Kamis, 28 Juni 2018

30 Tahun PSAS Ambuang Kapua Dimeriahkan dengan Iven Antar Klub

VII Koto--Memeriahkan HUT ke-30 Persatuan Sepakbola Ambuang Kapua Sekitarnya (PSAS) dan sekaligus momen Idul Fitri 1439 H, masyarakat Nagari Ambuang Kapua Sungai Sariak gelar iven turnamen antar klub.
Walinagari Ambuang Kapua Sungai Sariak Kardimon menjelaskan, HUT PSAS selalu diperingati setiap tahunnya. "Alhamdulillah, pada momen usia 30 tahun klub sepakbola satu-satunya di nagari ini, pertandingan antar klub mempertemukan empat klub bola yang cukup terkenal," kata dia.
Iven yang dimulai Rabu (27/6) itu langsung dibuka Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Padang Pariaman, Jon Kenedi. "Keempat klub itu dua di Padang Pariaman, yaitu PSAS Ambuang Kapua dan satu lagi klub yang akan ikut Porprov XV Sumbar nantinya. Dua klub di Kota Padang, yakni Napigasi dan Rajawali, dan satu klub di Kabupaten Limapuluh Kota, yakni Mungka Selection," ujar Kardimon.
Menurut Kardimon, pada main pertama sebagai pembuka helat ini, bertemu PSAS Ambuang Kapua dengan Mungka Selection dari Limapuluh Kota. "Diharapkan, kegiatan ini jadi momen untuk mempererat tali silaturrahim antar pemain," ungkapnya.
Di sampin itu, kata dia lagi, dengan adanya iven yang dilakukan secara berkesinambungan oleh PSAS ini, tentu kaderisasi dengan sendirinya berjalan di tubuh organisasi sepakbola ini.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Padang Pariaman Jon Kenedi berharap momen HUT ke-30 PSAS Ambuang Kapua ini menjadi penyemangat dan memperkuat tim daerah ini dalam menghadapi Porprov XV Sumbar yang juga digelar di daerah ini.
"Kita tahu, sepakbola menjadi olahraga paling diminati banyak orang di tengah masyarakat," sebut Jon Kenedi. Untuk itu, dia minta kepada seluruh peserta untuk mengedepankan nilai-nilai sportivitas, yang pada akhirnya mengharumkan nama klub masing-masing. (501)

Rabu, 27 Juni 2018

Santri Semakin Banyak Pesantren Nurul Yaqin Butuh Sebuah Masjid

Padang Pariaman--Penerimaan santri baru tahun 2018 di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat terus membludak. Dari 750-an peminat calon santri yang datang, hanya diterima sebanyak 290 santri.
Kepala Tata Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Imalatunil Khaira,  Rabu (27/6), di kantornya menyebutkan, melalui pendaftaran gelombang pertama dan kedua sebelum lebaran Idul Fitri, sudah mendaftar sebanyak 547 calon santri. Setelah pendaftaran gelombang kedua hingga hari ini masih banyak orangtua yang membawa anaknya ke sini untuk mendaftar. Jika ditotal jumlahnya sudah mencapai 750-an orang.
“Mereka yang sudah ikut tes,  namun tidak tertampung di pesantren, disalurkan atau disarankan mendaftar di cabang-cabang Pesantren Nurul Yaqin. Ada 13 cabang Nurul Yaqin yang tersebar di berbagai daerah di Padang Pariaman dan di luar Padang Pariaman. Mereka dipersilakan memilihnya,” kata Imalatunil yang akrab disapa Elok ini.
Menurut Imalatunil, pendiri Pesantren Nurul Yaqin Buya Syekh Ali Imran tidak membolehkan menolak calon santri yang ingin belajar mengaji (agama Islam). Mereka yang ingin belajar di pesantren Nurul Yaqin akan jadi ulama.
Namun sarana asrama dan lokal yang tidak memadai. Saat ini dengan jumlah santri 761 orang dari kelas II dan VII, jika semua calon santri yang mendaftar tahun ini diterima, maka dibutuhkan 50 lokal belajar. Padahal lokal yang tersedia hanya 20 ruangan. Artinya, kurang 30 lokal, kata Imalatunil.
Terkait dengan ketersediaan guru, kata Imalatunil, tidak masalah. Guru yang ingin mengajar banyak. Para alumni banyak yang ingin mengabdi di sini. Sehingga kualitas guru dan pendidikan di pesantren Nurul Yaqin tetap terjaga dengan baik.
“Selain itu, asrama juga dirasakan kurang. Dibutuhkan tambahan 1 rusunawa  bagi putra dan 1 rusunawa bagi putri. Sedangkan sarana ibadah, saat ini hanya tersedia 1 musalla yang kondisinya kurang memadai. Pesantren Nurul Yaqin memang membutuhkan masjid yang mampu menampung santri dalam melaksanakan kegiatan keagamaan, terutama shalat wajib sehari semalam,” kata Imalatunil.
Ketua Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII) Ringan-Ringan, Idarussalam Tuanku Sutan menambahkan, saat ini pihaknya sangat membutuhkan masjid sebagai sarana ibadah rutin di lingkungan pesantren dengan kapasitas sekitar 2.000 jamaah. Pesantren Nurul Yaqin mengetuk hati para dermawan yang ingin menyumbangkan pembangunan masjid.
“Insya Allah masjid yang dibangun tersebut sangat bermanfaat sebagai sarana ibadah. Yang pasti, shalat wajib lima kali sehari semalam bakal diramaikan oleh santri. Sehingga niat dermawan agar masjidnya berfungsi dan bermanfaat benar-benar terujud,” kata Idarussalam.
Ditambahkan Idarussalam, Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan sudah berhasil mendidik banyak santri yang berprestasi dalam berbagai lomba MQK, MTQ, baik tingkat Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat maupun nasional. “Ke depan mudah-mudahan Pesantren Nurul Yaqin terus berkembang dan bermanfaat untuk umat,” tutur Idarussalam. (501)

Selasa, 26 Juni 2018

Sembilan PPS Nagari Pemekaran Dilantik PPK Patamuan

Patamuan--Sebanyak sembilan anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) nagari pemekaran se-Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman resmi di lantik, Jumat lalu.
Pelantikan anggota PPS ini dilaksanakan langsung Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Patamuan, Donal Efendi atas nama Ketua KPU Padang Pariaman, di aula Kantor Camat Patamuan.
Pelantikan tersebut disaksikan Camat Patamuan, diwakili Zaidin Bakri, Pimpinan Panwaslu Kecamatan Patamuan, Darwisman beserta anggota, Kapolsek, Danramil, serta Walinagari se Kecamatan Patamuan.
Ketua PPK Kecamatan Patamuan Donal Efendi mengharapkan agar PPS selaku penyelenggara dalam pemilihan DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten serta pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 untuk dapat bekerja dengan jujur, adil dan berpegang pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan tahapan.
Donal Efendi menegaskan, anggota PPS harus terus meningkatkan pemahaman akan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya. Kemudian memahami kode etik sebagai pelaksana pemilihan, bersikap netral dan hindari konflik kepentingan yang dapat mengakibatkan rusaknya citra penyelenggara pemilihan. Sehingga nantinya dapat mengurangi kualitas hasil pemilu dan merupakan pelaksanaan dari akar demokrasi.
Diharapkan juga untuk menjaga independensi dan integritas sebagai penyelenggara Pemilu; bersikap transparan, jujur, adil, objektif dan akuntabel dalam melaksanakan tugas.
Kemudian bekerja dengan sungguh-sungguh dengan cermat dan penuh kehati-hatian; memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat pemilih, maupun peserta Pemilu. (501)

Senin, 25 Juni 2018

Menjadikan Kembali Kelapa sebagai Potensi Unggulan Padang Pariaman

Padang Pariaman--Pertumbuhan ekonomi daerah akan sangat ditentukan oleh tersedianya potensi lokal yang dapat menjadi unggulan daerah dan sekaligus dapat menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Kabupaten Padang Pariaman semenjak zaman dulu dikenal sebagai daerah sentra produksi kelapa, dengan jenis tanaman tua yang multy produksi. 
Dr. Irwandi Sulin Datuak Gadang, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung menyebutkan, tanaman kelapa atau cocus nucufera dari Kingdom Palntae merupakan anggota tunggal dalam marga cocus jenis suku aren atau Areacaceae, dikenal sebagai tanaman tahunan, tumbuhan berbatang tunggal ini dapat dimamfaatkan manusia dan dianggap sebagai tanaman serba guna, dalam sejarahnya diduga berasal dari Samudra Hindia dan saat ini menyebar di daerah berpantai di seluruh wilayah tropika dunia.
Mantan Rektor Unitas Padang ini melihat, tanaman kelapa mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dapat menambah pendapatan masyarakat secara langsung, baik untuk pendapatan utama maupun pendapatan sampingan. Hal ini disebabkan tanaman kelapa dapat diolah dan dikembangkan menjadi bermacam produk yang dapat dikonsumsi, sebagai produk unggulan rumah tangga berupa home indutri lainya. Bahan turunan kelapa dapat dijadikan sebagai kerajinan, mulai dari kipas, meja, kursi, kotak tisu sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Menurut data 2005 yang dirilis 12 Juni 2005 dikemukan, bahwa Sumatera Barat mampu memberikan kontribusi devisa sebesar $.2,64 juta, dari sektor ekspor kelapa," kata dia. Nilai ini cukup bersar. Dirilis dari data Kepala Dinas Pertanian (2017) produksi kelapa Kabupaten Padang Pariaman mampu mencapai jumlah 35,6 ribu ton. Jumlah ini sangat besar dan hampir menguasai 35 persen dari prouksi kelapa di Provinsi Sumatra Barat.
Katanya, Padang Pariaman dikenal sebagai daerah produsen kelapa berupa kopra sebagai hasil turunan kelapa merupakan bahan dasar minyak kelapa, di samping memberikan produksi akhir sebagai bahan dasar pembentukan VCO (Virgin Coconut Oil) produk yang dikenal mempunyai nilai besar terhadap kesehatan. Di samping itu kelapa dikenal sebagai bahan asal kerajinan sapu lidi, yang keseharian menjadi kebutuhan pada kehidupan rumah tangga.
Irwandi Sulin menyebutkan, jauh sebelum zaman reformasi, daerah Sungai Sariak, Sungai Limau, dan daerah persisir pantai lainnya merupakan kawasan unggulan potensi kelapa, di samping kawasan timur seperti Parit Malintang, Sicincin dan kawasan sepanjang aliran Sungai Batang Anai, sehingga dikenal sebagai sentra unggulan randang karena tersedianya kelapa unggul dan berkualitas untuk bahan dasar produksi kuliner tersebut.
Hanya saja, ulasnya, perubahan zaman dan dinamika waktu serta perubahan selera masyarakat, kondisi ini sedikit mengalami perubahan, potensi ekonomi yang selama ini mengandalkan buah kelapa, lidi dan batok kelapa yang sempat terkenal sebagai bahan dasar arang (caron) dan sabut kelapa sebagai bahan dasar exspor untuk peternakan dan bahan pengganti pembuatan sapu ijuk, mulai terendus dan mengalami perubahan yang amat signifikan. Era tahun 2000 an kelapa tidak lagi menjadi ungulan. Malah tanaman yang selama ini dikenal dengan nama tanaman tua mulai menjadi tidak idola.
"Kondisi ini mulai mengalami alih fungsi dan produksi. Kalau tadinya buah kelapa dan lidi kelapa menjadi unggulan, beralih fungsi dengan batang kelapa malah menjadi primadona untuk bahan expor, terutama tanaman kelapa tua diminati sebagai bahan exspor keluar negeri dan dijual dengan harga memadai, bernuansa dolar sehinga sempat menjadi komoditi ekspor unggulan," katanya. (501)

Lewat Prosesi Ratik Tolak Bala Menjadikan Kembali Laut sebagai Sawah Ladang Masyarakat Katapiang

Katapiang--Laut sati rantau batuah. Filosofi ini agaknya menjadi pemicu oleh masyarakat Katapiang yang sebagian besar masyarakatnya bergantung pada laut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Senin (25/6) lalu sebuah tonggak sejarah yang sudah lama terputusnya, yakni prosesi maubek laut kembali digelar.
Maubek laut yang bersandar pada syariat agama (Islam) yang dibawakan para alim ulama yang ada di nagari itu bersama pemegang ulayat Katapiang, B. Rangkayo Rajo Sampono, adalah ratik tolak bala di sepanjang Pantai Panjang Katapiang, yang dimulai dari Masjid Raya nagari setempat.
"Kegiatan ini memang telah lama tidak kita lakukan. Dulu prosesi ini selalu dilakukan tiap tahun," kata Rajo Sampono. Acaranya dimulai dengan Manjalang Pawang yang dilakukan dua hari sebelum maubek laut. Maubek laut ditandai dengan menyembelih seekor kerbau, yang darahnya ikut hanyut dibawah ombak laut.
Menurut Rajo Sampono, laut di sepanjang Pantai Panjang Katapiang akhir-akhir ini dinilai banyak menampakkan kesaktiannya. Tak sedikit nyawa manusia yang hilang sia-sia akibat bermain ombak di laut. "Jadi, inti dari maubek laut ini, adalah memanjatkan doa dan kaji kepada Tuhan, agar seluruh masyarakat yang bersentuhan dengan laut ini diberi keselamatan, dan terhindar dari segala macam mara bahaya," ungkapnya.
Sambil para urang siak atau para tuanku dan labai membaca kalimat tauhid sambil berjalan, yang lainnya menyiram air yang bercampur dengan berbagai ramuan obat kampung yang terdiri dari daun-daunan. "Lebaran, merupakan awal babak baru bagi kehidupan masyarakat setelah sebulan berpuasa. Nah, para nelayan diharapkan kembali ke laut mencari yang namanya sesuap nasi untuk pagi dan petang bersama keluarganya," ulas Rajo Sampono.
Maubek laut, kata dia, adalah warih bajawek pusako batarimo dari yang tua-tua dulunya. "Sejak ulayat Katapiang di pegang Rangkayo Rajo Sampono, yang namanya maubek laut telah ada. Hanya saja belakang tradisi ini terhenti. Nah, sekarang kita mulai kembali, agar masyarakat Katapiang khususnya dan masyarakat Padang Pariaman umumnya diberikan keselamatan, dan terhindar dari ganasnya laut sebagai karunia Tuhan," ungkapnya.
Maka dari itu, sebut Rajo Sampono, dalam acara maubek laut ini dilibatkan seluruh alim ulama, niniak mamam, kapalo mudo, urang tuo nagari, walinagari dan walikorong serta pawang itu sendiri. "Besar harapan kita tertumpang pada maubek laut ini, bagaimana hasil tangkapan nelayan meningkat, yang dengan sendirinya mengangkat perekonomian masyarakat nelayan itu sendiri. Begitu juga, anak-anak yang diajak main-main di tepi Pantai Panjang Katapiang ini merasa aman dan nyaman, yang tentunya mereka juga dituntut untuk berhati-hati," pintanya.
Dengan ini, tambah Rajo Sampono, laut yang ada akan jadi ladang usaha bagi masyarakat. Bagi sebagian besar anak Nagari Katapiang, laut ini adalah sawah ladangnya. Dari laut mereka hidup, menghadang ganasnya ombak. Belum tentu hari akan siang, mereka sudah sampai di tengah lau. Pulang membawa ikan. Tiba di tepi, kadang-kadang harga ikannya dibeli dengan sangat murahnya.
"Tetapi, bagi nelayan hal ini tak menyurutkan semangatnya untuk terus melaut," kata Rajo Sampono. Seiring dengan itu, lewat ratik tolak bala ini juga diharapkan kehidupan nelayan meningkat dari yang sudah-sudah.
Usai acara ratik tolak bala menyisiri Pantai Panjang, mereka kembali ke Rumah Gadang Rangkayo Rajo Sampono untuk makan bajamba. Kerbau yang disembelih paginya, pada saat usai acara tentu sudah selesai pula dimasak oleh kaum bundo kanduang, yang dihidangkan dalam makam bajamba. (501)

Minggu, 24 Juni 2018

Panwaslu Padang Pariaman Cermati DPS Jangan Sampai yang Meninggal Dunia Ikut Pemilu

Padang Pariaman--Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Padang Pariaman minta masyarakat untuk mencermati Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang sudah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 18 Juni hingga 8 Juli mendatang. DPS tersebut ditempel pada tempat-tempat strategis di 103 nagari. Masyarakat bisa memberikan tanggapan.
Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Panwaslu Kabupaten Padang Pariaman Syaiful Al Islamy, Sabtu (23/6) menyebutkan, masukan dan tanggapan masyarakat, di antaranya; pemilih yang telah memenuhi syarat tetapi belum terdaftar di DPS.
Kemudian pemilih dibawah umur 17 tahun pada saat pemungutan suara dan belum menikah yang terdaftar dalam DPS. Pemilih yang sudah
pensiun dari TNI/Polri namun belum masuk DPS. Pemilih yang sudah berubah status menjadi anggota TNI/Polri tapi masih terdaftar dalam DPS, dan pemilih yang sudah meninggal dunia, namun masih terdaftar juga.
Masukan dan tanggapan masyarakat sangat diharapkan. Silakan sampaikan kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada 103 nagari. "Tanggapan dan masukan masyarakat juga dapat disampaikan kepada Panwaslu kecamatan se Kabupaten Padang Pariaman," ulasnya.
Saat ini, kata dia, Panwaslu Padang Pariaman bersama Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Nagari tengah melakukan pencermatan DPS. Melalui pencermatan dan masukan masyarakat diharapkan nantinya setelah ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak ditemukan lagi pemilih ganda, pemilih tidak memenuhi syarat, pemilih meninggal dunia masuk dalam DPT.
Menurut Syaiful, berdasarkan hasil pengawasan dan rekomendasi Panwaslu Padang Pariaman, adanya penambahan TPS sebanyak 10 dari 1.343 TPS meningkat menjadi 1.353 TPS. Penambahan TPS dikarenakan masih banyak TPS yang melebihi 300 pemilih. TPS yang bertambah tersebut masing-masing Sungai Geringging 1, Sungai Limau 1, V Koto Timur 4, Lubuk Alung 1 dan Kecamatan Batang Anai 2.(501)

Reuni Akbat Alumni SMPN 2 Batang Anai Pakai Potong Sapi

Katapiang--Reuni akbar. Ini judul acara yang dibuat oleh para alumni SMPN 2 Kecamatan Batang Anai, Sabtu lalu. Disebut akbar, karena pertemua alumni lintas generasi, mulai dari alumni 1987 hingga 2018. Tak heran, ribuan bekas siswa sekolah yang terletak di Nagari Katapiang itu memadati ruangan sekolah tersebut.
Tak tanggung-tanggung. Acara yang digelar selama dua hari itu, Ketua Umum Alumni SMPN 2 Batang Anai, Kirusman sengaja melakukan pemotongan satu ekor sapi. Dan reunian itu juga dapat dukungan penuh dari pemegang ulayat Katapiang, B. Rangkayo Rajo Sampono, Kepala Sekolah, Yon Hendri, Wabup Suhatri Bur Datuak Putiah, anggota DPRD Padang Pariaman, Happy Neldy dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Kirusman selaku Ketua Umum berharap kepada pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk melakukan pemerataan pendidikan, termasuk juga sarana dan prasarananya. "SMPN 2 ini merupakan salah satu sekolah terbaik dengan kategori A se Kabupaten Padang Pariaman, namun komputer saja belum dimilki," katanya setelah mendapat cerita dari pengelola sekolah itu.
Alumni 1987 yang banyak berkiprah di rantau ini bersemangat sekali untuk ikut membangun sekolahnya kembali. Pertemuan lintas alumni ini membuat Kirusman merasa terharu, dan dia pun mengajak seluruh alumni untuk bersama-sama ikut memajukan sekolah demikian.
"Paling tidak, kita akan melakukan pertemuan akbar ini sekali dalam setahun. Di harapkan, setiap kali pertemuan melahirkan keputusan yang disumbangkan langsung ntuk kemajuan sekolah," harapnya.
Sementara, Rajo Sampono dan Kepala Sekolah Yon Hendri menyebutkan, sudah sepantasnya para alumni memberikan kontribusi positif. Dan lagi, tampa adanya alumni, sekolah ini tak ada artinya di tengah masyarakat. "Kita ingin, seluruh alumni yang sebagian besar berkiprah di rantau ikut semuanya memajukan sekolah ini ke arah yang lebih baik," harapnya. (501)

Rabu, 20 Juni 2018

KPA Lubuk Alung Santuni Anak Yatim

Lubuk Alung--Kelompok Pecinta Alam Lubuk Alung (KPA LA) memberikan santunan kepada sejumlah anak yatim yang ada di kecamatan itu, akhir Ramadhan lalu. Kegiatan itu bagian dari program KPA LA dalam menjalankan aktivitasnya di tengah masyarakat.
Ketua KPA LA Ikhsan Satrio menjelaskan, KPA LA adalah suatu wadah untuk anak muda yang gemar berkegiatan di alam bebas, seperti gunung hutan, tebing, goa, dan yang lainnya.
"Seiring berjalannya waktu, KPA LA mencoba untuk melakukan kegiatan sosial merangkul pemuda nagari, melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti di bidang pemeliharaan lingkungan dan bidang pendidikan, mengingat saat ini minimnya pendidikan dan makin maraknya perilaku menyimpang anak muda," katanya.
Menurutnya, pemberian santunan yang tidak seberapa ini, tentu bagian yang perlu di masyarakatkan dalam arti penting melihat kebahagian pada diri anak yatim itu sendiri.
"Kita ingin, anak yatim ini tidak bersedih dan berkecil hati saat lebaran," ulasnya. Katanya, KPA LA tak punya banyak anggaran. Yang jelas ini hanya ingin saling berbagi pada hari bahagian, Idul Fitri 1439 H.
Pihaknya berharap, kegiatan ini berlanjut dan tidak hanya di bulan suci Ramadhan saja. KPA LA didirikan dengan harapan pemuda nagari bisa berguna untuk lingkungan sekitar, dan tidak memble lagi. (501)

Rajo Sampono Ingin John Kenedy Azis Kembali ke DPR RI

Katapiang--Pemegang ulayat Nagari Katapiang, B. Rangkayo Rajo Sampono tak meragukan lagi sepak terjang anggota DPR RI asal Sumbar II, John Kenedy Azis. Dia menilai politisi Partai Golkar yang asli Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman ini sebagai anggota dewan yang peduli terhadap kemajuan Sumbar.
"John Kenedy Azis patut kembali jadi anggota dewan pada musim Pemilu tahun depan," kata Rajo Sampono di rumah gadangnya, Katapiang saat mengukuhkan cadiak pandai dalam nagari itu, Minggu lalu.
Menurut dia, sulit mencari anggota dewan yang bisa menghabiskan waktunya di daerah pemilihannya. Tapi John Kenedy mampu untuk itu. Tak satupun daerah pemilihannya yang ditinggalkannya. "Ini tentunya kewajiban moral baginya dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil masyarakat di DPR RI," ujar Rajo Sampono.
Tidak sendirian. Seruan untuk kembali memenangkan Jon Kenedy Azis juga disuarakan Rajo Rampono di kalangan Rajo dan niniak mamak yang ada di Padang Pariaman. "Alhamdulillah, saya telah melakukan komunikasi dengan seluruh pemangku adat di daerah ini, agar bersama-sama kembali menjadikan putra Padang Pariaman sebagai perwakilan di pusat sana. Katapun berjawab, gayung sudah disambut baik oleh tokoh-tokoh yang banyak itu," ulasnya.
Rajo Sampono melihat Padang Pariaman masih jauh tertinggalnya bila dibandingkan dengan daerah lainnya di nusantara ini. Untuk itu, butuh perwakilan yang kuat di lembaga wakil rakyat pusat. Begitu juga tantangan ke depan lumayan berat. "Kita butuh wakil yang telah teruji. Memiliki kemampuan yang piawai menggaet anggaran untuk pembangunan daerah," ungkap Rajo Sampono.
Baginya, di samping daerah ini butuh pembangunan fisik yang masih banyak, juga butuh penguatan kelembagaan yang berkiprah di tengah masyarakat. "Saya telah buktikan komitmen John Kenedy Azis untuk ikut bersama-sama membentengi para generasi dari berbagai pengaruh, dengan menguatkan kembali tatanan adat dan budaya Minangkabau itu sendiri," sebutnya.
Rajo Sampono juga telah menyampaikan keinginan masyarakat Katapiang, Kecamatan Batang Anai kepada John Kenedy tentang perlunya ditegakan Istana Rajo Sampono. "Dengan adanya Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Katapiang, mau tak mau nagarinya juga harus ikut sebagai "Nagari Internasional". Ini telah menjadi komitmen bersama dalam nagari," kata dia. (501)

Selasa, 19 Juni 2018

Wujudkan Istana dan Nagari Internasional Rangkayo Rajo Sampono Kukuhkan Cadiak Pandai Katapiang

Katapiang--Tiga tokoh masyarakat Katapiang, H. M. Nurnas, Bagindo Rosman dan Syamsul Bahri dikukuhkan sebagai cadiak pandai dalam nagari. Mereka langsung dikukuhkan oleh pemegang ulayat Katapiang, B. Rangkayo Rajo Sampono, Minggu (18/6) malam lalu di Rumah Gadang Rajo Sampono. Pengukuhan tersebut menjadi tantangan ke depannya, untuk mewujudkan Katapiang sebagai Nagari Internasional dengan berdirinya Istana Rajo Sampono.
Kepada Nurnas yang sehari-hari sebagai anggota DPRD Sumatera Barat itu diberikan gelar Palito Majolelo. Rosman yang juga anggota DPRD Padang Pariaman menyandang gelar Palito Rajo Endah. Sedangkan Syamsul Bahri yang juga ketua pemuda nagari diberikan gelar Palito Sampono Basa. Pengukuhan yang berlangsung hingga tengah malam itu diawali dengan petatah-petitih, di mana di antara niniak mamak yang hadir saling berbalas pantun dan rundingan, yang sebelumnya juga dibuka dengan kesenian huluambek.
"Dengan adanya peran cadiak pandai, tak akan ada lagi kusuik nan indak ka salasai, karuah nan indak ka janiah," ujar Rajo samponbo. Cadiak pandai, kata dia, bersama niniak mamak dan pemangku kepentingan lainnya harus saling bersinergi dalam membangun nagari ini. Mereka memberikan penerangan kepada seluruh masyarakat Kapatiang.
Menurut Rajo Sampono, pengukuhan cadiak pandai kepada Nurnas yang telah dua kali jadi anggota DPRD Sumbar, Rosman yang juga dua periode di wakil rakyat Padang Pariaman, serta Syamsul Bahri yang atif melakukan pembinaan terhadap anak muda lewat dunia usaha sudah sangat tepat, dan sekaligus meneguhkan kearifan lokal di ulayat Katapiang, Kecamatan Batang Anai ini.
Katanya lagi, lewat cadiak pandai ini pula rasanya tak akan ada beban yang berat, pekerjaan yang susah. Semuanya akan ringan dan bisa teratasi dengan baik dan benar. "Sebagai pemangku Rangkayo Rajo Sampono di nagari ini, saya menyambut baik atas ide bersama anak nagari untuk mewujudkan Istana Rajo Sampono. Di sinilah peran besar Nurnas dan Rosman yang sama-sama wakil rakyat, agar bisa mencarikan sumber dana untuk pembangunan demikian," ungkapnya.
Menghadapi Pemilu 2019, Rajo Sampono secara tulus menginginkan dan minta seluruh masyarakat dan anak Nagari Katapiang untuk bersama-sama menjadikan Nurnas dan Rosman kembali ke DPRD Sumbar dan Padang Pariaman. "Melihat kiprahnya di tengah masyarakat, sudah sepantasnya dua orang anak nagari ini kembali terjun mewakili masyarakat," harapnya.
Sementara, Wabup Padang Pariaman Suhatri Bur Datuak Putiah menyambut baik atas tegaknya nilai-nilai adat istiadat di Katapiang. "Jadilah palito laksana lilin yang dirinya rela meleleh, bahkan habis terpanggang asalkan orang banyak terang," ujar Suhatri Bur.
"Rasanya jabatan cadiak pandai kepada tokoh kita ini sudah sangat tepat untuk mewujudkan Katapiang sebagai Nagari Internasional dengan tegaknya Istana Rajo Sampono," katanya. Untuk sebuah istana yang megah, cukup hanya dua kali pokok pokiran dua anggota dewan yang telah teruji di lembaga legislatif demikian.
Wabup Suhatri Bur juga menginginkan tegak dengan kuatnya nilai-nilai adat. Sebagai nagari perlintasan, Katapiang sangat mudah dihinggapi oleh berbagai pengaruh yang akan merusak masyarakat itu sendiri. Nah, peran cadiak pandai tentu akan mampu membendung pengaruh itu semua. (501)

Hadir untuk Kebersamaan Forum Seknag Padang Pariaman Bukan Wadah Tandingan

Lubuak Pandan--Wakil Bupati Suharti Bur Datuak Putiah berbuka puasa bersama sekaligus temu ramah dengan Sekretaris Nagari se Kabupaten Padang Pariaman, Senin (11/6) lalu di kediamannya, Kampuang Guci, Nagari Lubuak Pandan.
Meski di penghujung puasa, acara buka bersama Sekretaris Nagari yang tergabung dalam wadah Forum Sekretaris Nagari dan Perangkat se Kabupaten Padang Pariaman tersebut berlangsung khidmat dan penuh keakraban. Rangkaian acara diawali dengan tausiah oleh Amzah Tuanku Mudo dari Lubuak Pandan, yang bermaterikan pentingnya bersedekah untuk mendatangkan keberkahan dan keikhlasan dalam melakukan pekerjaan yang diniatkan ibadah bagi Perangkat Nagari sebagai pelayan terdepan di tengah-tengah masyarakat.
Selanjutnya rangkaian acara dilanjutkan dengan berbuka dan shalat Maghrib berjamaah. Pada kesempatan yang sangat berharga itu Wakil  Bupati Suhatri Bur mengucapkan terima kasih atas kehadiran para Sekretaris Nagari, meski pemberitahuannya mendadak dan jadwal yang begitu padat. Wabup juga menegaskan bahwa Sekretaris Nagari merupakan “Tonggak Tuo” nya Pemerintahan Nagari dan mesin pemutar berjalannya roda pemerintahan di nagari. Juga Wakil Bupati berpesan agar Sekretaris Nagari yang tergabung dalam Forum Sekretaris Nagari bekerja secara profesional dan tidak terjebak dalam kepentingan pihak ataupun golongan yang mengingat, karena kini sudah masuk tahun politik.
Suhatri Bur juga menambahkan, desas desus yang beredar tentang adanya isu pemberhentian perangkat nagari. "Tidak akan ada pemberhentian perangkat nagari dengan serta merta. Sudah ada undang-undang yang mengaturnya, apalagi itu karena faktor sekitar pasca pemilihan walinagari serentak. Pemkab Padang Pariaman sudah menyurati seluruh walinagari yang ada," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Sekretaris Nagari Kabupaten Padang Pariaman, Landi Efendi mengucapkan terima kasih dan apresiasi karena telah diundang dan dapat berdiskusi langsung dengan Wakil Bupati bagaimana lebih baik lagi tata kelola pemerintahan di nagari ke depannya. Semenjak kembalinya ke pemerintahan nagari 2001, baru kali ini Sekretaris Nagari diundang langsung dalam buka bersama.
Landi menambahkan, Forum Sekretari Nagari ini dibentuk bukanlah untuk menjadi tandingan Forum Walinagari. Akan tetapi merupakan wadah komunikasi sesama Sekretaris Nagari dalam pengelolaan pemerintahan dan keuangan. "Kita sama-sama bertukar informasi dan saling membantu kalau ada kendala, seperti mekanisme penyaluran dana ADN maupun ADD ataupun Siltap. Jadi tidak ada nagari yang tertinggal. Dan ini dibuktikan dengan Kabupaten Padang Pariaman yang pertama kali disalurkan dana ADD tahap duanya di Sumatera Barat," ungkap Landi.
Di akhir sampaiannya, Landi yang merupakan Seknag Nagari Lubuk Alung ini menyampaikan agar perangkat nagari yang ada diberikan nomor register seperti yang telah dilakukan di daerah-daerah lainnya. Ini berguna agar keberadaan dan kinerjanya lebih diakui secara regulasi oleh pemerintah daerah. "Apalagi ada desas-desus setelah berganti walinagari, perangkatnya juga diganti. Dengan NRP-Nag ini, perangkat tidak bisa diberhentikan begitu saja, karena ada mekanisme," ujarnya. (501)

Santunan Desa Sungai Pasak Target Rp10 Juta Hasilnya Rp19 Juta

Pariaman--Remaja masjid diminta untuk dapat menjadi ujung tombak kegiatan keislaman. Karena remaja yang banyak berkegiatan di masjid, perilakunya akan lebih baik dibanding remaja yang tidak pernah ke masjid.
Demikian diungkapkan Camat Pariaman Timur, Kota Pariaman, Hendri, saat menghadiri berbuka puasa bersama masyarakat Sungai Pasak serta penyerahan santunan yatim, piatu dan dhuafa, Minggu (10/6) malam lalu di Masjid Raya Sungai Pasak. Acara diselenggarakan Remaja Masjid Ar-Ruhul Jadid, Sungai Pasak. Turut menyerahkan santunan Camat Hendri, Kasi Haji Kamenag Kota Pariaman Amril dan salah seorang perantau Sungai Pasak Armaidi Tanjung.
Menurut Hendri, kegiatan berbuka bersama dan penyerahan santunan ini sangat memberikan dampak positif dalam kehidupan. Kegiatan melahirkan saling berbagi dan saling bersilaturrahmi. Saling silaturrahmi dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Sedangkan dengan saling berbagi, antara yang kelebihan rezeki dengan anggota masyarakat yang membutuhkan. Yakni anak yatim, piatu maupun kaum dhuafa.
“Untuk itu, hendaknya kegiatan ini dapat dilanjutkan  tahun depan,” kata Hendri, mantan Kabag Humas Pemko Pariaman ini.
Kepala Desa Sungai Pasak Ansaruddin menyebutkan, berbuka bersama ini mendapat sambutan positif masyarakat Sungai Pasak, baik yang berada di perantauan maupun di kampung. Meski Remaja Masjid, Ar-Ruhul Jadid baru diresmikan Februari 2018 lalu, ternyata sudah mampu berbuat untuk masyarakat desa.
“Pemerintah Desa Sungai Pasak menghimbau masyarakat untuk terus mengajak anak-anaknya ke masjid. Ramaikan masjid oleh anak-anak dan pemuda. Sehingga mereka merasakan kehidupan beragama yang lebih baik,” kata Ansaruddin.
Ketua Remaja Masjid Ar-Ruhul Jadid, Nasril Wutsqa Pamitrami menyebutkan, sebanyak 66 paket santunan sembako beras 10 kg dan uang diberikan kepada warga dhuafa. Sedangkan santunan kepada anak yatim piatu diberikan kepada 24 anak. Masing-masing menerima sebesar Rp 150.000.
“Target semula dana yang dihimpun sebesar Rp 10 juta. Ternyata sampai saat penyerahan, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 19 juta. Dana tersebut berasal dari sumbangan warga Desa Sungai Pasak di kampung dan di perantauan seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, Padang dan kota lainnya. Ada sekitar 30 orang warga Sungai Pasak di perantauan yang memberikan sumbangan infaknya,” kata Nasril.
Dikatakan Nasril, berbuka bersama dan penyerahan santuan ini merupakan yang pertama diadakan di masjid Raya Desa Sungai Pasak. Tahun lalu hanya diadakan di Surau Jambu, Desa Sungai Pasak dengan jumlah yang masih terbatas. “Besarnya sumbangan masyarakat tersebut, menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat berbagi di bulan suci Ramadhan ini,” kata Nasril mengakhiri. (501)

Minggu, 10 Juni 2018

Bentengi Anak dari Paham Radikalisme Ansor Padang Pariaman Serahkan Santunan

Padang Pariaman--Sejak berdiri Masjid Al-Ikhlas Korong Tanjung Basung II Banda Gadang, Nagari Sungai Buluh Barat, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman tahun 1960-an, baru pertama kali mengadakan buka bersama pengurus, anak TPA, majelis taklim dan jamaah di sekitarnya. Apalagi buka bersama disertai dengan penyerahan santunan kepada anak yatim, anak kurang mampu dan kafilah nagari pada MTQ Kecamatan Batang Anai.
Ketua Masjid Al Ikhlas Korong Tanjung Basung II, Mukhlis Sani mengungkapkan hal itu saat berbuka bersama dengan Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman, Sabtu (9/6), di masjid tersebut. Buka bersama dihadiri Walikorong Tanjung Basung II, Rollyyusman, Ketua Majelis Taklim Tanjung Basung II Marini, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana, Kasatkorcab Banser Padang Pariaman M. Zulfadly dan mantan Bendahara Ansor Sumbar Armaidi Tanjung.
Menurut Mukhlis Sani, kegiatan buka bersama dan penyerahan santunan yang diprakarsai Ansor Padang Pariaman ini sangat menggugah dan sejarah baru di masjid ini. Kegiatan ini sangat positif dan insya Allah tahun depan bisa terlaksana lebih meningkat lagi. Buka bersama ini semakin meningkatkan silaturrahmi sesama jamaah, baik di kalangan generasi tua dengan pemuda, maupun anak-anak yang tengah belajar di bangku sekolah.
“Ini semakin memberikan motivasi bagi anak-anak dan pemuda untuk semakin dekat dengan masjid. Jika pemuda dan anak-anak sudah dekat dengan masjid, sering ke masjid, dapat dipastikan mereka bisa terhindar dari pengaruh narkoba, penyebaran paham radikal dan perbuatan maksiat lainnya,” tutur Mukhlis.
Ketua Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana menyampaikan, santunan yang diberikan memang tidak banyak. Baru untuk 20 orang anak. Namun diharapkan mampu memotivasi anak-anak untuk terus meningkatkan semangat belajar. “Alhamdulillah tahun ini Ansor diminta menyalurkan zakat dan infak kepada orang yang berhak menerimanya,” kata Zeki yang juga mantan Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman ini.
Zeki Aliwardana mengingatkan para orangtua agar anak-anak selalu didekatkan dengan masjid, pengajian dan menjaga tradisi keagamaan yang sudah ada dalam keseharian. Jangan sampai anaknya melanjutkan sekolah (kuliah) ke kota, tiba-tiba pulang ke kampung sudah mulai menyalahkan tradisi orangtuanya (kampung). “Tahlilan bid’ah, ziarah bid’ah dan sebagainya. Padahal di sini tahlilan. Atau mulai mengkafirkan orang yang tidak sepaham keagamaan dengan dirinya. Karena sesampai di kota bertemu dengan lingkungan yang menolak tradisi tersebut. Akhirnya si anak merasa inilah yang benar. Pulang kampung mulai menyalahkan tradisi yang sudah ada,” kata Zeki.
Dikatakan Zeki, yang tidak kalah penting saat ini menjaga anak-anak agar tidak sampai terpengaruh pikiran dan paham radikal. Hanya melalui hape android, jaringan internet, generasi muda bisa terpengaruh. Untuk itu, anak-anak perlu dibekali dengan ajaran agama sejak dini, sering ke masjid berjamaah, adakan buka bersama sesama jamaah dan menjaga silaturrahmi. Mudah-mudahan mereka bisa terhindar paham radikal. (501)

Masjid Baiturrahmah Lubuk Alung Santuni 61 Anak Yatim

Lubuk Alung--Sebanyak 61 orang anak yatim di Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu (10/6) menerima santunan dari pengurus Masjid Baiturrahmah. Penyerahan santunan dilanjutkan dengan buka bersama di masjid itu. Masing-masing anak dapat Rp500 ribu. Alhamdulillah, pemberian ini bisa meringankan beban bagi anak tersebut dalam merayakan Idul Fitri tahun ini.
Ade Arinando, Ketua Remaja Masjid Baiturrahmah bersama pengurus lainnya, Sutan Yardi menyebutkan, apa yang dilakukannya tahun ini belum sepenuhnya mengakomodir seluruh anak yatim di Kecamatan Lubuk Alung. "Uang sekitar Rp46 juta ini merupakan himpunan infak yang dimulai lebaran tahun lalu. Dan pemberian santunan itu selalu diadakan tiap tahun," kata dia.
"Ke depan akan ada kotak infak khusus yang akan diperuntukan buat anak piatu," ujarnya. Sebab, dalam perdebatan di antara pengurus antara anak yatim dengan anak piatu, dan anak yatim piatu itu beda ranahnya. Jadi, tahun depan bagaimana semuanya bisa terakomodir dalam perjalanan kotak amal dalam masjid ini.
Katanya lagi, sesuai kotak amal yang beredar, yakni untuk anak yatim, maka khusus tahun ini anak yatimlah yang dapat santunan. "Kita akui, anak yatim dan yatim piatu jumlahnya lumayan banyak di kecamatan ini. Dan ini belum semuanya didata. Jumlah ini, sesuai kesepakatan bersama di antara pengurus dalam agenda tahun ini terhadap anak yatim.
"Semoga santunan ini mampu memberikan yang terbaik buat anak yatim dalam berhari raya nantinya," ungkapnya. Pihaknya juga mengingatkan anak yatim agar tidak menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak berfaedah. Gunakanlah uang itu buat keperluan sekolah, dan hal-hal yang bermanfaat lainnya.
Di samping itu, Ade Arinando mengajak para anak yatim untuk tidak meninggalkan kewajibannya dalam agama Islam. "Rajin shalat, mengaji, sekolah, demi menggapai masa depan yang lebih baik. Dan tolong doakan, agar masjid ini terus ramai dikunjungi oleh masyarakat yang beramal tiap harinya," ungkapnya. (501)

Sabtu, 09 Juni 2018

Data Satu Pintu Sangat Strategis Penunjang Proses Perencanaan Madrasah

Padang Pariaman--Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Padang Pariaman yang diwakili Kepala Sub Bagian (Subbag) TU, H. Syafrizal, Jumat (8/6) lalu membuka secara resmi kegiatan Optimalisasi Validasi Data (OVD) Education Management Information System (EMIS) Madrasah Diniyah Takmiliyah Amaliah (MDTA) se-Kabupaten Padang Pariaman di Aula FKUB, Kiambang, Nagari Lubuk Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung.
Syafrizal mengatakan, data Emis dijadikan pusat pendataan pendidikan Islam satu pintu. Dengan adanya data satu pintu maka akan sangat strategis sebagai penunjang proses perencanaan dan pengambilan kebijakan program Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Kementerian Agama. "Emis merupakan sistem informasi yang dikembangkan oleh Kementerian Agama untuk memudahkan input data madrasah," terangnya.
Ia juga mengatakan, dengan adanya sistem yang dikembangkan tersebut, madrasah menjadi lebih mudah di dalam melaporkan perkembangan madrasahnya. "Selama ini, sistem yang lama cukup merepotkan khususnya untuk mengetahui perkembangan terakhir dan data terkini yang di madrasah-madrasah. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan akan lebih memudahkan di dalam menemukan data yang valid tentang madrasah," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD & Pontren) Kemenag Padang Pariaman, Irsyad menyebutkan, kegiatan OVD EMIS MDTA juga merupakan kegiatan Kasi PD & Pontren Kemenag, dalam rangka memenuhi tugas Diklat PIM IV tahun 2018 di Balai Diklat Keagamaan Padang.
"Diklat tersebut berlansung dari 26 Maret sampai 14 Juli 2018," terangnya. Selain untuk mengakuratkan data Emis, tambahnya, kegiatan ini merupakan upaya peningkatan mutu proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan keagamaan yang diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari operator Emis se-Kabupaten Padang Pariaman.
"Kita berharap, dengan dilaksanakanya kegiatan ini dapat melatih dan memberikan wawasan luas kepada personal di lapangan dan menvalidkan data Emis tahun 2018 yang berbasiskan online," tukasnya. (501)

Bantai Adat Lahirkan Nilai Kebersamaan di Tengah Masyarakat Sintuak

Sintuak--Lebaran semakin dekat. Semua orang telah melakukan berbagai persiapan. Termasuk persiapan bantai adat di sejumlah nagari di Padang Pariaman, terutama pada bagian perkampungan.
Menurut  Zeki Aliwardana, ternak kerbau yang dibeli nantinya dipotong saat lebaran. Namanya bantai adat. Bantai adat ini persiapannya sudah dimulai pada patang 15 hari puasa. Maksudnya 15 hari puasa Ramadhan. Waktu itu setiap masjid atau surau di masing-masing korong (wilayah terkecil setelah nagari (desa), setingkat rukun warga di perkotaan) mulai mendata siapa saja yang ingin ikut bantai adat. Jamaah dan masyarakat korong mendaftar kepada pengurus. Kemudian pada patang 27, atau malam 27 puasa Ramadhan, dilakukan pembayaran uang yang sudah disepakati bersama.
Setelah semua pembayaran lunas, dapat dipastikan berapa uang terkumpul untuk membeli ternak kerbau. Pengurus sebelumnya sudah meninjau ternak yang akan dibeli di pasar ternak atau Talaok.
Bantai adat ini dilakukan di setiap korong atau surau. Ada korong yang hanya melakukan bantai adat di masjid (maksudnya pengurus masjid), ada pula di satu korong terdapat beberapa surau yang juga melakukan bantai adat. Sehingga satu korong ada yang melakukan bantai adat di 3 lokasi, karena ada 3 surau yang melakukannya.
Usai shalat Idul Fitri, ternak yang sudah dibeli dibantai di satu lokasi di Nagari Sintuak. Lokasi pembantaian ternak ini sengaja digabungkan agar lebih memudahkan penyelenggaraannya. Setelah dibantai, daging tersebut dionggok (ditumpuk) sesuai dengan jumlah yang sudah disepakati sebelumnya. Pembagian daging tersebut bukan dengan sistem berat per kilogram, melainkan onggok. Satu orang minimal memesan 1 onggok. Ada pula yang memesan lebih dari satu onggok, misalnya sampai 10 onggok. Satu ekor kerbau itu bisa menghasilkan 150 hingga 200 onggok.
Seseorang yang memesan daging baonggok (beronggok) lebih dari satu, berarti selain untuk kebutuhan dirinya sendiri, juga diberikan kepada orang lain. Misalnya, seorang mamak (paman) memberikan satu onggok untuk kemenakan, atau sebaliknya seorang kemenakan kepada mamaknya, seorang kakak memberikan kepada adik atau sebaliknya, adik memberikan kepada kakaknya. Ada juga diberikan kepada karyawan tertentu bagi seseorang yang memperkerjakan  orang lain dalam usahanya.
"Dengan pemberian daging tersebut, seseorang yang ikut bantai adat semakin meningkatkan silaturrahmi dan tali persaudaraan. Baik antara orang yang memberi dengan yang menerima, maupun peserta bantai adat baonggok sesamanya. Seseorang yang turut  bantai adat ini juga sebagai tanda bersedia hidup bakorong bakampung (bermasyarakat)," tutur Zeki Aliwardana yang juga Ketua Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Nagari Sintuak ini.
Kata dia, membantai adat di lingkungan Nagari Sintuak ini merupakan warih bajawek, pusako batarimo dari zaman saisuak. Dan tentu hal ini harus dilanjutkan. "Ini akan melahirkan nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat korong terkait," ungkapnya. (501)

Di Mushalla Al-Anwar Pasa Kandang Semarakkan Nuzul Quran dengan MTQ Umum

Lubuk Alung--Memeriahkan suasana Nuzul Quran tahun ini, pengurus Mushalla Al-Anwar Pasa Kandang, Nagari Balah Hilia Lubuk Alung menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) umum, Sabtu (9/6) malam. Mengangkat tema, dengan MTQ jadikan Quran sebagai pegangan hidup untuk membentengi diri dari pengaruh perkembangan tekhnologi informatika dan globalisasi. Acara berlangsung hingga dini hari.
Pengurus Mushalla Al-Anwar, Dr. Irwandi Sulin Datuak Gadang menyebutkan, MTQ ini merupakan perdana dilakukan sejak mushalla ini ada. Di samping untuk menumbuh-kembangkan nilai-nilai masyarakat untuk mencintai kitab suci, MTQ ini juga bertujuan untuk mengembangkan para qori dan qoriah di nagari ini.
"Kita berharap, MTQ ini akan melahirkan generasi yang tangguh, semakin memperbanyak melahirkan hafidz Quran," harapnya.
Camat Lubuk Alung Ali Amri memberikan apresiasi terhadap acara demikian. "Saya akui, di Lubuk Alung sangat dominan acara keagamaan bila saya bandingkan dengan kecamatan lainnya di Padang Pariaman," kata mantan Camat 2x11 Kayutanam ini.
Bayangkan, kata dia, baru beberapa bulan melakukan tugas di Lubuk Alung, nyaris tiap hari mengikuti kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya di tengah masyarakat. "Boleh dibilang full. Tak ada hari libur," ujar dia.
Ali Amri mengajak semua pihak di Lubuk Alung untuk kembali menggalang kebersamaan. "Biarlah pemerintahan nagarinya sembilan. Tetapi, nilai-nilai adat istiadatnya tetap satu. Kebersamaan ini telah kita mulai, dimana saat pelantikan walinagari, kesembilannya kita seragamkan berangkat ke kantor bupati dari kantor camat ini," kata Ali Amri.
Di samping itu, Ali Amri juga mengharapkan qori dan qoriah Lubuk Alung mampu nantinya menjadi yang terbaik dalam MTQ tingkat kabupaten yang akan dilangsungkan bulan depan di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung.
Sementara, Tuanku Jali Sadana dalam taushiahnya menyampaikan pentingnya Quran dijadikan pedoman dalam hidup ini. "Apapun yang kita lakukan, jadikanlah kitab suci ini sebagai pedoman, agar perbuatan kita diridhoi oleh Allah SWT," ujarnya. (501)

Jumat, 08 Juni 2018

Dentuman Meriam Ambuang Kapua Sambuat dan Lepas Ramadhan Kaum Syathariyah

VII Koto--"Nak, bangun lai. Sahur. Meriam telah berbunyi. Kito mulai puaso bisuak lai". "Oi nak, bangun, Meriam sudah berbunyi. Harilah rayo". Dua ungkapan ini akrap di kalangan anak-anak Nagari Ambuang Kapua zaman dulunya.
"Zaman dulu, katakanlah sebelum dunia informasi merambah kehidupan masyarakat, para orangtua selalu membangunkan kami dari tidur untuk memulai makan sahur di awal puasa. Begitu juga saat akan mengakhiri puasa untuk melakukan shalat Id. Nyaris meriam saat itu berbunyi jelang Subuh masuk," kata Akhirman Majolelo.
Sejak beberapa tahun ini, Akhirman mulai menyandang gelar Majelelo yang langsung diwarisinya dari mamak kandung yang telah meninggal dunia. Majelelo di Ambuang Kapua merupakan pelaksana tugas atau perpanjangan tangan Rajo dan Tuanku Kadhi VII Koto Sungai Sariak yang berpusat di Ampalu.
Menurut dia, untuk memulai puasa tahun ini, meriam Ambuang Kapua berbunyi Kamis (17/5), karena awal puasanya jatuh pada Jumat. Dan Kamis itu pula bulan kelihatan bagi seluruh kaum Syathariyah. Sedangkan untuk mengakhiri Ramadhan, telah diputuskan, bahwa melihat bulan jatuh pada Jumat (15/6).
"Ya, kalau bulan tampak. Laporan dari utusan Tuanku Kadhi datang, maka kita akan lepas tembakan meriam kembali Jumat tersebut," kata Akhirman. Jadi, di VII Koto Sungai Sariak secara umumnya selalu menyambut dan melepas Ramadhan dengan tembakan meriam.
Meriam ini merupakan senjata perang oleh Belanda. Sepengetahuan Akhirman Majolelo, mulai meriam ini dibunyikan untuk pemberitahuan masuk dan melepas puasa, adalah tahun 1726 M. "Meriam ini memang kecil. Tetapi, kalau diangkat tak bisa hanya seorang. Paling tidak dua sampai empat orang yang mengangkatnya," jelasnya.
Aturan meriam dibunyikan, kata Akhirman, setelah adanya bunyi tabuah (beduk) di Masjid Raya VII Koto atau Surau Gadang Ampalu. Sebab, masjid itu sekaligus kedudukan Tuanku Kadhi VII Koto. Tak berselang lama setelah beduk itu, baru giliran meriam. Meriam ini dibunyikan dua kali saat penyambutan puasa dan dua kali pula saat pelepasan puasa. Sekali arahnya bunyinya ke utara, dan sekali ke selatan.
Dentuman meriam Ambuang Kapua bergema. Menyentakan banyak orang yang sedang tidur. Kemudian disambut oleh bunyian beduk di Mudiak Padang (Tandikek). "Sejak dunia telepon pintar merambah kehidupan masyarakat, maka gema meriam pun berkurang pula. Sebab, hilal atau bulan tampak sudah bisa disebarkan lewat media sosial atau sambungan telepon. Namun, yang namanya tradisi melepas badia meriam ini tak akan dihilangkan. Ini tetap ditegakan, sesuai titah atau amanah yang diterima dari Majolelo yang terdahulu," ulas Akhirman.
Akhirman menyebutkan, kalau dulu sumber hilal kelihatan itu, di samping dari Ampalu sebagai sentral utama, juga dinantikan berita dari Koto Tuo, Agam, tempat bermukimnya pimpinan Syathariyah, Malalo, Ulakan, dan Lubuak Ipuah. "Sekarang hanya menunggu perintah dari Tuanku Kadhi saja," jelasnya.
Kenapa harus pakai meriam? Inilah kesatuan adat dan syarak di VII Koto Sungai Sariak. Akhirman menjelaskan, kalau dirinya merupakan orang suruhan Rajo dan Tuanku Kadhi VII Koto. Nah, orang suruhan ini mesti menyandang gelas Majolelo. Untuk melihat bulan mau akan puasa atau akan mau lebaran, jelas tak akan sempat oleh semua masyarakat. Cukup perwakilan saja. Semisal para ulama dan niniak mamak. Selebihnya, terutama para ibu-ibu cukup menunggu di rumah.
Nah, untuk tersebar-luasnya berita bulan tampak ini, butuh penyampai informasi yang cepat. Inilah adanya zaman dulu itu; meriam peninggalan Belanda yang diselamatkan oleh Rajo VII Koto dulunya. "Kalau zaman dulu itu, bunyi dentuman meriam ini sangat di rasakan oleh masyarakat di VII Koto lama, yakni Padang Sago, Patamuan dan VII Koto Sungai Sariak. Bahkan, sebagian masyarakat Agam yang tinggal di Malalak pun ikut mendengar kerasnya dentuman meriam tersebut," kata Akhirman.
Meriam itu bisa keras dan kuat bunyinya, sebut Akhirman, karena memakai bahan mesiu. Meriam diisi sabut kelapa dengan sangat padatnya. Nah, saat pelepasan itu, tidak hanya sabut kelapa yang hangus terpanggang, dan sekaligus berterbangan. Badia meriam ikut pula terhempas sekian meter dari landasar pelepasan. (501)

Membantai Adat di Tanah Pakudoan Ulakan Usai Shalat Id Warih Bajawek Pusako Batarimo sebagai Kekuatan Adat dan Syarak

Padang Pariaman---Ada satu kekuatan adat bagi sebagian masyarakat di Padang Pariaman pada momen Idul Fitri. Mambantai adat namanya. Hal ini nyaris berlaku disetiap kampung. Namun, tatacara pelaksanaannya yang berbeda. Yang paling sakral dan kental nuansa adatnya ada di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis. Di sana dilakukan penyembelihan kerbau secara serentak sehabis shalat Id. Ulakan secara adat, adalah masyarakat yang mendiami 19 korong, yang sekarang telah dimekarkan jadi pemerintahan nagari pula.
Diperkirakan ratusan kerbau yang didabiah. Bertambah banyak penduduk, maka bertambah pula kerbau yang di 'bunuh' untuk santapan rayo. Hebatnya di Ulakan itu, setiap masyarakat korong menyembelih dalam satu tempat, yakni di tanah Lapangan Pakudoan, Kampuang Galapuang. Uang untuk pembeli kerbau itu diangsur oleh masyarakat kepada orang yang dituakan dalam satu korong. Di buat kesatuannya di setiap surau.
Menjelang shalat Id, semua kebutuhan masyarakat terhadap daging telah dilunasinya. Daging dibagi secara berumpuk-umpuk. Satu umpuknya senilai Rp110 ribu. Masyarakat membelinya sesuai kebutuhan. Setiap kerbau itu disembelih oleh orang siak yang ada di surau dimaksud. Para pemuda kampung mengerjakannya secara sukarela.
MZ. Datuak Bungsu, salah seorang tokoh adat di Nagari Ulakan menyebutkan, mambantai adat ini telah berlangsung lama. Bahkan tercatat sejak sebelum Syekh Burhanuddin datang mengembangkan agama Islam. "Boleh dikatakan kegiatan itu adalah tradisi orang Hindu dulunya, yang diteruskan hingga saat ini. Namun, pelaksanaannya tentu dengan syariat agama Islam itu sendiri," kata dia.
"Di sebut mambatai adat, karena yang menyelenggarakan kaum adat, yang terdiri dari para niniak mamak, atas restu para ulama, yang dulunya oleh Syekh Burhanuddin itu sendiri. Hal ini boleh dibilang sebagai acara 'bancakkan binatang', yang kalau di daerah lainnya banyak juga dilakukan. Seperti kita lihat di Kalimantan bancakkan kerbau, sama juga dengan di Ulakan ini. Sedangkan di sebagian daerah Tapanuli sana disebut dengan bancakkan babi," ujarnya.
Menurut Datuak Bungsu, tidak kurang dari 300 ekor yang disembelih setiap tahunnya. Kegiatan ini juga sama dengan yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Tapakis dan Nagari Ketaping, karena tiga nagari itu merupakan Nan Sabaris lama. Khusus untuk Nagari Ulakan, tidak boleh masyarakat korong yang menyembelih di surau-nya. Melainkan harus dilakukan di satu tempat. Itu berlaku sejak zaman saisuak.
Jadi, katanya, dalam kegiatan mambantai adat itu tak seorang pun di lokasi pemantaian ini orang yang berjualan daging. Kalau pun ada, itu tidak laku, karena semua masyarakat telah punya daging yang dibelinya secara bersama. Uangnya dikumpulkan untuk satu dua ekor kerbau di setiap surau yang ada.
"Hanya satu hari. Yakni saat usai shalat Id," kata Datuak Bungsu. Korong bapaga buek. Ini tentunya ingin menyamakan semua masyarakat nagari. Artinya, pada saat lebaran yang kaya makan daging, yang miskin pun tak ketinggalan. Insya Allah, lebaran tahun ini, membantai adat akan dilakukan Sabtu (16/6). Itu kalau bulan kelihatan Jumat-nya.
Menurut Datuak Bungsu, Tanah Pakudoan tempat penyembelihan kerbau saat lebaran, Padang Lagundi dan Pulau Piai merupakan harta pengikat orang yang 10 sebagai lambang kekuatan adat di Ulakan, Tapakis dan Katapiang. Di sebut orang 10, karena ulayatnya 10 pula. Mereka Rangkayo Rajo Amai Said, Rangkayo Rajo Dihulu, Rangkayo Rajo Mangkuto, Rangkayo Rajo Sulaiman.
Selanjutnya, Rangkayo Rajo Tambasa, Rangkayo Rajo Majo Basa, Rangkayo Rajo Malako, Rangkayo Rajo Malakewi, Rangkayo Rajo Batuah, dan Rangkayo Rajo Sampono di Katapiang. "Nah, ke-10 orang pemegang ulayat ini bersama dengan ulama, yang terdiri dari labai serta urang siak lainnya didirikan adatnya masing-masing pada saat membantai adat tersebut.


Talaok Kabau Gadang Sintuak Jelang Lebaran

Setidaknya hampir 400-an ekor kerbau memadati Talaok Kabau Gadang, Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kamis (7/6). Menurut Walinagari Sintuak Anasril Nazar, Talaok Kabau Gadang merupakan tempat berkumpulnya pedagang ternak kerbau. Pedagang memamerkan ternak kerbaunya kepada masyarakat dan calon pembeli kerbau.
“Calon pembelinya bukan dari kalangan individu, tetapi utusan masing-masing pengurus masjid, surau korong atau surau kaum yang ada di berbagai nagari di Kabupaten Padang Pariaman. Di lokasi ini terjadi transaksi jual beli antara pedagang dengan utusan masjid dan surau tersebut,” kata Anasril Nazar.
Menurut Anasdi Nazar, budaya dan tradisi bantai adat sudah ada di Nagari Sintuak sejak zaman Belanda. Jadi kebanggaan warga Sintuak. Setiap jamaah masjid, surau korong dan surau kaum, membeli daging kerbau bersama-sama yang difasilitasi pengurus dengan kesepakatan seluruh unsur yang ada di tempat masing-masing. Yaitu alim ulama, niniak mamak, cadiak pandai, bundo kanduang dan pemuda.
“Pengurus masjid dan surau bermusyawarah pada patang limo baleh (15 Ramadhan), untuk menentukan jumlah onggokkan (tumpukan) daging kerbau dan menentukan harga satu onggoknya. Musyawarah dihadiri pemuka masyarakat, baik kaum adat, kaum agama dan seluruh jamaah pembeli onggok daging,” kata Anasril Nazar.
Panitia Pelaksana Zeki Aliwardana menyebutkan, Talaok Kabau Gadang sendiri tradisi yang sudah lama ada di Sintuak. Tradisi yang merupakan kearifan lokal ini perlu dilestarikan. Setiap tahun kegiatan ini diadakan pada bulan Ramadhan. “Dengan banyaknya kerbau yang datang, juga diselenggarakan perlombaan kerbau yang paling besar dengan kriteria tersendiri. Tim Juri yang sudah berpengalaman menilai mana kerbau yang layak diberikan juara I, II dan III. Masing-masing pemenang diberikan tropi dan tabanas,” kata Zeki Aliwardana.
Seorang pedagang ternak Zulkifli menyebutkan, pasar ternak Sintuak ini mulai dirintis sejak 2013 lalu. Ada 44 pedagang ternak yang setuju diadakan pasar ternak. Kami pun melapor kepada walikorong, walinagari dan camat setempat. "Alhamdulillah, hingga kini masih bisa jalan. Walaupun masih belum memiliki fasilitas pendukung layaknya pasar ternak," kata Zulkifli yang sudah menekuni profesi pedagang ternak selama 32 tahun atau sejak berusia 15 tahun.
Setiap transaksi jual beli ternak, yang membutuhkan surat jual beli dikenai biaya Rp15 ribu per transaksi. Sedangkan biaya tambangan ternak dikenai sebesar Rp15 ribu per ekor. Sedangkan harga satu ekor kerbau paling mahal berkisar Rp35 – 40 juta. Penawaran antara pedagang dengan pembeli dilakukan dengan marosok, dengan  salaman pembeli dan pedagang ditutup kain  sehingga orang lain tidak tahu berapa harganya. Cara marosok ini agar tidak menyinggung perasaan pedagang yang lain jika harga jual kerbaunya jauh berbeda dengan ukuran yang sama.
Dari pengamatan di lokasi pasar ternak, selain dipadati ternak kerbau, juga puluhan kendaraan roda dua parkir di sekitar pasar ternak ini. Tentu saja truk pembawa kerbau juga turut meramaikan parkir. Ramainya pengunjung di pasar ternak ini juga dimanfaatkan sejumlah pedagang. (501)

Rabu, 06 Juni 2018

Baru Dilantik Walinagari Singguliang Gelar Khitanan Massal

Lubuk Alung--Meski baru dilantik beberapa hari lalu, Walinagari Singguliang, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Jusri Mansyah langsung menyelenggarakan kegiatan sunatan massal. Sebanyak 33 orang anak-anak dari 5 korong di Nagari Singguliang mengikuti sunnatan massal yang diselenggarakan di Surau Rumbio, Rabu (6/6).
Walinagari Singguliang Jusri Mansyah dalam sambutannya mengatakan, dengan kegiatan sunnatan massal ini masyarakat bisa terbantu. Minimal orangtua dari anak-anak yang mengikuti kitanan massal ini bisa terbantu. “Semula rencana sunnatan missal ini akan dilaksanakan tahun depan. Namun masa libur anak-anak sekolah sudah mulai dan masih panjang menjelang lebaran dan usai lebaran, maka diputuskan diselenggarakan tahun ini saja. Insya Allah tahun mendatang dapat dikembangkan lebih baik lagi,” kata Jusri.
Kitanan massal ini terlaksana atas dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman yang mendatangkan obat-obatan dan tenaga medis. Dinas Kesehatan sudah menjanjikan kalau dilantik menjadi Walinagari, maka Dinkes siap membantu program walinagari terkait dengan kesehatan masyarakat. “Kegiatan pertama yang kita laksanakan adalah sunatan missal yang diikuti sebanyak 33 orang dari 5 korong,” katanya.
Sekretaris Camat Lubuk Alung Khairul Anwar merasa bangga dengan sosok Walinagari Singguliang yang mampu menyelenggarakan sunatan massal ini. Kita patut memberikan apresiasi kepada walinagari yang baru dilantik ini,” katanya. 
Kepala Puskesmas Lubuk Alung, Nur Afiah mewakili Dinas Kesehatan Padang Pariaman mengungkapkan, disiapkan 10 orang tenaga medis untuk melakukan khitanan. Pelaksanaannya tidak terasa sakit bagi anak-anak, tidak mengeluarkan darah seperti sunatan sebelum ini. Dengan tersedianya 3 meja tempat penyunatan yang dilakukan tim medis, dengan rentang waktu 15 – 20 menit per satu orang anak.
Koordinator Pelaksana khitanan massal Walikorong Singguliang II Ahmad Rizki Pernanda, menyebutkan, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh perangkat Nagari Singguliang. (501)

Pemkab Padang Pariaman Mulai I'tikaf

Padang Pariaman--Besok malam tepat jam 00.00 Wib, Pemkab Padang Pariaman kembali menggelar i'tikaf di Masjid Agung Syekh Burahnuddin.
Hal ini disampaikan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni pada kesempatan berbuka bersama di rumah dinasnya, Karan Aur, Pariaman, Selasa (6/6).
Hadir memenuhi halaman rumah dinas yang dinaungi tenda itu, Ketua Dewan Pendidikan, Dewan Kesenian, KONI, KNPI, Kwarcab Pramuka, PMI, Karang Taruna, IMAPAR, KAHMI, HMI, LSM dan awak media di lingkungan Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Bupati Ali Mukhni, i'tikaf tahun ini merupakan pelaksanaan tahun ketiga setelah dimulai sejak 2016 yang lalu. "Hari pelaksanaan lima hari berturut-turut mulai Kamis tanggal 7 Juni sampai 11 Juni. Pelaksanaan tahun ini ditambah dua hari dari tahun sebelumnya yang hanya tiga hari," jelas Ali Mukhni.
"Kegiatan dimulai tepat pukul 00.00 WIB dan berakhir pada pukul 05.00 WIB," sambungnya.
"Saat i'tikaf, yang dilakukan adalah memperbanyak ibadah zikir, membaca kitab suci Al Quran, bermunajat dan berkomunikasi dengan Allah SWT," jelas Bupati didampingi Kadis Kominfo Zahirman, Kabag Humas dan Protokol Andri Satria Masri dan Kabag Kesra Irsyaf Bujang.
Setelah i'tikaf dan beribadah, akan dilanjutkan dengan sahur bersama dan ditutup shalat Subuh berjemaah. Bupati mengingatkan kepada Bagian Kesra selaku penyelenggara i'tikaf, untuk memberitahukan kepada peserta agar tidak melakukan kegiatan lain selain kegiatan yang dibolehkan saat i'tikaf.
"Saat i'tikaf, kita lakukan komunikasi dengan Sang Pencipta. Jika ada kegiatan lain seperti berkomunikasi dengan peserta lainnya harap lakukan di luar masjid supaya peserta lain tidak terganggu," katanya mengingatkan.
Menurut Bupati Ali Mukhni, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak dan memotivasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Padang Pariaman untuk melipat gandakan pahala dan berkah Ramadhan. "Mari kita manfaatkan waktu yang tinggal sembilan hari ini dengan memperbanyak ibadah, zikir dan bermunajat. Semoga kita mendapatkan malam Lailatul Qadar," katanya.
Bupati Ali Mukhni juga menghimbau Camat se Kabupaten Padang Pariaman untuk melaksanakan hal serupa di kecamatan masing-masing.
Sementara itu, Kabag Kesra Irsyaf Bujang Datuak Tunaro juga mengajak masyarakat Padang Pariaman untuk meramaikan pelaksanaan i'tikaf Pemkab di Masjid Agung Syekh Burhanuddin Ulakan. (501)

Selasa, 05 Juni 2018

Wujudkan Sejarah Baru Lubuk Alung Mantapkan Satu Calon Bupati Padang Pariaman

Lubuk Alung--Sejarah membuktikan, sudah 19 orang Bupati Padang Pariaman sejak 1945 ternyata belum seorangpun yang berasal dari Lubuk Alung. Tentunya sebuah sprit dan pelecut bagi mereka yang saat ini tersebut sebagai tokoh yang berasal dari kampung yang terkenal dengan panasnya itu, untuk menyatukan visi misi pada Pilkada 2015.
Sabtu (23/8) kemarin atas prakarsa Karang Taruna Kecamatan Lubuk Alung berkumpulah banyak tokoh hebat Lubuk Alung. Acara dengan tema; Lubuk Alung baiyo-iyo menyongsong Pilkada Padang Pariaman 2015 itu, tentunya ingin membuat sejarah baru. Masuk dalam pusaran politik kepala daerah, dengan mengajukan satu tokoh yang didukung secara bersama-sama.
Acara yang dipandu Sukri Umar itu cukup menarik perhatian banyak tokoh. Dan bahkan, semua yang hadir sangat setuju kalau Bupati/Wakil Bupati Padang Pariaman lima tahun kedepan berasal dari Lubuk Alung. "Kita punya sejumlah ketua partai besar. Mulai dari Ketua DPC Gerindra Happy Neldy, Ketua DPC Hanura Jalius Budhi, dan rencana Ketua DPD PAN H. Darmon," pancingan Sukri.
Memang, untuk sebuah kekuatan mengusung kepala daerah, PAN dan Hanura punya tiga kursi masing-masingnya di Padang Pariaman. Sedangkan Gerindra empat kursi, dan ditambah satu kursi dari PKPI yang saat ini diduduki Erfan Ganef, tokoh Lubuk Alung juga, sangat-sangat mungkin, dan malah lebih suaranya untuk mendukung calon bupati.
Prof. Duski Samad dan Prof. Maidir Harun Datuak Sinaro yang hadir dalam acara itu ikut memberikan pandangan yang menarik, tentang kehebatan Lubuk Alung itu sendiri. Baik dari segi SDA dan SDM-nya sekalipun. Begitu juga dengan AKPB Zainal, Azminur Kamal, Yulizar Yakub, Dr. Zainal Tuanku Mudo, Jaya Isman Datuak Gadang, Bostavidia dan tokoh lainnya. Lubuk Alung sebagai etalasenya Padang Pariaman tidak salah. "Kita jangan terbuai oleh tokoh yang baru muncul, tanpa adanya bukti perbuatannya ditengah masyarakat," kata dia.
Sebagai langkah awal untuk mengkolaborasikan tokoh masyarakat dengan tokoh politik, Dasril yang sempat jadi Cawabup pada Pilkada 2010 sangat mengapresiasi acara tersebut. "Ada dua jalur yang bisa ditempuh. Kalau tak lewat partai politik, jadi calon bupati bisa dan boleh lewat independen. Dan dua-duanya sangat terbuka peluang," sebut politikus PKS ini.
Darmon, tokoh Lubuk Alung yang terpilih dan akan dilantik jadi anggota DPRD Sumbar malah ingin yang nomor satu menjadi donatur, kalau ada tokoh Lubuk Alung yang akan maju nantinya. "Jadi donatur bisa lewat uang, bisa lewat dukungan partai politik, atau bisa juga dukungan untuk menambah suara," sambung Jalius Budhi.
Untuk menuntaskan kesepakan Lubuk Alung dalam meraih mimpi BA 1/5 F itu, para tokoh yang hadir itu menyetujui dibetuk Pokja Tim Penjaringan Aspirasi Anak Nagari Lubuk Alung, yang terdiri dari Bagindo Ruswan Tanjung, Rahmat Tuanku Sulaiman, Sukri Umar, Dr. Irwandi Sulin, Hilman H, Landi Efendi, dan Tuanku Damanhuri. Tim ini akan bekerja menghimpun para tokoh yang akan maju. Tentunya secara profesional. Dan pertemuan berikutnya akan merapatkan barisan dengan masyarakat Batang Anai dan Sintuak Toboh Gadang atau di Dapil IV. (525)
--------------------------------------------------------------

Pilkada 2015
Indra Khaidir Didorong Untuk Jadi Bupati Padang Pariaman

Padang Pariaman--Nama Indra Khaidir semakin melambung saja di ranah politik Padang Pariaman. Tokoh muda Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis yang kini mengabdi di Universitas Bung Hatta (UBH) Padang ini dinilai layak dan pantas menjadi calon bupati daerah itu.
Memang, kesuksesan mahasiswa UBH yang melakukan KKN di Padang Pariaman dan daerah lainnya, tidak terlepas dari peran-serta Indra Khaidir. Dialah pembina, sampai sekalian mempertemukan calon intelektual itu dengan tokoh masyarakat, dan bupati di tempat mereka ber KKN. Hal demikian, tentu tidak terlepas dari ketokohan Indra Khaidir di kampungnya sendiri, Padang Pariaman.
Dia bisa berkomunikasi dengan semua pihak. Sampai saat ini Indra Khaidir masih berstatus sebagai Tim Ahli Anggota DPR RI asal Sumbar; Dalimi Abdullah. Baginya, gagasan bagaimana Padang Pariaman kedepan yang lebih baik, adalah mimpi yang terus dikembangkannya lewat tangan mahasiswa yang diasuhnya.
"Dari banyak nagari yang saya kunjungi di Padang Pariaman, memang cukup banyak dukungan dan meminta saya untuk maju. Tapi itu semua belum saya jawab. Apalagi Pilkada masih setahun lagi. Sebagai orang yang pernah mencaleg pada 2009 lalu untuk DPR RI, saya memang banyak kenal dan dekat dengan masyarakat, dan kedekatan itu terus berlanjut hingga saat sekarang," kata dia.
Indra Khaidir menyampaikan terima kasihnya kepada semua tokoh masyarakat yang telah dengan ikhlas menyuruh dia maju dalam Pilkada tahun depan. "Yang jelas, kita fokus dulu dengan agenda saat ini. Ikut memajukan Padang Pariaman dengan selalu menempatkan mahasiswa untuk ber KKN di daerah ini," ungkapnya. (525)

Enam Walinagari di Kecamatan Patamuan Diserahterimakan

Patamuan--Bupati Padang Pariaman yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Erman, Selasa (5/6), memimpin serahterima jabatan enam Penjabat Walinagari kepada Walinagari terpilih, di aula Kantor Camat Patamuan.
Walinagari terpilih yang diserahterimakan tersebut, telah dilantik pada 31 Mei lalu secara serentak oleh Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, di Aula IKK Kantor Bupati, di Parit Malintang.
Keenam jabatan Walinagari yang diserahkanterimakan oleh Penjabat Walinagari itu, Pj. Walinagari Sungai Durian dari Elpisar kepada Walinagari terpilih Zulkarnedi, Kampuang Tanjuang Koto Mambang Sungai Durian dari Pj. Yoserizal kepada Walinagari terpilih Khairunas.
Kemudian Nagari Tandikat dari Pj. Walinagari Zahidin Bakri kepada Walinagari terpilih Saharuddin, Tandikek Selatan dari Pj. Syofian kepada Walinagari terpilih Maryono. Selanjutnya Tandikek Utara dari Pj. Syamsunar kepada walinagari terpilih Sabar. Sedangkan Saparijon sebelumnya Pj. Walinagari Tandikek Barat diserahterimakan Kepada Walinagari terpilih Syafruddin.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Erman minta kepada walinagari baru untuk segera melakukan konsolidasi dengan perangkat nagari. Karena sudah banyak tugas yang sudah menanti yang harus dikerjakan.
“Untuk itu jalinlah kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat nagari, sehingga seluruh program pembangunan yang sudah direncanakan dapat diselesaikan tepat waktu,” ungkap mantan Camat Batang Anai tersebut.
Kepada Pj. Walinagari, kata Erman, diucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya. Karena telah sukses mengemban amanah yang dipercayakan Pemkab Padang Pariaman dalam memimpin nagari di kecamatan Patamuan. 
“Tugas bapak dan ibu Pj. Walinagari sudah selesai dengan suksesnya melaksanakan program pembangunan dan sukses melaksanakan pemilihan walinagari secara badunsanak,” tambahnya.
Sementara itu tokoh masyarakat Patamuan, Ali Idris mengucapkan apresiasi kepada Pemkab Padang Pariaman. Dengan adanya pemekaran nagari, pelayanan kepada masyarakat sudah semakin dekat.
“Kalau dulu hanya tiga pemerintahan nagari di Kecamatan Patamuan. Dengan adanya adanya pemekaran nagari, kini jumlah pemerintah nagari bertambah menjadi enam," ulasnya.
Untuk itu, dia berharap kepada Walinagari yang baru dilantik dan diserahterimakan untuk dapat melaksanakan amanah masyarakat ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga Kecamatan Patamuan ke depannya bisa dibangun sejajar dengan kecamatan lainnya di daerah ini.
Serahterima jabatan enam Walinagari yang berlangsung meriah tersebut juga dihadiri Camat Patamuan, Imran Rafei, Kapolsek, Danramil serta Kepala UPT di wilayah kecamatan Patamuan. (501)

Melalui Nuzul Quran PMII STIT SB Pariaman Ingin Dekat dengan Masyarakat

Pariaman--Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang istimewa sepanjang tahun. Banyak hikmah dan kebaikan yang dilimpahkan oleh Allah Swt. selama bulan Ramadhan. Sehingga bagi orang yang mengetahui hikmah tersebut, berharap bulan Ramadhan tersebut terus berlanjut pada bulan berikutnya.
Demikian diungkapkan Sekretaris Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Buharnuddin Pariaman Poni Irwanto Tuanku Bagindo Mangkuto, Selasa (5/6) malam dalam ceramah Nuzul Quran, di Surau Rumbio, Desa Toboh Palabah, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman.
Menurut Poni Irwanto, di antara hikmah bulan suci Ramadhan adalah pahala amal saleh yang dilipatgandakan oleh Allah Swt. ”Di bulan Ramadhan Alquran pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Dosa-dosa diampuni dan pintu surga dibukakan,” kata Poni Irwanto Tuanku Bagindo Mangkuto, alumni Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur, VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman ini.
Dengan peringatan Nuzul Alquran ini, kata Poni, mari kita tingkatkan membaca Alquran. Membaca Alqur’an meski sudah mendapatkan pahala, hendaknya juga diiringi dengan membaca terjemahan atau tafsirnya sehingga semakin memantapakan pemahaman terhadap kandungan Alquran. Kalau belum bisa membacanya, mari belajar. Minimal mendengarkan orang yang membaca Alquran.
Ketua PK PMII STIT Syekh Burhanuddin Pariaman Rahmat Illahi menyebutkan, Nuzul Quran PK PMII STIT SB Pariaman diawali dengan buka bersama dengan jemaah surau Rumbio. Dengan buka bersama dan peringatan Nuzul Quran ini, PMII ingin lebih dekat dengan masyarakat melalui silaturrahmi di bulan Ramadhan. Sedangkan tema yang diangkat, melalui peringatan Nuzul Qur’an Ramadhan 1439 H, mari kita gunakan sebagai muhasabah diri untuk menjadi insan Qurani.
Kepala Desa Toboh Palabah, Sudirman Harun menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa PK PMII STIT SB Pariaman yang sudah menyelenggarakan kegiatan buka bersama dan Nuzul Quran di surau Rumbio bersama jemaah.
“Kegiatan peringatan Nuzul Qur’an ini perlu dilakukan setiap tahunnya. Sehingga dapat meningkatkan keimanan dan keyakinan terhadap Alqur’an tersebut. Alhamdulillah di surau Rumbio ini sudah ada TPA yang mendidik anak-anak pandai mengaji membaca Alquran,” kata Sudirman.
Dikatakan Sudirman, hendaknya para orang tua membawa anak-anaknya ke surau menghadiri acara ini. Pengalaman masa kecil dibawa orangtua ke surau, setidaknya menjadi kenangan seumur hidup bahwa mereka sering diajak orangtuanya ke surau. Biarlah sampai di surau mereka sedikit mengganggu kenyamanan.
“Jika kelak sudah dewasa merantau, selalu teringat untuk datang lagi ke surau. Bahkan menjadi orang berbuat maksiat pun setelah dewasa, di hari tuanya mereka kembali ke surau. Karena masa kecilnya sering diajak orangtuanya ke surau,” katanya.
Sebelum ceramah Nuzul Qur’an, PMII STIT SB menyerahkan sumbangan Alquran kepada pengurus Surau Rumbio Toboh Palabah. Tampak hadir Penerima mandate PMII Pariaman Armaidi Tanjung, Ketua PC PMII Pariaman Rizka Adilla dan mantan Ketua PMII Pariaman Masrizal. (501)

Lewat DD Nagari Salibutan Pembangunan Talud Bukik Apik dan Irigasi Lubuak Munti Selesai

Lubuk Alung--Sebuah pembangunan talud di Bukik Apik, Korong Kampuang Alai, dan Irigasi Lubuak Munti di Nagari Salibutan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman selesai dikerjakan. Diharapkan, dua pembangunan fisik yang bersumber dari Dana Desa (DD) tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Talud yang bertujuan untuk penahan jalan agar tidak lagi longsor memakan anggaran sebesar Rp53 juta lebih, dengan panjangnya 21,80 meter," kata Ilman Hadi, Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Nagari Salibutan yang sekaligus Kaur Pembangunan di pemerintahan nagari setempat.
Katanya, dibangunnya talud di lokasi ini, karena sudah pernah longsor, dan itu memakan separoh jalan utama di nagari ini. "Dengan kekuatan talud ini, insya Allah sudah bisa menahan hantaman longsor atau jalan terban, misalnya," ulasnya.
Kepada Singgalang, Rabu (6/6) Ilman Hadi bersama Ketua Bamus Salibutan, Amir Husin dan sejumlah anggota Bamus lainnya sengaja mengekspos kegiatan yang telah selesai dikerjakan. "Pembangunan Irigasi Lubuak Munti yang juga baru selesai, itu dananya mencapai Rp67 juta lebih, dengan panjangnya 106,7 meter.
Selain itu, ungkapnya lagi, lewat DD tahun ini juga akan dibangun jalan rabat beton di Kampuang Alai, rehab irigasi di Lipek Pageh, peningkatan jalan Sawah Gaduang juga di Lipek Pageh.
Berikutnya, pembangunan WC umum juga di Lipek Pageh, pembangunan Irigasi Gamaran dan Irigasi Sakayan Pandan di Lubuak Munti, dan pengadaan seperangkat alat kesenian tambua tassa. "Banyaknya pembangunan dan perbaikan irigasi, tak lain lantaran mayoritas kehidupan masyarakat Salibutan bersumber dari sawah. Tahun ini lebih Rp800 juta DD untuk Salibutan," ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan jalan yang rancak, irigasi yang sehat tentu akan berdampak langsung pada arus perekonomian masyarakat yang paling mendasar. "Dengan jalan rabat beton, akan memudahkan pengangkutan hasil pertanian keluar dari lahan, yang langsung dijemput oleh kendaraan," ujarnya.
Ketua Bamus Amir Husin sengaja mengajak sejumlah anggotanya ke lapangan, ingin melihat hasil yang dikerjakan TPK tersebut. "Alhamdulillah, pengerjaan ini banyak juga tambahan swadayanya dari volume yang ditetapkan. Tentu hal ini dampak dari DD itu sendiri, dari, oleh dan untuk masyarakat," kata dia.
"Ada puluhan hektare sawah masyarakat di Lubuak Munti yang akan dialiri oleh irigasi yang sebentar lagi difungsikan ini," sebut Amir Husin. (501)

Sertijab di Lubuk Alung Sembilan Walinagari Dihadapkan dengan Banyak Persoalan

Lubuk Alung--Pasca dilantik Kamis lalu, sembilan Walinagari di Kecamatan Lubuk Alung, Selasa (6/6) kemarin ikuti prosesi serah terima jabatan, dari Pejabat Walinagari yang menjabat selama beberapa bulan sebelumnya.
Sembilan walinagari yang serah terima jabatan itu, Nagari Lubuk dari Pejabat Walinaagri Devid ke Walinagari Hilman H, Pasie Laweh dari Pejabat Roni Abdillah ke S. Datuak Rajo Bulan, Pungguang Kasiak dari Mulyadi ke Dodi Marten.
Selanjutnya, Sikabu dari Hikmat ke Budi Saputro, Aie Tajun dari Purna Irwan ke Syahribul Rahmat, Balah Hilia dari Nasrizal ke Syafruddin, Sungai Abang dari Amril Us ke Ichwan Boestami, Singguliang dari Irmanto ke Jusri Mansyah, dan Salibutan dari Zetra Ainil Fitri ke Jahidir.
Serah terima jabatan yang berlangsung di Kantor Camat Lubuk Alung langsung dipimpin Camat Ali Amri, dihadiri Wabup Suhatri Bur, dan sejumlah tokoh masyarakat dan diakhiri dengan buka puasa bersama.
Wabup Suhatri Bur mengucapkan selamat kepada sembilan Walinagari yang telah mengikuti serah terima jabatan demikian. "Langsung konsolidasi, mantapkan langkah untuk masa depan nagari masing-masing,' kata Suhatri Bur yang juga Ketua DPD PAN Padang Pariaman ini.
Suhatri Bur mengharapkan kepada Walinagari itu untuk langsung bekerja. Jangan berleha-leha, dan jangan terlalu larut dengan eforia. Waktu pelaksanaan pekerjaan tinggal enam bulan efektif. "Tugas berat menanti di pundak masing-masing walinagari karena anggaran tahun 2018 tinggal enam bulan lagi," ujarnya.
Wabup juga mengingatkan agar penggunaan DD dan ADN secara transparan, akuntabel karena banyak lembaga pemeriksa yang mengawasi termasuk LSM, media massa dan masyarakat. "Semua mata mengawasi pekerjaan Walinagari. Ada Kepolisian, Kejaksaan, BPK, BPKP, Inspektorat, DPMD, LSM dan masyarakat," katanya lagi.
"Butuh kerjasama dan peran serta seluruh masyarakat agar dapat memaksimalkan dana nagari dengan bertanggungjawab," katanya mengajak. Wabup juga mengingatkan Walinagari untuk terus menggiatkan gotong royong, karena gotong royong di Padang Pariaman sudah menjadi rujukan atau contoh di Sumatera Barat.
Menurutnya, Lubuk Alung sebuah kecamatan yang punya banyak persoalan. Sebagai masyarakat heterogen, tentunya banyak persoalan itu sebuah dinamika. Tinggal bagaimana para walinagari bersama semua pihak saling bekerjasama menuntaskan persoalan yang patut untuk diselesaikan. (501)