150 Rumah Warga Surantiah Lubuk Alung Direndam Banjir
Lubuk Alung--Hujan yang terus menerus mengguyur wilayah Lubuk Alung sejak Sabtu
(9/9) siang hingga malam menyebabkan Surantiah kembali terendam banjir.
Setidaknya 150 rumah terendam air dan terancam terisolasi. Tiga kampuang
yang terendam banjir; Surantiah Hulu, Kampuang Tangah dan Surantiah
Kelok. Lokasi paling parah adalah Surantiah Kelok dengan ketinggian air
mencapai dua meter.
Banjir dari pukul 12.00
WIB. "Dan ini adalah bencana banjir yang kedua kalinya di tahun ini,"
kata Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata Datuak Rangkayo Basa.
Harry Subrata yang didampingi Walikorong Koto Buruak, Geri Afandi yang
datang dan memantau langsung proses evakuasi oleh personel Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman,
perangkat Nagari Lubuk Alung, gabungan tiga nagari, yakni Kelompok Siaga
Bencana (KSB) Lubuk Alung, Sikabu dan KSB Aie Tajun di tempat kejadian.
Penyebab air kuat, katanya, diperkirakan kiriman air dari hulu dan
Sungai Batang Surantiah yang tidak dapat menampung debit air yang cukup
tinggi. "Kita atas nama Pemerintahan Nagari Lubuk Alung sudah sering
mengusulkan normalisasi Sungai Batang Anai kepada Pemkab Padang Pariaman
dan Sumbar. Kita berharap, tahun ini sudah ada respon dan
realisasinya," ujarnya.
Untuk sementara,
beberapa warga diungsikan di Masjid Surantiah dan Surantiah Kabun yang
berada di daerah ketinggian dan tidak terkena genangan banjir.
Kampuang Kelok menjadi daerah terparah terendam banjir. Genangan air
mencapai dua meter dan nyaris merendam rumah warga. Sekitar 80-an rumah
terendam banjir. Hanya sebagian warga yang mau dievakuasi. Sementara
yang lainnya masih bertahan di atas lantai dua rumah sembari menunggu
banjir surut. Mereka menunggu untuk menjaga rumahnya. Proses evakuasi
sempat mengalami kesulitan karena kuatnya arus banjir di Surantiah
Kelok. Di antara warga yang dievakuasi terdapat ibu-ibu, balita dan
lansia.
Sekretaris Nagari Lubuk Alung,
Landi Efendi bersama Kaur Kesra Sutan Yardi dan Kepala Jorong Surantiah,
Syafrizal yang turut langsung mengevakuasi warga menggunakan perahu
karet mengatakan, banjir seperti ini memang sering terjadi dan biasanya
juga akan cepat surut kalau intensitas hujan menurun.
Sementara satu regu lainnya dari BPBD Padang Pariaman terlihat bersiaga
di Surantiah Kabun. Sedangkan lokasi banjir paling parah sebelumnya
Surantiah Hulu sudah tidak ada lagi warga karena sudah direlokasi ke
tempat yang lebih aman.
Jembatan darurat tak bisa dilalui
Di Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang dilaporkan, luapan Sungai
Batang Tapakih membuat jembatan darurat pengganti jemtana Sintuak, tak
bisa dilalui. Puluhan hektare sawah yang sedang masa tanam direndam air.
"Sejak Sabtu petang, jembatan dadurat ini tak bisa dilewati motor,"
kata Suardi Tuanku Kuniang, tokoh ulama Sintuak yang suraunya di pangkal
jembatan yang sedang dibangun itu.
Menurut
dia, banyak masyarakat yang berbalik arak, lantaran jembatan darurat
yang hanya diperuntukkan buat motor itu telah ditutup ujung dan
pangkalnya dengan papan seadanya, karena membhayakan untuk ditempuh.
Hingga Minggu siang kemarin, air masih menggenangi jalan dan sawat di
Sintuak itu. Bagi warga setempat yang motornya sedang kumuh, menjadi
ajang tempat pencucian. Luapan Sungai Batang Tapakih sempat juga
menggenangi halaman Puskesmas Sintuak yang terletak di Toboh Baru, dan
sejumlah rumah yang berada di pinggir sungai tersebut. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar