Sabtu, 31 Agustus 2019

Sambut Tahun Baru Hijriyah dengan Pawai Obor

Enam Lingkung--Pawai obor memeriahkan perayaan tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriah tahun 2019 Masehi di Nagari Gadua, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (31/8) malam.
Peserta pawai obor merupakan santri Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang mewakili masing-masing korong di nagari setempat. Santri MDA dengan membawa obor yang terbuat dari bambu muda, berjalan menempuh tujuh kilometer dengan mengelilingi seluruh korong di nagari itu.
Ketua Panitia Pelaksana, Arizal mengatakan kegiatan dilaksanakan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Nagari Gadua untuk pertama kalinya. "PHBI telah melaksanakan kegiatan untuk kedua kalinya. Namun untuk pawai yang diselenggarakan PHBI, baru kali ini," katanya.
Ia mengatakan perayaan menyambut tahun baru Islam secara meriah ini didukung seluruh lapisan masyarakat. Dukungan itu ditujukkan dengan keterlibatan pemuda agar kegiatan pawai berlangsung lancar.
Arizal mengajak masyarakat setempat memaknai pergantian tahun Hijriah sebagai momen evaluasi diri untuk memperbaiki diri. "Pergantian tahun baru Islam dimaknai untuk perubahan yang lebih baik. Jika ada kesalahan perbaiki diri," pungkasnya.

III Koto Aur Malintang Tiru Bukit Chinangkiek Jadikan Bukit Bulek sebagai Objek Wisata yang Mempesona

Padang Pariaman--Anggota DPRD Padang Pariaman, Dewiwarman mengharapkan kepada Pemerintahan Nagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, serta semua elemen masyarakat agar bahu membahu dan bersatu padu dalam membangun dan mengembangkan Bukit Bulek agar tumbuh dan berkembang menjadi sebuah objek wisata yang menarik, mempesona dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan nagari.
"Bukik Bulek itu bak intan berlian yang terpendam dan saya yakin kalau dikelola dan diurus dengan baik akan mampu mendatangkan income dalam jumlah besar untuk masyarakat dan daerah," kata Dewiwarman ketika membuka dengan resmi studi tiru Pemerintahan Nagari III Koto Aur Malintang ke Nagari Singkarak X Koto di Aula Resort Bukit Chinangkiek, Singkarak, Sabtu (31/8).
Kegiatan studi tiru yang dipimpin Walinagari III Koto Aur Malintang, H. Azwar Mardin, didampingi Ketua Tim Penggerajlk PKK Reni Azwar, Ketua Bamus, Edi Yasmahadi dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Syafruddin, berlansung selama tiga hari, dari 30 Agustus - 1 September 2019.
Menurut Dewiwarman, pesona wisata yang dimiliki Nagari III Koto Aur Malintang sudah dikenal banyak orang dan sudah memboming sejak lama. Namun sayangnya karena berbagai faktor pesona tersebut kurang terperhatikan. "Tapi saya yakin dibawah kepemimpinan H. Azwar Mardin, Walinagari muda yang inovatif dan enerjik, pesona wisata Bukik Bulek bisa dikembangkan menjadi lebih baik. Mari kita dukung program walinagari untuk mengembangkan nagari dan bukik bulek," kata dia.
Sementara Azwar Mardin mengatakan, studi tiru yang dilakukan pemerintahan nagari yang dipimpinnya, menggunakan anggaran nagari tahun 2019, dengan lama kegiatan tiga hari. Kegiatan tersebut diikuti walinagari dan staf, Tim Penggerak PKK, Bamus, LPM, Karang Taruna dan Walikorong. Sasaran utama dari kegiatan studi tiru adalah sektor pariwisata. "Kami ingin mengetahui bagaimana kiat dan strategi nagari dalam mengembangkan objek wisata Bukit Chinangkiek," kata Azwar Mardin
Sedangkan Walinagari Singkarak X Koto, Amran mengatakan, awalnya Bukit Chinangkiek hanyalah sebuah daerah perbukitan yang banyak ditumbuhi kayu-kayu liar. Namun sejak tiga tahun lalu kawasan Bukit Chinangkiek mulai dikembangkan oleh H. Epiyardi Asda, putera Singkarak yang saat itu menjadi anggota DPR-RI dari PPP.
"Alhamdulillah sampai kini Bukit Chinangkiek sudah mendunia dan dikenal banyak orang. Saat ini Bukit Chinangkiek sudah berkembang dengan baik menjadi sebuah resor wisata yang terdiri dari vila, out bond, kolam renang dan arena permainan lainnya," ungkapnya. (501)



SUPM Diharapkan Cepat Jadi Politeknik

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mendukung peningkatan status SUPM Pariaman menjadi Politeknik Kelautan dan Perikanan (PKP). Hal itu disampaikannya saat pembukaan Evaluasi Lapangan Usul Pendirian Perguruan Tinggi Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman di Ruang Pertemuan SUPM, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Jumat (30/8) lalu.
Dukungannya itu diperkuatnya dengan kalimat "semoga proses evaluasi pengajuan usulan peningkatan kelembagaan SUPM menjadi Politeknik berjalan lancar dan cepat sehingga PKP segera hadir di Sumbar dan menjadi PKP kedua di Sumatera setelah Aceh".
Ali Mukhni siap membantu pembiyaan jika tidak melanggar ketentuan peraturan per undang-undangan. "Jika tidak melanggar aturan, proses pendirian Politeknik ini akan kita bantu dari APBD Padang Pariaman mumpung sekarang sedang pembahasan APBD 2020," katanya.
Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bambang Suharto menjelaskan, bahwa saat ini di Indonesia Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki 11 pendidikan Kelautan dan Perikanan. "Tujuh sudah menjadi Politeknik. Satu sedang menunggu keluarnya izin sebagai Politeknik dan tiga sedang diproses menjadi Politeknik," jelasnya.
Tiga yang sedang diproses itu di tahun 2019 ini adalah SUPM Pariaman, Aceh dan Ambon. Menurut Bambang Suharto, tujuan peningkatan status SUPM menjadi Politeknik adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan permintaan akan SDM KP yang tinggi. "Permintaan mencapai tujuh juta sementara lulusan SUPM dan Politeknik KP setiap tahun hanya 800 ribu," jelasnya lagi.
Disebabkan SMK Kelautan dan Perikanan sudah banyak maka SUPM Pariaman sudah bisa melangkah menjadi politeknik. "Nanti, Politeknik ini menjadi pembina SMK-SMK tersebut dan menampung lulusan SMK," tandasnya. (501)

Sehari Setelah Kebakaran, DinsosP3A Padang Pariaman Serahkan Bantuan

Nan Sabaris--Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) Kabupaten Padang Pariaman menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Korong Pinang, Nagari Pauh Kambar, Kamis (29/8). Penyerahan bantuan turut disaksikan oleh perangkat kecamatan, nagari, Tagana, PKH dan warga setempat.
"Kejadian kebakarannya kemaren, menghanguskan rumah warga. Bantuan yang kami berikan berupa logistik dan perlengkapan dapur," kata Kabid Linjamsos Aprizondi.
Dijelaskannya, bahwa bantuan tersebut; beras, kain sarung, kain batik, handuk besar, matras, selimut, mie instan, paket lauk pauk, biscuit, panci serbaguna, peci, dan pakaian. Ia menyampaikan bantuan tersebut sebagai bentuk nyata kepedulian Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman kepada masyarakat yang terkena musibah.
"Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada warga yang tertimpa musibah," tambahnya. Kebakaran tersebut, kata Aprizondi, disebabakan karena arus pendek menimbulkan kerugian lebih kurang Rp250 juta. Ia berharap mohon uluran tangan donatur dan perantau untuk membantu guna meringankan beban korban.
Selanjutnya, Aprizondi mengimbau warga di daerah itu untuk selalu menggunakan kabel listrik yang berkualitas dan berhati-hati ketika memasak karena kebakaran banyak terjadi disebabkan oleh arus pendek listrik dan kompor yang belum dimatikan. "Pastikan kompor dan peralatan elektronik dimatikan saat meninggalkan rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Nurjali yang menjadi korban kebakaran bersyukur karena mendapatkan bantuan pemerintah. "Bantuan tersebut dibutuhkan karena semua barang telah dilalap api," tambahnya. (501)

Inovasi Jujurin Saja, Satu Persatu Penerima PKH Keluar dari Kemiskinan

Sungai Geringging--Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) Kabupaten Padang Pariaman gencar menjalankan inovasi Jujurin Saja atau Jujur Miskin Sadar Sejahtera.
Kepala DinsosP3A Hendra Aswara didampingi Kabid Linjamsos, Aprizondi, Kasi PKH, Maslinda Roza dan Pendamping PKH menuju Kecamatan Sungai Geringging dalam rangka program Jujurin Saja, Jumat (30/8). "Di Sungai Geringging kita menemui dua keluarga. Pertama, keluarga miskin yang belum menerima bantuan PKH dan Kedua, keluarga yang sudah mampu yang ingin keluar sebagai penerima bantuan PKH," kata Hendra.
Keluarga Miskin tersebut, tambah Hendra, atas nama Sinel (47) beralamat di Nagari Batu Gadang, Kecamatan Sungai Geringging. Ibu tiga anak ini sehari-hari mengumpulkan buah pinang dan suaminya sebagai buruh tani. Sinel juga penderita gondok yang susah lama diidapnya. Sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Daerah diserahkan bantuan logistik dan perlengkapan dapur. Seperti beras, gula, minyak, selimut, lauk pauk dan kain.
"Ibu Sinel sudah didatangi dan didata Pendamping PKH. Kemudian juga telah masuk dalam Basis Data Terpadu. Saat ini kita menunggu keputusan dari Kemensos," ujar mantan Kabag Humas itu.
Hendra menyarankan agar pemerintah nagari setempat membantu membuatkan proposal modal usaha dan rumah tidak layak huni kepada Baznas. "Padang Pariaman peduli terhadap warga seperti Ibu Sinel, kita manfaatkan sumber bantuan yang ada untuk memperbaiki ekonominya," kata Kadis termuda itu.
Sementara Ibu Sinel mengucapkan terima kasih atas kedatangan Pemrintah Daerah dan juga memberikan bantuan kepadanya. "Sanang bana rasonyo lah didatangi apak ibu. Kami batarimo kasih bana," kata Sinel didampingi dua putrinya.
Selanjutnya, Hendra mengunjungi Ibu Refnadevi (38), Nagari Malai III Koto, Kecamatan Sungai Geringging yang telah sejahtera. Artinya ia ingin keluar sebagai penerima bantuan PKH. Dia tercatat penerima bantuan sejak 2014 dan bekerja keras untuk keluar dari kemiskinan. Ia ingin bantuan tersebut dapat dialihkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Jadi Ibu Ref dan suaminya merasa sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Ia mengundurkan diri sebagai penerima PKH dan meminta bantuan dialihkan kepada yang berhak menerima sesuai ketentuan," kata Hendra. Alumni STPDN ini berharap semoga semakin banyak masyarakat yang sudah sejahtera atau mampu untuk keluar dari penerima PKH seperti Ibu Refnadevi.
Sementara Ibu Refnadevi mengatakan, bahwa saat ini ia dan suaminya ada usaha menjual kelapa dan kopra. Usaha tersebut berjalan lancar dan mendatangkan rezeki bagi keluarganya. "Dulu kami penerima bantuan PKH, sekarang kami sudah mampu dan ingin bantuan tersebut diserahkan kepada yang berhak," ujar Ref. (501)

Kamis, 29 Agustus 2019

Terpilih dalam Muswil IX, Prof. Duski Samad Pimpin DMI Sumbar

Padang--Musyawarah Wilayah (Muswil IX) Dewan Masjid Indonesia (MDI) Provinsi Sumatera Barat, Kamis (29/8) di Auditorium Gubernur akhirnya memberikan mandat kepada Prof. Duski Samad sebagai Ketua DMI lima tahun mendatang, menggantikan ketua sebelumnya, Yulius Said. Keputusan itu diambil lewat voting.
Muswil yang mengusung tema; konsolidasi organisasi menuju kemakmuran dan dimakmurkan masjid ini dihadiri dan buka secara resmi oleh Sekjen DMI Pusat, H. Imam Addaruqutni S. Dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar, hanya DMI Padang Panjang dan Kota Pariaman yang tidak hadir memberikan hak suara dalam acara tersebut.
Sekretaris Dewan Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang ini mengantongi 12 suara. Sedangkan kandidat lainnya, H. Mahyeldi Ansharullah dapat tujuh suara. "DMI adalah organisasi sosial keagamaan, yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai ibadah dalam menjalankannya," ujar Duski Samad sesaat sebelum peserta Muswil melakukan voting.
Muswil yang berlangsung selama sehari penuh itu, sedikit berdinamika. Maklum, acara pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi itu harus punya misi dan visi yang jelas untuk kemajuan. "Semua kandidat yang ikut dan dicalonkan saat ini, kita rangkul untuk memajukan organisasi ini," ujar Duski Samad.
Pria kelahiran Sikabu Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman ini adalah ulama Tarbiyah Islamiyah (Perti), banyak mehirkan karya tulis keagamaan, rasanya sangat pantas dan patut diberikan amanah memimpin organisasi DMI. Mantan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Imam Bonjol ini terkenal sebagai pendakwah di berbagai bidang. Lewat dakwah tulisan, Duski Samad yang bergelar Tuanku Mudo, lulusan Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung, Kota Padang ini punya kolom tersendiri di sejumlah media massa di Sumbar.
Ulama yang ahli tasawuf dan pemikiran Islam ini terkenal banyak mewarnai dunia pemikiran Islam yang rahmatal lil alamin ini dinilai akan membawa perubahan tersendiri di kalangan DMI Sumbar.
Sementara, Sekjen DMI Pusat Iman Addaruqutni menjelaskan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk kemakmuran masjid. "Mengurus organisasi ini yang utamanya adalah ibadah. Masjid sebagai tempat ibadah. Organisasi yang bergerak di dalamnya juga harus dijalankan dengan niat ibadah, yang hanya Allah Swt yang akan membalas nilai kebaikannya," ujar dia.
"Dari masjid kita kembangkan ekonomi masyarakat, budaya dan tradisi," kata Imam. Sumbar yang terkenal dengan bumi Minangkabau, punya falsafah tersendiri; adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Dan masjid harus kita jadikan untuk penguatan hal ini di tengah masyarakat. Yang tak kalah penting itu, adalah budaya literasi, yang saat ini agaknya menjadi kebutuhan untuk sebuah masjid.
Menurut dia, masjid harus lebih banyak digunakan sebagai pusat pencerahan akhlak dan keberagamaan mengingat persoalan utama bangsa ini yang paling mengemuka adalah akhlak dan moral. "Masjid merupakan pusat keberagamaan, memiliki basis yang kuat di tengah masyarakat dan tersebar di seluruh wilayah," ujar dia.
"Masjid harus digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai keluhuran budi, kejujuran, kerendahan hati, saling menghargai, dan toleransi.
Selain itu, masjid bila dikelola dengan optimal akan dapat menjadi pusat kebangkitan umat," tambahnya.
Yulius Said dalam sambutan dan laporan pertanggungjawabannya banyak menyampaikan persoalan konsolidasi organisasi yang dilakukannya di seluruh daerah. "Barangkali untuk laporan, silakan lihat dan baca dalam buku panduan Muswil. Semua disampaikan di situ. Hanya saja dalam soal anggaran organisasi, sejak lima tahun terakhir DMI tak pernah ada di APBD Sumbar," ungkapnya.
Meski demikian, kata dia, DMI tetap bergandengan dengan pemerintah dalam memakmurkan masjid. "Ada beberapa hal yang kita perbaiki menyangkut manajemen masjid, TPA/TPSA dan MDTA, serta didikan Subuh. "Satu-satunya masjid yang melakukan didikan Subuh, ya di Ranah Minang ini. Tentunya program ini terus kita kembangkan dengan memberikan yang terbaik dalam pelaksanaannya," ujar dia. (501)

Rabu, 28 Agustus 2019

Cerita Keluarga Muslim Tinggal di Pondok Buruk Kecil Pula, Seorang Anak Mengalami Gizi Buruk

Parit Malintang--Pondok kecil yang dibangun pascagempa 2009 silam itu tampak sumpek. Terasnya penuh dengan bentangan tali yang sengaja di pasang untuk jemuran kain manakala musim hujan. Tak ada kursi tamu dalam rumah. Ruangan dalam lepas saja. Hanya diberi kain pembatas, menandakan dalam rumah itu ada kamar.
Di rumah yang terletak di Korong Pasa Balai, Nagari Parit Malintang itulah pasangan Muslim (43 tahun) dan Yuni Marlina (33 tahun) tinggal. Satu dari tiga anak pasangan keluarga ini, Rani Musfina pernah mengidap gizi buruk tiga tahun lalu. Kini, kondisi anaknya itu tak sebanding usia dengan berat badannya. Sudah ukuran masuk SD, namun masih harus bertahan di sekolah TK. Berdekatan dengan rumah itu, ada pula sebuah pondok yang merupakan bantuan gempa dari pihak peduli, yang hingga saat ini masih ditempati oleh adik dan mertua Muslim.
"Dalam rumah ini ada enam orang tinggal tiap malamnya. Kami berlima dengan tiga anak, dan seorang lagi ada adik ipar laki-laki. Sedangkan rumah pondok yang satunya lagi enam orang tinggal tiap hari," cerita Muslim.
Muslim yang dalam kesehariannya tukang ojek di Simpang Pasadama, pertigaan ke Kantor Bupati Padang Pariaman. Di samping itu, Muslim juga menerima panggilan urut refleksi. "Kondisi saat ini, mencari uang Rp50 ribu sehari lewat ojek susahnya minta ampun. Sebab, banyak pegawai yang habis turun dari mobil umum, ada saja tumpangan gratisnya menuju tempat kerjanya," kata Muslim.
Begitu juga panggilan pijat refleksi yang dilakoni Muslim sejak 2009 silam, sama sekali tak bisa dijadikan profesi andalan yang mendatangkan banyak kemasukan. "Saya dapat ilmu mengurut ini di salah satu pondok pesantren di Jawa. Awalnya mencoba kepandaian ini, saya lakukan kepada kedua orangtua saya. Keduanya inilah yang setelah diurut mempromosikan kepada banyak orang, lantaran orangtua saya berjualan di pasar," sebutnya.
"Kepada orangtua, saya pesankan; kalau ada yang bertanya berapa syaratnya urut ini, jawab saja, tidak ada bandrolnya," ulas dia. Jadi, katanya, misi Muslim menerima panggilan urut, semata-mata ikhlas karena menolong. Kalau orang itu memberi uang, ya itulah rezeki.
Bagi Muslim, hidup memang banyak tantangan dan harus dijalani dengan suka cita. "Ya, kalau keinginan punya rumah rancak tentu ada dan itu manusiawi. Dan insya Allah, pekan depan akan mulai melakukan batu pertama pembangunan rumah, lewat "julo-julo tukang" yang dilakoninya sejak beberapa tahun lalu bersama sejumlah anggota masyarakat Parit Malintang," katanya.
Memang, saat didatangi rumahnya di pinggir jalan Pakandangan - Parit Malintang, tampak onggokan pasir dan batu kali. "Kalau di kampung ini membangun rumah, ya dengan julo-julo. Sebulan sekali kita ngumpulkan dua zak semen dengan dua hari kerja di lokasi anggota yang menerima. Kalau dengan uang kontan, rasanya sangat tidak mungkin membangun rumah yang layak seperti orang banyak itu," katanya.
Yuni Marlina, sang istri Muslim tak mau berdiam diri. Dia bekerja di sawah dan ladang orang lain. Maka tersebutlah perempuan yang dikawini Muslim sejak pascagempa itu sebagai buruh harian lepas. "Yang namanya kerja serabutan itu, kadang ada, kadang tidak ada. Tak selalu pula mulusnya jalannya," ujar Muslim.
Yang sedikit meringankan beban hidup Muslim bersama keluarganya ada Program Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial Padang Pariaman yang setiap bulan dia terima berupa lima kilogram beras dan selapik telor ayam ras. "Baru tiga kali menerima, karena baru dimasukin barangkali dalam korong ini.
Sementara, Yurnita, ibunya Yuni Marlina atau mertua Muslim lebih banyak menumpang hidup dengan sang anak. "Anak saya ada enam orang. Karena rumah hancur dan punah akibat gempa, dibuatlah pondok ini, dan satunya lagi pondok bantuan darti Aceh. Jadi, dalam dua pondok kecil ini semuanya tiga KK, dengan 11 jiwa. Bila malam tidurlah bersempit-sempit," cerita Yurnita. (501)

Selasa, 27 Agustus 2019

Jelang MTQ Dewan Hakim Padang Pariaman Dibekali

Parit Malintang--Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur membuka acara Pembekalan Dewan Hakim MTQ ke-47 tahun 2019 di hall Kantor Bupati, Parit Malintang, Selasa (27/8). Turut hadir Asisten Pembangunan Idarussalam, Plt. Kakankemenag Padang Pariaman, Kepala Bagian Kesra H. Anwar, Ketua LPTQ dan sejumlah Dewan Hakim Kabupaten Padang Pariaman.
Wabup Suhatri Bur mengatakan, sesuai dengan keputusan Bupati Padang Pariaman bahwasanya pelaksanaan MTQ tingkat kabupaten diadakan setiap tahun. Berbeda dengan kabupaten/kota lainnya di Sumbar yang berlangsung dua kali setahun. "Terima ksih kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan MTQ atas kerjasama yang sukses dalam setiap kegiatannya sehingga mengalami peningkatan setiap tahunnya," ujarnya.
"Pelaksanaan pembekalan ini dilakukan setiap tahunnya bertujuan untuk kelancaran pelaksanaan MTQ agar berjalan lebih lancar dari tahun sebelumnya," tambahnya.
Suhatri Bur melanjutkan, dengan menjelaskan bahwa pelaksanaan MTQ di Kabupaten Padang Pariaman tidak hanya dilaksanakan di tingkat kabupaten namun juga dilaksanakan di tingkat kecamatan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta MTQ agar dapat meningkatkan prestasi dan mempersiapkan diri untuk tahun berikutnya.
"Ketua LPTQ juga menyampaikan harapannya melalui saya kepada Dewan Hakim agar dapat melakukan penilaian menggunakan teknologi untuk mencegah terjadinya kesenjangan dalam penilaian dan agar dapat mengetahui batas kemampuan peserta MTQ," tandasnya.
Wabup berharap agar Dewan Hakim yang berjumlah 66 orang dan 29 orang panitera memiliki sikap yang jujur, arif dan bijaksana serta tetap mengkedepankan sikap profesionalisme serta dapat demi kesuksesan di setiap bidangnya. MTQ itu sendiri mulai dilakukan, Jumat (30/8) di Kecamatan 2x11 Kayutanam. (501)

Edutani Program Unggulan Baru TK Unggul Terpadu Padang Pariaman

Limpato--Lama tak terdengar kabar, tiba-tiba Taman Kanak-kanak (TK) Unggul Terpadu Padang Pariaman muncul dengan gebrakan program barunya. Di samping Program Edureliji (Edukasi Reliji/Keagamaan) yang merupakan implementasi Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keagamaan, TK yang berdomisili di Nagari Limpato Sungai Sariak ini pun menggarap program baru, yaitu Edutani.
Program Edutani (Edukasi Pertanian) dimaksud adalah serangkaian pendidikan yang didisain bagi murid TK untuk mengenalkan dunia pertanian. Sejak dini anak dibiasakan dengan proses pertanian, seperti mempersiapkan media tanam, proses penanaman, merawat tanaman, hingga kegiatan masa panen. Program ini digadang-gadang menjadi program unggulan baru TK ini.
Saat menyampaikan laporan di acara peluncuran program Edutani, Selasa (27/8), Mulyarni, Pelaksana Teknis (Plt) Kepala TK Unggul Terpadu menyampaikan bahwa dia bersama teman-teman guru lainnya sedang fokus untuk menjawab tantangan dari nama yang melekat dengan TK ini, Unggul dan Terpadu.
Sosok ramah yang dibalut kerudung longgar itu menuturkan, bahwa sejak pengelolaan TK Unggul Terpadu terpisah dari SD Unggul Terpadu setahun yang lalu, ia ditunjuk sementara memimpin TK Negeri termuda di Padang Pariaman tersebut. Meski belum defenitif, tak melemahkan semangatnya untuk membuat berbagai terobosan yang membuktikan unggulnya sekolah ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Yurisman pun terlihat penuh antusias. Saat memberikan sambutan, ia tak hentinya mengapresiasi gebrakan yang dibuat oleh TK Unggul Terpadu itu. "Kami sangat senang dengan program ini. Kami akan tanam seluruh varietas unggulan di TK ini," kata Yurisman yang disambut gemuruh tepuk tangan menyahuti kalimatnya itu.
Pada kesempatan yang sama, Dinas yang baru saja meluncurkan Padi Papanai itu menyerahkan bibit jagung kepada Kepala TK Unggul Terpadu untuk di tanam di kebun sekolah. Sembari menyerahkan, ia berkata, sebenarnya kami memiliki tiga kantong bibit jagung. Minggu lalu, kami berikan dua kantong kepada petani. Ternyata sisanya Allah Swt siapkan untuk TK Unggul Terpadu. Saya yakin ini bukan kebetulan, tetapi taqdir dari Allah Swt, katanya.
Program ini secara resmi diluncurkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam kesempatan itu diwakili oleh Kabid Pembinaan PAUD dan PNF, Suhatman. Dalam arahannya, kandidat doktor itu menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Kepala Sekolah, guru-guru dan orangtua murid. "Teruslah menjaga kekompakkan dan saling memberi dukungan agar terwujudnya pendidikan yang berkualitas," pesannya.
Di sela-sela penanaman bibit jagung, Afrinaldi Yunas, seorang wali murid TK menyambut baik dan mendukung penuh program baru yang dicanangkan oleh TK Unggul Terpadu ini. "Bahkan, kami selaku orangtua sangat berterima kasih kepada Kepala TK beserta majelis guru yang telah mengenalkan dunia pertanian kepada anak-anak kami," katanya.
Ia menambahkan, jauh-jauh hari, anak sudah bercerita di rumah bahwa ia akan menanam jagung di sekolah. Bahkan, semakin antusiasnya ia ingin memakai 'tuduang lokoh' saat penanaman bibit jagungnya. Sungguh program ini berdampak baik bagi pendidikan anak. Terima kasih TK Unggul Terpadu.
Kegiatan yang diliput langsung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Padang Pariaman ini diakhiri dengan penanaman bibit jagung bersama di Kebun TK Unggul terpadu dan tak lupa berswafoto. (501)

Camat tak Mau Memberikan Rekomendasi Polemik Seleksi Seknag Anduriang Berbuntut Panjang

Anduriang--Walinagari Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman, Syawiruddin dihadapkan dengan banyak persoalan internal pemerintahannya yang hingga kini belum selesai-selesainya. Sekretarisnya, M. Zulkifli yang sejak Januari tak masuk kantor, Juni lalu melayangkan surat mundur dari jabatannya sebagai Seknag setempat. Surat mundur itupun harus dijemput oleh walinagari ke kediamannya.
Sehubungan dengan hal demikian, Syawiruddin bersama Bamus-nya melakukan rekrutmen Seknag, dan telah selesai dilakukan oleh panitia seleksi. Tetapi hasilnya masih terkatung-katung, lantaran Camat 2x11 Kayutanam belum mau memberikan rekomendasi hasil seleksi tersebut untuk dilanjutkan ke Pemkab Padang Pariaman.
"Camat menunggu surat tertulis hasil keputusan rapat nagari dengan orang-orang yang komplain soal seleksi yang berujung pada surat pengaduan ke camat, beberapa waktu lalu," kata Syawiruddin pada Singgalang, Rabu (28/8) kemarin.
Menurut dia, surat yang diminta camat itu sebenarnya sudah ada. Tinggal mengantarkannya ke camat. "Ini ada kesibukan lain, sehingga Rabu ini janjian mengantarkan surat demikian. Intinya, semua persoalan kekeliruan selama ini tidak ada lagi. Sudah diselesaikan dalam rapat bersama Kamis pekan lalu," tegas Syawiruddin.
Syawiruddin mengaku kerepotan menjalankan roda organisasi pemerintahan yang dipimpinan tanpa adanya sekretaris. "Ya, repotlah. Sebab, segala bentuk administrasi menjadi tanggungjawab sekretaris," sebut dia.
Camat 2x11 Kayutanam Syamsunar ingin, sebelum melahirkan rekomendasi pihaknya memastikan dulu tuntas polemik yang ada. "Awalnya ada pengaduan dari enam orang calon peserta rekrutmen yang mundur merasa tidak menerima cara-cara yang dilakukan panitia seleksi dan walinagari, dan mereka minta secara tertulis untuk meninjau ulang," kata Syamsunar.
Hebatnya, kata Syamsunar, di tengah polemik demikian, berbagai pihak dari Anduriang datang dan bicara soal itu di kantor camat ini. "Pagi datang kelompok ini, bicaranya lain. Lalu, siangnya datang pula kelompok lainnya, membicarakan yang lain pula, sampai selanjutnya, sehingga harus tuntas dulu persoalannya, baru bisa kita ajukan ke atas," ulas dia.
"Malah saya sudah menyuruh langsung walinagari ke Pemkab Padang Pariaman tanpa harus rekomdasi saya. Dan sekalian kadukan saya soal ini. Dia pula yang tak mau melakukan hal itu," sebut Syamsunar.
Sekretaris Panitia Seleksi, AK. Jailani menyebutkan, proses seleksi yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang ada. "Tahap pertama setelah ada anak nagari yang mendaftar, dilakukan seleksi tertulis, dan hasilnya lumayan. Ternyata anak nagari ini pintar, punya nilai yang bagus-bagus semuanya," kata dia.
Hanya saja, kata Jailani, menjelang seleksi tahap dua, yakni tes wawancara yang meliputi soal agama, komputer dan lainnya, satu dari tujuh orang calon yang telah ikut seleksi tahap pertama mundur. Lalu, tak berselang lama, lima orang lagi mundur pula. Sama halnya dengan yang satu orang pertama, mereka mundur secara tertulis.
Mereka yang ikut itu, Zulfadli, Rinaldi Azhar, Rido Ilham, Hardi Candra, Novri Wahyudi, Sartika Putri Rahayu, dan Abdul Mutalib. "Jadi, dari yang tujuh ini, tinggal satu peserta yang tidak mundur, Hardi Candra. Otomatis, seleksi tahap kedua berupa tes wawancara tak mungkin lagi dilakukan lantaran pesertanya tinggal satu alias tidak ada lawannya," kata Jailani.
"Maka, panitia hanya membuatkan berita acara yang selanjutnya diserahkan ke walinagari untuk dilanjutkan ke camat dan pihak kabupaten. Panitia telah melakukan tugasnya dengan objektif, sesuai petunjuk teknis yang ada soal itu," ulas Jailani. (501)

Senin, 26 Agustus 2019

Prof. Zulman Harja Utama: Juara Satu Sudah Kebiasaan Kelompok I Kembali ke Toboh Ketek Merayakan Prestasi KKN




Padang--Tika Amanda Putri, Melta Febrina, Winda Simanjuntak, Queenta Suci Edwaris dan sejumlah rekan mahasiswa kelompok I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas) tiba-tiba melonjak kegirangan, saat Ketua KKN Joni Zulhendra mengumumkan, bahwa kelompok I KKN Toboh Ketek keluar sebagai terbaik satu, Sabtu (24/8/2019) di kampus Unitas.
Saya yang tergabung dalam kelompok I, pada seminar hasil KKN yang dimulai pagi Sabtu itu agak terlambat tiba di kampus. Seminar mulai pukul 08.00 Wib, sedangkan saya tiba di kampus sudah pukul 11.00 Wib. Hiruk-pikuk ratusan mahasiswa yang baru saja menyelesaikan KKN-nya di Kabupaten Padang Pariaman dan Pesisir Selatan ini tampak memenuhi kampus.
Sebab, jam menjelang siang itu pembukaan seminar dan pengumuman terbaik kelompok KKN hampir selesai. Nyaris semua teman-teman mahasiswa dari kelompok lain yang kenal dengan saya memberikan ucapan selamat atas prestasi demikian. "Selamat, kelompok I terbaik satu," kata Amir Husin, mahasiswa kelompok II yang mencegat saya di pintu masuk kampus.
Dengan senyum simpul, saya terus berlalu dan terus ke ruangan yang hampir selesai pembukaan seminar di lantai dua kampus tersebut. "Kita juara satu, Pak. Ini semua berkat Bapak," kata Tika, Suci, dan lainnya saat melihat saya di pintu masuk ruangan seminar. Sambil memperlihatkan selembar sertifikat terbaik satu, dan sebuah amplop yang berisi uang, sebagai hadiah, kami pun pergi keluar bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Hesti Mayasari, tentunya untuk mengabadikan momen yang amat sangat membahagiakan itu.




Sekitar lima menit sebelum kami keluar, Walinagari Lubuk Alung, Hilman H yang tergabung dalam kelompok V juga tak ketinggalan memberikan ucapan selamat, sambil meminjamkan saya jaket almamaternya. Dia lihat saya hanya pakai baju biasa. Sementara hampir seluruh mahasiswa pakai baju kaus seragam KKN.
"Kita presentasi pukul 14.00 Wib, Pak," kata Marzuki Hendra sambil mengajak keluar kampus, foto bersama DPL dan ngumpul, membicarakan sejumlah hal yang berhubungan dengan dinamika kelompok selama KKN di Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek. Saat foto bersama, terpaksa Sule, mahasiswa kelompok IV jadi "korban" untuk mengambil momen bahagia lewat ponsel tersebut.
Fiki Darliem, Wakil Ketua Kelompok I minta semua rekan untuk bisa hadir kembali ke Toboh Ketek, merayakan prestasi ini. "Kita masih merasa kurang berbuat di nagari itu. Mari kita ke sana lagi, begadang bersama walikorong, walinagari, sambil menyerahkan sertifikat tanda terbaik satu ini," ujar Fiki sambil disetujui 19 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok demikian.
Tanpa basa-basi, Suci yang sudah akrap dengan Walikorong Toboh Ketek, Indra Yanuar langsung menelepon. "Ncu, bisa kita begadang bakar ikan, tapi Ncu yang beliin ikannya, Sabtu malam depan," kata Suci dibalik gegang telepon pintarnya. Siangnya, Walinagari Toboh Ketek Muhammad Nasir Datuak Mangkudun juga menelepon saya, seraya mengucapkan selamat. Dengan singkat saya jawab, Sabtu depan kami akan ke Toboh Ketek, kita ketemu lagi. "Siap," kata Datuak Mangkudun yang sering kami panggil Utiah tersebut.
Age, mahasiswa yang suka senyum dan suka mengabadikan momen, tak henti-hentinya berselfi ria, atau mengambil setiap kali ada waktu yang tepat. "Ini hanya mengamalkan apa yang Bapak sampaikan, bahwa kegiatan boleh kurang, tapi fotonya harus banyak," ujar Age sambil ketawa.
Dalam seminar dengan panelis NUrlinda Yenti, Dekan Fakultas Hukum dan H. Mardius juga diikuti Prof. Zulman Harja Utama dan Hesti Mayasari, sebagai DPL I dan II dalam KKN, Fiki tampil membacakan apa yang sudah dinilai oleh pihak kampus. "Perlu kalian ketahui, prestasi yang kalian raih ini adalah berkat publikasi yang banyak, melebihi kelompok lain. Itu kepandaian mahasiswa saya, Damanhuri. Saudara perlu berterima kasih khusus kepada dia," ujar Mardius dalam menanggapi seminar tersebut, sambil disambut tepuk tangan mahasiswa.
"Damanhuri ini di Padang Pariaman adalah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Bupati saja takut sama dia," lanjut Mardius. Lalu, Prof. Zulman menyebutkan, juara satu sepertinya sudah kelaziman bagi dirinya. "Justru saya khawatir, kalau kelompok yang saya bimbing ini tak dapat prestasi," kata dia.
Memang, saat hadir di Toboh Ketek, Prof. Zulman sempat bercerita, bahwa selama ini, dan setiap kali membimbing mahasiswa KKN selalu saja dapat juara. "Dan belum pernah rasanya kelompok yang saya bimbing tidak dapat juara. Jadi, juara satu tak begitu membuat saya terkejut. Selamat. Yang penting, Anda selama KKN tidak bermasalah dengan masyarakat lingkungan. Sebab, saya dengar ada mahasiswa yang sampai diusir dari kampung tempat dia KKN," ulas Prof. Zulman.
Prof. Zulman menyarankan, setelah ini lanjutkan kuliah. Bagi yang mengajukan proposal, silakan ajukan, dan seterusnya. "Tidak ada artinya berprestasi dalam KKN, tapi gagal dalam kuliah," tegas dia.

Kompol Maymuspi Siap Maju, 18 Ribu Anggota Solid Tiga Tahun PORBI tak Ada dalam Anggaran APBD Padang Pariaman

Padang Pariaman--Dalam gelaran rapat Persatuan Olahraga Buru Babi (PORBI) Kabupaten Padang Pariaman yang di helat di Hall Saiyo Sakato, Senin (26/8) dengan tema; Analisa dan Evaluasi (ANEV) PORBI untuk Memperkuat Tradisi Adat Baburu di Padang Pariaman yang dipimpin langsung oleh sang ketua KomPol Maymuspi atau yang akrab disapa "Epi Karuik" itu berlangsung khidmat dan sukses.
Acara diawali dengan laporan Ketua PORBI Epi Karuik kepada seluruh undangan yang hadir tentang kinerja organisasi sejak dibawah pengendaliannya sampai saat ini. Seyogyanya sebagai seorang ketua, dia merasa masih kurang puas dengan perjalanan PORBI Padang Pariaman walaupaun sesungguhnya organisasi itu telah sukses menjadi suatu kekuatan besar yang mampu menjadi harapan petani dalam membasmi hama babi hutan.
Beberapa analisa yang menjadi titik lemah organisasi terbesar di Padang Pariaman itu juga menjadi bahan untuk diperbaiki dikemudian hari dan evaluasi tentang sumber dana yang notabenenya sudah tidak ada lagi dianggarkan melalui dinas terkait sejak tiga tahun belakangan juga menjadi perbincangan yang mengagetkan dalam rapat PORBI itu.
Bagaimana tidak, untuk memutar organisasi sebesar PORBI ini setidaknya membutuhkan dana tak kurang dari Rp50 juta setiap tahunnya. Dengan tiadanya suplai dana bantuan dari Pemkab sudah dapat dipastikan bahwa sang ketua dan jajarannya harus memutar otak bahkan "badoncek" dalam mencukupi kebutuhan dan keberlangsungan perburuan setiap tahunnya.
Namun hal ini tak menjadi soal bagi seorang Komisaris Polisi yang menjabat sebagai Kabag Ren di Polres Padang Pariaman itu. Terlihat jelas seluruh agenda PORBI dapat terlaksana dengan baik, bahkan PORBI daerah ini menjadi acuan bagi PORBI kabupaten/kota lain di Sumbar sebagai PORBI yang paling eksis mengedepankan tradisi adat dalam setiap perburuannya.
Terlepas dari itu semua, dihadapan setidaknya 150 orang pengurus PORBI dari 17 kecamatan yang hadir, Epi Karuik menyampaikan akan selalu berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Tidak hanya melalui PORBI ini, juga sebagai Ketua ASKAB PSSI dan IOF Padang Pariaman, Epi Karuik akan selalu mengabdi dan hadir saat masyarakat membutuhkan. Dekat dan merakyat adalah ciri keseharian putra asli V Koto Kampung Dalam itu.
Rapat memanas dan riuh setelah jeda makan siang dan shalat. Di awali penyampaian kesimpulan pembahasan oleh Hardi Candra, Selaku MC, salah seorang Muncak bertanya kepada ketua melaluinya; "benarkah kabar angin yang kami dengar di lapangan bahwasannya Ketua Epi Karuik akan maju menjadi Bupati Padang Pariaman di Pilkada 2020"..? Tanyanya bersungguh-sungguh. Sontak saja pertanyaan itu seakan membuka kran pertanyaan yang sama di hati hampir seluruh yang hadir.
Di hadapan peserta rapat yang mulai riuh dan memanas akan jawaban dan kepastian langsung dari sang ketua, Epi Karuik menjawab dengan lirih dan mantap. "Apabila masyarakat PORBI yang beranggotakan hampir 18 ribu tercatat di KTA menginginkan, maka saya siap secara moril dan materil menuju gedung IKK di Parit Malintang, baik sebagai Cawabup maupun sebagai Cabup," ungkapnya disambut tepuk tangan dan sorakan meriah anggota rapat.
Gayung bersambut, serempak tanpa komando seluruh peserta rapat menyambut dengan suka cita. Mereka seakan puas dan yakin karena jawaban di dengar langsung keluar dari mulut Ketua PORBI, sang kandidat BA 1 F persis sama dengan "kabar burung" yang selama ini mereka dengar. Sontak teriakan, "PORBI, solid, solid, solid. Dari peserta rapat yang rata-rata Muncak itu seakan memecah Hall Saiyo Sakato sebagaimana teriakan para Muncak dalam rimba perburuan yang "menghilir - memudikkan" arah perburuan.
Semoga saja semangat menyambut pernyataan sikap Epi Karuik untuk siap maju sebagai kandidat bupati ataupun wakil bupati dalam Pilkada  yang akan dihelat September 2020 itu bisa bertambah. "Walaupun kali ini baru dimotori anggota PORBI, ke depannya kita berharap dari organisasi-organisasi lain yang dipimpin beliau juga menyatakan sikap dukungan," harap Ramli Sidik, selaku Wakil Ketua PORBI Padang Pariaman. (501)

Di Mata Walikota Pariaman Padang Pariaman Telah Menjadi Kabupaten Terinovatif

Pariaman--Walikota Pariaman Genius Umar mengundang tiga Kepala Dinas berprestasi Kabupaten Padang Pariaman sebagai narasumber pada saat rapat dengan jajaran OPD di Balai Kota Pariaman, Senin (26/8).
Tiga Kepala Dinas tersebut; Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) Hendra Aswara, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Muhammad Fadhly dan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Dan Perindustrian (DPMPTP) Rudi Rilis.
Genius mengaku mengundang ketiga Kadis muda tersebut adalah berbagi informasi terhadap inovasi yang dilakukan dalam percepatan pelayanan publik dan meningkatkan kepuasan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi. "Padang Pariaman menjadi kabupaten terinovatif dan meraih penghargaan dari Kemendagri. Sementara Kota Pariaman berada di peringkat 46. Jadi kita undang Kadis inovator ini agar OPD bisa mencontoh dan mereplika inovasinya untuk diterapkan di Kota Pariaman," kata Genius didampingi Sekdako Indra Sakti.
Sebenarnya, tambah Genius, OPD di Kota Pariaman telah banyak juga berprestasi dan berinovasi. Namun belum memiliki branding dan tidak dilaporkan secara lengkap. Ke depan, ia berharap Kota Pariaman lebih memperoleh hasil yang lebih baik. "Silakan berdiskusi dengan Kadisdukcapil, Kadis Sosial, DPMPTSP Padang Pariaman dalam berinovasi untuk memudahkan masyarakat. Tahun ini saya minta lima inovasi terealisasi per OPD," kata alumni STPDN itu.
Kadisdukcapil Muhammad Fadhly memaparkan, inovasi lahir sebagai solusi terhadap permasalahan dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan. Pembenahan dilakukan dengan komitmen seluruh personil di dinas. "Jadi seluruh pegawai hingga cleaning service harus tahu visi misi OPD dan menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab," ujar Fadhly.
Disdukcapil, kata Fadhly, telah melahirkan inovasi di antaranya Alpa Beta (Anak Lahir Pulang Bawa Akta), Pedang Saber (Petugas Datang Segala Administrasi Beres), Kadoku KTPel, Tamasya (Tampek Mengadu Masyarakat) dan lainnya. "Juga ada inovasi kolaborasi dengan Dinas KB, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Perizinan dan RSUD," ujar peraih peringkat 1 Dinas Dukcapil se-Sumbar itu.
Sementara Kepala DinsosP3A Hendra Aswara juga membenarkan yang disampaikan M. Fadhly. Bahwa inovasi lahir dari masalah yang timbul dan dirasakan perlu diadakan perubahan yang cepat. "Di awal menjabat sebagai Kadis Sosial, kita inventarisir segala kelemahan dan kekurangan kemudian bersama-sama merumuskan solusi sesuai amanat UU nomor 25 tentang Pelayanan Publik," ujar Hendra.
Dalam empat bulan terakhir, tambah Hendra, ada empat inovasi yang lahir, yaitu Pusat Layanan Terpadu Penanganan Kemiskinan, Jujur Miskin Sadar Sejahtera (Jujurin Saja), Layanan Pengaduan Kekerasan Perempuan dan Anak (Lapau Emak) dan Apliasi SI PENANGKIS. "Kita sudah diapresiasi oleh Kemensos dan Dinas Sosial Sumbar. Inovasi ini lahir untuk memenuhi harapan masyarakat dalam percepatan layanan," kata Hendra. (501)

Perilaku Hidup Sehat Harus Mulai dari Diri Pribadi

Kampung Dalam--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni bersama isteri ikut bersenam bersama masyarakat di lapangan bola Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam. Acara itu sekalian memeriahkan implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Senin (26/8).
Ali Mukhni memberikan apresiasi kepada Kepala Dinas Kesehatan atas terselenggaranya acara tersebut karena menurutnya salah satu indikator hidup sehat adalah rela mengorbankan apapun demi kesehatan. "Ruang lingkup Germas yaitu peningkatan aktifitas fisik, seiring peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan peningkatan hidup sehat," jelasnya.
Peraih penghargaan Ksatria Bakti Husada tahun 2015 lalu itu menghimbau masyarakat untuk melaksanakan hidup sehat melalui berbagai sikap dan gaya hidup. "Kita sudah sering menghimbau masyarakat untuk melaksanakan hidup sehat. Hidup sehat hendaknya di awali dari diri pribadi. Kalau kita semua sudah sadar akan kesehatan maka hidup sehat dapat dilaksanakan," hematnya.
Bupati dua periode itu juga berharap semua lapisan masyarakat berkomitmen pada diri sendiri untuk menjaga kesehatan, baik itu kesehatan pribadi maupun lingkungan sekitar. "Perbanyaklah konsumsi buah dan sayur. Minimal satu mangkok untuk satu orang agar asupan gizi dalam tubuh dapat terpenuhi dan seimbang," lanjutnya.
Ali Mukhni mengajak masyarakat untuk meninggalkan lingkungan yang kotor dan ucapkan selamat datang kepada lingkungan bersih serta berupayalah untuk berhenti merokok. Sebagai permulaan, implementasi Germas di Padang Pariaman akan dilaksanakan di tiga nagari di tiga kecamatan, yaitu Nagari Campago di V Koto Kampung Dalam, Parit Malintang di  Enam lingkung, dan Lareh Nan Panjang Sungai Sariak di VII Koto Sungai Sariak. (501)

Tingkat Sumbar Pengcab PTMSI Padang Pariaman Gelar Kejuaraan Tenis Meja Singguliang Open

Lubuk Alung--Pengurus Cabang Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Padang Pariaman bersama Persatuan Tenis Meja Ikatan Pemuda Pelajar Singguliang (PTM IPPSING) Nagari Singguliang Lubuk Alung selenggarakan Tenis Meja Singguliang Open se Provinsi Sumatera Barat.
Menurut Wirman, Ketua Bamus Nagari Singguliang Lubuk Alung yang juga pengurus PTMSI Padang Pariaman, kejuaraan ini dimaksudkan sebagai ajang mencari bibit atlet muda tenis meja se Sumatera Barat sekaligus sebagai unjuk kemampuan atas ilmu yang selama ini ditempa melalui pelatih dan juga barometer peta kekuatan tenis meja di daerah baik di kabupaten atau kota khususnya di kelas Kadet.
Kejuaraan dibuka Camat Lubuk Alung Ali Amri, Minggu (25/8) di pelataran Surau Gadang yang dihadiri Ketua Pengcab PTMSI Kabupaten Padang Pariaman dan Ketua Pengprov PTMSI Provinsi Sumatera Barat, Walinagari se Kecamatan Lubuk Alung, tokoh masyarakat dan pemuda.
Camat Ali Amri sangat mendukung kejuaran tingkat Sumbar dan berharap bisa dilaksanakan lebih baik lagi ke depannya. "Ajang ini merupakan ajang mempopulerkan olahraga tenis meja dan mencari bibit potensial yang nantinya diharapkan dapat mengharumkan daerah," ujar Ali Amri mengapresiasi.
Lebih lanjut mantan Camat 2 x 11 Kayutanam itu berharap agar panitia pelaksana dapat berkolaborasi dengan pemerintahan nagari terkait biaya penyelenggaraan kejuaraan. "Kerjasamakan dengan pemerintahan nagari dari segi pembiayaan, karena kegiatan ini turut mendukung program nagari dalam membina generasi muda," pesannya.
Kejuaraan tenis meja yang baru pertama kali diadakan itu diikuti oleh beberapa daerah di Sumbar yang memang sudah maju dalam pertenis mejaan Sumatera Barat, antara lain Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Dharmasraya, Kota Pariaman dan tentunya Kabupaten Padang Pariaman sebagai tuan rumah.
Kejuaran berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (24/8) dan berakhir, Minggu (25/8) malam. Setelah melalui babak awal seleksi sampai dengan babak final didapatkan para kampiun Kadet daerah sebagai berikut; Kadet Putri; juara I: Tisa (Pasaman Barat), juara II: Acha (Limapuluh Kota), juara III: Anita (Pasaman Barat), juara IV: Ririn (Padang Pariaman).
Sementara, Kadet Putra, juara I: Rafiq (Kota Pariaman), juara II: Fakhri (Padang Pariaman), juara III: Fikri (Padang Pariaman), juara IV: Zaki (Dharmasraya). Kepada juara, panitia menyediakan hadiah bagi pemenang juara I: Tabanas Rp400.000, + Piala + Piagam Penghargaan. Juara II: Tabanas Rp250.000, + Piala + Piagam Penghargaan, juara III: Tabanas Rp250.000, + Piala + Piagam Penghargaan, dan juara IV: Bingkisan (Karet Bed) + Piala + Piagam Penghargaan. (501)

Agar Cepat dan Efisien SIPPAT Diluncurkan di Lingkungan Sekretariat Daerah Padang Pariaman

Parit Malintang--Terpilihnya Kabupaten Padang Pariaman sebagai pilot project Gerakan 100 Smart City oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, selain bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat juga memotivasi kemunculan inovasi-inovasi yang dibuat ASN.
Sudah lebih 120 inovasi yang dilahirkan oleh ASN Pemkab Padang Pariaman dan mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri dengan memberikan penghargaan Inovation Government Award tahun 2018 lalu. Setiap saat, ASN Pemkab Padang Pariaman selalu berupaya melahirkan inovasi-inovasi baru baik melalui pimpinan OPD maupun pejabat Eselon III, IV dan staf. Seperti yang dilahirkan oleh Kasubag Perencanaan dan Anggaran Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah, Febrina Muniza.
Febrina yang akrab dipanggil Pat melahirkan inovasi Sistim Informasi Perencanaan Penggangaran Sekretariat yang disingkat SIPPAT dan diluncurkan, Senin (26/8) oleh Staf Ahli Bupati Bidang Sosial, Budaya dan SDM, Arman Adek, di ruang rapat Setdakab. SIPPAT merupakan perangkat lunak yang dikembangkan dengan tujuan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pengganggaran yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel khusus di lingkungan Setdakab.Tujuan jangka panjang aplikasi ini sendiri untuk dikembangkan dalam skala kabupaten.
Inovasi ini lahir dari pengamatan Pat terhadap format RKA masing-masing bagian yang tidak seragam menjadi kekurangan dari sistem perencanaan yang masih menggunakan sistem manual. Untuk itu, timbul sebuah inovasi dari Pat agar perencanaan pengganggaran yang manual tadi dapat ditinggalkan dan beralih dengan penggunaan sistem eletronik.
Arman menyambut baik inovasi SIPPAT karena menurutnya perencanaan yang matang dan cepat akan menghasilkan hasil yang maksimal. "Semoga dengan SIPPAT ini perencanaan di Setdakab lebih maksimal dan cepat serta terkoneksi pada seluruh bagian yang ada," harap mantan Kepala Dinas Sosial dan P3A itu.
enada dengan itu, Febrina Muniza yang juga mantan Kasubag Umum dan Kepegawaian Pol PP Damkar didampingi TKIP Bagian Renkeu Rescy Herrico berpendapat, bahwa Sekretariat Daerah adalah dapurnya Kabupaten Padang Pariaman dan banyaknya bagian di lingkungan Sekretariat Daerah menjadi alasan diciptakannya aplikasi SIPPAT ini.
"Pada saat ini terdapat 10 bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Kab. Padang Pariaman, Bagian Renkeu adalah dapur perencanaan dan pengendalian programnya. Melalui SIPPAT ini akan memudahkan kami dalam menghimpun dan mengawasi jalannya perencanaan di Setdakab ini," tutur Pat. (501)

Minggu, 25 Agustus 2019

Mahasiswa Jangan Mudah Terpancing Wacana Bernuansa Menghasut dan Propaganda

Pariaman--Mahasiswa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) jangan mudah terpancing dengan wacana yang bernuansa menghasut dan propaganda. Apalagi wacana yang sengaja disebarkan di media sosial untuk membangkitkan sentimen agama, kelompok dan suku.
Demikian diungkapkan Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pariaman/Padang Pariaman Armaidi Tanjung, Minggu (25/8/2019), dihadapan peserta Pelatihan Kader Dasar (PKD) II PMII Kota Pariaman, di Desa Air Santok, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. PKD yang berlangsung Jumat-Senin (23-26/8) ini diikuti peserta dari Kerinci, Provinsi Jambi, Pekanbaru, Riau, Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
Menurut Armaidi Tanjung, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh. Wacana bisa berbentuk novel, buku, artikel atau sebuah pikiran yang dikemukakan terhadap sesuatu masalah yang menjadi konsumsi publik. “Wacana yang dikembangkan dan diviralkan di media sosial dapat mempengaruhi pikiran dan sikap publik. Apalagi wacana tersebut diulang-ulang dan disebarkan di banyak media sosial, seolah-olah wacana tersebut adalah benar dan patut menjadi perhatian,” tutur Armaidi Tanjung.
Dikatakan Armaidi, wacana yang disebarkan di media sosial secara massif dapat menggerakkan massa untuk melakukan sesuatu. Sekalipun wacana yang disebarkan di media sosial tersebut tidak benar alias pembohongan publik, namun masyarakat yang pengetahuannya terbatas bisa terpancing emosi. “Apalagi wacana yang sengaja dishare oleh kelompok tertentu untuk membuat kegaduhan di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Armaidi Tanjung yang tampil dengan materi bertemakan, “Analisis Wacana, Pengelolaan Opini dan Gerakan Massa”.
Menurut Armaidi, kader PMII juga harus hati-hati menyebarkan wacana dan menshare sesuatu tulisan/gambar/video di media sosial masing-masing. Jangan mudah saja menyebarkan wacana yang tidak diketahui sumbernya yang jelas. Tidak mengetahui secara persis siapa yang menyebarkan wacana tersebut dari awal. Jangan-jangan wacana yang disampaikan hanyalah sebuah kebohongan saja.
“Penyebaran informasi pembohongan publik, ujaran kebencian dan pencemaran nama baik seseorang bisa dikenai undang-undang ITE. Sedangkan wacana/pemberitaan di media massa seperti surat kabar, majalah, televisi dan media online yang terdaftar di Dewan Pers, yang merugikan seseorang digunakan Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers,” kata Armaidi Tanjung.
Menurut Ketua PMII Kota Pariaman Rizka Adilla, PKD PMII yang berlangsung dari Jumat hingga Senin (23-26/8), diikuti peserta dari Kerinci, Jambi, Pekanbaru, Riau, Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Tema PKD, Mempersiapkan Pemuda Hari Ini Untuk Bonus Demografi 2045 Menuju Indonesia Unggul. Sejumlah tokoh pemuda di Pariaman, Padang Pariaman dan Sumatera Barat tampil memberikan materi. (501)


Tim Saber Pungli Turun ke Sekolah

Lubuk Alung--Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Kabupaten Padang Pariaman kembali melaksanakan sosialisasi pencegahan dan pengawasan terhadap pungutan liar. Sosialisasi kali ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Padang Pariaman yang berlokasi di Batang Tapakih, Nagari Sintuak, Kamis lalu.
Tim Saber Pungli ini dari Polres Padang Pariaman dihadiri Waka Polres Kompol Irvan Coa Ampera, selaku ketua tim didampingi Kasat Reskrim AKP Lija Nesmon, dari Kejaksaan Negeri Pariaman dihadiri Jaksa Fungsional Bidang Intelijen, Tengku Ismail serta dari Inspektorat Padang Pariaman dihadiri Inspektur Wilayah III Trisna Dewi Busti, Pengendali Teknis Baharuddin dan Pengawas Pemerintah Muda Budi Maisal Putra.
Sosialisasi pencegahan dan pengawasan terhadap Pungli ini berlangsung di ruang majelis guru MAN 1 Padang Pariaman yang dikuti Kepala MAN Amrizon beserta seluruh majelis guru, Ketua Komite MAN Efendi dan Wakil Ketua Komite Syuryadi. Amrizon mengaku senang dengan adanya sosialisasi dari Tim Saber Pungli ini karena banyak aturan yang disampaikan oleh tim belum dipahami pihak madrasah beserta komite, terutama dari segi aspek hukum mengenai undang-undang tentang Tipikor serta Pasal 418 dan 423 KUHP tentang ancaman pidana bagi pelaku Pungli.
Sebelumnya, Tim Saber Pungli juga turun ke SMAN 1 Lubuk Alung. Pada kesempatan ini Tim Saber Pungli juga dihadiri langsung Waka Polres Padang Pariaman Kompol Irvan Coa Ampera, selaku ketua tim didampingi Sat Intelkom Ipda Hendra, dari Kejaksaan Negeri Pariaman dihadiri Jaksa Fungsional di Bidang Intelijen Adek Maiyuza.
Sedangkan dari Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman dihadiri langsung Inspektur Syafriwal, Sekretaris Inspektorat Yusra Zein, Pengendali Teknis Baharuddin dan Pengawas Pemerintah Muda Fauzani.
Sosialisasi pencegahan dan pengawasan terhadap Pungli ini berlangsung di aula sekolah yang dikuti oleh Kepala SMAN 1 Lubuk Alung Ramlan  beserta seluruh majelis guru dan Ketua Komite Sekolah Syamsul Badri Datuak Paduko Sinaro. (501)

Ali Mukhni Berkisah dalam Rapimwil PWPM Sumbar Membangun Padang Pariaman Pasca Gempa 2009 dari Nol

Padang--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni menghadiri pembukaan Rapat Pimpinan Wilayah (Rapinwil) II Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumatra Barat di Convention Hall Kampus Universitas Muhammadiyah Sumbar (UMSB), Pasir Kandang, Padang, Sabtu (24/8).
Tidak hanya menghadiri, Ketua Umum ILUNI IKIP/UNP itu juga diminta menyampaikan makalahnya dengan tema "Pengembangan SDM Unggul Padang Pariaman, Refleksi 74 Tahun Indonesia Merdeka".
Bersama bupati, turut hadir anggota DPRD Padang Pariaman Aprinaldi, Kepala Dinas Kominfo Zahirman, Ketua TP PKK Hj. Rena Sofia dan Kabag Humas dan Protokol Andri Satria Masri. Selain itu, juga hadir Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah, Ketua Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim Elha, Ketua dan Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumbar dan Pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah se Sumbar.
Sebelum Ali Mukhni menyampaikan sambutan dan makalahnya, peserta dan undangan Rapinwil mendengarkan tausyiah dan orasi Ketua PP Muhammadiyah A. Dahlan Rais, yang juga anak dari tokoh ummat dan bangsa Amien Rais.
Ali Mukhni menceritakan, bagaimana dia bersama-sama aparat pemerintah dan masyarakat Padang Pariaman membangun kembali sarana prasarana infrastruktur terutama pendidikan setelah dihoyak gempa maha dahsyat tahun 2009. "Sebelum 2009, kondisi Padang Pariaman sedang bagus. Perekonomian, sosial budaya, agama, kesejahteraan sedang berada pada angka dan kualitas yang menggembirakan. Tahun 2009 dihoyak gempa dan membuat semuanya menjadi hancur. Kami kembali menata dan membangun itu semua dari nol. Alhamdulillah berkat Allah dan bantuan seluruh pihak, perlahan Padang Pariaman bangkit dan berpacu mengejar ketertinggalan," kisah Ali Mukhni memulai.
Ali Mukhni kemudian menceritakan bagaimana kondisi pasca 2009 hingga sekarang dimana hampir seluruh sarana prasarana infrastruktur pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan penunjang lainnya telah berdiri kembali dan bahkan bertambah, seperti MAN Insan Cendekia di Sintuak Toboh Gadang, Politeknik Pelayaran di Ulakan Tapakis, Makam dan Masjid Agung Syekh Burhanuddin Ulakan, Main Stadion dan puncaknya dengan rencana pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu "Tarok City".
"Sementara itu, 25 Puskesmas di seluruh Padang Pariaman telah dibangun dan direnovasi menjadi lebih baik. Ditunjang oleh RSUD yang perkembangannya sangat menggembirakan. Jalan-jalan dan jembatan serta gedung-gedung sekolah mulai SD, SMP dan SMA semakin bagus dan berdiri megah," papar peraih penghargaan Satya Lencana Pembangunan itu.
Ali Mukhni pun menjelaskan bahwa pengembangan SDM unggul pada intinya terdapat pada tiga hal pokok, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan serta SDM tenaga pendidik, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pengembangan SDM yang kreatif dan inovatif. "Ketiga hal pokok itu telah dan sedang diupayakan sekuat kemampuan keuangan dan SDM aparatur pemerintah Padang Pariaman dan hasilnya bisa dilihat dari angka-angka Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Harapan Hidup, Angka Kualitas Pendidikan, dan lain-lain," jelas Ali Mukhni. (501)

ILUNI UNP Padang Pariaman Dituntut Kontribusinya di Tengah Masyarakat

Parit Malintang--Secara bersamaan, DPD Ikatan Alumni (ILUNI) IKIP/UNP Padang Pariaman dan Kota Pariaman dilantik oleh Ketua Umum DPP ILUNI IKIP/UNP Ali Mukhni yang juga Bupati Padang Pariaman di Hall Kantor Bupati, Parit Malintang, Sabtu (24/8).
Tampak hadir Wakil Bupati Suhatri Bur, yang juga mewakili DPP Ikatan Alumni (IKA) Universitas Andalas, Rektor UNP Prof. Ganefri, Sekda Jonpriadi, Aprinaldi, yang juga Ketua Ikatan Sarjana Olahraga (ISORI) Padang Pariaman serta calon Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pariaman Kanderi, yang hadir mewakili Walikota Pariaman sekaligus akan dilantik menjadi Ketua DPD ILUNI IKIP/UNP Kota Pariaman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman Rahmang, yang juga Ketua DPD IKIP/UNP Padang Pariaman serta puluhan pengurus dan anggota ILUNI IKIP/UNP.
Ketua Umum DPP ILUNI IKIP/UNP Ali Mukhni usai melantik kedua DPD ILUNI itu, menyampaikan harapannya kepada ketua DPD untuk dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungan dan daerahnya masing-masing terutama dalam pembangunan pendidikan. "Jaga kekompakan antar pengurus dan anggota, lahirkan kepedulian kepada anggota yang ekonominya belum beruntung, ciptakan rasa tanggungjawab pada lingkungan sehingga keberadaan organisasi ini terasa oleh anggota dan masyarakat," katanya berharap.
Ali Mukhni juga mengingatkan bahwa amanah sebagai pengurus itu memang berat namun akan terasa ringan jika dijadikan ibadah dan amanah.
"Jangka waktu hidup kita di dunia ini singkat, hanya berjarak antara azan dengan dimulainya salat. Jika kita amanah maka hidup terasa kekal," katanya.
Ali Mukhni menitip pesan agar alumni IKIP/UNP menjaga nama baik almamater di manapun bekerja, menjadi tauladan di tengah-tengah masyarakat, menjadi mitra pemerintah melalui inovasi pembangunan khususnya di bidang pendidikan. "Selamat menjalankan amanah buat jajaran pengurus ILUNI DPD IKIP/UNP Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Mari kita jaga nama baik almamater UNP dan berikan kontribusi yang positif buat almamater kita," tutupnya mengakhiri.
Pada kesempatan lain, hal yang sama disampaikan Rahmang dan Kanderi. Keduanya bertekad menjalankan amanah sebagai pengurus ILUNI IKIP/UNP. Bersama-sama dengan pengurus keduanya akan secepat mungkin bekerja dengan melaksanakan Rapat Kerja (Raker) dan melahirkan program-program kepedulian seperti yang diminta Ali Mukhni. "Setelah Raker, kita segera mendata alumni dan melaksanakan kegiatan nyata untuk anggota, masyarakat dan daerah," kata Rahmang dan Kanderi. (501)

Gali Potensi Adat dan Budaya, Sintuak Gelar Alek Nagari

Sintuak--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni membuka festival alek nagari Padang Pariaman bersinergi dengan Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang di Laga-laga Balai Usang, Sintuak, Sabtu (24/8).
Turut hadir Wakil Suhatri Bur, Ketua DPRD Happy Neldi, Sekretaris Daerah Jonpriadi, Kepala Dinas Kebudayaan Sumtera Barat Gemala Ranti, Kepala Pelaksana BPBD Sumatra Barat Erman Rahman, Kepala Balai Bahasa Sumbar Dwi Sutana, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumbar Nurmatias, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rahmang, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Jon Kenedi, dan beberapa anggota DPRD lainnya antara lain Firdaus, Suryadi Zuhri Ali.
Bupati Ali Mukhni memberikan apresiasi kepada Kepala Dinas beserta camat dan walinagari atas terselenggaranya acara ini. "Seperti yang kita ketahui semakin banyaknya generasi muda saat ini kurang memahami tentang adat dan budaya Minang. Untuk itu perlu diadakannya festival budaya seperti ini," ujarnya.
"Adapun tujuan dari penyelanggaraan acara ini, yakninya untuk menggali potensi seni budaya traditional Minangkabau di Padang Pariaman dan menumbuh-kembangkan nilai-nilai budaya berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah di bumi Padang Pariaman," katanya.
Peraih penghargaan Satya Lencana Pembangunan itu menjelaskan, bahwa bentuk dari kegiatan ini adalah tampilan kreativitas anak nagari dalam penyambutan tamu di Padang Pariaman, tampilan tradisi ulu ambek anak nagari, tampilan silat tradisi dan silat laga, dan tampilan indang tradisi. "Melalui festival yang berlangsung ini diharapkan dapat menciptakan pelestarian budaya agar generasi muda dapat mengetahui tentang budaya Minang dan agar budaya tersebut dapat dilestarikan," tandasnya.
Festival alek nagari Padang Pariaman bersinergi dengan Nagari Sintuak berlangsung hingga 11 September 2019. (501)

Pemuda Muhammadiyah Harus Mampu Jadi Pelopor dan Berkontribusi Positif terhadap Pembangunan

Padang--Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi pemuda Islam harus berkontribusi positif dalam membangun bangsa dan mengisi kemerdekaan melalui gerakan amar ma’ruf nahi mungkar dengan memulai dari individu, keluarga dan tubuh organisasi pemuda itu sendiri.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumbar Muhayatul saat memberikan sambutan di pembukaan Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) II Pemuda Muhammadiyah Sumbar, Sabtu (24/8) di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), Pasie Nan Tigo, Koto Tangah – Padang.
Sesuai dengan tema Rapimwil II, lanjut Muhayatul, menggembirakan dakwah untuk Sumbar berkemajuan. “Nah, untuk memajukan Sumbar diharapkan Pemuda Muhammadiyah mampu menjadi pelopor dan berkontribusi positif terhadap pembangunan yang dilaksanakan, sehingga terwujud Sumbar yang lebih baik dan berkemajuan,” sebut Anggota DPRD Sumbar terpilih itu, sekaligus Wakil ketua DPW PAN Sumbar yang akan dilantik pada 28 Agustus ini.
Di internal persyarikatan, lanjut putra Pesisir Selatan itu, peran Pemuda Muhammadiyah diharapkan selalu meningkatkan sumber daya internal organisasi dan memetakan kader untuk membantu program-program pemerintah yang bersinggungan dengan kepemudaan. Sekaligus tak lupa melaksanakan fungsi kontrol terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah dan memberikan masukan dalam bentuk rekomendasi untuk mencapai cita-cita luhur bangsa ini.
Rapimwil II yang diikuti PDPM kabupaten/kota se-Sumbar itu berlangsung selama dua hari, 24-25 Agustus 2019, dengan agenda pokok: pandangan umum PDPM se Sumatera Barat terhadap kondisi Pemuda Muhammadiyah terkini, progres report kegiatan PDPM se Sumatera Barat, dan menentukan jadwal Musywil serta penentuan calon tuan rumah Musywil yang insya Allah akan digelar Desember mendatang. Dibuka secara resmi oleh Ketua PP Pemuda Muhammadiyah David Krisna Alka, dan Ketua PP Muhammadiyah Dahan Rais berkesempatan memberikan tausiah.
Kemudian Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni yang dinilai sukses membangun daerah didaulat memberikan pidato kebangsaan. Kehadiran beliau sebagai bupati yang dinilai sebagai salah satu kepala daerah yang sukses di Sumatera Barat bahkan nasional. Bupati Ali Mukhni memberikan apresiasi yang tinggi kepada PWPM Sumbar. "Saya memberi apresiasi yang tinggi kepada Pemuda Muhammadiyah Sumbar yang menggelar Rapim ini," katanya
Menurut dia, Rapimwil Pemuda Muhammadiyah ini sangat penting, utamanya dalam rangka memberikan pemikiran positif yang membangun untuk menjawab permasalahan bangsa, di samping sebagai media pengkaderan dan bekal kepemimpinan dalam berorganisasi dengan mengembangkan dan memberdayakan potensi diri.
Ali Mukhni yang juga Ketua DPW PAN Sumbar inimengatakan, Pemda Padang Pariaman juga mengakui, keberadaan Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi kepemudaan terbesar, telah memberikan sumbangsih yang besar terhadap pembangunan dan pembinaan generasi muda di daerah ini. "Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pemuda Muhammadiyah Padang Pariaman khususnya dan Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat umumnya yang selalu menjadi mitra pemerintah untuk pembangunan daerah yang berkesinambungan," ungkapnya.
"Berbagai program kegiatan yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan andil yang cukup besar terhadap kemajuan pemuda dan masyarakat Sumbar pada umumnya. Ya, untuk membangun daerah ini memang harus bersama-sama," ujar bupati yang lahir dari rahim Muhammadiyah ini.
Tampak hadir di acara tersebut, Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Buya Shofwan Karim, Sekretaris PWM Nurman Agus, Rektor UMSB Riki Saputra, yang merupakan rektor termuda se-Indonesia, Sekretaris Aisyiah Sumbar Desi Asmaret, dan ortom-ortom tingkat wilayah. (501)

Semangat Literasi Menjadikan Generasi Muda Gemar Menulis

Padang Pariaman--Kepedulian Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) Kabupaten Padang Pariaman dalam literasi mendapat apresiasi dari sejumlah pihak. Salah satunya dari General Manager Harian Rakyat Sumbar Firdaus yang sengaja datang melihat langsung ke ruang layanan DinsosP3A.
Kunjungan wartawan senior itu langaung disambut Kepala DinsosP3A Hendra Aswara didampingi Kepala Bidang Perlindungan Anak Arosi Febri Yenti. "Kita senang sekali dikunjungi Bapak Firdaus yang juga GM Rakyat Sumbar dalam silaturahmi dan apresiasi literasi pada DinsosP3A," kata Hendra di ruang Pusat Layanan Terpadu Penanganan Kemiskinan, Pariaman, Jumat (23/8).
Dikatakannya, bahwa DinsosP3A memiliki perpustakaan mini yang berisikan buku-buku bacaan hingga literatur penanganan kemiskinan di berbagai daerah. Kemudian juga ada buku dongeng anak-anak untuk dibaca sambil menunggu orangtuanya yang sedang dilayani. "Sesuai arahan Bapak Bupati Ali Mukhni, kita ingin mengelorakan semangat membaca untuk semuanya, bukan hanya anak-anak saja," kata alumni STPDN itu.
Sementara GM Rakyat Sumbar Firdaus juga membawa oleh-oleh, yaitu buku Tasbih untuk Papa yang menarik dibaca bagi anak-anak maupun dewasa.
"Buku Tasbih untuk Papa menambah koleksi buku di DinsosP3A Padang Pariaman. Buku ini karangan dari seorang siswi berbakat dalam literasi," kata pria yang akrab dipanggil Abi itu.
Firdaus mengapresiasi Hendra Aswara, seorang kepala dinas yang peduli literasi, yang menghargai para penulis dengan membeli hasil karyanya. "Semoga semangat literasi ini menjadikan generasi muda kita lebih gemar menulis dan membaca untuk masa depan yang gemilang," kata Firdaus. (501)

Dinas Sosial Padang Pariaman Sediakan Kacamata Baca dalam Pelayanan.

Padang Pariaman--Ada nuansa berbeda saat memasuki Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A Kabupaten Padang Pariaman. Pasalnya, kantor yang berada di belakang kantor walikota Pariaman yang lama itu kini dilengkapi ruang bermain anak dan ruang ibu menyusui serta perpustakaan mini.
Yang terbaru, dinas ini juga menyediakan kacamata baca bagi masyarakat yang membutuhkan. Penambahan fasilitas ini diperuntukkan bagi masyarakat yang melakukan pelayanan ketika membawa buah hatinya sehingga saat menunggu antrian, anak-anak dapat bermain di ruang bermain yang sudah dilengkapi dengan bermacam-macam permainan.
"Dari Kemenpan-RB meminta agar pelayanan ditambah dengan membentuk ruang permainan anak dan ibu menyusui. Bahkan kacamata baca juga disediakan mulai plus 1,3/4 dan 1/2. Sehingga bagi ketinggalan bawa kacamata, tak perlu khawatir lagi," jelas Kepala DinsosP3A Hendra Aswara, Jumat (23/8).
Menurut Hendra, selain tempat permainan anak dan ibu menyusui, sebenarnya masih ada tambahan untuk tempat duduk bagi penyandang disabilitas dan masyarakat prioritas seperti ibu hamil, lansia dan balita. Pihaknya berharap, dengan penambahan fasilitas ruang pelayanan dapat memberi kepuasan kepada masyarakat sehingga bagi yang membawa anak-anak tidak bosan selama menunggu antrian.
Sinta, warga Nagari Sunua yang datang ke kantor Dinas Sosial mengatakan, dengan adanya ruang bermain bagi anak dapat memberikan wadah bagi orangtua sehingga tidak khawatir saat anaknya rewel ketika menunggu. "Sambil kita meminta bantaun sosial, anak bisa bermain di ruang anak. Jadi dia tidak bosan menunggu," kata ibu beranak satu itu.
Selain itu, dengan adanya ruang menyusui, dia menuturkan, dapat mempermudah ibu menyusui saat harus memenuhi kebutuhan bayinya tanpa harus malu atau risih di depan banyak orang. (501)

Perempuan Inspiratif Dimulai dari Membina Keluarga

Padang Pariaman--Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (DinsosP3A) Kabupaten Padang Pariaman menyelenggarakan Lomba Pemilihan Perempuan Inspiratif Tingkat Kabupaten Padang Pariaman tahun 2019. Kegiatan tersebut digelar dalam upaya memberikan apresiasi kepada para perempuan Kabupaten Padang Pariaman yang punya inspirasi bagi masyarakat dan daerah.
Kepala DinsosP3A Hendra Aswara menjelaskan, bahwa salah satu tolak ukur 'Perempuan Inspiratif' adalah perempuan yang memberikan inspirasi bagi masyarakat dan pemerintah yang bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan, misalnya dengan membentuk kelompok usaha, meningkatkan perekonomian dan lainnya.
"Kegiatan Lomba Pemilihan Perempuan Inspiratif Tingkat Kabupaten digelar setiap tahun. Kita tahu diluar sana banyak sekali perempuan tangguh yang dapat menginspirasi kita semua," ujar Hendra. Sosok perempuan inspiratif, tambah Hendra, harus bisa menjadikan diri sendiri berguna bagi keluarga dan masyarakat sebelum menginspirasi orang lain.
Menurutnya, ada beberapa indikator untuk bisa berperan sebagai perempuan inspiratif, di antaranya mampu memperlihatkan sosok keteladanan dalam membina keluarga dan rumah tangga, memiliki budi pekerti luhur dan teladan dalam masyarakat, serta mampu melakukan terobosan dan kontribusi berarti dalam partisipasi pembangunan.
Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Yultafitri mengatakan, bahwa lomba Perempuan Inspiratif telah digelar selama dua hari pada tanggal 19-20 Agustus 2019. Adapun peserta lomba dari perwakilan 17 kecamatan se-Padang Pariaman. Penilaian terdiri dari dua tahap, yaitu tahap I berupa ekspose peserta, dan tahap II verifikasi lapangan bagi peserta yang masuk nominasi.
"Dewan juri berasal dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumbar, Ketua TP PKK Padang Pariaman Hj. Rena Ali Mukhni dan DinsosP3A," kata Yultafitri.
Adapun hasil penilaian Perempuan Inspiratif yang telah tampil dgn baik dan bagus dari 14 peserta maka Tim juri memutuskan di antara yang baik yang terbaik, yaitu terbaik I Leni Sofiati dari Kecamatan V Koto Timur, terbaik II Fidias S dari Kecamatan Sintuak Toboh Gadang dan terbaik III Indrawati dari Kecamatan 2x11 Kayutanam. "Perserta terbaik I akan mewakili Padang Pariaman untuk lomba Perempuan Inspiratif tingkat Provinsi," ujar Yultafitri mengakhiri. (501)

Kamis, 22 Agustus 2019

Nilai Luhur Nagari Labai Kaum Wajib Hukumnya Shalat Jumat di Masjid Raya Toboh Ketek

Enam Lingkung--Setiap kaum yang ada di Toboh Ketek punya sebuah surau, sebagai tempat beribadah dan sekaligus sebagai sarana prasarana beriya-iya dalam menjalankan pembangunan di tengah masyarakat.
    Seperti kaum Suku Tanjung punya surau yang disebut dengan Surau Tanjung. Begitu juga suku lainnya, seperti Panyalai, Guci, Sikumbang, Jambak, Koto dan lainnya. Totalnya ada 11 surau milik kaum di Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman itu.
    Walinagari Toboh Ketek Muhammad Nasir Datuak Mangkudun menyebutkan, seluruh surau kaum wajib hukumnya melakukan momen-momen tertentu, seperti shalat hari raya, aktivitas bulan puasa, maulid nabi, dan acara besar lainnya yang berhubungan dengan semaraknya nuansa agamais.
    "Orang Toboh Ketek menyebutnya momen demikian dengan sebutan "acara pamatahan". Bila hal itu tak ada dilakukan di suatu surau kaum, maka kaum itu "dipakajaan"," kata Datuak Mangkudun.
    Artinya, kata dia, kalau ada surau kaum misalnya tak melaksanakan Shalat Tarwih bulan puasa, maka dipersoalkan hal itu di sidang Jumat oleh pemangku kepentingan di nagari. "Kalau persoalan tidak Shalat Tarwih menyangkut dengan pelanggaran adat, maka selanjutnya dibawa para labainya ke balerong adat. Dan kalau hanya berhubungan dengan syarak, maka sidang Jumat yang akan memutuskan, apa sanksi yang harus dilekatkan kepada kaum terkait," ujar dia.
    Kemudian, kata Datuak Mangkudun, 11 labai kaum itu wajib pula melakukan Shalat Jumat di Masjid Raya Toboh Ketek, meskipun labai bersangkutan tinggalnya jauh dari nagari ini. "Boleh labai tak Jumat di masjid ini, tapi harus ada izin yang jelas, dan bisa dipertimbangkan alasannya mengapa tak Jumat di kampung," ungkapnya.
    Hukuman demikian, lanjutnya, sudah berlangsung sejak nagari ini ada dan berlanjut sampai sekarang. Bila ada labai yang melanggar, ada sejumlah sanksi yang harus dipatuhi oleh labai tersebut. "Ada namanya "talapek". Artinya, labai membawa makanan dari beras yang dibungkus dengan daun pisang Jumat depannya untuk dimakan bersama oleh sidang Jumat," sebutnya.
    "Bila melanggar tidak Jumat di Masjid Raya Toboh Ketek agak besar atau keseringan, maka dendanya bisa seekor kambing yang disembelih, dan selanjutnya diadakan jamuan makan siang sehabis Shalat Jumat pekan depannya," ulas Datuak Mangkudun.
    Datuak Mangkudun memandang, terjadinya peristiwa diwajibkannya labai kaum melakukan Shalat Jumat di Masjid Raya Toboh Ketek, lantaran dulunya masyarakat nagari ini masih sedikit. Sebab, syarat untuk sebuah Jumat itu harus cukup 40 orang jemaah. Bila kurang dari jumlah itu, menurut guru-guru, Jumatnya tidak sah dan harus mengulang dengan Shalat Zuhur.
    Sekarang, katanya, seiring perkembangan zaman dan perubahan alam, orang dan penduduk semakin banyak pula. Bahkan, kalau Shalat Jumat, Masjid Raya Toboh Ketek selalu sampai ke teras masjid orang yang ikut Jumat. Namun, tatacara dan tradisi labai wajib Jumat di nagarinya tetap jadi nilai-nilai tersendiri dalam nagari ini.
    Yang juga menjadi kearifal lokal Toboh Ketek, sebut Datuak Mangkudun, adanya sebagian masyarakat yang melakukan Shalat Id dua kali dalam sehari masa waktu pelaksanaan shalat tahunan tersebut. "Seperti adanya sebagian masyarakat, pagi-pagi sekali dia Shalat Id di surau gurunya, seperti Surau Batang Kapecong. Selesai di situ, dia bergegas ke surau kaumnya untuk shalat yang sama," ujar dia.
    "Jadi, kalau surau gurunya shalat Id agak cepat pelaksanaannya, lantaran mengizinkan masyarakat yang kembali mengulang shalat Id di surau kaumnya masing-masing," ulas Datuak Mangkudun. (501)