Minggu, 28 Juli 2019

Ibuk Dekan Itu Terkejut Katanya Toboh Ketek Kaya Tanaman Singkong, Kok Tidak Ada Makananannya

Enam Lingkung--Di tengah rintik-rintik hujan, para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang itu secara mendadak meninggalkan kegiatannya menyelesaikan bangunan taman di Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Dari lokasi pembuatan taman, mereka lekas pergi ke posko yang berjarak sekitar 100 meter, menyambut kedatangan Dekan Fakultas Hukum Unitas, Nurlinda Yenti yang Sabtu (27/7) sore itu melakukan monitoring ke posko KKN kelompok I.
Setelah melihat sejumlah dokumentasi kegiatan, sambil ditemani makanan dan minuman di teras rumah warga setempat yang jadi posko KKN kelompok I, Nurlinda Yenti menanyakan progres kegiatan, dan kendala selama melakukan tugas KKN. Sesuai jumlah kelompok mahasiswa yang tergabung dalam kelompok I, maka satu-persatu perwakilan Fakultas Ekonomi, Pertanian dan Hukum menjelaskan secara ringkas kegiatan yang telah mereka laksanakan di tengah masyarakat Simpang Tigo.
Begitu juga Ketua Kelompok I Haris, juga diminta menyampaikan seputar kegiatan dan tanggungjawabnya sebagai pimpinan dalam kelompok demikian. "Lho, mana makanan yang terbuat dari Singkong? Katanya Toboh Ketek Nagari yang kaya akan tanaman Singkong atau ubi," kata Nurlinda Yenti berseloroh kepada mahasiswa, lantaran makanan ringan yang terhidang tak satupun produk makanan hasil nagari itu.
Tentunya, mahasiswa itu terdiam sejenak. Sebab, di awal kedatangan Nurlinda Yenti mahasiswa ini banyak bercerita soal kripik singkong atau sanjai yang diolah oleh masyarakat Simpang Tigo, tetapi belum begitu populer. Begitu juga makanan lainnya, seperti tapai yang rasanya enak, tetapi juga belum mampu jadi produk makanan terkenal, seperti layaknya makanan ringan keluaran Kritine Hakim dan lainnya.
"Saya minta mahasiswa menyampiakan kegiatannya selama KKN. Sesuai ndak dengan apa yang telah disebarkan lewat media massa dan media sosial," ujar Nurlinda Yenti. Kadang-kadang, katanya, berita itu pandai-pandai tukang buatnya saja, dan malah banyak yang berseberangan dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Sebagai Dekan Fakultas Hukum Unitas Padang yang sekaligus Tim Monitoring KKN, Nurlinda Yenti telah mengamati apa yang dilakukan mahasiswanya selama KKN di tengah masyarakat. "Ya, bagus itu. Perbanyak saja penyebaran kegiatan lewat media sosial dan juga media massa, baik cetak maupun elektronika dan online," sebutnya.
Nurlinda Yenti minta mahasiswa yang tergabung dalam kelompok I ini untuk melakukan pendalaman seputar adat salingka nagari. "Coba cari informasinya kepada niniak mamak dan tokoh masyarakat, soal perlakuan bagi masyarakat yang melakukan perbuatan zina, misalnya. Tapi jangan menuduh. Gali saja apa kebijakan hukum adat atau kelaziman yang berlaku di nagari ini," kata Nurlinda Yenti.
Dan bahan demikian, katanya, sangat menarik. Hukum perbuatan itu tidak berlaku sama di antara nagari yang satu dengan nagari lainnya. Itulah yang disebut dengan adat salingka nagari. Bisa saja dalam nagari itu diberlakukan denda sekian zak semen. Atau mereka dibuang sepanjang adat.
"Apalagi Toboh Ketek terkenal dengan nagari yang relegius. Kuat dengan nilai-nilai adat dan agama. Malah Kecamatan Enam Lingkung juga disebut sebagai kampungnya santri di Kabupaten Padang Pariaman, saking banyaknya pondok pesantren," ujar dia. (501)

Sabtu, 27 Juli 2019

Pemnag Lareh Nan Panjang Sungai Sariak Bangkitkan Wisata Relegius

VII Koto--Pemerintahan Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak membangkitkan kembali lokasi wisata relegius, punya sejarah panjang bagi kalangan ulama dan masyarakat Kecamatan VII Koto Sungai Sariak lama di Korong Sungai Langkok. Yakni renovasi total los basafa di komplek makam Ibrahim Tanbezo, seorang tokoh yang dulunya ikut berperan mendirikan Masjid Raya Lubuak Bareh pada 1727 M bersama Syekh Burhanuddin.
"Sebelum masyarakat ke Ulakan pergi basafa, itu basafa dulu ke Sungai Langkok Dalam ini," kata Agus Datuak Malano Kayo, tokoh masyarakat Sungai Langkok, Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, Minggu (28/7).
Sebab, kata dia, Ibrahim Tanbezo ini menurut cerita yang tua-tua dulunya adalah kawan karib Syekh Burhanuddin. Ibrahim ini yang sering membawa Syekh Burhanuddin ke Sungai sariak dari Ulakan. Diperkirakan makam Ibrahim Tanbezo ini sudah ada sejak 1800 M an. Dia dianggap tokoh peletak pondasi dasar agama Islam di Kecamnatan VII Koto Sungai Sariak lama (Padang sago dan Patamuan) ini.
Menurutnya, masyarakat tahu sebelum Masjid Raya Lubuak Bareh berdiri, itu pelaksanaan Shalat Jumat di Surau Simauang, atas anjuran Ibrahim Tanbezo dan Syekh Burhanuddin. "Tak heran, sejak dulu, komplek makam Ibrahim Tanbezo ini selalu digunakan untuk basafa bagi urang siak yang ada di VII Koto lama ini sebelum mereka ke Ulakan," ungkapnya.
Dulu, katanya lagi, sebelum los ini dibuatkan ada bangunan surau di sebelah kanan makam. Namun, sekarang surau itu tak lagi ada. Bila hujan datang pada saat basafa, masyarakat berlarian ke surau itu. Saking banyaknya masyarakat yang ikut basafa, surau pun tak muat menampung masyartakat yang berteduh. Sedangkan hujan terus turun. Nah, menurut cerita yang tua-tua dulu, masyarakat yang memilih bertahan di komplek makam itu terlihat tidak basah oleh air hujan.
Walinagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, H. Agus Salim Rasyid merasa terpanggil untuk membangkitkan sejarah panjang tersebut. "Tahun ini kita alokasikan dana desa sebesar Rp10 juta lebih untuk renovasi los ini. Sebab, melihat kondisi atap dan kayu penyangga atap sudah banyak yang lapuk dimakan usia," kata dia.
Satu hal yang telah hilang di komplek ini, kata Agus Salim Rasyid, tidak ada lagi Pangulu Pasar Sungai Sariak yang menyumbang seekor sapi setiap musim basafa. "Dulu, jatah Pangulu itu seekor sapi untuk disebembelih dan dimakan bersama pada saat basafa berlangsung. Tentunya, hal ini perlu kita kaji kembali agar semangat untuk menghidupkan lokasi wisata relegius ini kembali bergema," ungkapnya.
"Di tahun-tahun mendatang kita juga akan bangun jalan yang memadai ke lokasi makam ini, agar bisa masuk kendaraan. Sebab, saat ini masih menggunakan pematang sawah, sehingga menuju lokasi harus berjalan kaki," kata dia. (501)

Agar Tidak Menimbulkan Fitnah Mahasiswa Harus Hati-Hati Menyebarkan Wacana di Medsos

Ulakan--Mahasiswa harus hati-hati dalam penyebaran wacana di media sosial sehingga tidak menyesatkan pemikiran orang lain. Wacana yang menyesatkan akan membawa dampak negatif terhadap masyarakat. Makin luas jangkauan penyebaran wacana tersebut, maka makin luas pula pengaruh penyesatan yang muncul dari wacana yang menyesatkan.
Demikian diungkapkan Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Padang Pariaman Armaidi Tanjung, Jumat (27/2) malam di Ulakan, di hadapan peserta Pelatihan Kader Dasar (PKD) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dilaksanakan PC PMII Kabupaten Padang Pariaman.  Menurut Armaidi Tanjung, penyebaran hoaks yang bertendensi politik, agama maupun menyudutkan kelompok tertentu diproduksi oleh kalangan yang memiliki ilmu pengetahuan. Artinya, orang yang menyebarkan hoaks bukanlah orang bodoh.
“Mahasiswa sebagai kalangan intelektual yang tengah menimba ilmu pengetahuan di perguruan tinggi jangan mudah menyebarkan wacana dari media sosial maupun situs-situs yang tidak jelas penanggungjawabnya. Karena wacana yang hoaks maupun fitnah, jika disebarkan berarti turut mendukung penyebaran wacana hoaks dan fitnah tersebut,” kata Armaidi Tanjung yang tampil memberikan materi bertemakan, Analisis Wacana, Pengelolaan Opini dan Gerakan Massa.
Dikatakan Armaidi Tanjung, mahasiswa harusnya banyak membaca buku sehingga memiliki wawasan yang lebih luas. Mahasiswa yang malas membaca cenderung copypaste dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Apalagi di era internet, mahasiswa dengan gampang meng-copypaste tanpa mau menganalisis dan mengkoreksi terhadap apa yang sudah dicopypaste. Mahasiswa yang copypaste mengakibatkan kurangnya daya analisis dan kritisnya dalam melihat sesuatu wacana yang berkembang di masyarakat.
“Jika dikaitkan dengan perintah agama Islam, maka aktivitas membaca merupakan ayat pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. dari Malaikat Jibril. Bacalah, demikian ayat pertama yang diturunkan ke Nabi Muhammad Saw. Ayat ini harusnya menjadi motivasi utama bagi mahasiswa untuk membaca,” tutur Armaidi Tanjung.
Menurut Armaidi Tanjung, banyak orang Islam yang mengakui Nabinya Nabi Muhammad Saw. Setiap hari menyebut namanya dalam shalat. Tetapi tidak mau mengenal dan memahami sosok Nabi Muhammad Saw. Kita yang hidup 14 abad setelah masa Nabi Muhammad Saw, tidak bertemu langsung. Bagaimana cara mengenal dan memahami sosok Nabi tersebut. Jawabannya adalah membaca buku/kitab biografi Nabi tersebut.
“Pertanyaannya, apakah sudah pernah membaca biografi tersebut yang tebalnya kurang lebih 300 hingga 400 halaman. Kalau belum, bagaimana kita paham dengan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. tersebut. Jadi tidak heran sekarang yang mengakui Islam, tapi membenci dan menghina orang non-Islam, bahkan sesama Islam pun saling caci maki. Termasuk bunuh-bunuhan yang mengatasnamakan agama,” tutur Armaidi Tanjung.
Armaidi Tanjung mengajak peserta PKD yang semuanya mahasiswa untuk mulai membiasakan aktivitas membaca. Karena dengan membaca membuka cakrawala berpikir, berkomunikasi dengan para pemikir dan tokoh masa lalu. “Kalaupun masih ada rasa malas, harus mulai dilawan dengan aktivitas membaca. Tumbuhkan rasa ingin tahu dan ingin memperoleh manfaat dari aktivitas membaca tersebut,” tutur Armaidi mengakhiri. (501) 

Dinilai Tim Kementerian KWT Mama Ceria Wakili Padang Pariaman

Enam Lingkung--Wabup Suhatri Bur sambut tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup RI yang melakukan penilaian Program Kampung Iklim (ProKlim) pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mama Ceria, Korong Ringan-Ringan, Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Jumat (26/7).
Turut hadir bersama Wabup, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (LHKPP) Yuniswan, Camat Enam Lingkung Rustam, Walinagari Pakandangan, Forkompinca Enam Lingkung dan tokoh masyarakat Enam Lingkung. Wabup Suhatri Bur menyampaikan rasa senang dan bangganya terhadap KWT Mama Ceria yang berhasil masuk dalam tahap penilaian tingkat Sumbar.
"Saya susah lama kenal dan mengikuti kiprah KWT Mama Ceria ini. Saya ingat tanggal pendiriannya, yaitu 29 Juli 2016. Selama ini saya melihat seluruh anggota KWT ini sangat paham dengan program dan kegiatan KWT yang sangat bermanfaat bagi masing-masing anggota dan keluarganya," jelas Wabup yang juga putra asli Pakandangan.
Harapan kita semua, sambung Suhatri Bur, atas nama Padang Pariaman, tertumpang harapan kepada semua anggota tim untuk dapat melakukan penilaian dengan sebaik-baiknya dan seobyektif mungkin agar KWT Mama Ceria dapat penilaian yang maksimal dan bisa terus memberikan yang terbaik untuk Padang Pariaman.
"Kepada KWT Mama Ceria, setelah tim melakukan penilaian, jangan sampai merasa sudah selesai, lalu aktivasnya kemudian berhenti. Tujuan akhir kita tidak sampai di sini saja, selanjutnya tugas kita adalah menjaga dan terus meningkatkan kinerja KWT Mama Ceria pada masa-masa mendatang agar tetap selalu eksis dan dikenal masyarakat banyak," kata dia.
Erwin Meirifansyah, Verifikator Balai Kementerian Lingkungan Hidup RI yang bertindak sebagai Ketua Tim Penilai terlihat senang dengan capaian yang telah diraih KWT Mama Ceria dan berharap dapat meningkatkan prestasinya di masa mendatang. "Kegiatan penilaian ProKlim ini akan kami laksanakan sesuai berkas yang telah bapak/ibu laporkan, dan semuanya pada hari ini dicheck langsung ke lapangan," ucap Erwin.
Sementara itu, Nurkusuma Dewi, Ketua KWT Mama Ceria menceritakan sepak terjang KWT yang dipimpinnya hingga saat ini. Nurkusuma memaparkan prestasi KWT Mama Ceria yang dipimpinnya, antara lain juara III Kelompok Petani Teladan Padang Pariaman dan juara 1 Ternak Berprestasi Sumatera Barat.
"Sebelum KWT ini berdiri, masyarakat Korong Ringan-Ringan memasok sayuran dari Padang Panjang. Saat musibah gempa 2009, pasokan sayur dari Padang Panjang sempat terhenti karena akses serta kondisi yang tidak memungkinkan. Dari sini saya bersama kawan-kawan mengambil pelajaran dan berinisiatif untuk mendirikan KWT Mama Ceria," kisah Nurkusuma.
Alhamdulillah, katanya, setelah KWT Mama Ceria berdiri semua kebutuhan anggota dan masyarakat dapat terpenuhi dan juga bisa menjadi penghasilan tambahan bagi semua yang tergabung dalam kelompok ini," ujarnya. (501)

Sentra IKM Coklat Perwujudan Kemandirian IKM Padang Pariaman

Padang Pariaman--Guna percepatan pembangunan Sentra IKM Coklat, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni melakukan koordinasi langsung dan sekaligus melaporkan pelaksanaan kegiatan pembangunannyta kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI, Gati Wibawaningsih di ruangan kerjanya di Jakarta, Kamis (25/7) lalu.
Gati didampingi Sekretaris Dirjen IKMA Eddy Siswanto beserta staf teknis Kementerian Perindustrian RI menerima Bupati Ali Mukhni yang didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu dan Peridustrian (DPMPTP) Rudy Repenaldi Rilis, dan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) M. Fadhly.
Pertemuan itu merupakan sebagai bentuk keseriusan Bupati Ali Mukhni dalam membangun Sentra IKM Coklat yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian dengan memanfaatkan tanah Pemkab Padang Pariaman di Malibou Anai, Nagari Guguak, Kecamatan 2 x 11 Kayutanam.
DAK pembangunan Sentra IKM Coklat dibagi menjadi tiga tahap dimana pada tahun 2019 ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp15,5 miliar. Ali Mukhni menyebutkan, pada tahun ini telah dialokasikan melalui DAK tahun 2019 sebesar Rp15,5 miliar dan berharap kelanjutan pembangunan Sentra IKM Coklat ini pada tahun depan.
"Kita berterima kasih atas bantuan ini, tentunya dengan adanya Sentra IKM Coklat industri Coklat di Padang Pariaman semakin menggeliat," jelas bupati yang baru saja menerima penghargaan Kabupaten Layak Anak tersebut di Kota Makassar. Keberadaan Sentra IKM Coklat sejalan dengan ditetapkannya Kabupaten Padang Pariaman sebagai Sentra Kakao Indonesia untuk wilayah Sumatera bagian Barat yang dicanangkan oleh Wakil Presiden RI Yusuf Kalla tahun 2006 lalu.
Selain itu keberadaan Sentra IKM Coklat di Malibou Anai tentunya menjadi daya tarik tersendiri, karena pesona alam yang begitu indah yang dipadukan dengan udara sejuk akan menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung sambil menikmati produk makanan dan minuman berbahan coklat. "Di lokasi sentra tersebut selain pabrik dan rumah promosi juga ada kebun kakao percontohan di atas lahan 5 hektare sehingga di lokasi tersebut akan terbentuk agrowisata Malibou Anai," jelas Ali Mukni bersemangat.
Gati Wibawaningsih memberikan apresiasi kepada Bupati Ali Mukhni yang memiliki semangat kuat dalam membangun Sentra IKM Coklat dalam mewujudkan kemandirian IKM di Padang Pariaman. "Kalau seperti ini semua kepala daerah bekerja, saya semakin gampang ini pak bupati," tutur Gati tersenyum senang.
Dirjen IKMA juga menyesalkan terhadap beberapa daerah yang kurang serius dalam melaksanakan kegiatan yang bersumber dari DAK sehingga banyak progres kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan perencanaan.
Sesdirjen Eddy Siswanto menyampaikan harapannya kepada Bupati Ali Mukhni agar tahun 2020 nanti kegiatan Sentra IKM Coklat sudah dapat beroperasi walaupun pembangunan belum terlaksana 100%. "Sistem pengelolaan sentra, penetapan IKM dan mekanisme manjadi hal yang mendesak diatur agar Sentra IKM Coklat ini dapat berjalan sebagaimana mestinya," terang Eddy.
Menjawab harapan Sesjen IKMA, Rudy Rilis menjelaskan 10 IKM yang beroperasi pada sentra tersebut yang ke seluruhannya adalah bergerak dalam membuat produk berbahan coklat. (501)

Kamis, 25 Juli 2019

Jalan Lingkungan Selesai Masyarakat Kampuang Alai tak Lagi Melewati Pematang Sawah

Lubuk Alung--Sebanyak Rp108 juta lebih anggaran dana desa Nagari Salibutan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman di salurkan untuk pembangunan jalan lingkungan di Korong Kampuang Alai. Pembuatan jalan rabat beton sepanjang 81 meter itu selesai hari ini, Jumat (27/7). Dikerjakan langsung oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) nagari setempat.
Walinagari Salibutan Lubuk Alung Jahidir menyebutkan, pembangunan jalan rabat beton ini sesuai keinginan masyarakat Kampuang Alai yang selama ini hanya menggunakan pematang sawah untuk ke rumahnya dari jalan lintas Salibutan - Pasie Laweh. "Alhamdulillah, berkat kerjasama yang baik, kendaraan masyarakat sudah bisa langsung ke rumahnya," kata Jahidir.
"Anggaran pembangunan ini berasal dari dana desa tahun ini, yang dikerjakan langsung oleh anak Nagari Salibutan Lubuk Alung," ungkapnya.
Yang namanya jalan lingkungan, kata Jahidir, ya jalan itu tidak menghubungkan korong yang satu dengan korong lainnya. Hanya di Korong Kampuang Alai saja. Sebagian besar rumah masyarakat berada di munggu sawah, yang kalau ke rumah dan keluar dari rumah harus melewati pematang sawah.
Bila musim hujan lebat, lanjut Jahidir, air dari irigasi melipah dan menggenangi pematang sawah demikian, dan tentunya susah untuk dilewati. "Ada puluhan rumah masyarakat di bagian munggu itu yang harus kita berdayakan. Salah satunya yang paling krusial adalah pembuatan jalan rabat beton ini," ulas dia.
Menurut Jahidir, pembuatan jalan rabat beton lingkungan ini merupakan perdananya kegiatan yang dikelola nagari selesainya. Dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang sedang dan akan berjalan di Salibutan. Bersama Bamus Nagari Salibutan, Jahidir memastikan pengerjaan jalan itu sesuai petunjuk tekhnisnya.
"Dari awal pengerjaan, kita memang telah minta TPK untuk melakukan pekerjaannya sesuai petunjuk. Jangan sampai ada pengurangan volume. Sebab, pembangunan ini dari, oleh dan untuk kita semua," kata Jahidir. (501)

Raih Penghargaan KLA Padang Pariaman Berkomitmen Meningkatkan Pemenuhan Hak Anak

Padang Pariaman--Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyerahkan penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) yang diterima langsung Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni. Penghargaan diberikan bertepatan dengan Peringatan Hari Anak Nasional yang dipusatkan di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa (23/7).
"Alhamdulillah, prestasi tingkat nasional kembali kita raih. Ini tentu berkat kerja keras dan kerjasama seluruh pihak. Penghargaan ini kita persembahkan untuk masyarakat Padang Pariaman," kata Ali Mukhni didampingi Kepala Bidang Perlindungan Anak Arosi Febri Yenti.
Ke depan, orang nomor satu di Padang Pariaman ini berkomitmen untuk meningkatkan pemenuhan hak anak di segala bidang. Seperti ruang bermain ramah anak, Puskesmas ramah anak, kecamatan dan nagari ramah anak. Kemudian juga melibatkan forum anak dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan, kebencanaan dan lainnya.
Bupati Ali Mukhni mengapresiasi kerja keras seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Forkopimda, instansi vertikal, perangkat kecamatan, forum anak, nagari, media, LSM, dunia usaha dan lainnya yang berkomitmen mendukung Padang Pariaman untuk meraih penghargaan KLA ini.
"Pemerintah daerah bersama DPRD berkomitmen mewujudkan KLA dan mendukung keberadaan forum anak sebagai pelopor dan pelapor," kata Ali Mukhni.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Hendra Aswara mengatakan, pencapaian penghargaan KLA tahun ini atas dukungan dari seluruh stakeholders dan masyarakat. Bahkan pemerintah nagari telah fokus dalam pemenuhan hak anak dan melibatkan forum anak dalam pembangunan dan sosial kemasyarakatan.
Dijelaskannya, bahwa penilaian terhadap lima kluster untuk memenuhi kebutuhan hak anak. Yaitu kluster hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan dasar dan perlindungan khusus. “Tim verifikasi lapangan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memuji komitmen Bupati Ali Mukhni sehingga meraih KLA," tambahnya. (501)

DPRD Limapuluh Kota Apresiasi Inovasi Disdukcapil Padang Pariaman

Padang Pariaman--Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menerima kunjungan Pansus I DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dalam rangka pengkajian Peraturan Daerah (Perda) tentang administrasi kependudukan dan inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan.
Acara yang dihadiri oleh Ketua dan anggota Pansus serta sekretariat DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dan Dinas Dukcapil Kabupaten Limapuluh Kota itu berlangsung di Prisma Room Disdukcapil Padang Pariaman.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Pansus I DPRD Kabupaten Limapuluh Kota menyampaikan maksud kunjungannya, yaitu dalam rangka mendalami materi Perda yang mengacu kepada undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, dimana Kabupaten Limapuluh Kota sedang dalam proses penyesuaian Perda dengan undang-undang ini. Pelaksanaan pelayanan secara gratis dan beberapa hal terkait perubahan baru dibahas dalam pertemuan ini.
Kepala Dinas Dukcapil Padang Pariaman Muhammad Fadhly menjelaskan, proses perjalanan perubahan Perda di Kabupaten Padang Pariaman. Selain itu, beberapa inovasi terkini dari Disdukcapil juga dipaparkan guna mendukung pelaksanaan pelayanan stelsel aktif yang diamanatkan oleh undang-undang yang baru dan harus tercantum dalam Perda yang baru. Inovasi seperti layanan mobile, kadoku KTP-el, Alpa Beta, Si Bimo, Si Preti, Bu Papri, Layanan Tamasya, Satria, Laman Ceria dan Inovasi-inovasi lainnya yang bersifat layanan langsung dan layanan teknologi.
DPRD Kabupaten Limapuluh Kota mengapresiasi banyak inovasi yang dilakukan Disdukcapil Padang Pariaman. "Inovasinya unik dan jelas memberikan kemudahan kepada masyarakat. Selain itu, aplikasi berbasis teknologi informasi dari dinas ini dapat dicontoh untuk mendukung kemudahan pelayanan. Kami akan ajukan MoU untuk replikasi inovasi," jelas Ketua Pansus dan salah satu anggota Pansusu I, Aida dari Partai Demokrat.
Sebagaimana diketahui, bahwa Kabupaten Padang Pariaman yang mendapatkan Innovative Government Award 2018 dari Menteri Dalam Negeri juga turut diperkuat oleh inovasi-inovasi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 28 inovasi dari dinas ini memberikan kontribusi terhadap perubahan pelayanan di Kabupaten Padang Pariaman.
Inovasi dan perubahan tersebut dapat diakses pada website resmi Disdukcapil Padang Pariaman dan media sosial resmi milik dinas ini.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Muhammad Fadhly menjelaskan bahwa pencapaian target kinerja semua level pada Dinas Dukcapil Padang Pariaman dilakukan melalui cara-cara baru yang dikemas dalam inovasi dengan memberikan branding yang menarik. Diharapkan inovasi ini terus dikembangkan kualitasnya dimasa yang akan datang. (501)

Senin, 22 Juli 2019

Dinsos P3A Padang Pariaman Validkan Data Penerima Bansos

Padang Pariaman--Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Padang Pariaman, Hendra Aswara melakukan verifikasi dan validasi Basis Data Terpadu (BDT) penerima bantuan sosial. Seluruh penerima Bansos didata berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berkolaborasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Artinya, seluruh warga yang masuk dalam BDT akan diketahui bantuan apa saja yang telah diterima, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan non tunai, JKN-KIS, dan lainnya. Bantuan bisa bersumber APBN, APBD provinsi dan kabupaten, CSR dan perantau.
    “Permasalahan bantuan sosial adalah terkait validasi data yang belum sinkron. Contohnya, nama dan NIK tidak sesuai, ada yang sudah pindah, ada yang sudah sejahtera dan bahkan ada yang sudah meninggal dunia. Data ini akan menjadi acuan sebagai penerima Bansos ke depan,” kata Hendra.
    Guna memvalidasi data penerima Bansos, tambah Hendra, telah diluncurkan inovasi terbaru dalam Sistim Informasi Penanganan Kemiskinan (SI Penangkis). Aplikasi ini dibuat oleh Disdukcapil dengan memanfaatkan elemen data yang ada pada KTP elektronik.
    Data penerima Bansos ini, kata Hendra, dapat diakses dimana saja dan kapan saja sebagai komitmen daerah dalam keterbukaan informasi publik. Bahkan masyarakat juga bisa membuat pengaduan apabila warga yang dirasa sudah sejahtera namun masih menerima bantuan.
    “Aplikasi ini yang pertama di Sumbar, sebagai kolaborasi Dinsos dan Disdukcapil sesuai arahan Bupati Ali Mukhni yang bertujuan agar data penerima Bansos tercatat secara akurat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kita hadirkan Zulhari sebagai narasumber dari Disdukcapil," ujar mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perindustrian ini.
    Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Emri Nurman mengatakan, aplikasi SI Penangkis akan dilakukan penginputan data secara bertahap per kecamatan. Adapun penginputan data melibatkan 20 orang operator yang terdiri dari staf Dinsos dan pendamping PKH.
    "Data yang diinput sangat banyak, seperti 37 ribu KK untuk BDT, 17 ribu KK penerima PKH, 19 ribu KK penerima BPNT dan lainnya. Kita targetkan tahun ini sudah tuntas," ujar Emri. (501)

Puluhan Anak-anak Simpang Tigo Belajar Bersama Mahasiswa KKN Unitas

Enam Lingkung---Kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek, Kabupaten Padang Pariaman menjadi kesenangan tersendiri bagi puluhan anak-anak kampung itu. Anak-anak sekolah, mulai dari tingkat TK hingga SMP memanfaatkan posko mahasiswa itu sebagai ajang mengulang pelajaran dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya di sekolah.
    "Hampir tiap malam, sehabis Magrib anak-anak ini ngumpul di teras rumah ini. Mereka ada yang belajar dan ada pula yang melakukan tugas pekerjaan rumah," kata Sela Safitri, Sekretaris Kelompok I KKN Universitas Tamansiswa Padang. Sela Safitri bersama mahasiswa lainnya dengan senang hati juga memberikan perhatian yang cukup bagi kelancaran pelajaran anak-anak tersebut.
    Lain halnya dengan Tika. Mahasiswa ini acap memberikan tugas kepada anak-anak kelas empat SD. "Kita kasih soal apa yang jadi mata pelajarannya. Lalu dijawabnya secara tertulis pula, dan akhirnya kita beri nilai. Mereka senang dan ingin terus belajar di posko ini," ujar Tika.
    "Kalau pelajar SMP ada dua tiga orang yang selalu datang sehabis Magrib. Itu umumnya mereka menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang diberikan gurunya saat di sekolah," sebut Tika.
    Menurut Tika, puluhan anak-anak ini dihadapi oleh semua kawan-kawan mahasiswa yang ada di posko. "Kita yang di kelompok I ini ada 19 orang. Bila malam, tidak semua yang ada di posko. Maka, kawan-kawan yang setia di posko selalu memanfaatkan waktunya bersama anak-anak demikian," ungkapnya.
    Dari 19 orang kelompok I itu, katanya lagi, adalah dari Jurusan Hukum, Ekonomi, Pertanian/Peternakan, dan Matematika. "Kita selalu bersama menjalankan tugas dan kewajiban selama ber-KKN di Simpang Tigo, Toboh Ketek ini. Termasuk juga soal makan minum di posko juga dilakukan secara bersama," ulas dia.
    Katanya lagi, anak-anak sekolah tidak hanya malam hari ngumpulnya di posko. Siang juga sering. Tetapi belajar bersama, ya malam saja dilakukan bersama anak-anak tersebut. "Yang paling mengasyikan itu, sebagian dari anak-anak itu ada pula yang ikut orangtua," kata Tika.
    "Yang jelas, di antara kita sam-sama belajar di sini. Kita yang tengah ber-KKN juga sedang belajar. Nah, di sinilah letak pentingnya nilai-nilai kebersamaan. Kita yang kurang mengerti, bisa dialihkan ke kawan mahasiswa lainnya. Di samping itu, kita juga menanamkan kepada anak demikian pentingnya melanjutkan pendidikan," ujarnya. (501)

Minggu, 21 Juli 2019

Baksos Adhyaksa di Puskesmas Ulakan Tapakis Membludak

Ulakan--Hari kedua pelaksanaan Bakti Sosial keluarga besar Adhyaksa (Kajati Sumbar dan Kajari Pariaman) di Puskesmas Ulakan Tapakis dipadati masyarakat yang ingin berobat gratis.
Hari pertama dilaksanakan, Rabu (17/7) di Puskesmas Patamuan dihadiri Bupati Ali Mukhni. Hari kedua giliran Wakil Bupati Suhatri Bur yang hadir bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar Priyanto, beserta seluruh jajarannya, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday, Kepala Kejaksaan Negeri Pariaman Efrianto dan Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Padang Pariaman serta masyarakat dan pasien Puskesmas.
Baksos keluarga besar Adhyaksa itu merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke-59 dan HUT Ikatan Adhyaksa Dharma Karini ke-19 tahun 2019 di Kabupaten Padang Pariaman.
Wabup Suhatri Bur mengatakan, bahwa kegiatan Baksos dalam rangka HUT Adhyaksa bisa dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat di dua kecamatan khususnya dan Padang Pariaman umumnya. "Antusiasnya masyarakat yang hadir merupakan dampak positif langsung dari kegiatan ini. Diperkirakan ada 300 peserta yang mengikuti Baksos ini," ujarnya senang.
Wabup Suhatri Bur mengucapkan terima kasih banyak atas perhatian Kajati Sumbar terhadap kesehatan masyarakat Padang Pariaman, khususnya masyarakat Ulakan. "Terima kasih kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar beserta jajaran yang telah hadir dan melaksanakan kegiatan bakti sosial di bidang kesehatan ini. Kami bangga, Kajati menunjuk daerah ini sebagai lokasi bakti sosial dalam memperingati Hari Adhyaksa ke-59 dan HUT Ikatan Adhyaksa Dharma Karini ke-19," ujarnya.
Sebelum acara usai, seluruh tamu yang hadir melihat langsung pelayanan Puskesmas yang bersih, rapi dan tertib dalam melayani pasien dan menyerahkan bingkisan untuk pasien yang mengikuti Baksos. Usai acara Baksos di Puskesmas Ulakan Tapakis, rombongan langsung menuju RSUD Padang Pariaman yang terletak di Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung.
Di RSUD Padang Pariaman rombongan melakukan silaturahim bersama pasien sekaligus meresmikan ruangan Operatie Kamer (OK) serta penandatanganan komitmen bersama oleh Kajati Sumbar, Wakil Bupati Padang Pariaman, Kadis Kesehatan Provinsi Sumbar dan Direktur RSUD Padang Pariaman terkait dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. (501)

Kemasan Bagus Promosi Diperbanyak Kunci Keberhasilan Usaha Makanan

Enam Lingkung--Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung adalah salah satu nagari di Kabupaten Padang Pariaman yang banyak menghasilkan tanaman ubi kayu. Tak heran, berbagai jenis makanan yang terbuat dari ubi kayu ini keluar dari nagari yang terletak di bagian barat ibu kota kabupaten, Parit Malintang tersebut.
Sebagai nagari yang terletak di ketinggian, ubi kayu Toboh Ketek terbilang subur dan rancak. Seperti makanan ringan yang diolah Sanjai Putri, itu mayoritas ubi kayu nagari itu sendiri. Ada kripik balado, sanjai biasa, dan lainnya. Sanjai Putri beroperasi sejak beberapa tahun belakangan di Korong Simpang Tigo.
Ketua Tim Penggerak PKK Nagari Toboh Ketek, Syuryani menjelaskan, hampir di seluruh korong yang ada di nagari ini, ibu-ibunya membuat olahan makanan dari ubi kayu. Kalau di Simpang Tigo ada Sanjai Putri, di Tanjung Beringin ada makanan tapai juga terbuat dari ubi kayu. Tapai-nya enak dan besar-besar.
"Sayangnya produk ini belum bisa bersaing di luar sana. Kalaupun ada yang dibawa ke luar nagari ini, itu mayoritas yang membawa anak nagari ini yang tinggal di perantauan," ujarnya, Sabtu (20/7), dalam acara pertemuan bulanan PKK nagari di aula Kantor Walinagari setempat, bersama mahasiswa kelompok I KKN UNitas, Padang yang sekalian menjalankan programnya.
Syuryani berharap banyak kepada mahasiswa Unitas Padang yang tengah melakukan KKN di nagari ini untuk bisa memberikan yang terbaik, terutama soal pemasaran produk usaha kecil menengah hasil olahan buah ubi kayu ini. "Mahasiswa adalah calon intelektual yang kaya akan teori. Sedangkan masyartakat kampung hanya berpraktek secara alami, tidak ditunjang dengan ilmu dan pengetahuan. Jadi, ini perlu kita kombinasikan, agar buah tangan dari Toboh Ketek bisa menasional pula," ungkapnya.
Hesti Mayasari, Dosen Pembibing Lapangan (DPL) KKN Kelompok I Unitas menyebutkan, kunci keberhasilan dalam pemasaran itu, adalah tampil beda dari usaha lainnya. "Banyak usaha kecil berkembang saat ini, lantaran mereka menggunakan istilah yang nyeleneh, terdengar asing di kalangan banyak orang," ujarnya.
Kemudian, katanya, yang tak kalah penting itu adalah memanfaatkan media. "Sebagian besar konsumen membeli produk lewat online. Artinya, orang semakin banyak bersilancar di dunia maya, mencari keinginannya. Untuk itu, ibu-ibu pengusaha kecil dan menengah di nagari ini, manfaatkanlah mahasiswa dalam mengakses pasar pada media tersebut," harapnya.
Dia melihat, hasil olahan makanan ringan di Toboh Ketek tidak kalah enaknya dengan makanan ringan ternama di luar sana. "Banyak cara yang harus dilakukan, agar usaha kita bisa maju dan berkembang. Apalagi hasil bumi Toboh Ketek berupa makanan dari ubi kayu ini lumayan bagus. Tinggal bagi kita melakukan kemasan, dan mencari peluang yang terus melaju di media," katanya. (501)

Mari Wujudkan Kandang Bersih Ternak Sehat Pula

Enam Lingkung--Penyakit menular pada hewan dapat disebabkan mikro organisme bakteri, virus, parasit, rickettsia, chlamidia, prion. Sedangkan penyakit tidak menular pada umumnya disebabkan oleh gangguan yang bersifat fisiologis dan gangguan individual yang disebut dengan penyakit metabolik.
Marzuki Hendra, Winda Simanjuntak dan Wahyudi, tiga mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa (UNitas) yang tergabung dalam kelompok I KKN Unitas menyampaikan hal itu pada pertemuan bulanan PKK Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sabtu (19/7) di aula Kantor Nagari setempat.
Menurut mereka, pengendalian penyakit hewan (diseases control), adalah upaya mencegah timbulnya peanyakit, yaitu mengurangi interaksi antara hospest agen (penyebab penyakit) sampai pada tingkat dimana hanya sedikit hewan yang terinfeksi. Kemudian upaya pemberantasan penyakit hewan (diseases eradication) untuk mengeliminasi agen penyakit dari suatu wilayah.
"Ternak dikatakan sehat apabila memiliki status atau kondisi bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular, bebas dari penyakit zoonosis, tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen," katanya.
Mereka menyebutkan, hewan sehat juga dimulai dari bersih dan sehat pula lingkungan atau kandangnya. "Kondisi kandang ini yang paling susah membersihkannya oleh sebagian besar masyarakat perkampungan. Padahal, kandang yang bersih membuat ternak di dalamnya jadi sehat pula," ungkapnya.
Marzuki menyebutkan, ukuran keberhasilan pengendalian penyakit diukur dari banyak tidaknya jumlah ternak yang sakit. Angka kematian (mortalitas), diukur atau diamati oleh banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami kematian. Angka kecelakaan atau kasus yang terjadi misalnya patah tulang, jatuh dan lain sebagainya.
Katanya lagi, manajemen pengendalian penyakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan faktor zooteknik dan manajemen usaha ternak secara umum. Masalah-masalah kesehatan yang sering dihadapi pada usaha peternakan domba; kematian neonatal. Kejadian diperkirakan rata-rata 35 persen sehingga mengurangi keuntungan. (501)

Diserahkan Langsung oleh Presiden Joko Widodo Padang Pariaman Raih Penghargaan KLA 2019

Padang Pariaman--Kabupaten Padang Pariaman dipastikan meraih penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2019 dari Pemerintah Pusat. Penghargaan yang ditujukan kepada Bupati Padang Pariaman berdasarkan surat dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI nomor B-855/KPP-PA/D.IV/Sesdep/07/2019 Tanggal 17 Juli 2019 Tentang Penghargaan KLA Tahun 2019
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Hendra Aswara di ruang kerjanya, Pariaman, Jumat (18/7). "Benar sekali. Kita sudah terima surat dari Kemen PPPA, bahwa Kabupaten Padang Pariaman raih KLA tahun ini. Bapak Bupati insha Allah akan hadir langsung menerima penghargaan dari Presiden," kata Hendra.
Penghargaan ini, kata Hendra, dipersembahkan untuk masyarakat Padang Pariaman dengan seluruh pemangku kepentingan. Berkat upaya maksimal dalam pemenuhan indikator kabupaten layak anak.
Kabid Perlindungan Anak Arosi Febri Yenti mengatakan, bahwa penilaian KLA tahun ini dukungan dari seluruh stakeholders dan masyarakat. Bahkan pemerintah nagari telah fokus dalam pemenuhan hak anak dan melibatkan forum anak dalam pembangunan dan sosial kemasyarakatan.
Dijelaskannya, bahwa penilaian terhadap lima kluster untuk memenuhi kebutuhan hak anak. Yaitu kluster hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan dasar dan perlindungan khusus. “Kita sudah dinilai terhadap lima kluster tersebut dan hasilnya sangat memuaskan sehingga meraih KLA," tambahnya.
Terpisah, Bupati Ali Mukhni mengapresiasi kerja keras seluruh Organisasi Perangkat Daerah, Forkopimda, Instansi Vertikal, Perangkat Kecamatan, Nagari, Media, LSM, Dunia Usaha dan lainnya yang berkomitmen mendukung KLA. "Ini prestasi membanggakan daerah dan kita persembahkan untuk masyarakat sebagai bukti kepedulian terhadap masa depan anak-anak kita," ujar bupati yang digadang-gadang menjadi Gubernur Sumbar itu.
Penyerahan penghargaan bagi kabupaten dan kota layak anak diserahkan pada tanggal 23 Juli ini di Makassar, Sulawesi Selatan sekaligus peringatan Hari Anak Nasional yang akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. (501)

Sabtu, 20 Juli 2019

Parit Malintang Jadi Contoh Pengembangan Pisang Cavendish

Parit Malintang--Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa Padang yang tergabung dalam kelompok VII menggelar sosialisasi upaya peningkatan petani melalui pengenalan budidaya pisang cavendish, di Korong Pauah, Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Jumat (19/7) lalu.
Ketua Kelompok VII Muhammad Albana bersama Sutan Yardi menyebutkan, Korong Pauah ini punya lahan pertanian yang cukup menjanjijan untuk segala macam jenis pertanian. Hanya pisang cavendish yang belum ada di nagari ini. Pisang yang punya nilai ekspor ini patut dikembangkan, agar perekonomian masyarakat kampung meningkat.
Walinagari Parit Malintang, H. Syamsuardi bersama Sekretaris-nya, Satriadi berharap banyak pada pembudidayaan tanaman demikian. "Ini memang pertanian baru di Parit Malintang. Pemerintahan nagari mendukung penuh. Semoga upaya ini menjadi titik kemajuan dunia pertanian di nagari," kata dia.
Sementara Hadi Irpandi, alumni Universitas Tamansiswa yang jadi narasumber dalam acara itu menyampaikan, pisang cavendish adalah salah satu dari jenis buah hortikultura. Secara sekilas pisang ini mempunyai kemiripan dengan pisang lokal yang ada di Indonesia, yakni pisang ambon, rasanya yang manis sedikit asam, daging buahnya berwarna putih kekuningan dan terasa lembut di lidah. Budidaya pisang cavendish juga terbilang mudah.
Pisang cavendish kaya akan mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat. Dengan kelebihannya, pisang cavendish banyak dicari masyarakat sehingga menjadi sebuah peluang usaha budidaya pisang cavendsih baik itu untuk pemasaran buah pisangnya, atau jual beli bibit pisang cavendish. "Pisang cavendish memiliki ciri yang khas di dalam bentuk morfologinya dengan tinggi batangnya 2,5 sampai 3 meter, panjang tandannya 60 sampai 100 centi meter, berat tandannya rata-rata 15-30 kilogram, 9 sampai 13 sisir setiap tandannya, setiap sisir ada sekitar 12 sampai 22 buah, untuk waktu panennya membutuhkan sekitar 12 sampai 13 bulan," katanya.
Menurutnya, syarat tumbuh pisang cavendish secara optimal dengan memakai media tanah kayu humus dan tanah liat berpasir. Bisa bertahan pada pH 4,5 hingga 7,5. Kelembapan tanah 60% sampai 70%. Suhu yang bagus untuk pertumbuhan 27°C sampai 30 °C. Curah hujan yang bagus 200 sampai 250 mm dengan 2 bulan masa kering. Tumbuh dengan maksimal pada ketinggian lebih dari 1600 meter diatas permukaan laut. Bisa tumbuh di iklim tropis dan subtropis.
"Pisang ini bisa diperbanyak dengan cara vegetatif, yakni mengambil bagian pada induk dalam hal ini tunas anakan. Calon anakannya mempunyai tinggi minimal 1 meter sampai 1,5 meter dan lebarnya 15 cm sampai 20 cm. Ambilah calon anakan dari induk yang buahnya sehat dan bagus. Berikan perawatan dengan membuat sanitasi yang baiik untuk bibit sebelum ditanam dengan diberi insektisida dosisnya 0,5 sampai 1 %, kurang lebih selama 10 hingga 15 menit, lalu dikeringkan selam 1 sampai 2 jam supaya luka di calon bibit dari hasil pemotongan menjadi kering. Ini berguna supaya terhindar dari penyebaran hama dan juga penyakit yang menyerang calon bibit pisang," ujarnya. (501)

Peredaran Narkoba di Padang Pariaman Berada di Level Tinggi

Padang Pariaman--Kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan menyimpang dari norma-norma yang ada di tengah masyarakat. Demikian dikatakan AKP Gunawan Wibisono, Kasat Binmas Polres Padang Pariaman yang didampingi Kabag OPS, Kompol Amral dan Kabag Satbinmas, IPTU Dasril dan beberapa anggota lainnya, saat memberikan materi untuk kegiatan wajib dilaksanakan Kelompok II, KKN Tamansiswa, di Korong Parik Pontong, Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Sabtu (20/7) malam.
AKP Gunawan Wibisono yang menyampaikan materi tentang kenakalan remaja menyebutkan, untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja harus diawali dari dalam rumah. Figur orangtua merupakan contoh yang paling baik dalam membangun rumah tangga yang nyaman. "Jadikanlah rumah tangga se nyaman mungkin bagi remaja sehingga mereka tidak mencari jalan penyaluran di luar," kata Gunawan.
Jadi, kata Gunawan Wibisono, orangtua wajib mengawasi pergaulan anak-anak di lingkungannya. Selain tentang kenakalan remaja, pemateri Polres Padang Pariaman ini juga menyinggung berbagai hal negatif akibat kenakalan remaja, masa depan yang suram mendatangkan rasa malu terhadap keluarga.
Namun, Gunawan mengingatkan masyarakat Parik Pontong, diperlukan orangtua yang bijak dalam membimbing anak remajanya, dan jangan terlalu dikekang sehingga anak di dalam rumah tangga merasa serba salah. "Beri mereka kebebasan dalam berkreatif, namun selalu diawasi," kata Gunawan Wibisono.
Sementara, pemateri kedua, IPTU Dasril yang menyampaikan materi penyalahgunaan narkoba mengatakan, saat ini peredaran narkoba di Padang Pariaman  berada pada level tinggi di bandingkan dengan daerah lain. Oleh sebab itu sangat diharapkan kerjasam semua tingkat pimpinan fungsional di tengah masyarakat sehingga peredaran narkoba yang sudah sampai ke pedesaan ini perlu menjadi tanggung jawab semua.
Saat ini , kata Dasril, di wilayah hukum Polres Padang Parian terjadi 34 kasus baik pengedar maupun pemakaian narkoba. Menurut Dasril, kasus narkoba terjadi di kalangan generasi muda, yang pada gilirannya akan merusak masa depannya. Kalau hal ini dibiarkan akan terjadi "lost geration" terputusnya pase keberlanjutan kepemimpinan bangsa ini.
Dijelaskan Dasril, narkoba akan merusak mental generasi muda, pada hal generasi muda adalah harapan masa yang akan datang. (501)

Bupati Teken MoU dengan BPN dan DJP Penerimaan Pajak di Padang Pariaman Belum Optimal

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni teken nota kesepahaman/kesepakatan bersama dengan Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Sumatera Barat, Sudaryanto dan Plh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumbar-Jambi, Muhammad Asraf, Kamis (18/7) di aula Istana Gubernur Sumbar, Padang.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Saut Situmorang, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan 18 Bupati/Walikota se Sumbar serta pejabat eselon 2, 3 di lingkungan Pemprov Sumbar dan Pemkab/Pemko se Sumbar dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak daerah dan pengelolaan barang milik daerah.
Bupati Ali Mukhni usai penandatangan menjelaskan, tujuan dirinya ikut menandatangani nota kesepahaman dengan BPN dan DJP adalah karena selama ini memang penerimaan pajak daerah belum optimal sehingga PAD masih belum memenuhi harapan. Sementara pengelolaan barang milik daerah selama ini selalu menjadi catatan dan rekomendasi BPK untuk diperhatikan.
"Kita sangat mendukung MoU ini karena memang kedua hal penting itu selalu menjadi permasalahan di Padang Pariaman. Kita berterima kasih sekali kepada KPK yang mengkoordinir upaya positif ini untuk membantu mengoptimalkan penerimaan pajak daerah dan memberikan kepastian pengelolaan dan pendataan aset-aset daerah," ujarnya senang.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam sambutannya mengatakan, MoU dengan BPN dan DJP sangat membantu memberikan kepastian pengelolaan dan pendataan aset-aset daerah. “MOU ini merupakan salah satu upaya preventif agar pemerintah daerah tidak terjerumus dalam tindakan koruptif,” ujar Irwan.
Sementara itu, Wakil Ketua KPK RI Saut Situmorang menjelaskan, membangun koordinasi dengan pemerintah daerah merupakan salah satu upaya KPK untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi, termasuk melakukan monitor penyelenggaraan pemerintahan. "Dengan adanya MOU ini pemasukan daerah akan semakin meningkat dan segala bentuk korupsi akan dapat ditekan di daerah Sumatera Barat," pungkasnya. (501)

Kamis, 18 Juli 2019

Pesantren Sudah Jadi Tujuan Pendidikan Santri Harus Terdepan Melawan Narkoba dan LGBT

Enam Lingkung--Narkoba telah merambahi semua komponen masyarakat. Hanya kelompok santri yang belum terdengar terlibat barang terlarang yang merusak masa depan anak bangsa tersebut. Kenapa demikian? Santri selalu diajarkan nilai-nilai luhur dan akhlakul kharimah. Untuk itu, santri diharapkan mampu jadi kelompok terdepan yang melakukan perlawanan terhadap hal itu.
A. Damanhuri, mahasiswa kelompok I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang menyampaikan hal itu, Selasa lalu di Pondok Pesantren Darul Ikhlas, Batang Kapecong, Korong Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Menurut dia, pendidikan pesantren kini bukan lagi dianggap sebagai pelarian. Para orantua anak dan masyarakat telah menjadikan pesantren sebagai tujuan kelanjutan pendidikan anaknya.
Lihatlah, lanjutnya, betapa lembaga pesantren saat ini jadi serbuan orangtua anak dalam melanjutkan pendidikan. Sebut saja pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan yang tiap tahun nyaris menolak santri lantaran kuota penuh atau daya tampung tak lagi sanggup saking banyaknya santri yang akan mondok.
Damanhuri bersama seluruh mahasiswa KKN kelompok I yang hadir dalam wirid rutin di pesantren Pimpinan H. Suhaili Tuanku Mudo ini menjelaskan, kemajuan zaman tak pelak lagi membuat perubahan begitu kencang melanda sisi kehidupan masyarakat. Namun, apa yang terjadi saat ini adalah gambaran peristiwa masa lampau.
"Contoh, maraknya Lebian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) adalah peristiwa yang sangat penomenal zaman dulu. Dulu, ketika zaman Nabi Lut, terkenal perempuan kawin dengan perempuan, dan laki-laki juga kawin dengan laki-laki. Dan Allah Swt marah, membalikkan bumi, sehingga kaum Nabi Lut hancur dan punah," ungkapnya.
Hanya saja, kata Damanhuri, namanya dipercantik. Sekarang yang trend itu LGBT. Orang merugikan negara disebut korupsi dan perbuatan buruk lainnya yang namanya dikesankan 'indah'. "Santri yang saban hari bergelud dengan kitab kuning, kajian berbagai problematika kehidupan masyarakat harus jadi terdepan melawan yang namanya narkoba, LGBT dan perbuatan lainnya," sebutnya.
Damanhuri mengajak keluarga besar Pesantren Darul Ikhlas untuk bersama-sama memberikan yang terbaik di tengah masyarakat Toboh Ketek. "Kita lebih satu bulan melakukan KKN di Simpang Tigo ini. Sebanyak 19 orang dari Fakultas Hukum, Ekonomi, Pertanian dan Matematika. Kita mohon bantuan. Sebab, masyarakat lebih mahir berladang dan bersawah, lebih pandai dengan tatanan sosial kemasyarakatan atau yang lebih dikenal dengan tatanan adat salingka nagari," sebutnya.
Pimpinan Pesantren Darul Ikhlas Suhaili Tuanku Mudo menyambut baik apa yang dilakukan mahasiswa KKN. "Mari kita sama-sama menyebarkan nilai-nilai luhur yang pernah berkembang dulunya. Sebagai masyarakat yang terus berkembang, jelas berbagai persoalan juga melilit kehidupan masyarakat," katanya.
"Kuncinya, kita harus banyak bersyukur. Kalau kita hitung nikmat Tuhan, sungguh tak akan sanggup kita untuk menghitungnya. Untuk itu perbanyaklah bersyukur, mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa," harapnya. (501)

Sekda Padang Pariaman Lepas Keberangkatan 303 JCH

Parit Malintang--Sekretaris Daerah Kabupaen Padang Pariaman H. Jonpriadi melepas secara resmi 303 Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter 16 Embarkasi Padang asal Padang Pariaman, Kamis (18/7) di Hall Kantor Bupati, Parit Malintang.
Turut Hadir Asisten Pemerintahan H. Idarussalam, Kepala Kantor Kementrian Agama Dr. H. Helmi, Kepala OPD, Camat, Walinagari di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman. Jonpriadi mengatakan, ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima bagi kaum muslimin yang sudah mampu, baik mampu fisiknya atau mampu biaya perjalanannya. Ibadah haji hendaknya dikerjakan dalam rangka untuk mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah SWT.
"Jangan sekali-kali kita berhaji itu hanya mencari popularitas, mencari gelar, agar dipanggil Pak Haji atau Bu Haji atau hanya mencari keuntungan yang besar baik untuk dijadikan bisnis atau yang lainnya," ujarnya. Dia yakin, bahwa para JCH melakukan ibadah haji ini tidak karena supaya dipuji orang lain atau mencari harta kekayaan di Mekkah melainkan adanya dorongan iman dan rasa taqwa yang sudah terhunjam dari dalam lubuk hati serta terdorong oleh rasa syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rezeki yang telah diberikan.
Ia juga berharap, agar semua JCH selamat sampai tujuan dan selamat kembali ke tanah air serta terus menjaga kesehatan dan banyak mengkonsumsi makanan sehat didampingi dengan multivitamin.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Padang Pariaman Dr. H. Helmi melaporkan, JCH tahun 1440 H/2019 M berjumlah 303 dengan rincian 105 laki-laki dan 198 wanita yang terdiri dari 7 rombongan dengan Ketua Rombongan 1 Muhammad Yunan Udin Zen, Ketua Rombongan 2 Ridarmawan Abdul Razak, Ketua Rombongan 3 Muhammad Erizal Jaharuddin, Ketua Rombongan 4 Aziar Mukhran Buyung Kenek, Ketua Rombongan 5 Malik Abu Kasim, Ketua Rombongan 6 Asriel Naswar Nazar, Ketua Rombongan 7 Syahril Panjang Udin.
"Jamaah Padang Pariaman berangkat menuju tanah suci tergabung dalam Kloter 16 PDG dengan jadwal berangkat dari halaman kantor Bupati Padang Pariaman Sabtu ini paling lambat pukul 14.00 WIB dengan menggunakan armada bus sebanyak 7 buah," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pada tahun ini jamaah tertua bernama Jani Samah dengan usia 93 tahun yang berasal dari Sungai Geringging dan yang termuda bernama Asni Mardin dengan usia 26 tahun yang berasal dari IV Koto Aua Malintang. (501)

Kehadiran Hukum Memberikan Perlindungan pada Masyarakat

Parit Malintang--Sebagai negara hukum, maka ilmu hukum bersifat dinamis. Artinya, semua kompenon masyarakat bersentuhan dengan hukum, dan hukum itu sendiri hadir menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dulu, guru melakukan kekerasan terhadap anak didiknya dapat dukungan penuh dari orangtua anak. Sekarang jangan coba-coba. Akan berhadapan dengan hukum.
Poniman, pimpinan salah satu lembaga bantuan hukum di Kota Padang menyampaikan hal itu, Kamis (18/7) malam di Surau Gobah, Hilalang Gadang, Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, dalam acara sosialisasi hukum dan ekonomi yang gelar kelompok V mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas).
Menurut Poniman, hukum hadir di tengah masyarakat jelas memberikan perlindungan, rasa aman, dan menyentuh seluruh sisi kehidupan masyarakat. "Masyarakat perkampungan lazim selama ini tidak mau mensertifikatkan tanahnya, lantaran banyak dunsanak, karib kerabat yang saling terkait. Ini akan mudah dijerat oleh hukum. Jadi, perlu ada bukti hukum, seperti surat penguasaan lahan misalnya untuk sebidang tanah yang kita kuasai," kata dia.

Tak pernah mencatat laporan keuangan

Sementara, Dekan Fakultas Ekonomi Unitas Sepris Yonaldi mengajak masyarakat Hilalang Gadang yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari usaha mencetak batubata untuk selalu membukukan laporan keuangannya. "Kenapa pengusaha itu selalu merugi? Karena kencenderungan selama ini tak pernah mencatatkan laporan keuangan. Baik uang masuk apalagi uang keluar," kata Sepris Yonaldi.
Kepada mahasiswa calon sarjana yang tengah melakukan KKN, Sepris berharap banyak agar memanfaatkan waktu yang ada selama di tengah masyarakat. "Calon sarjana harus paham situasi dan kondisi masyarakat. Soal berusaha masyarakat telah lama makan asam garam. Namun, secara ilmu pengelolaan mungkin yang kurang. Di sinilah letak arti penting kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat," ungkapnya.
Sepris yang sudah lama berkecimpung dan mendampingi dunia usaha kecil menengah itu melihat, pengusaha di kampung-kampung nyaris tidak pernah melakukan pembukuan. Tidak pernah pula menghitung untung dan rugi, sehingga usahanya itu jalan di tempat dan mundur ke belakang. "Yang paling penting dalam pengelolaan usaha, adalah perhitungan yang matang, pembukuan yang jelas," ujarnya.
Hilman H, mahasiswa yang dituakan dalam kelompok V tersebut menyebutkan, narasumber yang didatangkannya sengaja orang yang ahli di bidangnya. "Alhamdulillah, kita akan buat momen untuk mendatangkan kedua narasumber ini. Untuk diketahui, Sepris Yonaldi banyak melakukan pendampingan usaha kecil menengah. Artinya, sudah sekian orang miskin yang jadi kaya olehnya," kata Hilman yang juga Walinagari Lubuk Alung ini.
Begitu juga Poniman, kata dia, banyak melakukan advokasi di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Dia orang Piaman yang sudah tak terhitung lagi menangani berbagai kasus hukum yang patut diamalkan ilmunya. (501)

Lawan Perilaku Buli dengan Memberikan Perhatian Lebih

Enam Lingkung--Kenakalan anak, pengurangan perilaku buli, dan pengontrolan penggunaan gadget. Tiga tema ini yang menjadi topik kegiatan kelompok I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang, di SD yang ada di lokasi KKN-nya, Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (16/7/2019).
Ketua kelompok I KKN Unitas, Haris Triananda bersama Wakil Ketua Fiki Darliem menyebutkan, kegiatan yang berbentuk sosialisasi dan ceramah ini adalah bagian dari program kawan-kawan yang tergabung dalam Prodi Ilmu Hukum. Namun, seluruh peserta KKN yang berjumlah 19 orang di kelompok ini tetap hadir semua, ikut berpartisipasi.
"Kita tahu, kenakalan anak saat ini mulai jadi perilaku yang membuat orangtua anak dan masyarakat jadi heboh dan tentunya merasa kesulitan menghadapinya," kata dia. Kenakalan anak ini, lanjutnya, adalah penyebab dari kurang perhatiannya orangtua dan keluarga kepada anaknya sendiri. Anak merasa bebas berkeliaran, sehingga banyak dapat tambahan "pelajaran buruk" dalam lingkungan.
Akibat kenakalan, kata Haris, anak lebih senang saling buli-membuli di antara sesamanya. Mereka dengan mudah dan entengnya mengucapkan kata-kata kotor ketika adu mulut sesama temannya, baik yang satu sekolah maupun dengan teman yang berlainan sekolah. "Pengontrolan guru jelas amat terbatas. Hanya selama anak berada di lingkungan atau jam seklolah. Sepeninggal itu, anak lebih banyak sama orangtua dan lingkungan," ungkap Haris.
"Sebagian besar waktu anak akan dihabiskan di lingkungannya. Bila lingkungan baik, maka perilaku anak akan cenderung baik dan elok. Tetapi, bila lingkungan buruk, maka rusaklah anak demikian. Jadi, kita perlu lingkungan yang aman, sehat dan berperilaku baik yang mencerminkan nilai-nilai ke-Minangkabau-an," ujarnya.
Haris mencermati, lingkungan Toboh Ketek secara luas mencerminkan nilai-nilai agama dan adat. Masjid-nya hidup. Begitu juga kegiatan keagamaan di surau-surau milik masyarakat selalu jadi cerminan masyarakat itu sendiri. "Kita ingin, semua anak-anak Toboh Ketek yang saat ini tengah menapaki pendidikan SD bisa jadi harapan segala-galanya. Mereka disiapkan untuk jadi pemimpin masyarakat, keluarga, tokoh masyarakat, dan lainnya sesuai spesialisasi yang dimilikinya setelah dewasa nantinya," sebut Haris.
Untuk ini, Haris dan seluruh mahasiswa yang tergabung dalam kelompok I KKN Unitas menghimbau dan mengajak orangtua anak untuk selalu memberikan perhatian yang tinggi. Jangan biarkan anak berperilaku buruk. Dan jangan gampang memberikan telepon pintar kepada anak yang masih SD ini. Sebab, kecaduan anak main games lewat HP akan membuat anak malas belajar, malas mengaji, dan lebih suka melawan orangtua dan gurunya.
"Mari kita lestarikan nilai-nilai luhur yang telah lama adanya di Toboh Ketek ini," himbaunya. Nilai luhur itu, kata dia, adanya wirid pengajian, jalannya adat istiadat di tengah masyarakat yang dikenal dengan adat salingka nagari, terjaganya rasa kebersamaan yang dicerminkan dengan adanya acara gotong royong bulanan yang dilakukan pemerintahan nagari.
Yang namanya sosialisasi untuk anak SD, sebut Haris, di samping memberikan pemahaman demikian, pihaknya juga memberikan hiburan segaligus. Seperti nyanyi bersama, menyuruh tampil ke depan bagi yang bisa nyanyi atau membaca dasar negara. "Bagi yang dapat, kita beri hadiah, sehingga mereka tidak bosan mendengarkan acara yang kita lakukan selama dua jam tersebut," ulas Haris. (501)

Rabu, 17 Juli 2019

Antisipasi Kenakalan Anak Kelompok I KKN Unitas Gelas Sosialisasi Bersama Anak SD

Enam Lingkung--Banyak hal yang telah dan akan dilakukan mahasiswa kelompok I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Tamansiswa Padang di Korong Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Kelompok yang berjumlah 19 orang dari Fakultas Hukum, Ekonomi, Pertanian/Peternakan, Matematika memulai kegiatan sejak 1 Juli lalu, untuk 40 hari sesuai petunjuk pelaksanaanya.
Ketua Kelompok I KKN Unitas Padang, Haris bersama rekan-rekannya menjelaskan, di samping melakukan program yang dibawa dari kampus, pihaknya juga ikut nimbrung bersama masyarakat yang langsung dikomandoi Walinagari Toboh Ketek, Mhd. Nasir Datuak Mangkudun. "Kita ikut gotong royong nagari yang di pusatkan di Simpang Tigo seminggu yang lalu. Dan kita juga bersosialisasi di Surau Batang Kapecong atau Pondok Pesantren Darul Ikhlas dalam pelaksanaan wirid masyarakat yang diadakan seminggu sekali," katanya.
"Selasa kemarin kita menggelar kegiatan antisipasi kenakalan anak di SD bersama murid kelas V dan VI serta majelis guru," ujarnya. Menurut Haris, kenakalan anak atau remaja saat ini memang sudah tiba pada tahap memprihatinkan, apalgi para orangtua anak. Kenakalan ini tentunya bagian dari pergeseran nilai-nilai yang terus terjadi dan berkembang di tengah masyarakat.
Dampak dari kenakalan anak, katanya, adalah narkoba, judi dan perbuatan terlarang lainnya akan dengan mudahnya hinggap dalam jiwa anak itu sendiri. "Di sinilah pentingnya nilai-nilai moral dan akhlakul kharimah kita tanamkan kepada anak. Mau tidak mau, yang anak-anak SD sekarang akan menjadi pelanjut kepemimpinan yang sedang berjalan saat ini," ulas dia.
Baik itu kepemimpinan formal, seperti walinagari, walikorong, dan terus ke atasnya. Maupun kepemimpinan informal dan non formal, seperti ketua pemuda, kapalo mudo, niniak mamak, cadiak pandai dan lainnya. "Nah, para pemimpin tersebut tentu punya dasar yang kuat sejak dari usia dini. Mereka harus diberikan pemahaman yang baik-baik, sehingga menjiwai pada jiwanya," ulas Haris.

Goro kecamatan

Walinagari Toboh Ketek Mhd. Nasir Datuak Mangkudun menjelaskan, bahwa nagari yang dia pimpin dapat jatah giliran gotong royong bulanan Kecamatan Enam Lingklung. "Kegiatan kali ini kita alokasikan di Korong Labuah. Namun, seluruh mahasiswa KKN Unitas yang ada di seluruh korong yang ada di Toboh Ketek kita ikutkan membersihkan jalan utama di Labuah ini," kata dia, Rabu (17/7) kemarin.
Nasir yang didampingi Camat Enam Lingkung Datuak Rustam menyebutkan, dipilihkan pelaksanaan goro hari kerja ini, adalah menghargai hari keluarga bagi seluruh masyarakat. "Yang namanya Sabtu dan Minggu itu hari libur. Artinya, hari yang dikhususkan untuk keluarga. Makanya goro kita lakukan Rabu kedua setiap bulan," sebutnya.
"Alhamdulillah, sejak awal masuk nagari ini, seluruh mahasiswa Unitas Padang selalu berbaur bersama masyarakat," katanya. Menurutnya, momen goro nagari dan kecamatan yang telah dilakukan berdampak cukup bagus bagi keindahan nagari. Di setiap lokasi strategis selalu dibuat taman yang indah, sehingga membuat orang lalu merasa senang," ungkapnya. (501)

Pemerintah Diminta Melakukan Inovasi Daerah

Parit Malintang--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni membuka kegiatan sosialisasi IGA (Inovative Goverment Award) dan tata cara penginputan data inovasi pada aplikasi IGA tahun 2019 di Hall Kantor Bupati di Parit Malintang, Selasa (17/7).
Turut hadir Wakil Bupati Suhatri Bur, Sekda Jonpriadi, Kepala OPD Walinagari dan ASN Pemkab di lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Sosialisasi yang diselenggarakan Bapelitbangda itu menghadirkan Kepala Bidang SDM Pusat Litbang Inovasi Daerah BPP Kemendagri, Jerry Walo, dan Kepala Sub Bidang Potensi Inovasi Daerah, Danang Binuko.
Bupati Ali Mukhni menjelaskan, kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk memajukan dan mensejahterakan daerah. "Melalui inovasi dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
"Di tengah keterbatasan sumber daya yang dimiliki, semua perangkat daerah dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyediakan pelayanan publik dan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat," katanya menambahkan. Bupati peraih Satya Lencana Pembangunan itu mengingatkan kepada peserta untuk mengikuti sosialisasi itu sampai selesai. Melalui pelaksanaan acara hari ini peserta dapat memgambil manfaat sehingga inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bupati dua periode itu memberi garansi bahwa setiap inovasi yang dihasilkan dan jika gagal dalam pelaksanaanya tidak akan berkonsekwensi hukum. "UU Pemerintahan Daerah telah mengaransi apabila inovasi yang ternyata gagal tidak akan dipidana, diperkuat lagi dengan PP Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah," papar Ali Mukhni lagi.
Berdasarkan regulasi yang ada, sambung Ali Mukhni lagi, Pemerintah Daerah diminta melakukan Inovasi Daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah dengan sasaran untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan dan peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing daerah.
Melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2018 tentang Pengukuran, Penilaian, dan Pemberian Penghargaan dan atau Insentif Inovasi Daerah maka pemerintah pusat juga akan memberikan penghargaan atau insentif bagi daerah yang dinilai sangat inovatif. "Untuk itu, dalam rangka percepatan penerapan inovasi daerah, maka kita perlu meningkatkan dan menumbuhkan ide-ide, kebijakan-kebijakan kreatif dan inovatif yang disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan serta kearifan lokal dalam menciptakan inovasi daerah secara berkesinambungan demi peningkatan daya saing daerah dan perbaikan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Apalagi kita termasuk 100 daerah di Indonesia yang diikutkan dalam Program Menuju 100 Smart City," tukuk Ali Mukhni.
Sejalan dengan itu, Jerry Walo yang bertindak sebagai narasumber mengatakan tahun 2018 lalu Kabupaten Padang Pariaman berhasil meraih peringkat ke-2 daerah terinovatif di tingkat nasional setelah Kabupaten Banyuwangi. Dia berharap Padang Pariaman dapat meningkat di tahun 2019 ini. "Penghargaan tersebut dapat diraih berkat kerjasama dan dukungan dari segenap unsur di lingkungan Pemerintah Daerah. Penghargaan yang telah diraih ini tentu tidak akan membuat kita berpuas diri. Justru kita harus bisa meningkatkannya lagi dimasa yang akan datang, karena daerah lain juga memacu diri untuk menjadi yang terinovatif di tingkat nasional," pungkasnya. (501)

Wabup Suhatri Bur Resmikan Polindes Sunua Barat

Nan Sabaris--Poliklinik Desa (Polindes) Nagari Sunua Barat telah selesai dibangun dan diresmikan pemanfaataannya oleh Wakil Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur didampingi Camat Nan Sabaris, Wirson, anggota DPRD, walinagari Sunua Barat, niniak mamak, alim ulama dan tokoh masyarakat, Senin (16/7).
Wabup Suhatri Bur menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Nagari Sunua Barat yang telah menganggarkan pembangunan Polindes dari APBNagari. "Atas nama Pemerintah Daerah, kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Nagari Sunua Barat yang telah menganggarkan pembangunan Polindes dalam anggaran tahun 2018 sebanyak Rp220 juta dan alhamdulillah bisa kita resmikan dimulainya pembangunannya hari ini," kata Suhatri Bur.
Wabup mengatakan, sepanjang informasi yang dia dapat, baru Nagari Sungai Barat yang mengalokasikan APBNagari untuk membangun Polindes.
"Polindes sangat dibutuhkan warga nagari yang jauh dari jangkauan Puskesmas dan Pemerintah Nagari Sunua Barat sangat memahami hal itu sehingga atas kesepakatan bersama masyarakat, disediakan anggaran untuk membangun Polindes. Ini patut dicontoh oleh nagari lain," kata dia.
Seluruh masyarakat Nagari Sunua Barat, kata Suhatri Bur melanjutkan, silakan datang langsung ke Polindes memeriksa kesehatannya, karena tujuan utama pembangunan Polindes ini adalah untuk memudahkan seluruh masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
"Usai Polindes ini diresmikan, paling penting untuk kita semua memaksimalkan fungsi Polindes dan menjaga fasilitas yang ada, agar semua yang kita harapkan terlaksana dengan baik," kata Suhatri Bur. (501)

Kajati Sumbar Merasa Aman di Padang Pariaman

Patamuan--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengapresiasi kegiatan bakti sosial yang digagas jajaran Kajati Sumbar dalam memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke-50 dan HUT Ikatan Adhyaksa Dharma Karini ke-19 di Puskesmas Patamuan, Rabu (17/7).
Bakti Sosial di bidang kesehatan itu bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar dan Padang Pariaman dilaksanakan dua hari pada lokasi yang berbeda. Hari Rabu (17/7) dilaksanakan di Puskesmas Patamuan dan hari Kamis besok (18/7) di Puskesmas Ulakan Tapakis. Turut hadir bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Sumbar Pryanto, Wakajati beserta seluruh perangkat, Kepala Kejaksaan Negeri Pariaman Efrianto, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Merry Yuliesday, kepala OPD di lingkungan Pemerintah Padang Pariaman serta masyarakat dan pasien Puskesmas Patamuan.
"Terima kasih kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar beserta jajaran yang telah hadir dan melaksanakan kegiatan Bakti Sosial di bidang kesehatan ini. Kami bangga, Kajati menunjuk Padang Pariaman sebagai lokasi bakti sosial dalam memperingati Hari Adhyaksa ke-50 dan HUT Ikatan Adhyaksa Dharma Karini ke-19," ujarnya senang.
Bupati yang ramah dan murah senyum itu juga sangat mengapresiasi Dinas Kesehatan Padang Pariaman atas kinerja yang telah dilakukan selama ini, karena dapat mengurangi jumlah angka kematian ibu hamil dan anak. "Saya berharap, hendaknya semua pelayan masyarakat terutama yang melayani masyarakat di fasilitas kesehatan bekerja dengan mengharap ridho Allah, bukan mengharapkan pamrih atas apa yang dilakukan," tekan Ali Mukhni mengingatkan.
Ali Mukhni juga mengapresiasi ibu lanjut usia (lansia) yang berada di Patamuan karena mau mengecek kesehatan dan melakukan program bergerak setengah jam per hari.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar, Priyanto mengaku lebih sering dan senang datang ke Padang Pariaman, selain karena jarak antara Padang dengan Padang Pariaman lebih dekat. Juga merasa lebih dekat dengan Bupati Ali Mukhni yang sangat ramah dan menyambut baik setiap tamu yang datang.
"Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, saya lebih sering ke Padang Pariaman dan Tanah Datar. Pak Ali Mukhni sangat ramah dan saya merasa nyaman kalau ke daerah ini," kata Priyanto disambut tepuk tangan yang hadir.
Terkait dengan bakti sosial yang dilaksanakan jajaran Adhyaksa itu, Priyanto menjelaskan bahwa bakti sosial bukan hanya semata karena memperingati HUT namun juga sebagai pendorong agar dapat mempengaruhi para lansia mau mengcek kesehatannya walaupun sudah berumur senja. "Ibu manula diharapkan agar selalu bersemangat dan tidak berfikir bahwa manula tidak ada gunanya serta diharapkan ibu manula membawa bapak manula agar bisa bersama dalam menjalani hidup sehat," katanya berharap.
Menurut Priyanto, hidup sehat adalah kebutuhan agar bisa menghindari timbulnya penyakit. Jika sudah sakit maka biayanya akan mahal. Pada akhir sambutannya Priyanto mengajak masyarakat agar dapat memanfaatkan fasilitas yang ada seperti BPJS sehingga masyarakat dapat terus memeriksa kesehatannya. Sebelum acara usai, seluruh tamu yang hadir melihat pelayanan Puskesmas yang bersih, rapi dan tertib dalam melayani pasien. (501)

Senin, 15 Juli 2019

Pendamping Kecamatan Batang Gasan Fauzi Eka Putra Juara Satu Uda Duta PKH Sumbar

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengapresiasi prestasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP3A) dengan diraihnya peringkat pertama Uda Duta Program Keluarga Harapan (PKH) tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019. Adapun yang terpilih sebagai Uda Duta PKH Sumbar 2019 yaitu Fauzi Eka Putra, Pendamping PKH dari Kecamatan Batang Gasan.
Ali Mukhni menilai prestasi prestisius ini sebagai bentuk komitmen daerah dalam mendukung pelaksanaan program nasional untuk pengentasan kemiskinan. “Alhamdulillah, prestasi yang membanggakan daerah yang kita persembahkan buat masyarakat Padang Pariaman. Selamat untuk DinsosP3A khususnya adinda Fauzi yang mengharumkan nama daerah,” kata Bupati Ali Mukhni di ruang kerjanya, Parit Malintang, Senin (15/7).
Ke depan, orang nomor satu di Padang Pariaman itu berharap, sebagai Duta PKH merupakan cerminan dari Pendamping PKH Sumatera Barat yang turun ke masyarakat dan bertemu dengan para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH untuk bersapa dan memberikan motivasi dan mendorong semangat kemandirian.
“Kita dorong bahwa setiap hari ada warga yang keluar dari data penerima bantuan PKH atau graduasi mandiri,” kata peraih Satya Lencana Pembangunan itu.
Kepala DinsosP3A Hendra Aswara mengatakan, Pendamping PKH Padang Pariaman telah menjalankan tugas dengan baik yang bertemu langsung dengan masyarakat penerima manfaat PKH. Sebanyak 60 orang pendamping PKH turun langsung ke tengah masyarakat untuk berbicara dan memberikan motivasi untuk memanfaatkan bantuan sesuai ketentuan.
“Sesuai arahan Bapak Bupati, tugas pendamping PKH mempunyai tugas mulia, dalam mengarahkan bantuan untuk warga miskin yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat,” kata mantan Kadis Perizinan itu.
Untuk percepatan graduasi mandiri, kata Hendra, telah dilahirkan inovasi Jujurin Saja atau Jujur Miskin Sadar Sejahtera. Artinya, Pendamping PKH memotivasi para KPM yang sudah sejahtera untuk keluar sebagai penerima bantuan. “Kita berikan reward bagi Pendamping PKH berupa satu unit laptop yang banyak melaksanakan graduasi mandiri PKH Sejahtera,” kata Kadis termuda itu.
Dikatakannya bahwa Padang Pariaman mengutus dua orang pendamping PKH menjadi Duta PKH tingkat Sumbar yaitu Fauzi Eka Putra dan Indah Ratna Sari.
Sementara Uda Duta PKH Sumbar terpilih Fauzi Eka Putra mengucapkan terima kasih atas dukungan Bupati Padang Pariaman, DinsosP3A, Pendamping PKH dan seluruh pihak yang membantu hingga meraih prestasi yang membanggakan daerah. “Terima kasih dukungan Bapak Bupati, DinsosP3A, Pendamping PKH dan seluruh pihak yang bersama-sama bekerja keras dalam meraih prestasi ini,” kata fauzi mengakhiri. (501)

DinsosP3A Padang Pariaman Dinilai KI Sumbar Masyarakat Berhak Tahu Akses Informasi Pelayanan Kemiskinan

Padang Pariaman--Komisi Informasi Provinsi Sumatera Barat mengapresiasi Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dalam keterbukaan infomasi publik sesuai amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008.
Hal tersebut disampaikan Komisi Informasi Sumbar Arfitriati, saat monitoring dan evaluasi ke badan publik, yaitu Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DisnosP3A) Padang Pariaman.
"Dinas sosial punya peran strategis dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Semua masyarakat berhak tahu akses informasi dalam pelayanan terhadap orang miskin. Alhamdulillah, Dinas Sosial sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik dan kita apresiasi," ujar Arfitriati di ruang pelayanan Dinas Sosial P3A," di Pariaman, Senin (15/7).
Saat meninjau ruang layanan, ia menilai Dinas Sosial Padang Pariaman sudah lebih baik karena telah memiliki front office yang bagus, ruang tunggu yang nyaman full AC, ada ruang bermain anak, ruang menyusui, meja informasi, ruang pengaduan, fasilitas ramah disabilitas, lansia dan perpustakaan mini.
"Kadisnya luar biasa, apalagi beliau pernah menjadi peringkat pertama dalam kompetisi keterbukaan informasi publik tingkat Sumbar tahun 2015. Semoga kedepan ditingkatkan sehingga menjadi percontohan bagi Badan publik," kata Arfitriati.
Sementara Kepada DinsosP3A Hendra Aswara mengatakan, keterbukaan informasi adalah sebuah keniscayaan. Badan publik harus membuka akses informasi seluas-luasnya dalam pelayanan kepada masyarakat. "Kita berterima kasih kepada Komisi Informasi Sumbar yang proaktif dan tak kenal lelah melakukan monitoring ke seluruh Badan Publik dan memastikan keterbukaan informasi telah berjalan baik," ujar Hendra.
Pada DinsosP3A, tambah Hendra, telah memiliki media desiminasi informasi yaitu website www.dinsosppa.padangpariamankab.go.id, media sosial, pamplet, spanduk dan layanan pengaduan. "Tadi ada masukan dari ibu Pit, website harus memiliki standar yang disarankan KI Sumbar, seperti ada visi misi, struktur organisasi, dialog interaktif dan lainnya. Ini masukan yang berharga untuk kita dipedomani oleh Badan Publik," ujar mantan Kabag Humas ini. (501)

Sabtu, 13 Juli 2019

Berhasil di DPRD Padang Pariaman dan Sumbar Kelompok Walinagari Didorong Maju Jadi Calon Bupati

Padang Pariaman--Kelompok walinagari di Kabupaten Padang Pariaman dinilai orang yang paling dekat dan pandai mengambil hati masyarakat. Buktinya, Pemilu 2014 dan 2019 kemarin banyak para walinagari aktif dan non aktif yang lolos dan terpilih jadi wakil rakyat. Bahkan, Pemilu April lalu, mantan Walinagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau Tri Suryadi melenggang ke DPRD Sumatera Barat, yang kini masih menghabiskan masa jabatannya di DPRD Padang Pariaman.
"Wali ini kalau di Jawa Walisongo. Artinya, orang pilihan, mulia dan jelas sangat dekat dengan masyarakat, karena nyaris 24 jam bersama warganya," kata Zulmahendra, pemerhati masalah politik dan sosial kemasyarakatan di Padang Pariaman, Minggu (14/7) kemarin.
Memang, kata dia, hasil dua kali Pemilu menjadikan para walinagari termasuk orang yang sangat diperhitungkan di tengah masyarakatnya sendiri. Bahkan, sebagian besar partai politik dengan berani mencalonkan walinagari untuk jadi anggota dewan. Dan itu berhasil. "Untuk suksesi Pilkada yang akan berlangsung tahun depan, agaknya partai politik pemenang Pemilu perlu memperhitungkan para walinagari ini untuk jadi calon bupati dan wakil bupati," katanya.
Zulmahendra tak menapik, bahwa ada pula walinagari yang jadi Caleg tapi tidak terpilih. "Yang namanya Pemilu, tentu ada yang terpilih dan banyak pula yang tidak kebagian kursi. Itu jelas. Namun, secara popularitas, walinagari adalah orang yang paling diperhitungkan. Di DPRD Padang Pariaman sudah banyak, dan DPRD Sumbar sudah ada pula yang terpilih. Hanya tinggal dilantik. Jadi sewajarnya para walinagari ini ikut politik praktis menjadi calon kepala daerah," ungkapnya.
Tri Suryadi yang senang disapa Wali Feri ini menilai masukan dari masyarakat soal maju jadi calon bupati tentu sebuah kewajaran. "POlitik itu dinamis. Aspirasi yang berkembang, menandakan semakin terbukanya peluang bagi kawan-kawan walinagari baik yang aktif maupun yang mantan," kata Ketua Komisi I DPRD Padang Pariaman yang sekaligus mantan Walinagari Pilubang tersebut.
Wali Feri termasuk satu dari sekian banyak walinagari yang mulus jalan politiknya. Awal berkiprah di kampungnya, Pilubang, Kecamnatan Sungai Limau, dia dipilih masyarakat jadi walikorong. Tak lama menjabat, politisi Gerindra ini ikut Pilwana dan terpilih dengan suara terbanyak di Pilubang. Hanya satu periode, Pemilu 2014 dia berubah haluan, dan ikut Pemilu lewat partai pimpinan Prabowo Subianto, dan terpilih pula.
Dan Pemilu April kemarin, Wali Feri sepertinya dapat berkah Gerindra dan Prabowo-Sandi, sehingga limpahan suaranya lumayan banyak, dan mengantarkannya ke DPRD Sumbar. "Secara pribadi, saya belum berpikiran untuk ikut Pilkada Padang Pariaman. Saya fokus membangun daerah pemilihan, Padang Pariaman dan Kota Pariaman ini selama lima tahun mendatang," ujarnya.
Ketua Forum Walinagari Kabupaten Padang Pariaman, H. Zulhendrayani menyadari bahwa komunitas yang dia pimpin menjadi rebutan oleh banyak partai politik. "Permintaan dari banyak pihak agar para walinagari maju jadi calon bupati dan wakil bupati cukup banyak juga. Dan tentunya forum ini bukanlah lembaga yang akan ikut untuk itu. Yang jelas, ini sebuah masukan dan akan kita bahas bersama nantinya," kata Walinagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago ini.
"Kita bersyukur, dari tujuh orang anggota DPRD Sumbar dari Padang Pariaman dan Kota Pariaman, satu di antaranya adalah walinagari. Dan ini harapan besar, bagaiman dia bisa menyuarakan kepentingan walinagari di level Sumatera Barat," ujar Zulhendrayani. (501)