Minggu, 30 Oktober 2016

Ulama Besar Padang Pariaman Meninggal Dunia Shalawat Nabi dan Hujan Ikut Melepas Kepergian Buya Zubir Tuanku Kuniang

Ulama Besar Padang Pariaman Meninggal Dunia
Shalawat Nabi dan Hujan Ikut Melepas Kepergian Buya Zubir Tuanku Kuniang

Pakandangan--Sejak dini hari hingga petang, Sabtu (29/10) lalu Kabupaten Padang Pariaman diguyur hujan. Meskipun tak begitu lebat, seolah-olah bumi merasa berat untuk melepas kepergian Buya Zubir Tuanku Kuniang, ulama besar dan pimpinan Pondok Pesantren Darul Ikhlas yang meninggal dunia sekitar pukul 00.30 dini hari, Sabtu itu. Innalillahi waina ilaihi rajiun.
    Kabar meninggalnya Mufti dan Ketua MUI Kecamatan Enam Lingkung ini membuat masyarakat Padang Pariaman berduka. Tak tanggung-tanggung. Ribuan ulama dan jamaah dari berbagai pelosok negeri ini berdatangan, memberikan penghormatan terakhir kepada Buya Zubir, yang juga dikenal sebagai ulama vokalis, mampu menghipnotis para jamaahnya dengan pengajian pada saat diatas mimbar.
    Buya Zubir Tuanku Kuniang yang wafat dalam usia sekitar 74 tahun ini meninggalkan dua lembaga pesantren, yakni Pesantren Ikhlas I yang terletak di Lubuak Tajun, Sarang Gagak, Nagari Pakandangan, dan Darul Ikhlas II yang terletak di Batang Kapocong, Nagari Toboh Ketek. Dia berasal dari keluarga besar dan kader Buya Mato Aia, Abdul Razak Tuanku Mudo, dan Syekh Musa Tapakis.
    Jaringan pesantrennya hingga saat ini banyak bertebaran di Padang Pariaman dan sebagian di luar daerah, seperti di Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan. Tak heran pula, para ulama yang menjadi anak asuhannya dulu pada berdatangan ke tempat meninggalnya Buya Zubir Tuanku Kuniang di Lubuk Tajun, Sarang Gagak tersebut.
    Surau tempat menyalatkan Buya Zubir Tuanku Kuniang tak sanggup lagi menampung banyaknya ulama dan jamaah yang ikut Shalat Jenazah. Bunyi Shalawat Nabi saling bersahutan diantara para ulama, santri, dan jamaah yang ikut mengantarkan jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir, yang juga berada di komplek pesantren tersebut.
    "Kita semua kehilangan ulama besar, panutan umat dan pimpinan pesantren," kata Sekdakab Padang Pariaman, Jonpriadi yang ikut melepas kepergian ulama itu. Menurut dia, sebagai masyarakat dan jamaahnya merasa bertanggungjawab untuk meneruskan cita-cita perjuangannya dalam pendidikan pesantren ini.
    Sedangkan Azwar Tuanku Sidi, pimpinan Pesantren Jami'atul Mukmini Sintuak, yang satu angkatan dengan Buya Zubir Tuanku Kuniang di Tapakis dulunya menyebutkan, bahwa keberlangsungan Pesantren Darul Ikhlas ini akan dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yakni H. Suhaili Tuanku Mudo, yang sekaligus anak kandung dari Buya Zubir.   
    Azwar Tuanku Sidi melihat, bahwa Buya Zubir Tuanku Kuniang telah berhasil meletakan pondasi dasar kepemimpinan dan kelanjutan jalannya pesantren ini. "Pesantren yang didirikan Buya Zubir ini sering dan acap dapat kunjungan dari berbagai lapisan masyarakat pada level nasional," kata dia.
    Sebut misalnya, lanjut Azwar Tuanku Sidi, Wiranto, R. Hartono, mendiang KH. Zainuddin MZ dan sejumlah tokoh lainnya. Ini terjadi, tentu karena ketokohan seorang Buya Zubir Tuanku Kuniang di tengah masyarakat. (501)

6 komentar:

  1. Selamat Jalan Buya...! pituah Buya menjadi panutan buat Kami.

    BalasHapus
  2. Kalau wafat seorang pejabat banyak penggantinya, tapi kalau Ulama yang wafat sulit dicari penggantinya

    BalasHapus
  3. Meninggal nya seorang ulama menagis bumi dan lagit,menangis tempat sholatnya dan pekayannya.

    BalasHapus
  4. Kami sampai sekarang rindu padamu buya,

    BalasHapus
  5. Kami selalu membutuhkan bimbingan engkau buya lubuak

    BalasHapus