Sabtu, 27 Juli 2019

Pemnag Lareh Nan Panjang Sungai Sariak Bangkitkan Wisata Relegius

VII Koto--Pemerintahan Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak membangkitkan kembali lokasi wisata relegius, punya sejarah panjang bagi kalangan ulama dan masyarakat Kecamatan VII Koto Sungai Sariak lama di Korong Sungai Langkok. Yakni renovasi total los basafa di komplek makam Ibrahim Tanbezo, seorang tokoh yang dulunya ikut berperan mendirikan Masjid Raya Lubuak Bareh pada 1727 M bersama Syekh Burhanuddin.
"Sebelum masyarakat ke Ulakan pergi basafa, itu basafa dulu ke Sungai Langkok Dalam ini," kata Agus Datuak Malano Kayo, tokoh masyarakat Sungai Langkok, Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, Minggu (28/7).
Sebab, kata dia, Ibrahim Tanbezo ini menurut cerita yang tua-tua dulunya adalah kawan karib Syekh Burhanuddin. Ibrahim ini yang sering membawa Syekh Burhanuddin ke Sungai sariak dari Ulakan. Diperkirakan makam Ibrahim Tanbezo ini sudah ada sejak 1800 M an. Dia dianggap tokoh peletak pondasi dasar agama Islam di Kecamnatan VII Koto Sungai Sariak lama (Padang sago dan Patamuan) ini.
Menurutnya, masyarakat tahu sebelum Masjid Raya Lubuak Bareh berdiri, itu pelaksanaan Shalat Jumat di Surau Simauang, atas anjuran Ibrahim Tanbezo dan Syekh Burhanuddin. "Tak heran, sejak dulu, komplek makam Ibrahim Tanbezo ini selalu digunakan untuk basafa bagi urang siak yang ada di VII Koto lama ini sebelum mereka ke Ulakan," ungkapnya.
Dulu, katanya lagi, sebelum los ini dibuatkan ada bangunan surau di sebelah kanan makam. Namun, sekarang surau itu tak lagi ada. Bila hujan datang pada saat basafa, masyarakat berlarian ke surau itu. Saking banyaknya masyarakat yang ikut basafa, surau pun tak muat menampung masyartakat yang berteduh. Sedangkan hujan terus turun. Nah, menurut cerita yang tua-tua dulu, masyarakat yang memilih bertahan di komplek makam itu terlihat tidak basah oleh air hujan.
Walinagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, H. Agus Salim Rasyid merasa terpanggil untuk membangkitkan sejarah panjang tersebut. "Tahun ini kita alokasikan dana desa sebesar Rp10 juta lebih untuk renovasi los ini. Sebab, melihat kondisi atap dan kayu penyangga atap sudah banyak yang lapuk dimakan usia," kata dia.
Satu hal yang telah hilang di komplek ini, kata Agus Salim Rasyid, tidak ada lagi Pangulu Pasar Sungai Sariak yang menyumbang seekor sapi setiap musim basafa. "Dulu, jatah Pangulu itu seekor sapi untuk disebembelih dan dimakan bersama pada saat basafa berlangsung. Tentunya, hal ini perlu kita kaji kembali agar semangat untuk menghidupkan lokasi wisata relegius ini kembali bergema," ungkapnya.
"Di tahun-tahun mendatang kita juga akan bangun jalan yang memadai ke lokasi makam ini, agar bisa masuk kendaraan. Sebab, saat ini masih menggunakan pematang sawah, sehingga menuju lokasi harus berjalan kaki," kata dia. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar