Rabu, 27 September 2017

Ketimpangan Pembangunan Lubuk Alung Semakin Mendesak untuk Dimekarkan

Ketimpangan Pembangunan
Lubuk Alung Semakin Mendesak untuk Dimekarkan

Lubuk Alung--Secara nyata pemekaran daerah akan memberikan manfaat yang amat luar biasa. Secara sportif, pemekaran dapat mengatasi kesejahteraan penduduk. Satu kupasan mengenai peran penting otonomi yang dilandasi oleh semakin kecil sistem pengelolaan daerah, sehingga mampu secara murni melakukan penataan pada wilayah kerjanya.
    Dr. Irwandi Sulin Datuak Gadang, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung melihat percepatan pertumbuhan di Padang Pariaman akan semakin cepat bila Lubuk Alung yang semakin maju ini dimekarkan. "Ada pemikiran mendasar jika kita memaknai konsep otonomi, bahwa penataan daerah yang semakin kecil akan semakin meningkatkan kesejahteraan dalam mengelola dan membangun daerah tersebut," kata dia.
    Menurutnya, secara ekonomis sama saja dengan anakedot, semakin kecilnya kawasan kelola, maka semakin kecil pula manajemen pengelolaannya. Ppegawai akan berkurang, SKPD akan tertata dan pembangunan kawasan akan lebih mudah dilakukan. 
Bagi daerah baru yang dimekarkan, konsepnya akan sama. Semakin mudah dalam memberikan layanan kepada masyarakat, karena akan menimbulkan SKPD gabungan yang akan mengurangi jumlah dan tata kelola administrasi akan lebih simple, sejalan dengan sedikitnya bahasan jaringan  birokrasi.
    Irwandi Sulin yang mantan Rektor Unitas Padang ini memadang, luas Padang Pariaman saat ini dengan kondisi keungan derah, jelas akan memberatkan pertumbuhan daerah dalam melaksanakan pembangunan. Cukup rumit karena luas daerah dan imbangan penduduk serta kondisi demografi dan geografi yang sangat fluktuatif.
    "Hal ini dapat kita rasakan dalam dua dekade pemerintahan yang belum dapat mengatakan nilai nyata dari kawasan-kawasan terencana, semua konsep wacana dan idealitas, seperti 9 kawasan strategis, kawasan industri, pelabuhan laut, ditambah terakhir dengan konsep kawasan pendidikan di Tarok, membutuhkan waktu yang lama untuk menjadikan satu kenyataan karena fokus pembangunan yang melebar," katanya.
    Katanya lagi, pembangunan sarana terutama jalan dan fasilitas tampak sekali tidak seimbangan, antara satu kawasan dengan kawasan lainnya. Perbandingan utara dengan selatan, terutama Lubuk Alung dan Batang Anai dapat dikatakan agak timpang. Pembangunan sarana belum menganut kepada konsep kebutuhan dan penunjang, namun lebih bernuansa pertumbuhan yang tidak bagus jika disandingkan dengan niat membangun daerah secara prorata dan berkesinambungan.
    "Lubuk Alung dan Batang Anai adalah daerah yang dinamika dan sosialitas ekonominya sudah sangat membutuhkan perkembangan sarana. Kedua wilayah ini lalu lintas pemakai sarana sudah sangat tinggi dan berperan besar dalam mendukung  sumber pendapatan daerah. Akan sangat nyata jika dibicarakan lintas dan jenis kendaraan yang memakai jalan, karena bermua pada sumber-sumber ekonomi, terutma dari bahan alam," ujarnya.
    Dia menilai, kondisi jalan di Nagari Sinnguliang ke dan Nagari Pasie Laweh, serta ke Asam Pulau, Nagari Anduriang seakan jadi anak tiri. Konsepsi pembangunan jalan pada ruas tersebut sangat tidak manis. Masyarakat merasa seakan tidak mendapatkan pembagian pelaksanaan pembangunan. Sementara lintas trasnportasi pada ruas tersebut sangat tinggi, terutama dengan angkutan kendaraan berat, truk roda enam type kecil dan dump truk besar.       "Melewati jalan yang seharusnya tidak boleh dilewati, kondisi dan kualitas jalan sangat jelek sekali, dapat dipahami daerah ini merupakan salah satu potensi produsen galian C. Penonjolan akan sangat tampak ketika kita melirik  pada ruas jalan Nagari Lubuk Alung - Sikabu pasca robohnya Jembatan Kayu Gadang nampak semakin semrawut. Lintas jalan yang baru diperbaiki di Balah Hilia Ke Singguliang semakin parah rusaknya," ungkapnya. Berdasarkan hal demikian, katanya, pemekaran Lubuk Alung, lepas dari induknya Padang Pariaman agaknya sudah semakin mendesak. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar