Lubuk Alung—Kebakaran
Pasar Lubuk Alung, Kamis (11/7) malam menyisakan kedukaan yang mendalam pagi
pedagang. Terhitung 10 tahun hingga sekarang, sejak kebakaran 17 Juli 2009
lalu, sepertinya kemelud di daerah yang terkenal dengan panasnya itu tak
kunjung selesai.
“Kasihan kita kepada pedagang. Perlu
kita perjelas, konsep pasar itu. Kalau memang pusako, bagaimana kedudukannya
dengan pedagang. Dan kalau memang pasar bersama, tentu perlu pula
perhitungannya,” kata tokoh masyarakat Lubuk Alung Bagindo Ruswan Tanjung.
Hal ini dimaksudkan, kata dia, agar
pedagang merasa aman dan nyaman untuk berdagang. “Hampir 700 an pedagang dari
darek, seperti Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang, Solok dan daerah
lainnya yang menggantungkan hidupnya di Pasar Lubuk Alung,” sebutnya, Jumat
(12/7).
Dia minta sembilan walinagari yang
dikenal dengan Walisongo di Kecamatan Lubuk Alung punya kekuatan power komunikasi
dengan seluruh pihak, seperti niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, tokoh
masyarakat, membicarakan langkah-langkah perbaikan Lubuk Alung masa depan.
Begitu juga KAN, katanya, sebagai lembaga niniak mamak harus proaktif
untuk menyelamatkan potensi besar dari pedagang tersebut. “Pedagang sebanyak
itu adalah aset yang harus di selamatkan,” harapnya.
Jumlah keseluruhan kios yang
terbakar sebanyak 142 petak, dengan perincian Los A 24 petak, Los L 30 petak,
kios penampungan 84 petak, los baru 4 petak , yang kosong 40 petak. Sedangkan
total kedai, kios dan toko di Pasar Lubuk Alung mencapai 1.102 petak. Tak
heran, puluhan mobil pemadam dari Agam, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang
Panjang, Kota Pariaman dan Padang Pariaman datang memberikan pertolongan.
Walinagari Lubuk Alung Himan H
yang sejak kejadian sampai tengah malam selalu di lokasi menyebutkan, perlu
penampungan sementara bagi seluruh korban kebakaran. “Kita bersama Komisi
Pasar, Panghulu Pasar, dan Koperindag Padang Pariaman tengah melakukan pendataan,
yang tentunya sebagai langkah untuk dibuatkan penampungan sementara,” kata dia.
“Setidaknya orang menangis, kita
sabak. Artinya, kita ikut berduka dan prihatin atas kejadian ini. Bersama pihak
terkait demikian, yakinlah para pedagang, akan ada perbaikan masa yang akan
datang,” ulasnya.
Ketua Ikatan Pedagang Ikan Lubuk
Alung (IKAPILA) Deki Yumardi setuju ada upaya pembuatan penampung
sementara. “Los ikan memang tidak terkena kebakaran. Namun, sesama orang yang
menggantungkan hidup dalam pasar ini, kita juga sedih dan prihatin. Untuk itu,
solusi cepat patut dialkukan,” katanya.
Ketua LPM Lubuk Alung Sukri Umar bersama
anggotanya Ade Arinando menghimbau
kepada sanak saudara, khususnya masyarakat Lubuk Alung untuk tidak berspekulasi
macam-macam dulu, apalagi menduga yang belum pasti soal musibah kebakaran itu.
Karena hal itu akan menimbulkan provokasi. Biarkan pihak berwenang yang
bekerja.
“Bagi sanak saudara yang di timpa musibah, semoga diberi kesabaran dan
kekuatan dalam menerima cobaan ini. Insya Allah, Yang Maha Kuasa akan menggantinya
dengan rezeki yang berlebih di kemudian harinya,” haranya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar