Sabtu, 10 Agustus 2019

Shalat Idul Adha di Padang Pariaman Tiga Angkatan

Padang Pariaman--Sepertinya perbedaan pandangan dalam hitungan tanggal 10 Zulhijjah di kalangan masyarakat Padang Pariaman sudah menjadi sebuah kelaziman. Tak heran di daerah ini ada tiga angkatan pelaksanaan Shalat Idul Adha 1440 H kali ini. Pertama, Ahad (11/8), sesuai ketetapan yang telah diumumkan Kementerian Agama.
Pagi Minggu kemarin itu halaman kantor bupati di Parit Malintang telah dipadati ribuan masyarakat dan pegawai di lingkungan Pemkab setempat. Mereka melakukan shalat tahunan, sebagaimana yang acap dilakukan di halaman kantor bupati tersebut. Begitu juga di sebagian besar masyarakat Padang Pariaman yang tidak ke Parit Malintang, memilih shalat Id di dekat rumahnya, terutama masjid dan surau yang berada di wilayah perkotaan.
Seperti Masjid Baiturrahmah, Raya Mujahidin, Almunawarah Muhammadiyah Lubuk Alung, Masjid Berkah Toboh Gadang Timur dan masjid lainnya melaksanakan Idul Adha, Minggu. Sementara di agak perkampungan Padang Pariaman, melaksanakan Shalat Idul Adha, Selasa (13/8) besok. "Sesuai pengumunan di sidang Jumat, di VII Koto Sungai Sariak ini Shalat Idul Adha tahun ini jatuh pada Selasa besok," kata Tuanku Jon Hendri, tokoh ulama Lubuak Pua, Nagari Balah Aie Utara.
Kepada Singgalang, Minggu kemarin Jon Hendri menyebutkan, umumnya yang melakukan shalat Selasa besok itu adalah yang tergabung ke dalam jemaah Syatthariyah. Artinya, mereka yang masih setia dengan melihat bulan saat akan puasa dan lebaran Idul Fitri. "Namun, ada satu surau, yakni Surau Sasak Lubuak Pua, itu memilih Shalat Idul Adha, Senin (12/8) ini," kata Jon Hendri.
Katanya lagi, masyarakat VII Koto secara umumnya melakukan shalat ID di surau masing-masing. Di Kecamatan ini surau merupakan milik kaum. Artinya, setiap kaum punya sebuah surau. Kadang bagi kaum yang dianggap besar, itu bisa mempunyai dua sampai empat surau. "Intinya, pelaksanaan sahalat tahunan ini menjadi ajang pengumpulan dana untuk melanjutkan pembangunan surau kaum tersebut," katanya.
Sebab, lanjutnya, setiap momen Idul Adha dan Idul Fitri, hampir semua masyarakat pulang kampung bagi yang tinggal di rantau. "Nah, tentunya hal ini jadi kesempatan, bagaimana mengumpulkan sebanyak mungkin uang untuk pembangunan," sebutnya.
Lain halnya di Masjid Ampek Lingkuang Lubuk Alung. Masjid kepunyaan Singguliang, Balah Hilia, Koto Buruak, dan Sungai Abang ini memilih pelaksanaan Idul Adha tahun ini, Senin ini. "Sesuai hasil kesepakatan dari Tunaku Kerajaan Ringan-Ringan, kita di sini Shalat Idul Adha Senin ini," kata Arif Gufra Marta Tuanku Sutan, salah seorang ulama Singguliang.
Menurut dia, yang melaksanakan Shalat Idul Adha Senin dan Selasa sebenarnya sama-sama memakai bilangan Khamsiyah dan tergabunmg ke dalam jemaah Syatthariyah. Hanya mungkin terjadi perbedaan pada saat tanggal satu Zulhijjah. Sebagian tak melihat bulan, dan sebagian melihat dan satu Zulhijjah itu jatuh pada Jumat lalu, maka Senin ini tepatnya 10 Zulhijjah atau pelaksanaan raya kurban.
Sementara, di Pasie Laweh Lubuk Alung telah sepakat Selasa rayanya. "Sesuai tradisi sejak dulu, rencananya Senin malam kita takbiran pakai obor keliling kampung untuk menyemarakan Idul Adha kali ini," kata Indra Saputra Tuanku Kaciak, seorang ulama di Pasie Laweh.
Namun, kata dia, pelaksanaan takbiran pakai obor juga belum bisa dipastikan. Sebab, masyarakat kaum muda lebih banyak tersita waktunya untuk menyiapkan perayaan HUT RI yang juga berbarengan dengan raya kurban tahun ini. "Di Pasie Laweh di samping melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid, di seluruh surau kaum juga dilaksanakan shalat tersebut," ungkapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar