepat dalam Urusan Administrasi Tanah
Kepala BPN Padang Pariaman Dapat Penghargaan

Padang Pariaman--Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Padang Pariaman Kamaruddin dapat penghargaan dari Pemkab setempat, atas percepatan proses administrasi dan kepeduliannya terhadap pembangunan di wilayah kerjanya. Penghargaan diserahkan oleh Wabup Suhatri Bur usai upacara peringatan hari ulang tahun undang-undang pokok agraria ke-56 di Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumbar, Sabtu (24/9) lalu.
    "Penghargaan ini dari Pemkab dan Masyarakat untuk Bapak Kamaruddin selaku Kepala BPN. Dia sangat berjasa dalam percepatan pembangunan di Padang Pariaman," kata Wabup Suhatri Bur didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Penghargaan tersebut, kata Suhatri Bur, tidak ada apa-apanya dengan kerja keras Kepala dan jajaran BPN Padang Pariaman dalam proses sertifikat dan sengketa tanah. Ia mengaku sering berkoordinasi dan turun ke lapangan agar pembangunan dapat dilaksanakan tanpa kendala.
    Apalagi dalam lima tahun kedepan, Padang Pariaman sebagai pusat pembangunan di Sumbar sesuai RPJMN 2014-2019. Diawali pembangunan BP2IP, asrama haji, jalan lingkar DUku-Sicincin, jalur kereta api DUku-BIM, Madrasah Insan Cendikia, Kampus Institut Seni Indonesia, Kampus Politeknik Unand dan lain sebagainya.
    "Sering Pak Kamaruddin bersama kami turun langsung menemui masyarakat terkait pembebasan lahan, bahkan kita sering telepon-teleponan hingga jam dua malam untuk membahas pertanahan," kata mantan Ketua KPU Padang Pariaman itu.
    Kepala BPN Sumbar Rusman mengatakan, penghargaan yang diberikan Pemkab kepada jajaran BPN sebagai motivasi dalam bekerja untuk percepatan pembangunan, dan asset pemerintah daerah.
    Ia berharap, peringatan HUT UPA 2016 ini sebagai momentum untuk menyebarkan informasi, meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, serta upaya melibatkan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pertanahan dan tata ruang di Indonesia.
    Kepala BPN Padang Pariaman Kamaruddin mengucapakan terima kasih atas apresiasi pemerintah daerah kepadanya, yang menjadi motivasi baginya untuk bekerja lebih baik lagi. Diakuinya, keaktifan Bupati dan Wakil Bupati dalam upaya penyelesaian masalah asset tanah dan pembebasan lahan mempunyai nilai positif di tengah masyarakat.
    Ke depan, ia optimis Padang Pariaman menjadi pusat pembangunan dan diminati oleh investor dalam berinventasi. "Kita dan jajaran siap bantu Pemkab untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman," kata Kamarudin. (501)

Minggu, 25 September 2016

Generasi Muda Dituntut Lebih Peduli Akan Potensi Daerah

Generasi Muda Dituntut Lebih Peduli Akan Potensi Daerahnya

Pariaman--Malam minggu, halaman SDN 01 Sicincin bersinar bermandikan cahaya dan padat dikerumuni masyarakat Padang Pariaman. Malam itu tidak ada murid yang belajar malam, selain malam Final Pemilihan Cik Uniang dan Cik Ajo.
    Seperti tahun lalu, pelaksanaan puncak pemilihan Cik Uniang dan Cik Ajo diselenggarakan di lapangan terbuka, bermandikan cahaya bulan dan bintang. Kali ini, halaman SDN 01 Sicincin mendapat kehormatan menjadi tempat pelaksanaannya.
    Malam yang semarak itu dihadiri Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni beserta Ny. Rena Ali Mukhni, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumbar, Burhasman, anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Sekda Jonpriadi dan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Padang Pariaman.
    Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengapresiasi acara pemilihan Cik Uniang dan Cik Ajo karena melalui ajang pemilihan yang dapat menggalakkan pariwisata melalui promosi.
    "Padang Pariaman kaya dengan objek wisata. Kualitasnya tidak kalah dengan objek wisata daerah lain seperti Bali. Kita punya alam yang sangat indah. Seperti Lubuk Nyarai," ujarnya.
    Kata pak Gubernur, Lubuk Nyarai tidak kalah indahnya dari Air Terjun Niagara di benua Amerika. Lalu, ada wisata kuliner di Tiram, wisara religius Makam Syech Burhanuddin di Ulakan, kata Ali Mukhni lagi mengutip pujian Gubernur Irwan Prayitno.
    Ali Mukhni berharap, diselenggarakannya acara seperti ini mampu meningkatkan citra pariwisata Padang Pariaman. Dengan semakin banyaknya even pariwisata baik secara nasional maupun internasional, sosok duta wisata diperlukan untuk mempromosikan pariwisata, khususnya pariwisata di Kabupaten Padang Pariaman.
    Menurut Ali Mukhni, sasaran pemilihan duta wisata tidak hanya terfokus pada promosi wisata saja, tapi juga untuk dapat mempromosikan produk-produk daerah seperti kerajinan sulaman dan cinderamata, kesenian dan budaya daerah serta menjadi role model bagi generasi muda untuk lebih memperdulikan pengembangan kepariwisataan daerah.
    "Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan pemilihan Cik Uniang Cik Ajo duta wisata dan duta pelopor keselamatan berkendara, kami harapkan supaya generasi muda lebih peduli akan potensi daerahnya masing-masing serta mampu mensosialisasikan keselamatan dalam berkendara kepada masyarakat. Selain itu, acara ini diharapkan untuk menghimbau para generasi muda untuk aktif dan ikut serta dalam pembangunan ekonomi daerah melalui pariwisata," urainya menutup kata sambutan.
    Sementara itu, Desmawati, Kabid Pariwisata menjelaskan, proses pelaksanaan acara telah berjalan selama dua bulan mulai tanggal 17 Maret dan berakhir 17 Mei 2015. "Peserta yang mendaftar sebanyak 157 orang, lulus administrasi 75 orang dan akhirnya malam final ini didapat 10 pasang peserta untuk memperebutkan peringkat dan beberapa penghargaan lainnya," katanya. (501)
-----------------------------------------------------------------

Ditaksir Kerugian Rp50 Juta, Rumah Nurlela Hangus Terpanggang

Padang Sago--Malang benar nasib Nurlela. Ibu rumah tangga berusia 32 tahun ini, Senin sore kemarin dapat musibah. Rumah yang terbuat dari kayu, merupakan bantuan pascagempa yang dihuninya hangus terpanggang. Dua unit mobil pemadam milik Pemkab Padang Pariaman yang datang, tak mampu lagi menyelamatkan pondok tersebut.
    Semua isi dan rumah yang terletak di Korong Sungai Pua Tanjung Mutuih, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago itu tak bisa diselamatkan. Menurut Kepala BPBD Padang Pariaman Amiruddin, penyebab kebakaran masih dalam penyidikan pihak berwajib. Kerugian mencapai Rp50 juta.
    Amiruddin menyebutkan, pihak BPBD telah berbuat secara maksimal. Namun, nasib berkata lain. "Sekarang korban Nurlela butuh tenda dan logistik lainnya, yang segera kita kirim ke lokasi. Bersyukur kita, tidak korban jiwa dalam kejadian menjelang malam itu," kata Amiruddin.
    Nurlela termasuk keluarga miskin. Tinggal jauh pula di kampung tersuruk. Bahkan, rumah kayu yang dihuninya merupakan bantuan, yang disambung-sambungnya dengan rumah bekas reruntuhan milik orangtuanya.
    Pemadam yang datang berhasil mematikan api, sehingga tidak berimbas pada rumah lainnya yang berdekatan dengan rumah Nurlela. Pemerintah melalui BPBD berharap, Nurlela sabar dan tabah menerima cobaan demikian. Sebab, semuanya berjalan atas kehendak Yang Maha Kuasa. (501)
------------------------------------------------------

Kantongi 520 Suara, Hendri Jadi Walikorong Tanjung Basung I

Batang Anai--Pemilihan Walikorong Tanjung Basung I, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman, Minggu lalu berhasil dimenangkan Hendri. Dia mampu mengantongi 520 suara masyarakat yang punya hak suara dalam pemilihan yang berlangsung aman dan tertib tersebut.
    Dengan demikian, calon lainnya; Nasrul harus menerima kekalahannya dengan ikhlas yang hanya dapat 426 suara, Yuhendri harus pula puas dengan hanya 383 suara, dan Irwanto yang dapat 46 suara.
    Dalam pemilihan itu ditemukan 13 suara tidak sah alias batal. Mungkin akibat salah coblos, atau satu suara dicoblos dua calonnya. Melihat kondisi yang ada, ternyata partisipasi pemilih lumayan tinggi.
    Menurut panitia, pihaknya akan mengajukan hasil pemilihan walikorong itu ke pemerintahan nagari Sungai Buluah, untuk selanjutnya di-SK-kan sebagai perpanjangan tangan walinagari di korong terkait. (501)
--------------------------------------------------------------

Hari Ini
Jenderal TNI Moeldoko Panen Raya di Demplot Padi Organik Tong Blau

Batang Anai--Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko melakukan panen raya di Demplot Padi Organik wilayah Korem 032/Wirabraja di Tong Blau, Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman, Rabu (20/5) ini. Panen raya ini juga dihadiri Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Edy Rahmayadi, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan jajaran Korem 032/Wirabraja serta Dandim se-Sumatera Barat.
    Hal tersebut disampaikan Bupati Ali Mukhni usai menghadiri Pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk pemilihan kepala daerah serentak tahun ini, di Aula IKK di Parit Malintang, Senin (18/5).
    "Insya Allah, Besok (20/5) Rabu hari ini, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko akan hadir pada panen raya di Demplot Kasang," kata Bupati yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Acara panen padi perdana tersebut, rencananya akan dihadiri ribuan masyarakat yang terdiri dari kelompok tani, penyuluh, walinagari dan walikorong se-Kabupaten Padang Pariaman.
    Ali Mukhni mengatakan, kunjungan kerja Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk mengetahui secara langsung terkait pelaksanaan program swasembada pangan nasional, sebagaimana yang dicanangkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Swasembada pangan nasional terkait dengan upaya peningkatan produksi pertanian, peternakan dan perikanan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan.
    Ia juga apresiasi Korem 032/Wirabraja dan Kodim 0308 Pariaman yang telah serius dalam mensukseskan program swasembada pangan nasional di Sumatera Barat, khususnya Padang Pariaman. Berbagai upaya dan langkah-langkah strategis dilakukan dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah mulai dari pengadaan bibit, perbaikan irigasi, alat-alat pertanian dan tenaga penyuluh.
    "Alhamdulillah, bersama Pak Dandim kita juga telah lakukan panen padi perdana di lokasi tersebut. Hasilnya sangat memuaskan dan yang paling membanggakan adalah pola tanam semuanya dengan sistim organik," kata Bupati Ali Mukhni yang meraih penghargaan Ketahanan Pangan tahun 2014 itu. (501)
------------------------------------------------------------------

Koalisi Gerindra - PKS Semakin Oke
Kepastian Duet Refrizal - Happy Neldy Masih Menunggu Petunjuk Majelis Syuro

Pariaman--Teta teki PKS dan Partai Gerindra Padang Pariaman bakal berkoalisi untuk mengusung pasangan calon kepala daerah, nampaknya semakin meyakinkan masyarakat. Apalagi, ada sinyal dari pusat, bahwa kedua partai itu diajurkan untuk satu paket dalam memenangkan Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
    Anggota Tim Optimalisasi Daerah (Tomda) DPD PKS Padang Pariaman, Iskandar Bustami menjelaskan sinyal untuk berkoalisi tersebut. "Namun, untuk mengajukan pasangan Refrizal - Happy Neldy, PKS masih menunggu intruksi (perintah) dari Majelis Syuro terhadap pribadi Refrizal yang tiga periode di DPR RI untuk maju jadi calon bupati di kampungnya sendiri, Padang Pariaman," kata Iskandar Bustami yang mantan anggota DPRD ini.
    Menurut Iskandar Bustami, DPD dan DPC PKS se Padang Pariaman telah memberikan mandat atau persetujuan, kalau Refrizal layak dan pantas untuk calon bupati. "Rekomendasi demikian telah kita berikan ke DPW PKS Sumbar, yang selanjutnya diteruskan ke DPP PKS. Informasi kelanjutan rekomendasi demikian, kata Refrizal, menunggu dulu hasil musyawarah Majelis Syuro PKS," ujarnya.
    "Dari tahapan Pilkada yang dilakukan di internal PKS, sudah ditetapkan tiga nama yang pantas untuk dimajukan. Mereka; Refrizal, yang saat ini telah tiga periode di DPR RI, Dasril, mantan anggota DPRD Padang Pariaman yang pernah jadi ketua DPD PKS, dan Risdianto yang saat ini jadi Ketua DPD PKS daerah ini," Iskandar Bustami menjelaskan.
    Namun, kata Iskandar Bustami lagi, dari yang tiga nama demikian hanya Refrizal dan Dasril yang patut diajukan, karena Risdianto masih panjang jalan yang akan ditempuhnya. "Ya, kita tunggu saja kebijakan Majelis Syuro DPP PKS yang akan menentukan calon bupati dan wakil bupati dari koalisi PKS - Gerindra," ujarnya.
    Sebelumnya, Happy Neldy, Ketua DPC PKS mengaku tengah membangun komunikasi politik antara dia dan Refrizal, yang nantinya kalau ketemu kecocokan akan dianjukan ke KPU. "Gerindra dan PKS masing-masingnya punya empat kursi di DPRD Padang Pariaman. Artinya, cukup 20 persen kursi dewan sebagai prasyarat untuk mengusung calon kepala daerah," kata dia. (501)