Sabtu, 30 September 2017

Ratusan Miliar Pemasukan APBD Tabanan Berasal dari Rumah Sakit Daerah


    Untuk mencapai kemajuan dalam bidang kesehatan dan pariwisata di Kabupaten Padang Pariaman, Komisi IV DPRD daerah itu sengaja melakukan kunjungan kerja atau studi tiru ke Kabupaten Tabanan dan Gianyar, Provinsi Bali selama enam hari, dari 17-22 Septermber 2017. Berikut laporan Damanhuri, Wartawan Harian Singgalang yang diikutkan dalam perjalanan demikian.


Ratusan Miliar Pemasukan APBD Tabanan Berasal dari Rumah Sakit Daerah

    Sebanyak 20 unit Puskesmas di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, enam di antaranya sudah punya rawat inap. Di samping itu, Puskesmas juga berfungsi sebagai rumah singgah ibu hamil. Artinya, sejak dari hamil sampai melahirkan bisa di tangani di Puskesmas demikian.
    Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Pemkab Tabanan, Ketut Subrata Yasa menjelaskan hal demikian di hadapan Komisi IV DPRD Kabupaten Padang Pariaman saat kunjungan kerja ke daerah itu.
    Subrata Yasa yang di dampingi sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemkab Tabanan itu menyampaikan, Tabanan yang memiliki 10 kecamatan, dengan luas wilayah 839,33 kilometer persegi, punya 431.642 jiwa.
    "Pemasukan daerah dari sektor kesehatan ini cukup besar. Tahun lalu, Silva dari sejumlah rumah sakit dan RSUD Tabanan mencapai ratusan miliar. Mulai dari Rumah Sakit Dharma Kerti, Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan, dan Rumah Sakit Umum Wisma Prashati," kata dia. Dengan demikian, APBD tidak lagi jadi beban oleh rumah sakit ini. Malah sebaliknya, ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
    Di samping itu, kata dia, Tabanan juga punya banyak objek wisata yang telah mendunia. Tanah Lot, satu dari sekian banyak objek wisata yang dipunyai Tabanan. "Untuk wisata ini, Pemkab memperkuat dengan keberadaan Desa Adat. Artinya, pengelolaannya bekerjasama dengan Desa Adat di lokasi wisata itu sendiri," ungkapnya.
    "Ada perjanjian tertulis yang harus di sepakati Pemkab dan pengelola Desa Adat dalam mengelola wisata terkait. Desa Adat merupakan gabungan sejumlah Desa Pemerintahan yang kekuatannya cukup mengakar di daerah ini.
    Menurut Subrata Yasa, soal kekuatan adat barangkali ada kesemaan antara Bali dan Sumatera Barat. Hanya keyakinan dalam beragama saja yang berbeda. Sebagian besar masyarakat Tabanan juga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. "Kita punya 22,464 hektare lahan sawah. Sejak beberata tahun terakhir, para petani membudayakan pemakaian pupuk organik, yang hasil panennya cukup luar biasa melimpah," sebutnya.
    Katanya lagi, untuk perampungan pajak hotel dan restoran, Pemkab Tabanan sengaja menggandeng konsultan dari perguruan tinggi. "Sebab, daerah yang kaya akan wisata, keberadaan hotel dan restoran cukup memberikan masukan untuk daerah. Dan ini bagian terpenting yang tidak dapat tidaknya dalam menunjang kemasukan untuk APBD. Cara ini telah dilakukan sejak 2011 lalu," kata Subrata Yasa. (*)
---------------------------------------------------------------

Kesehatan dan Wisata Penyumbang Terbesar dalam APBD Gianyar

    Soal kebijakan yang dipengaruhi oleh adat dan tradisi, barangkali antara Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dan Padang Pariaman, Sumatera Barat ada kesamaanya. Gianyar satu dari sembilan kabupaten dan kota yang ada di Pulau Dewata ini kaya akan wisata.
    Tak heran, rumah masyarakat yang telah berdiri ratusan tahun atau rumah lama jadi ajang wisata yang dikunjungi banyak wisatawan macanegara. Gianyar punya tujuh Kecamatan, enam Kelurahan, 64 Desa, 505 Dusun atau Banjar, 42 Lingkungan, 271 Desa Adat, 512 Subak Yeh yang mengatur pengairan di daerah ini.
    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Ida Ayu Cahyani menyampaikan, 51,6 persen dari Rp2,1 triliun APBD dearahnya bersumber dari sektor kesehatan dan wisata. "RSUD kita sudah kelas B, dan pernah meraih prestasi terbaik di tingkat nasional," kata dia.
    Bahkan, kata dia, salah satu Puskesmas yang ada di Gianyar pernah meraih penghargaan Sinopik dari Kemenpan RB tahun lalu. Di Puskesmas, pelayanan sudah dilakukan satu pintu. Mulai dari penanganan ibu hamil, korban kecanduan narkoba, dengan jaminan kerahasiaannya terjaga dengan baik.
    Menurut Ida Ayu Cahyani, 13 Puskesmas yang ada di Gianyar, semuanya telah menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan ini, pemasukan daerah menjadi meningkat dari tahun ke tahun. "Ada kelebihan target antara 21 - 30 persen PAD setiap tahunnya dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Misalnya, tahun 2016 target PAD dari Kesehatan Rp600 miliar, realisasinya Rp800 miliar," katanya.
    Sebagai daerah wisata, ujarnya lagi, home industri tumbuh dengan pesatnya di Gianyar. Tidak ada anak muda yang menganggur. Anak sekolah yang pulang belajar, langsung mengerjakan pekerjaannya di rumah, membuat berbagai hal yang bernilai uang, seperti pernak-pernik dan kerajinan kayu.
    "Pemkab hanya memberikan motivasi dan memfasilitasi hasil dari kerajinan tersebut. Dengan cara inilah kita bisa mengurangi, bahkan menghabiskan kemiskinan di Gianyar ini," ungkapnya. Setiap tahun terjadi penurunan grafik angka kemiskinan. Dengan kekuatan adat dan tradisi, Gianyar terus membangun sumber daya manusianya. (*)
---------------------------------------------------------------------

Rombongan Komisi IV yang melakukan Kunker

1. Mothia Azis Datuak Nan Basa (Wakil Ketua DPRD)
2. Syafruddin (Ketua Komisi)
3. Bastian Desa Putra (Sekretaris Komisi)
4. Syafrinaldi (Anggota)
5. Siswanto (Anggota)
6. Tri Suryadi (Anggota)
7. Bagindo Rosman (Anggota)
8. Bahzar (Anggota)
9. Syafrizal A (Anggota)
10. Kamarsyam (Anggota)
11. Pepforil (Anggota)
12. Syamsunar (Kabag Umum Sekwan)
13. Alkadri (Kasubag di Sekwan)
14. Damanhuri (Wartawan Singgalang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar