Kamis, 07 September 2017

FKS dan Pemnag Sungai Buluah Selatan Gelar Penyuluan Reproduksi Tidak Sehat Menimbulkan Berbagai Masalah dalam Keluarga

FKS dan Pemnag Sungai Buluah Selatan Gelar Penyuluan
Reproduksi Tidak Sehat Menimbulkan Berbagai Masalah dalam Keluarga

Batang Anai--Penguatan negara dan bangsa Indonesia harus dimulai dari penguatanan kehidupan berkeluarga. Jika kehidupan keluarga berlangsung dengan sehat, maka akan melahirkan generasi bangsa yang sehat, kuat dan mampu bersaing di era globalisasi sekarang.
    Demikian terungkap dalam penyuluhan reproduksi sehat dalam upaya mewujudkan keluarga sehat yang diselenggarakan Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman bekerjasama dengan Pemerintahan Nagari Sungai Buluah Selatan, Kamis (7/9) di Masjid Jamiatul Mukminin. Tampil sebagai narasumber Sekretaris FKS Armaidi Tanjung dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Padang Pariaman Zairil. Penyuluhan dibuka Sekretaris Nagari Sungai Buluah Selatan Roy Marshedo, dihadiri sekitar 100 kaum ibu, perangkat nagari dan korong.
    Menurut Zairil, reproduksi sehat amat penting untuk mewujudkan keluarga sehat. Reproduksi yang tidak sehat akan menimbulkan berbagai masalah dalam siklus kehidupan seseorang.
    "Di antara masalah yang terkait dengan reproduksi sehat dapat di lihat dari tingginya angka kematian ibu saat melahirkan, penangganan pasca kelahiran, bayi baru lahir. Setiap ibu hamil harus bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan," kata Zairil.
    Keluarga yang sadar akan pentingnya reproduksi sehat, harus mengawasi anak-anak dalam kesehariannya. Karena anak-anak sekarang rawan dengan ancaman narkoba, penyakit menular, pergaulan bebas. "Setiap keluarga harus mengontrol anaknya sendiri. Jangan biarkan anak keluar rumah jika tidak jelas tujuannya. Apalagi keluar malam anak harus dikontrol," kata Zairil menambahkan.
    Di bagian lain, Zairil juga menyebutkan, masing-masing keluarga harus stop buang air besar sembarangan. Sehingga universal acces (akses universal) sanitasi tahun 2019 dapat tercapai 100 persen di Padang Pariaman.
    Sementara Armaidi Tanjung menyebutkan, reproduksi sehat harus dimulai dari sejak dini. Dilakukan dengan pasangan yang legal, resmi dan sah. Dimulai dengan ikatan pernikahan setelah ijab kabul. Perilaku berganti-ganti pasangan, free seks, bukanlah perilaku reproduksi sehat.
    "Dalam Al-Quran surat Al-Isra’ ayat 32, jangankan melakukannya, mendekati zina saja sudah dilarang. Karena zina suatu perbuatan keji, dan jalan yang buruk. Perilaku zina merupakan reproduksi tidak sehat," kata Armaidi Tanjung yang juga penulis buku Free Seks No, Nikah Yes ini.
    Dikatakan Armaidi, bentuk perbuatan zina antara lain, seks pranikah, selingkuh, kumpul kebo, pelacuran, gigolo, homoseksual, lesbian, perkosaan dan LGBT. Semuanya merupakan perilaku reproduksi tidak sehat dalam membentuk dan membangun sebuah keluarga.
    Sedangkan dari perbuatan zina yang tidak sehat setidaknya ada 12 akibatnya. Yakni, berkurangnya rezeki, merendahkan derajat manusia, hilangnya kehormatan wanita, anak lahir tanpa ayah, aborsi, hancurnya rumah tangga, berjangkit penyakit kelamin, terkena HIV-AIDS, munculnya mafia perdagangan wanita, mematikan rasa cinta, terputus wali nikah dan larangan  kawin dengan pezina, kata Armaidi Tanjung.
    Sekretaris Nagari Sungai Buluah Selatan Roy Marshedo menyebutkan, tujuan penyuluhan reproduksi sehat ini dalam rangka mewujudkan keluarga yang lebih sehat. Memperkuat ketahanan keluarga dari hal-hal negatif dan antisipasi terhadap ancaman berbagai penyakit yang bersumber atau berawal dari reproduksi yang tidak sehat.
    "Sungai Buluh Selatan merupakan nagari yang baru dimekarkan dari induknya, Sungai Buluah. Sebagai nagari yang dekat dengan Kota Padang dan Bandara Internasional Minangkabau, tentu berbagai masalah kehidupan berpengaruh terhadap keluarga. Pemahaman reproduksi sehat ini sangat penting diketahui oleh warga untuk mampu mendorong perubahan perilaku reproduksi sehat," kata Roy Marshedo. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar