Sabtu, 30 September 2017

Bertentangan dengan Nilai Kemanusiaan, Padang Pariaman Tolak Paham ISIS

Keterbatasan APBD
Pengaspalan Jalan Kabupaten Dilakukan Secara Bertahap

V Koto Timur--Masyarakat Kampung Pili, Nagari Kudu Gantiang terlihat senang melihat jalan yang menghubungkan Simpang Kampuang Balai-Balai menuju Kampuang Pili akan diaspal hotmix pada tahun 2014 ini.
    Hal itu diketahui pada pidato bupati saat peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Al-Azhar Simpang Tiga Durian Siriah, Korong Kampuang Pili, Kamis (9/10).
"Insya Allah, jalan dari Simpang Kampuang Balai-Balai menuju Kampuang Pili sepanjang 750 meter akan segera diaspal hotmix. Dan tahun depan kita lanjutkan menuju Pesantren Al-Azhar sampai Simpang Kayu Mudo. Itu sudah menjadi program Dinas PU," kata Bupati Ali Mukhni yang didampingi Kadis PU Zainir Datuak Rangkayo Mulie.
    Bupati Ali Mukhni menyadari, bahwa dengan keterbatasan APBD maka peningkatan jalan dilakukan secara bertahap. Jalan kabupaten sepanjang 1.600 kilometer, lebih panjang dari jalan dari Padang ke Jakarta atau jalan negara, yaitu hanya 1.200 kilometer. Makannya, pembangunan jalan kabupaten hanya bisa dilakukan secara bertahap.
    Hal itu disebabkan, karena banyaknya pembukaan jalan baru yang dilakukan masyarakat melalui gotong royong, partisipasi perantau dan program pemerintah lainnya.
"Jalan kabupaten itu dulu hanya 1.200 kilometer. Namun, sekarang sudah menjadi 1.600 kilometer. Lebih panjang pula dari jalan Padang ke Jakarta," kata dia.
    "Disinilah pentingnya kegiatan gotong royong, bantuan perantau dan lainnya. Saya harap masyarakat bersabar untuk pengaspalan jalan ini dikarenakan keterbatasan APBD," kata Bupati Ali Mukhni.
    Kepada masyarakat, ia meminta agar merelakan tanahnya apabila terkena pelebaran dan pengaspalan jalan. Jangan dimintai pula ganti rugi. Ikhlaskan saja, semoga Allah SWT membalasnya. Karena jalan yang dibangun sangat besar manfaatnya bagi masyarakat. Dan harga tanah di sepanjang jalan baru itu akan meningkat secara signifikan. (525)
-----------------------------------------------------------------

Bupati Ali Mukhni
Ponpes Berperan Membentuk Karakter Calon Pemimpin Bangsa

V Koto Timur--Banyaknya pembangunan pendidikan agama Islam, bertujuan untuk membentuk karakter generasi muda, mendekatkan diri kepada Allah Yang Maka Kuasa. Sehingga lahirlah calon pemimpin bangsa yang beriman, cerdas dan istiqomah.
    Demikian disampaikan Bupati Ali Mukhni pada peletakan batu pertama Pondok Pesantren Al-Azhar Simpang Tiga Durian Siriah, Korong Kampuang Pili, Nagari Kudu Ganting, Kecamatan V Koto Timur, Kamis (9/10).
    Keberadaan pesantren sangat strategis untuk pendidikan baca tulis Quran. Ia juga apresiasi, bahwa Ponpes Al-Azhar juga telah menerapkan didikan Subuh dan Magrib mengaji kepada santri-santrinya, sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
    Bupati Ali Mukhni mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kampuang Pili yang telah menghibahkan tanahnya seluas 30x30 meter untuk pembangunan Ponpes itu, tanpa ganti rugi. "Saya juga terima kasih kepada masyarakat yang ikhlas menyerahkan tanahnya tanpa ganti rugi untuk pembangunan Ponpes. Semoga Allah SWT membalas atas kebaikan dan kemurahan hatinya. Pembangunan ponpes ini tanggungjawab kita bersama. Saya harap para perantau juga membantu nantinya," kata Bupati Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Sementara itu Pimpinan Ponpes Al-Azhar, Tuanku Sandaro Azhar mengaku senang dengan kehadiran Bupati Ali Mukhni pada peletakan batu pertama Ponpes tersebut. Ia bersyukur bahwa Bupati Ali Mukhni akan memasukkan bantuan pembangunan melalui dana hibah pada APBD 2015.
    "Alhamdulillah Pak Bupati hadir disini dan memberikan bantuan. Beliau juga memotivasi kami untuk membangun Ponpes hingga selesai. Kami percaya beliau sangat komit mengenai program pendidikan," kata dia.
    Pada kesempatan tersebut, Bupati Ali Mukhni membantu sebesar Rp2 juta. Sedangkan untuk dana hibah dibantu sebesar Rp15 juta pada APBD 2015. Adapun yang terkumpul saat badoncek itu sebesar Rp9,7 juta dan 77 zak semen. (525)
----------------------------------------------------

Makhluk Kolor Hijau Hanya Isu Menyesatkan

Padang Pariaman, Singgalang
    Menyikapi isu-isu yang berkembang di masyarakat akhir-akhir ini membuat Bupati Ali Mukhni memberikan pernyataan yang menyejukan, dalam menjaga situasi yang kondusif. Isu itu adalah mengenai makhluk halus yang dijuluki masyarakat dengan 'orang pakai kolor hijau.
    Bupati Mukhni Ali mengatakan, bahwa isu kolor hijau itu adalah tidak benar alias bohong. Bahkan ada pula kabar yang mengatakan, kolor hijau sudah berubah wujud menjadi bayang-bayang pohon bayur. "Isu kolor hijau itu bohong belaka. Tidak benar. Itu hanya mengacau dan membuat suasana tidak kondusif," kata Bupati Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Dijelaskannya juga mengenai isu kolor hijau yang berkembang di sosial media. Berbagai komentar masyarakat yang mengatakan, bahwa kolor hijau itu memang ada dan tak sedikit yang mengatakan kolor hijau itu hanya isu yang sengaja dihembuskan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.     Bahkan isu kolor hijau merebak di Sungai Geringging, Aua Malintang, Kampuang Dalam hingga Padang Alai. "Sekali lagi saya tegaskan, kolor hijau itu tidak ada. Mohon kepada camat dan walinagari untuk menyampaikan kepada masyarakat," pintanya.
    "Kepada masyarakat, mari kita tingkatkan keimanan, rajin baca Yasin kalau keluar rumah dan jangan karena isu kolor hijau, kita jadi takut keluar rumah. Tak mau pergi ke masjid dan surau lagi. Jangan seperti itu," kata Bupati Ali Mukhni. (525)
-----------------------------------------------------

Jika tak Jadi di Sungai Sirah
Aua Malintang Siapkan Tanah Akademi Komunitas Tanpa Ganti Rugi

Aua Malintang--Suasana akrab dan berlangsung hangat terlihat pada pertemuan H. Azwar Wahid, perantau sukses yang akrab dipanggil H. Sagi dengan Bupati Ali Mukhni di kediamannya, di Kapalo Gasan, Nagari Aua Malintang Selatan, Senin (6/10). Kedatangan Bupati Ali Mukhni disambut H. Sagi beserta istrinya usai melaksanakan ibadah kurban di Masjid Istiqomah.
    "Ini adalah rumah Bupati Ali Mukhni juga. Ia sering datang ke sini selayaknya rumahnya sendiri. Kalau lapar, langsung ambil ke dapur dan sering shalat di sini. Tak ada kesan ia seorang Bupati Padang Pariaman. Merakyat dan apa adanya saja dia," kata saudagar emas itu.
    H. Sagi juga apresiasi Bupati Ali Mukhni yang peduli dengan pendidikan di Padang Pariaman. Berbagai sarana dan prasarana pendidikan telah dibangun untuk mencerdaskan anak bangsa. Dan juga pembangunan mega proyek skala nasional dengan dana triyunan rupiah yang akan merubah wajah Padang Pariaman.
    Ia juga mengucapkan terima kasih, karena pada SMK 1 Aua Malintang diadakan penambahan empat lokal ruangan kelas pada tahun 2014. Padahal, sebelumnya ia hanya mengajukan untuk dua lokal saja.
    Menyinggung pembangunan Akademi Komunitas yang akan dibangun di Sungai Sirah, Kecamatan Sungai Limau yang masih terkendala pengadaan tanah, ia mengusulkan jika tidak ada titik temunya antara pemilik tanah dengan Pemkab, maka ia bersedia menyediakan tanah, tanpa ganti rugi dan bersertifiikat atas nama Pemkab.
    "Pak Bupati, kalau tak ada titik temu antara pemilik tanah dengan Pemkab mengenai pembangunan Akademi Komunitas di Sungai Limau, maka kami masyarakat Aua Malintang siap menyediakan tanah tanpa ganti rugi dan bersertifikat atas nama Pemkab. Ini untuk bahan pertimbangan bagi Pak Bupati," kata pria yang akrab dipanggil Mak Aciak itu.
    Menanggapi apresiasi dari perantau kepadanya, Ali Mukhni mengatakan bahwa ia bekerja dan melayani masyarakat dengan ikhlas karena Allah SWT. Ia juga sering menerima masukan dari perantau, agar setiap hari mengelilingi willayah Padang Pariaman untuk menjemput aspirasi dan melihat langsung kondisi masyarakat.
    Masalah dan kebutuhan masyarakat itu di inventarisir, kemudian dicarikan solusi dan direalisasikan untuk kepentingan umat. "Sering saya menyampaikan, bahwa kerja itu ibadah. Jangan dipolitisir lagi. Saya mempunyai kewajiban melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Ada warga sakit, kita obati. Ada anak yang tidak punya biaya sekolah, kita bantu. Ada jalan yang rusak, kita aspal hotmix secara bertahap," katanya.
    "Ada yang menganggur, kita beri modal usaha. Jika ada mega proyek nasional, maka kita lobi pemerintah pusat untuk diletakkan di Padang Pariaman. Alhamdulillah, Allah Maha Kaya, Padang Pariaman jauh lebih baik pascagempa 2009 yang lalu. Semuanya berkat dukungan masyarakat ranah dan rantau. Tanpa itu semua, saya tak bisa berbuat apa-apa," kata Bupati Ali Mukhni.
    Untuk pembangunan Akademi Komunitas di Sungai Limau, Ali Mukhni berharap dapat diselesaikan segera mengenai pengadaan tanahnya. Ia mengingatkan, agar proses ganti rugi sesuai dengan aturan yang berlaku, supaya tidak terjerat hukum dikemudian harinya. Apabila pengadaan tanah menemui masalah, kemungkinan ia akan mempertimbangkan saran H. Sagi tersebut. (525)
-------------------------------------------------------------------

Masyarakat Diminta Jadi Polisi Untuk Dirinya Sendiri

Padang Pariaman--Jelang pelantikan Presiden dan Wapres RI terpilih Joko Widodo-Muhammad Jusuf Kalla, jajaran Polres Padang Pariaman terus menggelar cipta kondisi. Itu dilakukan, sesuai perintah komandan secara berjenjang, dan memastikan wilayah hukumnya aman dan terkendali.
    "Sering kita menggelar berbagai kegiatan yang bertujuan menciptakan suasana aman. Termasuk juga berkeliling daerah siang dan malam. Nah, ini tentunya masyarakat akan melihat, bahwa polisi rupanya banyak," kata Kapolres Padang Pariaman, AKBP Rudi Yulianto pada Singgalang, kemarin.
    Dia mengajak seluruh masyarakat Padang Pariaman untuk menjadi polisi bagi dirinya sendiri. Artinya, masyarakat meningkatkan keamanan dan kenyamanannya dalam hidup bermasyarakat. Mereka akan beriya-iya dan membuat komitmen manakala ada gangguan kantibmas di lingkungannya sendiri.
    Menurut Rudi Yulianto, sangat tak mungkin aparat polisi menjaga barang ternak masyarakat satu-persatunya. Disinilah dituntut adanya jiwa polisi dalam setiap diri masyarakat tersebut. "Dengan cara itulah kita cegah, dan habisi persoalan maling ternak yang sering terjadi di berbagai nagari di Padang Pariaman selama ini," ungkapnya.
    Dia pun mengajak semua generasi muda dalam kampung, untuk kembali mengaktifkan pos siskambling. Hal itu merupakan kerjasama yang baik, antara aparat dengan masyarakat. Tentunya, dengan aktifnya pos jaga itu akan membuat ketertiban bisa ditingkatkan dengan baik dan benar.
    Sepanjang pantauannya, hingga saat ini kondisi keamanan masih tetap terjalin dengan baik. Dia ingin, hal demikian terus terwujud selamanya, sehingga pembangunan pun berjalan sesuai dengan dinamikanya. (525)
--------------------------------------------------------------

Bertentangan Dengan Nilai Kemanusiaan, Padang Pariaman Tolak Paham ISIS

Parit Malintang--Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman bersama seluruh stakeholder sepakat menolak kehadiran ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria), dan menolak paham ISIS secara keseluruhan. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan deklarasi bersama menolak paham ISIS di wilayah Padang Pariaman, di Aula Polres kabupaten, Parit Malintang, Jumat (10/10).     Deklarasi ini diprakarsai Kapolres Padang Pariaman, AKBP. Rudy Yulianto. "Atas nama pemerintah, kita apresiasi dan menyambut deklarasi bersama menolak paham ISIS bersama seluruh stakeholders, yang diprakarsai oleh Kapolres," kata Bupati Ali Mukhni yang juga Ketua LSM Pekat Indonesia Bersatu Provinsi Sumatera Barat itu.
    Kapolres Rudy Yulianto menjelaskan, ISIS merupakan gerakan radikal yang sangat militan, lahir dari pecahan Al-Qaeda. Militan ISIS melakukan tindakan kekerasan seperti pembunuhan kepada pihak-pihak yang tidak mendukung kegiatannya.
    Untuk mengantisipasi masuknya paham ISIS, Polres melakukan langkah-langkah preventif yang perlu dukungan dari masyarakat, yaitu tolak dan larangan ISIS, himbauan serta ajakan masyarakat untuk menolak ISIS. "Masyarakat diminta melapor jika mendengar dan melihat individu, atau kelompok ISIS, dan tindak saja dengan tegas melalui penegakan hukum," ungkapnya.
    "Hari ini kita deklarasikan bersama Tolak dan Larang Paham ISIS. Masyarakat kita himbau supaya melapor, jika mendengar dan melihat individu atau kelompok ISIS. Jangan sampai generasi muda Padang Pariaman terkontaminasi paham ISIS," kata Kapolres Rudy Yulianto.
    Sementara itu Ketua MUI Padang Pariaman, Dr. Zainal Tuanku Mudo mengatakan, diPadang Pariaman belum ada masuk paham ISIS. "Namun, masing-masing kita harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian," kata dia.
    Ia juga menyambut baik inisiatif Kapolres dalam mencegah paham ISIS, karena Islam adalah penuh dengan kedamaian yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. "Islam adalah penuh dengan kedamaian yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Kami juga apresiasi Bapak Kapolres dalam deklarasi tolak paham ISIS," kata Zainal yang putra Pungguang Kasiak Lubuk Alung itu.
    Hadir dalam deklarasi bersama tolah paham ISIS, Wakil Ketua DPRD Mothia Aziz Datuak Nan Basa, Kajari; Yulitaria, Ketua Pengadilan Negeri; Effendi Mukhtar, Ketua KPU; Vifner, camat, dan walinagari, Kepala Sekolah di lingkungan Pemkab Padang Pariaman. (525)

Punya Kebuh 7.000 Hektare Padang Pariaman Butuh Pabrik Pengolah Pepaya

Punya Kebuh 7.000 Hektare Padang Pariaman Butuh Pabrik Pengolah Pepaya

Padang Sago--Bupati Ali Mukhni mengatakan potensi buah pepaya di Padang Pariaman sangat menjanjikan. Didukung dengan tanah yang subur, buah pepaya yang dihasilkan memiliki kualitas ekspor. Guna meningkatkan harga jual, Ali Mukhni mengupayakan adanya suatu industri pengolah pepaya di Sumbar.
    "Padang Pariaman salah satu daerah produsen pepaya di Indonesia. Jadi, layak didirikan industri pengolahan yang berskala nasional," ujar Bupati Ali Mukhni saat menyusuri kebun pepaya di Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Sabtu (23/9) lalu.
    Sementara Kadis Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Hendra Aswara menyebutkan, sudah saatnya Padang Pariaman memiliki industri pengolahan pepaya. Seperti pabrik pembuatan saus, yang dirasa memiliki pangsa pasar yang luas seiring berkembangnya pusat-pusat kuliner dan rumah tangga.
    "Selama ini masyarakat menjual pelaya dengan harga murah ke Riau, Kepri, Sumsel, Lampung hingga Pulau Jawa. Jadi apabila pepaya diolah menjadi saus tentu akan bernilai jual tinggi," kata mantan Kabag Humas itu.
    Saat ini karena pengaruh cuaca ekstrim, kata Hendra Aswara, harga jual pepaya hanya seribu per kilo. Sebelumnya harga jual bisa mencapai Rp2 ribu. Artinya, perlu upaya membantu petani untuk memaksimalkan hasil kebun pepaya tersebut.
    "Kita sedang penjajakan dengan investor dan juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian RI mengenai pendirian pabrik pengolah pepaya di Padang Pariaman," ujar dia.
    Adapun luas kebun pepaya lebih kurang tujuh ribu hektare yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Batang Anai, Lubuk Alung, Patamuan, Padang Sago, VII Koto Sungai Sariak dan 2x11 Enam Lingkung.
    "Jadi kita butuh pabrik pengolahan pepaya untuk meningkatkan kesejahteran petani," ujar jebolan STPDN angkatan XI itu. (501)

Soal Perizinan Camat Mitra Utama DPMPTP

Soal Perizinan Camat Mitra Utama DPMPTP

Padang Pariaman--Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian (DPMPTP) Kabupaten Padang Pariaman, Hendra Aswara mengatakan bahwa camat merupakan mitra kerja utama dalam memberikan layanan perizinan kepada Masyarakat.
    Untuk itu perlu diadakan rapat koordinasi yang bertujuan untuk membangun kerjasama dan sinergitas antara DPMPTP dan kecamatan, dengan melakukan sharing informasi berbagai kebijakan baru dan menampung permasalahan dan mencari solusinya.
    "Rakor ini sangatlah penting. Kita jadwalkan sekali tiga bulan, sehingga terbangun sinergitas dan sikronisasi antara DPMPTP dengan kecamatan," kata Hendra Aswara mengawali sambutannya di Hall Saiyo Sakato, Pariaman, Selasa lalu.
    Hendra dalam eksposnya meyampaikan adanya paradigma baru dalam pelayanan perizinan. Yakni menjadikan aparatur sipil negara sebagai pelayan masyarakat. DPMPTP juga telah menetapkan motto pelayanan, yaitu "Melayani dengan ELOK" yang bemakna, efisien, melayani dengan tepat, benar dan akurat. Lancar. Memproses dengan cepat, mudah dan transparan. Optimal. Layanan terbaik untuk kepuasan masyarakat. Konsisten. Melayani masyarakat sesuai dengan prosedur yang berlaku.
    "DPMPTP berkomitmen menerapkan UU nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik agar masyarakat merasa puas," kata dia.
    Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman juga menjadi yang terdepan dalam melahirkan Peraturan Bupati Nomor 04 tahun 2017 tentang pelimpahan kewenangan di bidang perizinan dan non perizinan kepada perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal. Jadi, tidak ada lagi izin yang ditandatangani oleh bupati sebanyak 122 jenis perizinan dan enam jenis non izin.
    "Kita daerah yang pertama kali dimana bupati mendelegasikan kewenangan perizinan kepada DPMPTP," ujarnya. Guna percepatan pelayanan, tambah Hendra, DPMPTP telah menerapkan sistim perizinan online yang diberi nama SIMPEL (Sistim Informasi Perizinan Elektronik) yang sudah dilakukan soft launchingnya pada Mei 2017.
    "Jadi masyarakat bisa mendaftar, tracking dan verifikasi melalui android saja," ujar pria kelahiran 26 September 1981 itu. Ke depan, aplikasi SIMPEL pengembangan dari aplikasi ini akan diterapkan di beberapa kecamatan sebagai proyek percontohan untuk pelayanan perizinan di kecamatan, dengan memberikan pelatihan kepada front office di kecamatan.
    Adapun inovasi yang telah diterapkan DPMPTP dalam enam bulan terakhir, yaitu Sejati (Sehari Jadi Gratis) dalam pembuatan SIUP, TDP, IUJK, PIRT, TDG, Surat Izin Praktek. Kemudian terdapat layanan pengaduan melaui email, sms, WA serta medsos.
    "Saat ini kita juga sedang renovasi ruang pelayanan yang lebih nyaman dan ramah lingkungan," kata mantan Kabag Humas itu.
    Kabid Perizinan dan Non Perizinan Heri Sugianto melaporkan, rapat koordinasi DPMPTP dengan camat se Padang Pariaman sebanyak 50 orang  terdiri dari Camat, Kasi Trantib/Kasi Yanum, serta beberapa kepala OPD.
    Rakor kali ini banyak di temui berbagai masalah di kecamatan terkait dengan izin yang di limpahkan ke kecamatan, baik dalam menerbitkan rekomendasi, dan izin lainnya. Semua itu akan dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan pelayanan perizinan. "Alhamdulillah, pelayanan perizinan telah mendapat respon positif dan apresiasi dari masyarakat," ujar Heri. (501)

Keltan Jangan Hanya Sekedar Nama

Keltan Jangan Hanya Sekedar Nama

Padang Sago--Sebanyak 50 orang anggota Kelompok Tani (Keltan) Nagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman mengikuti pelatihan pengelolaan produksi usaha pertanian. Acara pelatihan diadakan di salah hotel di Kota Pariaman, Kamis pekan lalu.
    Walinagari Koto Baru, H. Zulhendrayani menyebutkan, kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali Keltan yang ada di nagari ini, karena selama ini sebagian besar Keltan tersebut mati suri.
    "Kepada semua kelompok tani yang ikut untuk bisa menampilkan ketrampilan yang di milikinya, seperti membuat minyak tanak tangan, VCO dan lain sebagainya. Bahkan ada terobosan baru dari salah satu kelompok membuat dendeng jantung pisang. Tentu ini bisa di kembangkan di tengah masyarakat, terutama anggota kelompok itu sendiri," ujar Zulhendrayani.
    Dia menjelaskan, pelatihan teori selama satu hari ini hendaknya bisa diadakan praktek lapangan. Sekarang ada lima kelompok tani yang mengikuti pelatihan, dan satu induk kelompok tani; Gapoktan, yakni gabungan kelompok tani. "Pelatihan ini bertujuan untuk pembentukan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag). Timbul dari kelompok, bukan lagi dari nagari. Kalau sudah ada usaha, nagari selalu mendukung untuk kemajuan bersama," terangnya.
    Untuk itu, katanya, pelatihan ini tentu besar harapan kepada semua peserta agar bisa mengaplikasikan serta melaksanakan prakteknya. "Produksi hasil pertanian bisa  meningkatkan ekonomi anggota dan masyarakat," harapnya.
    Sementara itu, salah seorang penyuluh swadaya nagari, Tunaku Afredison mengatakan, kegiatan pelatihan terhadap anggota kelompok tani ini amat penting. Banyak bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk kelompok tani hanya untuk kelompok yang aktif, dan  memiliki usaha.
    Katanya lagi, aktif semua kelompok tani yang ada di Nagari Koto Baru ini, memiliki usaha dan nilai bisnis, tentu sebuah kemajuan yang cukup luar biasa. "Dulu, banyak kelompok tani yang ada hanya nama saja. Kalau ada bantuan yang akan diberikan pemerintah baru ada pengurus kelompok itu. Sekarang ini semua kelompok tani harus ada usaha yang jelas bisa pula dipasarkan, menghasilkan uang untuk anggota kelompok yang pada akhirnya menyejahterakan," katanya. (501)

Ratusan Miliar Pemasukan APBD Tabanan Berasal dari Rumah Sakit Daerah


    Untuk mencapai kemajuan dalam bidang kesehatan dan pariwisata di Kabupaten Padang Pariaman, Komisi IV DPRD daerah itu sengaja melakukan kunjungan kerja atau studi tiru ke Kabupaten Tabanan dan Gianyar, Provinsi Bali selama enam hari, dari 17-22 Septermber 2017. Berikut laporan Damanhuri, Wartawan Harian Singgalang yang diikutkan dalam perjalanan demikian.


Ratusan Miliar Pemasukan APBD Tabanan Berasal dari Rumah Sakit Daerah

    Sebanyak 20 unit Puskesmas di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, enam di antaranya sudah punya rawat inap. Di samping itu, Puskesmas juga berfungsi sebagai rumah singgah ibu hamil. Artinya, sejak dari hamil sampai melahirkan bisa di tangani di Puskesmas demikian.
    Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Pemkab Tabanan, Ketut Subrata Yasa menjelaskan hal demikian di hadapan Komisi IV DPRD Kabupaten Padang Pariaman saat kunjungan kerja ke daerah itu.
    Subrata Yasa yang di dampingi sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemkab Tabanan itu menyampaikan, Tabanan yang memiliki 10 kecamatan, dengan luas wilayah 839,33 kilometer persegi, punya 431.642 jiwa.
    "Pemasukan daerah dari sektor kesehatan ini cukup besar. Tahun lalu, Silva dari sejumlah rumah sakit dan RSUD Tabanan mencapai ratusan miliar. Mulai dari Rumah Sakit Dharma Kerti, Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan, dan Rumah Sakit Umum Wisma Prashati," kata dia. Dengan demikian, APBD tidak lagi jadi beban oleh rumah sakit ini. Malah sebaliknya, ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
    Di samping itu, kata dia, Tabanan juga punya banyak objek wisata yang telah mendunia. Tanah Lot, satu dari sekian banyak objek wisata yang dipunyai Tabanan. "Untuk wisata ini, Pemkab memperkuat dengan keberadaan Desa Adat. Artinya, pengelolaannya bekerjasama dengan Desa Adat di lokasi wisata itu sendiri," ungkapnya.
    "Ada perjanjian tertulis yang harus di sepakati Pemkab dan pengelola Desa Adat dalam mengelola wisata terkait. Desa Adat merupakan gabungan sejumlah Desa Pemerintahan yang kekuatannya cukup mengakar di daerah ini.
    Menurut Subrata Yasa, soal kekuatan adat barangkali ada kesemaan antara Bali dan Sumatera Barat. Hanya keyakinan dalam beragama saja yang berbeda. Sebagian besar masyarakat Tabanan juga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. "Kita punya 22,464 hektare lahan sawah. Sejak beberata tahun terakhir, para petani membudayakan pemakaian pupuk organik, yang hasil panennya cukup luar biasa melimpah," sebutnya.
    Katanya lagi, untuk perampungan pajak hotel dan restoran, Pemkab Tabanan sengaja menggandeng konsultan dari perguruan tinggi. "Sebab, daerah yang kaya akan wisata, keberadaan hotel dan restoran cukup memberikan masukan untuk daerah. Dan ini bagian terpenting yang tidak dapat tidaknya dalam menunjang kemasukan untuk APBD. Cara ini telah dilakukan sejak 2011 lalu," kata Subrata Yasa. (*)
---------------------------------------------------------------

Kesehatan dan Wisata Penyumbang Terbesar dalam APBD Gianyar

    Soal kebijakan yang dipengaruhi oleh adat dan tradisi, barangkali antara Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dan Padang Pariaman, Sumatera Barat ada kesamaanya. Gianyar satu dari sembilan kabupaten dan kota yang ada di Pulau Dewata ini kaya akan wisata.
    Tak heran, rumah masyarakat yang telah berdiri ratusan tahun atau rumah lama jadi ajang wisata yang dikunjungi banyak wisatawan macanegara. Gianyar punya tujuh Kecamatan, enam Kelurahan, 64 Desa, 505 Dusun atau Banjar, 42 Lingkungan, 271 Desa Adat, 512 Subak Yeh yang mengatur pengairan di daerah ini.
    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Ida Ayu Cahyani menyampaikan, 51,6 persen dari Rp2,1 triliun APBD dearahnya bersumber dari sektor kesehatan dan wisata. "RSUD kita sudah kelas B, dan pernah meraih prestasi terbaik di tingkat nasional," kata dia.
    Bahkan, kata dia, salah satu Puskesmas yang ada di Gianyar pernah meraih penghargaan Sinopik dari Kemenpan RB tahun lalu. Di Puskesmas, pelayanan sudah dilakukan satu pintu. Mulai dari penanganan ibu hamil, korban kecanduan narkoba, dengan jaminan kerahasiaannya terjaga dengan baik.
    Menurut Ida Ayu Cahyani, 13 Puskesmas yang ada di Gianyar, semuanya telah menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan ini, pemasukan daerah menjadi meningkat dari tahun ke tahun. "Ada kelebihan target antara 21 - 30 persen PAD setiap tahunnya dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Misalnya, tahun 2016 target PAD dari Kesehatan Rp600 miliar, realisasinya Rp800 miliar," katanya.
    Sebagai daerah wisata, ujarnya lagi, home industri tumbuh dengan pesatnya di Gianyar. Tidak ada anak muda yang menganggur. Anak sekolah yang pulang belajar, langsung mengerjakan pekerjaannya di rumah, membuat berbagai hal yang bernilai uang, seperti pernak-pernik dan kerajinan kayu.
    "Pemkab hanya memberikan motivasi dan memfasilitasi hasil dari kerajinan tersebut. Dengan cara inilah kita bisa mengurangi, bahkan menghabiskan kemiskinan di Gianyar ini," ungkapnya. Setiap tahun terjadi penurunan grafik angka kemiskinan. Dengan kekuatan adat dan tradisi, Gianyar terus membangun sumber daya manusianya. (*)
---------------------------------------------------------------------

Rombongan Komisi IV yang melakukan Kunker

1. Mothia Azis Datuak Nan Basa (Wakil Ketua DPRD)
2. Syafruddin (Ketua Komisi)
3. Bastian Desa Putra (Sekretaris Komisi)
4. Syafrinaldi (Anggota)
5. Siswanto (Anggota)
6. Tri Suryadi (Anggota)
7. Bagindo Rosman (Anggota)
8. Bahzar (Anggota)
9. Syafrizal A (Anggota)
10. Kamarsyam (Anggota)
11. Pepforil (Anggota)
12. Syamsunar (Kabag Umum Sekwan)
13. Alkadri (Kasubag di Sekwan)
14. Damanhuri (Wartawan Singgalang)

Mahasiswa Harus Siap Jadi Pemimpin dan Pengusaha

Mahasiswa Harus Siap Jadi Pemimpin dan Pengusaha

Pariaman--Mahasiswa harus menyiapkan dirinya menjadi pemimpin dan wirausahawan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Karenanya selagi mahasiswa harus fokus belajar baik di dalam kampus, maupun di luar kampus.
    Demikian terungkap dalam seminar nasional yang digelar Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sumbar, Sabtu (30/9) di hall Saiyo Sakato, Pariaman. Seminar menampilkan narasumber Ketua DPW Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Sumatera Barat Syamsul Bahri dan Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Padang Pariaman Zeki Aliwardana dengan moderator Wakil Ketua II STIE Sumbar Satria Effendi Tuanku Kuning. Seminar dibuka Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyudin.
    Mardison menyampaikan, saat ini kondisi generasi muda terbelah. Di satu sisi banyak yang melakukan tindakan negatif yang merugikan diri sendiri dan masyarakat di lingkungannya. Di sisi lain, banyak pula generasi muda bertindak positif dengan berbagai kegiatan yang bermanfaatkan. "Bagaimana kita bersama merangkul generasi muda yang bertindak negatif tersebut berubah menjadi bertindak positif dalam hidupnya," kata Mardison.
    Menurut Mardison, generasi muda yang diharapkan adalah generasi yang sehat, Islami, mampu berkarya, inovatif, kreatif. Generasi muda semacam inilah yang lebih siap jadi pemimpin dan pengusaha sebagaimana tema dari seminar ini. PMII sebagai wadah organisasi mahasiswa tentu diharapkan mampu menyiapkan generasi muda yang mandiri.
    Zeki Aliwardana dalam paparannya menyebutkan, pemimpin harus menjadi tauladan bagi orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik menggunakan kewenangannya secara cerdas dan peka sehingga menjadi sangat berwenang tanpa sewenang-wenang. "Menjadi pemimpin bukan berarti mendapatkan hak untuk memerintah. Tetapi justru kewajiban memberi tauladan, sehingga orang lain bisa menerima perintahnya tanpa merasa direndahkan," kata Zeki Aliwardana.
    Zeki juga menambahkan, karakteristik pribadi pemimpin yang harus memiliki kecerdasan cukup tinggi, kecakapan berkomunikasi, kecakapan mendidik, emosi terkendali, memiliki motivasi berprestasi, kepercayaan diri dan ambisi. Pemimpin yang tidak memiliki karakteristik tersebut, tidak akan pernah menjadi pemimpin sukses.
    Sedangkan Syamsul Bahri menyebutkan, wirausahawan dan kepemimpinan saling terkait. Pemimpin yang mandiri, mampu mengayomi orang-orang yang dipimpinnya. Wirausahawan bagaimana pun harus bermanfaat bagi lingkungannya. Begitu pula pemimpin, harus bermanfaat bagi orang di lingkungannya.
    Penerima Mandat/Pendiri PMII Kota Pariaman Armaidi Tanjung dalam sesi Mapaba menegaskan, mahasiswa sebagai generasi intelektual dan agen perubahan, haruslah menjadi pelopor di masyarakat. Membangun masyarakat sesuai dengan disiplin ilmu dan keahlian yang dimilikinya.
    Ketua PK PMII STIE Sumbar Zulkifli mengatakan, seminar nasional dan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) ke-X yang diikuti 100 peserta bertemakan, melahirkan pemimpin dan pengusaha yang kreatif, inovatif menuju Indonesia mandiri. “Ini Mapaba pertama di Kota Pariaman yang paling banyak pesertanya. Sehingga Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana memberikan penghargaan kepada PK PMII STIE Sumbar yang diserahkan usai seminar menjelang sesi Mapaba dimulai," kata Zulkifli. (501)

Jadikan Nobar G 30 S/PKI Sebagai Pelajaran Berharga

Jadikan Nobar G 30 S/PKI Sebagai Pelajaran Berharga

Padang Pariaman--Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Padang Pariaman nonton bareng (nobar) bersama santri dan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kamis (29/9) malam lalu. Nobar menyaksikan tayangan film peristiwa G 30 S/PKI.
    Ketua Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman, Zeki Aliwardana menyebutkan, pemutaran film ini diharapkan memberikan pemahaman kepada santri tentang sejarah terjadinya Gerakan 30 September 1965 yang dikenal dengan pemberontakan G 30 S/PKI. Nobar dihadiri Kepala Kemenag Kota Pariaman Muhammad Nur, Ketua Yayasan Pembangunan Pendidikan Anuaril Ilmi (YP2I) Azrul Azwat, Pimpinan Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur Ali Basar Tuanku Sinaro,  Sekretaris PCNU Nahdlatul Ulama Padang Pariaman Andri Susanto.
    Pemutaran film ini diawali dengan paparan dari narasumber Dandim 0308/Pariaman Letkol ARH Hermawansyah, dan mantan Sekretaris PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Armaidi Tanjung. "Pemaparan tersebut sebagai pengantar agar santri bisa lebih memahami bagaimana menarik pelajaran dari tayangan film G 30 S/PKI tersebut," kata Zeki Aliwardana.
    Hermawansyah menyebutkan, paham komunis yang dikembangkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) bertentangan dengan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni Pancasila. Komunis juga bertentangan dengan Islam sehingga harus dilawan dan dilarang di Indonesia.
    "Keinginan masyarakat Padang Pariaman untuk menyaksikan kembali film G 30 S/PKI, sangat tinggi. Banyak permintaan dari berbagai kalangan seperti pondok pesantren, sekolah, kelompok masyarakat yang ingin melaksanakan nobar ini," kata Hermawansyah dihadapan 500-an santri Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur.
    Sedangkan Armaidi Tanjung menilai, bagi santri menonton film ini penting agar bisa mengetahui bagaimana perlakuan orang-orang PKI terhadap santri, ulama dan tuanku menjelang meletusnya peristiwa G 30 S/PKI itu. Orang-orang PKI selalu mengintimidasi, mengancam, bahkan membuat list nama para ulama yang akan dihabisi atau dibunuh. Karena ulama yang selalu menentang setiap gerakan PKI di tengah masyarakat.
    "Saya secara pribadi beberapa kali mewawancarai ulama NU di Padang Pariaman yang berhadapan dengan kekuatan PKI. Beliau menyampaikan bagaimana kuatnya tekanan yang dilakukan orang-orang PKI terhadap dirinya dan ulama lainnya," kata Armaidi.
    Secara nasional, PKI antara tahun 2000 – 2014 menuduh Nahdlatul Ulama (NU) dan TNI sebagai penjagal dan menuntut meminta maaf, serta mengajukan ke Pengadilan Internasional. Padahal sebelum terjadi aksi balasan pasca meletusnya peristiwa G 30 S/PKI yang sudah menewaskan para ulama dan melecehkan simbol-simbol agama Islam tidak pernah diungkit.
    Menyikapi tuduhan tersebut, PBNU mengeluarkan buku putih yang berjudul, Benturan NU – PKI 1948-1965 yang ditulis H. Abdul Mun’im DZ. Dari buku putih ini terlihat jelas apa yang sudah dilakukan PKI terhadap ulama NU dan kudeta berdarah yang berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan Komunis. Sejumlah jenderal pun dibunuh, kata Armaidi Tanjung.
    Untuk itu, santri dan generasi muda memang harus mewaspadai kembali bangkitnya kekuatan PKI di Indonesia. Orang-orangnya bisa masuk di berbagai lini di tengah masyarakat. Berbagai isu dan wacana diapungkan agar ada pihak-pihak tertentu yang terpancing, kemudian menimbulkan kegaduhan dan keresahan di masyarakat, kata Armaidi menambahkan. (501)  

Tukang Palak di Masjid Agung Syekh Burhanuddin Harus Ditertibkan

Tukang Palak di Masjid Agung Syekh Burhanuddin Harus Ditertibkan

Ulakan--Tukang palak berkedok juru parkir di komplek Masjid Agung Syekh Burhanuddin Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman mulai meresahkan masyarakat. Terutama para tamu yang tengah melakukan ibadah di masjid yang dibangun oleh pemerintah tersebut.
    Adalah Muhammad Kudri, salah seorang yang merasa diperas saat usai shalat di masjid itu, Selasa lalu. "Saya sering singgah dan shalat di masjid ini. Baru kali ini saya merasa diperas dan dikasari oleh orang yang mengaku tukang parkir," kata Kudri, warga Lubuk Basung, Kabupaten Agam ini.
    "Persoalannya bukan uang parkir yang diminta Rp5 ribu. Tetapi cara dia meminta yang tidak ada tata kesopanan, seperti layaknya tukang parkir di sebuah objek wisata relegius," ungkapnya. Bagi Kudri, melewati jalur Ketaping, Ulakan, Pariaman dari dan ke Lubuk Basung sudah menjadi hal biasa karena seringnya wartawan senior ini pulang balik Padang - Lubuk Basung.
    Awalnya, ketika Kudri menaiki mobilnya usai shalat datang orang meminta uang parkir. "Saya kasih Rp2 ribu. Duo ribu barako. Limo ribu, kata orang itu pada Kudri, yang spontan langsung terkejut, saking kerasnya suara orang itu," cerita Kudri.
    "Kok indak limo ribu, turunlah dari oto tu," balas orang itu lagi. Kudri tak mau ribut-ribut dengan orang yang dinilainya agak kurang beres itu. Dia berikan saja uang sebanyak yang dimintanya. "Takutnya kaca mobil saya nanti dipecahinnya, ya saya berikan saja, dan saya langsung pergi bersama kawan-kawan," ujarnya.
    Kudri merasa keramat Syekh Burhanuddin sudah hilang, karena tidak ada lagi orang-orang sekitar makamnya yang punya etika elok, memperlakukan tamu atau orang masuk dengan ramah. Nah, perlakuan seperti ini jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Harus ada tindakan tegas, agar tidak bertambah korbannya.
    Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispora) Padang Pariaman, Jon Kenedi ketika dikonfirmasi mengaku belum ada tukang parkir di Masjid Agung Syekh Burhanuddin. "Untuk juru parkir ini tak bisa sembarangan. Harus ada pula Perda-nya yang dibuat Pemkab bersama DPRD," kata Jon Kenedi.
    Anggota Komisi IV DPRD Padang Pariaman, Bagindo Rosman melihat Masjid Agung Syekh Burhanuddin bukanlah Masjid Raya Ulakan. "Ini masjid kebanggaan Padang Pariaman. Harus ada kejelasannya. Jangan biarkan tukang palak meresahkan masyarakat, yang pada akhirnya mencoreng nama baik Syekh Burhanuddin dan Padang Pariaman itu sendiri," kata anggota dewan dari PAN ini.
    "Pemkab Padang Pariaman dibawah komando Ali Mukhni - Suhatri Bur harus menertibkan ini. Kalau mau dibuat aturan parkirnya, silahkan. Sebab, masjid ini dibangun dengan APBD. Tukang parkir yang suka memakang orang itu harus ditindak tegas," ujar dia. (501)

Rabu, 27 September 2017

Peredaran Narkoba Padang Pariaman Raih Peringkat Ketiga Terbesar di Sumbar

Peredaran Narkoba
Padang Pariaman Raih Peringkat Ketiga Terbesar di Sumbar

Parit Malintang--Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2017 tingkat Kabupaten Padang Pariaman berjalan meriah. Peringatan yang dimulai dengan apel gabungan itu diikuti oleh anggota TNI, Polri, ASN, mahasiswa perguruan tinggi, pelajar dan siswa di Mapolres Padang Pariaman, Rabu (27/9).
    Bertindak sebagai inspektur upacara Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur. Turut hadir Kapolres Padang Pariaman, Wakapolres, Kasdim 0308 Pariaman, Kejaksaan Negeri Pariaman, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Padang Pariaman.
    Wabup Suhatri Bur yang juga Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Padang Pariaman itu mengajak peserta upacara dan masyarakat Padang Pariaman untuk menyatakan tidak kepada penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya. "Penyalahgunaan narkoba jelas sangat merugikan kesehatan dan masa depan kita. Untuk itu, hindari menyalahgunakan narkoba dengan melakukan aktivitas yang berguna," kata Suhatri Bur.
    Menurutnya, permasalahan penyalahgunaan narkoba di Padang Pariaman sudah sangat meresahkan karena menempati urutan ketiga dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar. "Ini sangat memprihatinkan, karena ini kasus yang kelihatan dan terungkap. Saya kira masih banyak yang tidak kelihatan, laksana puncak gunung es," ungkapnya.
    Suhatri Bur mengajak untuk menghentikan semuanya itu dengan mengurangi kejahatan penyalahgunaan narkoba, sehingga masa depan Padang Pariaman menjadi selamat. "Melalui peringatan HANI ini, mari kita bersama-sama bertekad untuk menyelamatkan masa depan kehidupan daerah dan bangsa kita. Dan menyelamatkan generasi mendatang, menyelamatkan anak-cucu kita dari jeratan narkoba yang dapat berujung pada kematian," ajaknya.
    Usai apel gabungan dilanjutkan dengan gerak jalan sehat dengan garis start dimulai dari Mapolres Padang Pariaman dan finish di halaman kantor bupati. Dilanjutkan dengan pengundian door prize bagi peserta gerak jalan sehat dengan memperebutkan hadiah hadiah yang disediakan oleh Bank Nagari, BRI, BPJS dan Anai Resort.
    Sebelum pengundian door prize, dilakukan pelepasan balon tanda komitmen melawan penyalahgunaan narkoba serta pemasangan stiker anti narkoba pada sejumlah mobil dinas. (501)

Ketimpangan Pembangunan Lubuk Alung Semakin Mendesak untuk Dimekarkan

Ketimpangan Pembangunan
Lubuk Alung Semakin Mendesak untuk Dimekarkan

Lubuk Alung--Secara nyata pemekaran daerah akan memberikan manfaat yang amat luar biasa. Secara sportif, pemekaran dapat mengatasi kesejahteraan penduduk. Satu kupasan mengenai peran penting otonomi yang dilandasi oleh semakin kecil sistem pengelolaan daerah, sehingga mampu secara murni melakukan penataan pada wilayah kerjanya.
    Dr. Irwandi Sulin Datuak Gadang, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung melihat percepatan pertumbuhan di Padang Pariaman akan semakin cepat bila Lubuk Alung yang semakin maju ini dimekarkan. "Ada pemikiran mendasar jika kita memaknai konsep otonomi, bahwa penataan daerah yang semakin kecil akan semakin meningkatkan kesejahteraan dalam mengelola dan membangun daerah tersebut," kata dia.
    Menurutnya, secara ekonomis sama saja dengan anakedot, semakin kecilnya kawasan kelola, maka semakin kecil pula manajemen pengelolaannya. Ppegawai akan berkurang, SKPD akan tertata dan pembangunan kawasan akan lebih mudah dilakukan. 
Bagi daerah baru yang dimekarkan, konsepnya akan sama. Semakin mudah dalam memberikan layanan kepada masyarakat, karena akan menimbulkan SKPD gabungan yang akan mengurangi jumlah dan tata kelola administrasi akan lebih simple, sejalan dengan sedikitnya bahasan jaringan  birokrasi.
    Irwandi Sulin yang mantan Rektor Unitas Padang ini memadang, luas Padang Pariaman saat ini dengan kondisi keungan derah, jelas akan memberatkan pertumbuhan daerah dalam melaksanakan pembangunan. Cukup rumit karena luas daerah dan imbangan penduduk serta kondisi demografi dan geografi yang sangat fluktuatif.
    "Hal ini dapat kita rasakan dalam dua dekade pemerintahan yang belum dapat mengatakan nilai nyata dari kawasan-kawasan terencana, semua konsep wacana dan idealitas, seperti 9 kawasan strategis, kawasan industri, pelabuhan laut, ditambah terakhir dengan konsep kawasan pendidikan di Tarok, membutuhkan waktu yang lama untuk menjadikan satu kenyataan karena fokus pembangunan yang melebar," katanya.
    Katanya lagi, pembangunan sarana terutama jalan dan fasilitas tampak sekali tidak seimbangan, antara satu kawasan dengan kawasan lainnya. Perbandingan utara dengan selatan, terutama Lubuk Alung dan Batang Anai dapat dikatakan agak timpang. Pembangunan sarana belum menganut kepada konsep kebutuhan dan penunjang, namun lebih bernuansa pertumbuhan yang tidak bagus jika disandingkan dengan niat membangun daerah secara prorata dan berkesinambungan.
    "Lubuk Alung dan Batang Anai adalah daerah yang dinamika dan sosialitas ekonominya sudah sangat membutuhkan perkembangan sarana. Kedua wilayah ini lalu lintas pemakai sarana sudah sangat tinggi dan berperan besar dalam mendukung  sumber pendapatan daerah. Akan sangat nyata jika dibicarakan lintas dan jenis kendaraan yang memakai jalan, karena bermua pada sumber-sumber ekonomi, terutma dari bahan alam," ujarnya.
    Dia menilai, kondisi jalan di Nagari Sinnguliang ke dan Nagari Pasie Laweh, serta ke Asam Pulau, Nagari Anduriang seakan jadi anak tiri. Konsepsi pembangunan jalan pada ruas tersebut sangat tidak manis. Masyarakat merasa seakan tidak mendapatkan pembagian pelaksanaan pembangunan. Sementara lintas trasnportasi pada ruas tersebut sangat tinggi, terutama dengan angkutan kendaraan berat, truk roda enam type kecil dan dump truk besar.       "Melewati jalan yang seharusnya tidak boleh dilewati, kondisi dan kualitas jalan sangat jelek sekali, dapat dipahami daerah ini merupakan salah satu potensi produsen galian C. Penonjolan akan sangat tampak ketika kita melirik  pada ruas jalan Nagari Lubuk Alung - Sikabu pasca robohnya Jembatan Kayu Gadang nampak semakin semrawut. Lintas jalan yang baru diperbaiki di Balah Hilia Ke Singguliang semakin parah rusaknya," ungkapnya. Berdasarkan hal demikian, katanya, pemekaran Lubuk Alung, lepas dari induknya Padang Pariaman agaknya sudah semakin mendesak. (501)

Target PAD di DPMPTP Tercapai 100 Persen

Target PAD di DPMPTP Tercapai 100 Persen

Padang Pariaman--Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditetapkan Pemerintah Daerah bersama DPRD terhadap Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian (DPMPTP) hampir tercapai 100 persen per 26 September 2017. Adapun target retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 2017 sebesar Rp500 juta, telah terealisasi sebanyak Rp445.777.665 atau 90 persen.
    "Alhamdulillah, kita optimis target PAD tercapai 100 persen pada akhir bulan ini," ujar Kadis PMPTP Hendra Aswara di sela-sela melayani masyarakat di ruang pelayanan, Pariaman, Rabu (27/9).
    Hendra membenarkan, bahwa tercapai target PAD lebih cepat tiga bulan dari tahun anggaran karena adanya berbagai inovasi yang dilahirkan sejak ia memegang jabatan kepala dinas dalam delapan bulan terakhir. Kiat-kiatnya antara lain, memberlakukan sistim online untuk seluruh perizinan. Setoran melalui bank-bank terdekat. Tidak ada lagi transaksi tunai di DPMPTP.
    Kemudian, kata dia, menerapkan pelayanan perizinan sehati jadi gratis, untuk memacu pelaku usaha dalam pengurusan SIUP, TDP dan IUJK. Bagi developer, pengurusan IMB induk satu jam selesai. Pelayanan jemput bola terhadap investor. Membuka layanan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan perizinan untuk menghindari Pungli.
    Kabid Perizinan dan Non Perizinan Heri Sugianto mengatakan, inovasi pelayanan perizinan terus dilakukan agar lebih cepat, transparan dan akuntabel. "Kita senang memiliki Kepala Dinas yang muda, energik dan inovatif yang memacu kami bekerja yang terbaik bagi masyarakat," ujar Heri.
    Untuk tiga bulan ke depan, kata Heri, target PAD bisa ditambah sebesar Rp100 juta lagi, jadi perkiraan hingga akhir tahun retribusi IMB bisa mencapai Rp600 juta. "Potensi penambahan PAD ini sudah kami sampaikan kepada Tim TAPD. Kita juga mohon dukungan camat, walinagari dan seluruh masyarakat," katanya. (501)

Selasa, 26 September 2017

Filariasis Bukanlah Penyakit Keturunan

Filariasis Bukanlah Penyakit Keturunan

Anduriang--Kesadaran masyarakat terhadap Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) masih harus tetap ditumbuhkan, terutama di pelosok-pelosok nagari dan kampung yang jauh dari perkotaan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Padang Pariaman gencar melakukan sosialisasi ke lapangan.
    Kepala Dinkes Padang Pariaman, H. Aspinuddin menugaskan Kepala Bidang P2P Jasneli bersama timnya mengunjungi Korong Rimbo Kalam, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Selasa lalu. Kunjungan tersebut juga disertai Kepala Puskesmas Anduriang Afrita Sefen dan timnya.
    Sementara Kadinkes Aspinuddin sendiri menyusul ke lokasi setelah memimpin rapat di kantornya. Bertempat di Kantor Walikorong, kegiatan tidak hanya berupa sosialisasi tentang betapa penting mengosumsi obat filariasis (kaki gagah), tetapi juga pelayanan pasien yang dilakukan oleh Tim Medis Puskesmas Anduriang. Kegiatan itu diikuti hampir seratus warga, baik laki-laki maupun perempuan, baik dewasa, manula maupun anak-anak.
    Kabid P2P Jasneli pada kesempatan itu mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif mengonsumsi obat filariasis. Pengobatan massal untuk tahun kelima akan dilakukan secara serentak pada tanggal 3 Oktober mendatang.
    "Filariasis bukanlah penyakit keturunan, kutukan atau akibat guna-guna, melainkan penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk yang menularkan cacing micro-filaria. Virus filariasis dapat ditularkan oleh nyamuk jenis apa saja. Untuk mencegah penularan penyakit ini adalah dengan mengonsumsi obat filariasis secara massal," kata Jasneli.
    Untuk lebih meyakinkan masyarakat, Jasneli yang pernah bertugas di Puskesmas Anduriang (2008 – 2011) memperagakan foto-foto penderita filariasis, baik melalui layar ponsel / smartphone miliknya maupun melalui poster. Ia juga meminta Walikorong Rimbo Kalam, Miki Candra untuk menyebarkan poster-poster tersebut ke tengah masyarakat.
    Aspinuddin yang datang kemudian pun ikut bergabung. Didampingi Jasneli serta staf Dinkes seperti Debby Afrita dan Elvina Ibrahim, ia mengajak masyarakat agar secara rutin memeriksakan kesehatan, terlebih di Rimbo Kalam sudah ada Bidan Desa, Rika Fiani.
    Rimbo Kalam merupakan satu dari tujuh korong di Kenagarian Anduriang, secara demografi agak terisolir. Korong ini berjarak sekitar 7 km dari Kantor Camat 2x11 Kayutanam dan sekitar 9 km dari Kantor Walinagari / Puskesmas Anduring. Jarak tersebut hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor. Sedangkan jika dengan mobil harus melalui Lubuk Alung dengan jarak sekitar 30 km.
    Walikorong Rimbo Kalam, Miki Candra menyebutkan, wilayah yang dipimpinnya berpenduduk sekitar 1.000 jiwa. Di sini terdapat satu unit tempat ibadah – Masjid Nurul Huda – serta satu unit Sekolah Dasar (SD) dan satu unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 2x11 Kayutanam. (501)

Sering Memakan Korban Jembatan Lubuak Baru Balai Satu Dibangun Kembali

Sering Memakan Korban
Jembatan Lubuak Baru Balai Satu Dibangun Kembali

Lubuak Pandan--Sedikitnya, sudah ada lima korban yang jatuh masuk sungai akibat kerusakan jembatan Lubuak Baru, Korong Balai Satu, Nagari Lubuak Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman. Meskipun tidak ada yang meninggal dunia, yang jelas jembatan itu telah membawa petaka.
    H. Ismael Tuanku Kuniang, tokoh ulama Lubuak Pandan kepada Singgalang, Rabu (27/9) kemarin merasa bersyukur atas dibangunnya kembali jembatan demikian.
    "Dalam hitungan saya, sudah lima kali orang jatuh ke Sungai Batang Ulakan ini, akibat jembatan yang sudah rusak. Alhamdulillah, ini tentunya bagian dari upaya pemerintah untuk menyelamatkan masyarakat," kata dia.
    Menurutnya, Jembatan Lubuak Baru ini cukup ramai dilalui setiap harinya. Sebab, jembatan ini mempersingkat jarak masyarakat Balai Satu ke Kiambang. Di seberangnya, Korong Kiambang banyak rumah masyarakat yang juga sering menjadikan jembatan ini sebagai sarana utama untuk dilaluinya ke Balai Satu.
    Direktur Diva Kontraktor, Topik Hidayat yang mengerjakan proyek jembatan yang merupakan pokok pikiran (Pokir) Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman, Mothia Azis Datuak Nan Basa itu menyebutkan, tahapan pengerjakan terus dilakukan.
    "Pembangunan jembatan ini panjangnya enam meter, lebar 5,5 meter, dengan anggaran Rp400 juta dari APBD Padang Pariaman. Kita mohon dukungan penuh dari masyarakat Balai Satu dan Kiambang, agar pengerjaannya berjalan sesuai target yang ditetapkan," kata Topik Hidayat yang juga Wakil Ketua DPD PAN Padang Pariaman itu.
    Menurut Topik, jelang berakhirnya tahun ini, pembangunan jembatan itu akan selesai. Dia berharap, selama pengerjaan berlangsung tidak ada kendala yang berarti di lapangan. Dan tentunya, masyarakat bisa kembali menikmatinya.
    Mothia Azis, pimpinan dewan yang juga mantan Walinagari Lubuak Pandan itu merasa bertanggungjawab atas kebaikan infrastruktur di nagarinya. Apalagi, keberadaan jalan yang mulus dan rancak, serta jembatan yang sehat bagian dari kebangkitan perekonomian masyarakat itu sendiri.
    "Memang, jembatan itu sudah lama jadi keluhan masyarakat," kata Mothia Azis, pimpinan dewan yang berasal dari Partai NasDem itu. Kepada pihak pekerja, dia menginginkan agar jembatan itu dibangun sesuai prosedur, dan bisa tahan lama. (501)

Pertama Kalinya Tampil Alfa Mashar Meraih Hasil Memuaskan dalam Tunas Bumi VII

Pertama Kalinya Tampil
Alfa Mashar Meraih Hasil Memuaskan dalam Tunas Bumi VII

Pariaman--Nama Pariaman kembali menggaung di pentas nasional. Kali ini di ajang Kejuaran Nasional Lempar Bumerang yang bertajuk; Turnamen Nasional Bumerang Indonesia VII (Tunas Bumi VII) yang diadakan di  Semarang, Provinsi Jawa Tengah, awal September.
    Tunas Bumi merupakan perlombaan yang menjadi rutinitas tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasasi Bumerang Indonesia. Untuk tahun ini diadakan di Semarang yang dibuka langsung Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
    Kejuaraan tersebut diikuti 48 peserta dari seluruh Indonesia. Dari sekian banyak peserta, ada satu orang peserta satu–satunya dari Sumatera Barat, bahkan dari Pulau Sumatera, Alfa Mashar yang berasal dari Klub B party atau yang disingkat Bumerang Pariaman Comunity.
    Alfa juga satu-satunya penyelamat muka Sumatera Barat dalam kejuaraan ini. Bapak dua orang putri ini berasal dari Kampuang Perak, Kota Pariaman. Ikut ambil bagian dari seluruh normal yang diperlombakan, yakni Trick Catching, Fast Catch, Endurance, Accuracy, Maximum Time Aloft dan Aussie Round. Dari perlombaan yang diikuti, Alfa berhasil meraih penghargaan peserta pendatang baru terfavorit.
    Namun, dari perlombaan yang diikuti Alfa terselip cerita yang sangat miris. Alfa yang berangkat seorang diri pergi dengan menggunakan dana pribadi, meski nama yang dia bawa adalah Kota Pariaman, bahkan satu-satunya peserta dari Pulau Sumatera.
    "Saya awalnya ragu untuk berangkat karena ketiadaan dana. Kalau tidak pergi kita jadi rugi. Ini turnamen berskala nasional, sekaligus menjadi ajang promosi daerah. Bumerang lebih seru kalau dimainkan di pantai dan kita punya itu," kata Alfa.
    Setelah mendapatkan dana yang didapat secara patungan dari saudara, teman dan orang terdekat akhirnya Alfa berangkat ke Semarang dan baliknya pun dibantu oleh teman-teman alumni SMKN 1 Pariaman.
    "Saya sempat membuat proposal dan meminta bantuan ke pihak terkait. Tetapi tidak ada respon dan terkesan diabaikan. Itu yang membuat saya sedih karena yang saya bawa adalah nama Pariaman bahkan Piaman laweh. Tapi karena kecintaan saya kepada olahraga ini dan daerah, makanya saya kuatkan untuk berangkat untuk ambil bagian," ungkapnya lagi.
    Dan pengorbanan Alfa tidak sia-sia. Nama Pariaman dan Sumatera Barat tersiar di ajang ini. Ketua Asosiasi Bumerang Indonesia (ABI), Fajar Hidayat memberikan apresiasi khusus kepada Alfa. Satu-satunya peserta dari Sumatera meski baru pertama kalinya terjun di kejuaraan ini dan meraih hasil yang cukup memuaskan.
    Alfa menambahkan, Lempar Bumerang yang dibawah naungan FORMI  (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) bisa menjadi komunitas pariwisata baru di Pariaman yang memiliki pantai yang indah dan dapat menambah pilihan rekreasi juga bagi wisatawan yang berkunjung.
    "Klub Bumerang ini cuma ada satu di Pariaman, dan besar harapan saya olahraga ini dapat dijadikan program ekstrakurikuler di sekolah. Dan saat ini sudah 30 orang yang bergabung di Klub B’ Party yang dia kelola yang umumnya adalah anak muda," ucap Alfa mengakhiri. (501)

Senin, 18 September 2017

Walinagari Diingatkan Soal Tanggungjawab Besar

Bupati Ali Mukhni Ingatkan Para Walingari

Pariaman--Bupati Padang Pariaman, H. Ali Mukhni, ingatkan para walingari akan tugas dan tanggung-jawabnya sebagai pejabat pemerintahan. Salah satu diantaranya adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
    Ali Mukhni mengingatkan para walingari usai melantik Lazran sebagai Walinagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris, Selasa (31/2) lalu. Turut hadir pada kesempatan itu Wakil Bupati H. Damsuar Dt. Bandaro Putiah bersama Kepala-
kepala SKPD dan pemuka masyarakat setempat.
    Dikatakan, walinagari memiliki tanggung-jawab yang sangat besar. Sebagai pemimpin, dia harus memikirkan bagaimana membangun dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. "Saudara harus mengerti dan tahu akan kebutuhan masyarakat," ujar Ali Mukhni kepada Lazran.
    Begitu dilantik, tambah bupati, seorang Walinagari sudah harus mengorbankan sebagian waktu, tenaga dan pikiraannya buat masyarakat dan, hal ini harus dipahami pula oleh isteri dan anak-anaknya. "Kesuksesan seorang walingari sangat tergantung dari dukungan keluarga," ulasnya.
    Dalam kesempatan itu, dia pun mengingatkan akan tugas berat seorang walingari di tahun 2014. Tahun ini adalah tahun politik. Tahun pelaksanaan Pemilu dan Pilpres. Di tahun ini para walinagari akan diuji kemampuannya dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
    "Atas nama pemerintah daerah, kami berpesan kepada Walinagari agar mewaspadai segala sesuatu yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan Pemilu dan Pilpres. Begitu juga kepada masyarakat, mari sama-sama kita sukseskan pesta demokrasi nanti," katanya.
    Apresiasi
    Sebelumnya Bupati Ali Mukhni juga menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan pemilihan walinagari di Nagari Padang Bintungan yang dia lihat telah berjalan aman dan lancara. Itu menandakan bahwa masyarakat Padang Bintungan sudah sangat memahami arti pentingnya sebuah demokrasi.
    Kepada Widdarmy selaku penjabat walinagari, dia mengucapkan terima kasih atas upaya dan kerjakerasnya melaksanakan roda pemerintahan dan, sekaligus menyukseskan pelaksanaan pemilihan Walinagari Padang Bintungan. (213)
--------------------------------------

Bupati Ali Mukhni Kecewa
RSUD Tandus dan Gersang, Puntung Rokok Berserakkan di IKK

Parit Malintang--Mengawali kegiatan 2014, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni menjalani kegiatan seperti biasanya. Pagi-pagi sekali, dia berangkat dari pendopo menuju kantor di Parit Malintang. Sebelumnya singgah ke RSUD yang terletak di pinggir jalan Padang-Bukittinggi.
    Di RSUD, Bupati Ali Mukhni meninjau lingkungan sekitaran. Dia terlihat kecewa melihat pekarangan yang masih tandus dan belum ditanami pohon rindang untuk keindahan lingkungan. "RSUD sudah bagus. Jalannyapun sudah diaspal tapi belum ada penghijauan di sekelilingnya," kata Ali Mukhni.
    Dia minta manajemen RSUD ikut peduli mengenai penghijauan yang berwawasan lingkungan. "Silahkan ditanami dengan pohon-pohon yang rindang, tanaman yang produktif agar kelihatan indah dan tidak gersang," kata Ali Mukhni mengingatkan.
    Setelah melihat kondisi RSUD, Ali Mukhni melanjutkan perjalanan ke Ibukota Kabupaten (IKK). Setibanya di kantor seperti biasanya tidak langsung masuk ke ruangannya. Namun terlebih dahulu berkeliling kantor untuk melihat kebersihan, kondisi tanaman, serta bangunan di kawasan IKK.
    Ali Mukhni masih melihat adanya puntung rokok yang berserakkan dilantai atau sengaja dibuang di pot bunga. Padahal beliau telah acapkali mengingatkan PNS atau tamu agar tidak membuang sampah atau puntung rokok di sembarang tempat.
    Disamping itu, Bupati Ali Mukhni juga meninjau kondisi tanaman yang ditanam di sekitaran IKK yang mulai tumbuh subur dan hijau. Namun banyak rumput liar dan ada tanaman yang kelihatan jarang disiram. Spontan saja Bupati Ali Mukhni langsung membersihkan satu persatu tanaman tersebut menggunakan tangannya sekaligus disiram. "Sedih kita melihat tanaman yang mulai tumbuh subur tapi kurang terawat," kata Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara, Kabag Umum Armen Rangkuti dan Kasatpol PP Syafrimen.
    Bupati Ali Mukhni menceritakan ketika bangunan kantor ini selesai setahun yang lalu, belum ada satupun tanaman yang tumbuh subur di kawasan IKK. Saat itu dia bersama dinas terkait untuk mengadakan penghijauan dan pemupukan serta perawatan tanaman. Semula dia tidak yakin tanaman tersebut bisa tumbuh subur mengingat kondisi tanah dan medan yang bertingkat-tingkat. Namun izin Allah SWT, tanaman bisa tumbuh subur di sekitar IKK.
    Selanjutnya dia menjelaskan, mengapa begitu peduli dengan penghijauan dan kelestarian alam. Menurutnya, dimasa sekarang untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu daerah diukur melalui sejauhmana tingkat pertumbuhan ekonominya. Padahal tidak kalah penting yaitu sejauhmana suatu daerah peduli dengan kelestarian alam dan penghijauan di wilayah kerjanya. "Coba bayangkan tujuh milyar penduduk dunia butuh alam yang sehat untuk kehidupan," kata Ali Mukhni.
    Untuk saat ini saja banyak sekali pohon-pohon yang ditebang tanpa memikirkan dampak lingkungan nantinya. Dia mengajak seluruh PNS dan lapisan masyarakat Padang Pariaman untuk menanam pohon, baik dilingkungan kantor maupun disekitar tempat tinggal. Kelestarian alam adalah tanggungjawab bersama.
    Bupati Ali Mukhni juga mengingkatkab, bahwa gerakan menanam pohon ini juga sejalan dengan hadits Rasulullah: "Tanamlah bibit pohon yang ada ditanganmu sekarang juga, meski besok kiamat. Allah akan tetap memperhitungkan pahalanya". (525)
--------------------------------------------------------

Dimata Nasrul Syahrun
Bupati Ali Mukhni Sosok yang Santun dan Gigih

Parit Malintang--Mantan Bupati Padang Pariaman Nasrul Syahrun terlihat kagum melihat megahnya kantor bupati yang terletak di ibukota kabupaten (IKK) di Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Senin lalu. Orang nomor satu menjelang era reformasi itu juga salut dengan kerja keras dan kesungguhan Bupati Ali Mukhni dalam membangun pusat pemerintahan.
    "Tanpa kesungguhan dan kerja keras siang dan malam, mustahil kantor ini akan terbangun," katanya. Disamping itu, dia telah banyak melihat maupun mendengar infomasi dari media mengenai pesatnya pembangunan selama tiga tahun kepemimpinan Ali Mukhni - Damsuar. Mulai dari pembangunan BP2IP, pelabuhan Tiram, Irigasi Anai II, MAN Insan Cendikia, asrama haji dan program gotong royong badunsanak setiap pekan di nagari dan korong.
    Atas kerja keras dan kesungguhan seorang Bupati Ali Mukhni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman, Nasrul Syahrun mengapresiasi dan bahagia melihat kampung halaman telah berubah ke arah yang lebih baik.
    Dia juga mengaggumi sosok Ali Mukhni yang sering berkunjung dan meminta pendapat dan kritikan yang membangun kepada senior-seniornya untuk perbaikan ke depannya. "Ali Mukhni sosok yang santun dan menghargai seniornya," sebut Nasrul Syahrun.
    Sementara itu, Bupati Ali Mukhni menyampaikan bahwa apa yang telah diperbuatnya untuk masyarakat Padang Pariaman tidak terlepas dari doa dan dukungan dari mantan bupati maupun mantan gubernur. "Mereka adalah guru-guru terhebat saya. kami sering berdiskusi mengenai pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman," kata Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Kunjungan Nasrul Syahrun disambut Bupati Ali Mukhni, Wabup Damsuar, Sekdakab Jonpriadi dan seluruh PNS yang berkantor di Parit Malintang. (525)

Tinggal di Pondok Darurat Jamarin dan Keluarga Kembali Terancam Berkelam-kelam

Pandangan
Pasangan Ali Mukhni dari Dapil III atau IV Padang Pariaman Utara Dimekarkan

Pariaman--Meskipun sejumlah nama sudah mencuat untuk mendampingi Ali Mukhni sebagai calon wakil bupati periode 2015-2020 mendatang seperti Suhatri Bur (Ketua BAZ), Masrizal (tokoh PPP), Dedy Edwar (tokoh Hanura), serta sederet nama lainnya, namun Ali Mukhni harus mempertimbangkannya dalam berbagai aspek. Mengingat lawan-lawan yang bakal dihadapinya dalam pertarungan memperebutkan BA 1 F lumayan berat.
    Ikhlas Bakri, kader Generasi Muda Musyawarah Kerja Gotong Royong (GM MKGR) Padang Pariaman kepada Singgalang menyampaikan analisa politiknya. Di antara lawan-lawan itu, tersebutlah nama Damsuar Datuak Bandaro Putiah yang kini wakil bupati. Birokrasi yang namanya melejit sejak memperoleh prediket camat berprestasi di medio tahun 90-an. Pada tahun 2000, Damsuar merupakan pendamping Rasyidin Bur sebagai calon Bupati Padang Pariaman. Namun kala itu ia harus menelan pil pahit, kalah oleh duet Muslim Kasim-Martias Mahyuddin.
    Adalagi nama M. Yusuf. Mantan wartawan dan Ketua PKDP Pekanbaru, pernah pula menjadi anggota DPRD Riau. Pada tahun 2005, berpasangan dengan Isril Berd harus mengakui kekalahannya dari pasangan Muslim Kasim-Ali Mukhni. Lima tahun kemudian bertarung melawan Ali Mukhni-Damsuar. Berpasangan dengan Zamzamil, M. Yusuf kembali gagal merebut kemenangan.
    Namun sejarah telah mencatat, meski mengalami dua kali kekalahan, tingkat kepercayaan masyarakat Sungai Limau dan sekitarnya terhadap M. Yusuf tidak pernah berkurang. Suara signifikan tetap diraup mantan PNS Polda Sumbar ini.
    Dalam pandangan Ikhlas yang juga Ketua PWI Padang Pariaman ini, pasangan Ali Mukhni bebas, baik dari kalangan birokrat, politisi, pengusaha ataupun militer, tapi mengenal dan dikenal masyarakat. Namun akan lebih tepat jika berasal dari wilayah daerah pemilihan (Dapil) III pada Pemilu, membentang dari Kayutanam hingga Ulakan. Atau berasal dari Dapil IV meliputi Batang Anai, Lubuk Alung dan Sintuak Toboh Gadang.
    Hanya saja, mengingat perolehan suara Ali Mukhni di Dapil III empat tahun silam cukup signifikan, Ali Mukhni bisa saja mengabaikan untuk berpasangan dengan tokoh dari Dapil III, dan memilih pendampingnya dari Dapil IV. Akan tetapi dengan satu catatan, harus menjalin jembatan hati yang ekstra dengan masyarakat Dapil III. Bisa dalam bentuk memperpadat jadwal kunjungan, mengarahkan pembangunan, ataupun menempatkan birokrat-birokrat terbaik dari Dapil III untuk jabatan strategis dalam pemerintahan, ataupun jika pilihan Ali Mukhni adalah yang sebaliknya.

    Bagaimana dengan Dapil I dan II?
    Wilayah Dapil I yang terletak dalam gugusan Kabupaten Padang Pariaman bagian Utara meliputi IV Koto Aua Malintang, Sungai Geringging, Sungai Limau, dan Batang Gasan. Dapil II terdiri atas V Koto Timur, V Koto Kampung Dalam, VII Koto Sungai Sariak, Padang Sago, dan Patamuan. Karena berasal dari Dapil II, Ali Mukhni tidak harus mencari pendamping dari Dapil I atau II.
    Namun selembar tugas besar dan berat sudah menunggu. Mengingat secara geografis dan transportasi, wilayah Dapil I dan II minus Sungai Sariak dibatasi oleh Kota Pariaman, maka pemekaran Padang Pariaman Utara merupakan sebuah keharusan. Idealnya, ketika ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan ke Parik Malintang, pemekaran sudah harus pula difikirkan. Akan tetapi, meskipun belum dimulai, tidak ada kata terlambat untuk pencapaian pelayanan prima terhadap masyarakat.
    Peluang pemekaran sebenarnya lebih terbuka ketika Gamawan Fauzi dipercaya menjadi Mendagri. Banyak pihak mengetahui, bagaimana ikatan emosional yang terjalin antara tokoh masyarakat Sungai Geringging H. Sagi dengan Gamawan. Pada masa ini hanya pembentukan Kabupaten Ranah Indo Jalito (Kabupaten Pesisir Selatan bagian Selatan) yang diusulkan masyarakat dan sedang dipersiapkan Kemendagri. Dalam hitungan bulan, Gamawan Fauzi akan mengakhiri jabatannya.
    Namun persoalan ini bukanlah tanpa solusi. Siapapun nanti yang dipercaya oleh presiden menjadi Mendagri, toh, masyarakat Padang Pariaman Utara ini sudah mengirim utusannya ke DPR RI lewat Pileg 9 April lalu untuk memperjuangkan pemekaran. John Kenedi Azis, kader Golkar dari Dapil I dan Refrizal, kader PKS dari Dapil II. (525)
--------------------------------------------------------

Tinggal di Pondok Darurat
Jamarin dan Keluarga Kembali Terancam Berkelam-kelam

Lubuk Alung--Tak banyak orang yang tahu Jamarin dan Zuraida bersama keluarganya kembali mengalami nasib yang malang. Baru seminggu ini pondok daruratnya dialiri listrik, atas kebaikan tetangganya; Nurman yang bersedia diambil arus listrik dari rumahnya. Tuntutan keadaan, sekitar seminggu lagi, Nurman bersama istrinya akan merantau panjang, pergi ke tempat anaknya di Jambi.
    Konon, cerita Jamarin, Nurman akan memutus total aliran listrik ke rumahnya. Bahkan rumahnya pun akan dihabisi, lantaran tak adalagi orang yang menempatinya. Dengan ini, tentu rumah Jamarin kembali berkelam-kelam, seperti yang pernah dialaminya sejak menempati pondok itu.
    Terletak di Rimbo Panjang, Korong Sungai Abang, Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman, pondok yang dihuni Jamarin bersama anak dan istrinya merupakan jasa baik orang Suku Panyalai. Jamarin yang lahir di Jambi tahun 1952 adalah asli Pitalah, Tanah Datar. Sedangkan istrinya; Zuraida adalah perempuan asli Sungai Sirah, Pilubang, Kecamatan Sungai Limau. Karena orang Suku Panyalai iba melihat nasih pasangan keluarga ini, disuruhlah mereka tinggal dalam pondok, sambil mengelola lahan sekitar satu hektare, dan sawah seluas empat petak.
    Kamis, kemarin Singgalang diajak bertandang ke rumah Jamarin oleh Jasman Jay, Ketua Karang Taruna Nagari Lubuk Alung. Tak bisa motor langsung ke rumahnya. Mesti di parkir di jalan yang agak jauh dari rumah Jamarin, lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki. Di rumah, Jamarin sendirian. Dia sedang makan pagi. Istrinya lagi sedang keluar rumah.
    Dari lima orang putra-putri pasangan keluarga ini, empat diantaranya masih bersempit-sempit tidur dalam pondok kecil itu. Tiap hari Jamarin mengelola ladang dan sawah. Untuk sawah, dia bisa panen dua kali dalam setahun. "Ada 400 padi sekali panen. Hasil sebanyak itu, seperempatnya untuk sang pemilik. Kalau ladang isinya tanaman tua. Mulai dari pisang, kelapa, durian, kuini dan lainnya," kata Jamarin bercerita.
    Dulu, Jamarin sempat akan dapat bantuan rehap rumah. Namun, apa hendak dikata. Saat bantuan akan dikucurkan oleh pemerintah, pemilik pondok dan tanah tak memberi izin. Dan akhirnya, sampai saat ini Jamarin masih setia dalam pondok tersebut.
    Saat didatangi, Jamarin hanya bisa mengeluh. "Baa aka ko lai Jay. Nurman akan pergi merantau. Tantu tak lagi bisa awak menonton tv. Tapaso baliak pakai lampu togok," ujar dia.
    Lewat lembaga Karang Taruna, Jasman Jay bersama personilnya tengah mengusahakan bantuan listrik untuk rumah tangga miskin. "Ada enam rumah miskin yang mesti diusahakan alat penerangan. Disamping Jamarin, adalagi Saiful Efendi, Basrial, Maizal, Amril, Marin. Semua rumah itu beralamt di Rimbo Panjang," sebut Jasman Jay. (damanhuri)
-------------------------------------------------------------------

Hindari Kenakalan Remaja dan Seks Bebas
Guru dan Orangtua Punya Peran Paling Besar

Pariaman--Bupati Padang Pariaman H. Ali Mukhni bersama jajarannya berkomitmen untuk memajukan dunia pendidikan di kabupaten yang dia pimpin sejak 2010 lalu itu. Bukan hanya dalam prestasi akademik, tetapi yang tak kalah penting, adalah perhatian terhadap akhlak dan moral siswa-siswi agar tidak menyimpang dari norma agama dan lingkungan.
    Komitmen dan keinginan demikian terungkap, Senin saat dia menghadiri pertemuan rutin dengan organisasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), mulai dari SD hingga MKKS SMA.
    Ia mengaku, pada awal dilantik sebagai Bupati Padang Pariaman, telah memiliki program bersama Dinas Pendidikan. Setiap bulan mengadakan pertemuan dengan MKKS. "Pertemuan ini sangat positif diadakan untuk evaluasi terhadap proses belajar mengajar, serta diskusi mengenai persoalan dan hambatan yang ada di sekolah masing-masing," kata Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Memasuki tahun ke empat kepemimpinannya, Ali Mukhni bertemua jajaran MKKS. Pokok permasalahan yang dibahas, adalah perilaku seks bebas atau arisan seks yang mangancam siswa di Sumatera Barat saat ini.
    Menurut Ali Mukhni, siswa dan pelajar harus diberikan pendidkan agama yang kuat, sehingga memiliki kepribadian yang istiqomah untuk menjadi modal yang berharga hingga dewasa kelak. Ia mengamati pemberitaan media massa, bahwa di indikasikan terjadinya perilaku seks bebas atau arisan seks di kalangan pelajar tersebut harus disikapi secara serius oleh seluruh stakeholders. Bukan hanya menjadi tanggungjawab seorang gubernur, bupati atau walikota saja.
    Ali Mukhni menekankan pada seluruh kepala sekolah maupun guru, disamping memberikan mata pelajaran juga memberikan sentuhan siraman rohani ke dalam qalbu anak didiknya. "Sebelum jam pelajaran dimulai, siswa harus membaca Quran disertai terjemahannya, dan kultum secara bergantian," ungkapnya.
    Disamping itu, Ali Mukhni mengatakan, yang paling utama untuk menghindari adanya perilaku kenakalan remaja dan indikasi perilaku seks bebas, adalah pengawasan orangtua, karena waktu anak di sekolah tak lama. (525)

Pembangunan Masjid Raya Padang Pariaman Diharapkan Sesuai Jadwal

Pembangunan Masjid Raya Padang Pariaman Diharapkan Sesuai Jadwal

Padang Pariaman--Bupati Ali Mukhni berharap pembangunan Masjid Raya Padang Pariaman berjalan lancar sesuai jadwal.
    Hal itu disampaikannya kepada pimpinan proyek pembangunan masjid itu; PT. Graha Bangun Citra di lokasi pembangunan komplek IKK, Rabu lalu. Ia menyarankan untuk bisa menerapkan manajemen proyek dengan baik dan terarah mengingat cuaca tidak menentu sering terjadi. Terkadang panas, kemudian hujan lebat selama beberapa jam.
    "Jika hari hujan, tidak bisa melakukan pengecoran, alihkan mengerjakan yang lain seperti menyiapkan benggol sehingga tidak ada hari yang terbuang percuma," kata Ali Mukhni yang pernah menjadi kontraktor sebelum jadi bupati itu.
    Ali Mukhni yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Aspinuddin, Kabag Perencanaan Keuangan Armeyn Rangkuti, Kabag Pembangunan Ekonomi Ali Zuti dan Kabag Humas dan Protokol Andri Satria Masri meninjau sejauh mana progres pembangunan Masjid Raya itu.
    Berdasarkan laporan pemborong, pembangunannya sudah mencapai 30 persen dengan pagu anggaran Rp10 miliar. Pemborong mengaku memang mendapatkan kendala dalam mengerjakan pembangunan karena cuaca tidak menentu.
    Pembangunan tahun ini merupakan lanjutan dari pembangunan tahun lalu yang hanya sampai pondasi. Tahun ini dilanjutkan sampai tahap struktur dan konstruksi atap kubah. Tahun 2018 nanti akan dilanjutkan dengan menyelesaikan atapnya secara keseluruhan. Pembangunan tahun 2017 ini berlangsung selama 150 hari mulai dari 18 Juli sampai 24 Desember di bawah pengawasan CV. Bina Citra Konsultan.
    Untuk pekerjaan tahun 2018, ditargetkan dapat dimanfaatkan untuk ibadah walaupun masih ada pekerjaan yang belum tuntas, namun interior dalam bangunan sudah layak dimanfaatkan. (501)

Padang Pariaman Masih Punya 18 Kasus Pemasungan Orang Gila

Padang Pariaman Masih Punya 18 Kasus Pemasungan Orang Gila

Sungai Limau--Keberadaan penderita gangguan jiwa berat (skizofrenia) dalam keluarga atau di suatu pemukiman, tak bisa dipungkiri, memang mengganggu ketenangan dan kenyamanan, terlebih jika penderita mengidap gejala gila atraktif yang suka bertindak merusak. Namun, bukan berarti pihak keluarga atau masyarakat boleh memasung.
    Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Padang Pariaman Aspinuddin mengemukakan hal itu ketika meninjau penderita gangguan jiwa di Korong Sibarueh, Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Jumat lalu. Ia didampingi Kabid P2P Jasneli, Kepala Puskesmas Sungai Limau Yusnelly Erza dan beberapa petugas medis.
    "Tindakan pemasungan atau mengurung penderita gangguan jiwa merupakan pelanggaran hak asasi manusia, bertentangan dengan UU Nomor 23 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa. Undang-undang itu menegaskan, penderita gangguan jiwa harus mendapatkan perawatan dan pengobatan," ujarnya.
    Dinkes Padang Pariaman, lanjutnya, sudah melakukan upaya maksimal dalam menyadarkan masyarakat agar tidak melakukan pemasungan terhadap anggota keluarga atau warga yang mereka anggap menderita gangguan jiwa berat. "Untuk itu kami menyediakan obat-obatan di Puskesmas yang dapat diperoleh masyarakat secara gratis," katanya lagi.
    Kepada keluarga Yeni Novita (37 tahun) di Sibarueh, Aspinuddin kembali mengingatkan hal itu. Ia meminta Fahmi, mamak dari Yeni, untuk mengambil obat di Puskesmas Sungai Limau dan meminumkan secara rutin. "Penderita gangguan jiwa berat memang tidak dapat disembuhkan secara total tetapi dapat dikendalikan dengan obat," ujarnya.
    Ia pun menyebutkan beberapa contoh penderita gangguan jiwa berat yang tetap dapat beraktivitas secara normal, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Bahkan ada di antara mereka yang menjadi presiden direktur perusahaan besar. Hal itu bisa terjadi karena kontrol obat mereka tidak terputus.
    Aspinuddin menilai demikian, karena kemampuan intelektual penderita gangguan jiwa tidak hilang. Seorang sarjana yang menderita gangguan jiwa berat, kemampuan intelektualitasnya takkan anjlok seperti anak TK. Hanya hendaya penderita yang menurun. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat secara berkelanjutan.
    Aspinuddin mengakui, di seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman yang terdiri dari 17 kecamatan dengan 103 nagari masih terdapat 18 kasus pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa. Ada yang dipasung dengan kayu dan rantai atau dikurung seperti yang dialami Yeni Novita.
    "Namun, kami di jajaran Dinkes berkomitmen, akhir tahun 2017 ini sudah tidak ada lagi kasus pemasungan di Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini sejalan dengan tekad Kementerian Kesehatan yang mencanangkan Indonesia bebas pemasungan penderita gangguan jiwa tahun 2019," kata Aspinuddin. (501)

Masyarakat Kayu Gadang Berharap Jembatan Darurat Cepat Selesai

Masyarakat Kayu Gadang Berharap Jembatan Darurat Cepat Selesai

Lubuk Alung--Pasca ambruknya Jembatan Kayu Gadang Lubuk Alung beberapa waktu lalu telah mendatangkan kesulitan dan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat di Lubuk Alung bagian timur. Jauhnya jarak tempuh tentunya akan menambah pengeluaran biaya, terutama bagi anak sekolah dan petani yang membawa komoditas pertaniannya.
    Mengatasi masalah tersebut, Pemkab Padang Pariaman menanggapinya dengan cepat. Pembangunan jembatan darurat dijadikan salah satu solusi untuk mengurangi beban dan kerugian masyarakat.
    Terlihat pekerja sedang mengebut pembangunan jembatan darurat tersebut. Tiang dan kerangka jembatan sudah mulai terpasang. Dijadwalkan pembangunan jembatan darurat Kayu Gadang dapat dirampungkan dalam bulan ini, seperti yang diungkapkan Plt Kepala Dinas PUPR Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya di sela-sela acara penyerahan bantuan dana siap pakai oleh BNPB, Kamis pekan lalu.
    Dengan selesainya pembangunan jembatan darurat ini tentunya menjadi harapan yang begitu tinggi dari masyarakat. Jarak tempuh menjadi lebih dekat dan biaya yang ditimbulkan menjadi kecil.
    "Kita berharap jembatan darurat ini selesai cepat. Terlalu banyak biaya yang kami keluarkan dan memakan waktu yang lama pula karena harus memutar ke arah Gantiang dan Nagari Singguliang," ungkap Febi, salah seorang masyarakat Kayu Gadang.
    Untuk sementara, masyarakat menggunakan sampan yang didisain khusus untuk menyeberangi sungai, meski terlihat berisiko tetapi itu cara cepat dan efisien bagi masyarakat.
    "Pembangunan jembatan darurat merupakan penanganan pasca bencana, dan diutamakan dilalui oleh kendaraan roda dua," kata Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni. Ia menambahkan untuk usulan pembangunan jembatan secara permanen pada anggaran 2018.
    Berdasarkan perhitungan Dinas PUPR, anggaran pembangunan jembatan permanen mencapai Rp25 miliar. "Kami menyiapkan rancangan jembatannya dan BNPB yang akan menurunkan dananya," ujar Ali Mukhni lagi. (501)

Sabtu, 16 September 2017

Faisal Arifin Pimpin HNSI Padang Pariaman

Faisal Arifin Pimpin HNSI Padang Pariaman

Padang Pariaman--Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Padang Pariaman gelar Musyawarah Cabang (Muscab) untuk memperbaharui kepengurusan organisasi itu. Dalam Muscab juga dialakukan disukusi dengan narasumber, Hilda Murni dari Balai Pengawas Obat dan Makanan/BPOM), Sugeng Suryono dari Balai Karantina Ikan Klas I BIM, Guswardi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Senin lalu.
Ketua HNSI Padang Pariaman Anton Wira Tanjung menyampaikan, sekitar 104 perwkilan nelayan yang tergabung dalam 52 Kelompok Usaha Bersama (KUB) ikut dalam Muscab di Kantor DPRD Padang Pariaman ini.
Dalam Muscab dan diskusi tersebut dibahas tentang rumitnya pengurusan izin usaha pengolahan ikan, dan usaha garam rakyat. Selanjutnya juga dibahas rumitnya proses pengiriaman benih ikan hidup melalui Balai Karantina BIM. Masyarakat nelayan itu juga membahas tentang tidak sesuainya bantuan dari pemerintah dengan kebutuhan di lapangan. Diskusi berjalan alot dan dikuti dengan antusias oleh seluruh peserta.
"Mereka bahagia sekali dengan sambutan yang luar biasa dari seluruh anggota DPRD Padang  Pariaman. Dalam Muscab dan diskusi juga banyak input yang diterima oleh wakil rakyat. Bahkan, salah seorang anggota DPRD akan mengalokasikan dana Pokok pikirannya (Pokir) kepada kelompok nelayan," kata dia.
Muscab HNSI Padang pariaman secara aklamasi memilih Ketua DPRD Kabupaten Padang Pariaman Faisal Arifin Rangkayo Majo Basa sebagai Ketua HNSI daerah itu untuk periode 2017-2023. Sedangkan Sekretarisnya Anton Wira Tanjung, Bendahara;  Yoesani.
Muscab ditutup oleh Ketua HNSI Provnsi Sumatera Barat Syaharman Zanhar. Dia berharap, Faisal Arifin dan segenap pengurus baru bisa melahirkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan nelayan itu sendiri. (501)

Sungai Batang Anai Kembali Menelan Korban

Sungai Batang Anai Kembali Menelan Korban

Lubuk Alung--Aliran Sungai Batang Anai kembali memakan korban. Efendi (45) hanyut terbawa arus sungai yang debitnya meninggi, Jumat (15/9) sore lalu. Sabtu petangnya, Efendi ditemukan di Pasar Usang dalam keadaan tak bernyawa lagi. Menurut saksi mata di tempat kejadian, korban baru pulang bekerja di Padang Kunik, Nagari Buayan dan hendak menuju ke rumahnya di Surantiah. Karena tidak ada lagi perahu yang biasa menyeberang, korban berusaha menyeberang menggunakan tali sling yang biasa digunakan menarik perahu penyeberangan di bawah jembatan Kayu Gadang.
Sebelumnya sudah banyak masyarakat yang beraktivitas, termasuk pekerja yang memperbaiki jembatan melarang korban untuk menyeberang dengan cara bergantungan dengan tali sling tersebut. Akan tetapi korban tidak menghiraukan dan terus bergantungan.
Dan benar saja, belum sampai di tengah perjalanan korban sudah tidak kuat lagi bergerak, dan melepaskan gantungannya hingga terjatuh dalam sungai yang alirannya cukup deras dan dalam. Sontak masyarakat langsung menolong korban yang terlihat melambaikan tangannya yang diduga tidak bisa berenang. Namun dikarenakan arus yang deras korban tidak terkejar dan hilang tenggelam.
Sementara, masyarakat di seberang yang memiliki sampan langsung melakukan pencarian dengan menyisiri ke hilir sungai. "Ada sekitar lima orang masyarakat yang membantu menyelamatkan. Awalnya tadi sudah dikejar ke dalam sungai tetapi tidak terkejar lagi. Arus air sangat deras," kata Rino seorang saksi mata menyebutkan.
Di tempat yang sama, Sekretaris Walinagari Lubuk Alung Landi Efendi didampingi Kaur Kesra Sutan Yardi yang langsung meninjau membenarkan bahwasannya korban adalah warga Lubuk Alung. "Nama korban adalah Efendi umur lebih kurang 45 tahun, alamat Surantiah Kabun. Dan keseharian korban sebagai tukang bangunan. Korban memiliki satu istri, Watriati dan tiga orang anak," ungkap Landi.
Pencarian korban hanyut masih dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Padang Pariaman dengan menggunakan perahu karet, sampai ditemukannya korban Sabtu sore. Pencarian dimulai dari titik jatuh dan diteruskan menyisir ke hilir sungai sampai di jembatan Pasa Usang. "Ada satu regu TRC yang kita turunkan," kata Kepala BPBD Kabupaten Padang Pariaman Amiruddin.
Setelah melakukan pencarian dari Jumat malam dan diteruskan besoknya, akhirnya Efendi, korban hanyut di Sungai Batang Anai ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Lokasi penemuan korban tepatnya berada di belakang Pesantren Hamka, Kampuang Apa, Kecamatan Batang Anai. Awal penemuan korban pertama kali oleh Herman, alias Mak Lanca, penambang pasir yang hendak memulai aktivitasnya mengumpulkan pasir dengan sampan.
Mak Lanca merasa ada yang mengganjal sampannya. Heran karena adanya sesuatu yang mengganjal, dia memeriksa ke bawah. Betapa terkejutnya ketika melihat sosok tubuh mengapung dan tangannya menyangkut di tambang sampan. Spontan Mak Lanca berteriak dan langsung didengar oleh tim gabungan KSB Nagari Sikabu Lubuk Alung dan Aie Tajun yang ikut menyisir di aliran sungai menggunakan ban yang difasilitasi Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata Datuak Rangkayo Basa.
"Korban dalam posisi tertelungkup dan tangannya melilit tambang, kulitnya sedikit terkelupas di tangan dan keningnya," kata Agus, anggota KSB yang mengangkat korban dari sungai.
Tak berselang lama, korban yang sudah terbujur kaku di evakuasi ke tepi sungai yang juga disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur yang ikut memimpin pencarian dari Sabtu pagi.
Korban kemudian dibawa ke Puskesmas Pasa Usang, sebelum di bawa ke rumahnya di Surantiah Kabun, Korong Koto Buruak, Lubuk Alung untuk dikuburkan di dekat rumahnya dan dilepaskan langsung oleh Wabup Suhatri Bur. (501)