Kamis, 11 Juli 2019

Pasca Kebakaran Perlu Penampungan Sementara Hampir 700 Pedagang dari Darek Menggantungkan Hidup di Pasar Lubuk Alung


Lubuk Alung—Kebakaran Pasar Lubuk Alung, Kamis (11/7) malam menyisakan kedukaan yang mendalam pagi pedagang. Terhitung 10 tahun hingga sekarang, sejak kebakaran 17 Juli 2009 lalu, sepertinya kemelud di daerah yang terkenal dengan panasnya itu tak kunjung selesai.
            “Kasihan kita kepada pedagang. Perlu kita perjelas, konsep pasar itu. Kalau memang pusako, bagaimana kedudukannya dengan pedagang. Dan kalau memang pasar bersama, tentu perlu pula perhitungannya,” kata tokoh masyarakat Lubuk Alung Bagindo Ruswan Tanjung.
            Hal ini dimaksudkan, kata dia, agar pedagang merasa aman dan nyaman untuk berdagang. “Hampir 700 an pedagang dari darek, seperti Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang, Solok dan daerah lainnya yang menggantungkan hidupnya di Pasar Lubuk Alung,” sebutnya, Jumat (12/7).
            Dia minta sembilan walinagari yang dikenal dengan Walisongo di Kecamatan Lubuk Alung punya kekuatan power komunikasi dengan seluruh pihak, seperti niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, tokoh masyarakat, membicarakan langkah-langkah perbaikan Lubuk Alung masa depan.
Begitu juga KAN, katanya, sebagai lembaga niniak mamak harus proaktif untuk menyelamatkan potensi besar dari pedagang tersebut. “Pedagang sebanyak itu adalah aset yang harus di selamatkan,” harapnya.
Jumlah keseluruhan kios yang terbakar sebanyak 142 petak, dengan perincian Los A 24 petak, Los L 30 petak, kios penampungan 84 petak, los baru 4 petak , yang kosong 40 petak. Sedangkan total kedai, kios dan toko di Pasar Lubuk Alung mencapai 1.102 petak. Tak heran, puluhan mobil pemadam dari Agam, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang, Kota Pariaman dan Padang Pariaman datang memberikan pertolongan.
Walinagari Lubuk Alung Himan H yang sejak kejadian sampai tengah malam selalu di lokasi menyebutkan, perlu penampungan sementara bagi seluruh korban kebakaran. “Kita bersama Komisi Pasar, Panghulu Pasar, dan Koperindag Padang Pariaman tengah melakukan pendataan, yang tentunya sebagai langkah untuk dibuatkan penampungan sementara,” kata dia.
“Setidaknya orang menangis, kita sabak. Artinya, kita ikut berduka dan prihatin atas kejadian ini. Bersama pihak terkait demikian, yakinlah para pedagang, akan ada perbaikan masa yang akan datang,” ulasnya.
Ketua Ikatan Pedagang Ikan Lubuk Alung (IKAPILA)  Deki Yumardi setuju ada upaya pembuatan penampung sementara. “Los ikan memang tidak terkena kebakaran. Namun, sesama orang yang menggantungkan hidup dalam pasar ini, kita juga sedih dan prihatin. Untuk itu, solusi cepat patut dialkukan,” katanya.
Ketua LPM Lubuk Alung Sukri Umar bersama anggotanya Ade Arinando menghimbau kepada sanak saudara, khususnya masyarakat Lubuk Alung untuk tidak berspekulasi macam-macam dulu, apalagi menduga yang belum pasti soal musibah kebakaran itu. Karena hal itu akan menimbulkan provokasi. Biarkan pihak berwenang yang bekerja.
“Bagi sanak saudara yang di timpa musibah, semoga diberi kesabaran dan kekuatan dalam menerima cobaan ini. Insya Allah, Yang Maha Kuasa akan menggantinya dengan rezeki yang berlebih di kemudian harinya,” haranya. (501)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar