Kamis, 18 Juli 2019

Lawan Perilaku Buli dengan Memberikan Perhatian Lebih

Enam Lingkung--Kenakalan anak, pengurangan perilaku buli, dan pengontrolan penggunaan gadget. Tiga tema ini yang menjadi topik kegiatan kelompok I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang, di SD yang ada di lokasi KKN-nya, Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (16/7/2019).
Ketua kelompok I KKN Unitas, Haris Triananda bersama Wakil Ketua Fiki Darliem menyebutkan, kegiatan yang berbentuk sosialisasi dan ceramah ini adalah bagian dari program kawan-kawan yang tergabung dalam Prodi Ilmu Hukum. Namun, seluruh peserta KKN yang berjumlah 19 orang di kelompok ini tetap hadir semua, ikut berpartisipasi.
"Kita tahu, kenakalan anak saat ini mulai jadi perilaku yang membuat orangtua anak dan masyarakat jadi heboh dan tentunya merasa kesulitan menghadapinya," kata dia. Kenakalan anak ini, lanjutnya, adalah penyebab dari kurang perhatiannya orangtua dan keluarga kepada anaknya sendiri. Anak merasa bebas berkeliaran, sehingga banyak dapat tambahan "pelajaran buruk" dalam lingkungan.
Akibat kenakalan, kata Haris, anak lebih senang saling buli-membuli di antara sesamanya. Mereka dengan mudah dan entengnya mengucapkan kata-kata kotor ketika adu mulut sesama temannya, baik yang satu sekolah maupun dengan teman yang berlainan sekolah. "Pengontrolan guru jelas amat terbatas. Hanya selama anak berada di lingkungan atau jam seklolah. Sepeninggal itu, anak lebih banyak sama orangtua dan lingkungan," ungkap Haris.
"Sebagian besar waktu anak akan dihabiskan di lingkungannya. Bila lingkungan baik, maka perilaku anak akan cenderung baik dan elok. Tetapi, bila lingkungan buruk, maka rusaklah anak demikian. Jadi, kita perlu lingkungan yang aman, sehat dan berperilaku baik yang mencerminkan nilai-nilai ke-Minangkabau-an," ujarnya.
Haris mencermati, lingkungan Toboh Ketek secara luas mencerminkan nilai-nilai agama dan adat. Masjid-nya hidup. Begitu juga kegiatan keagamaan di surau-surau milik masyarakat selalu jadi cerminan masyarakat itu sendiri. "Kita ingin, semua anak-anak Toboh Ketek yang saat ini tengah menapaki pendidikan SD bisa jadi harapan segala-galanya. Mereka disiapkan untuk jadi pemimpin masyarakat, keluarga, tokoh masyarakat, dan lainnya sesuai spesialisasi yang dimilikinya setelah dewasa nantinya," sebut Haris.
Untuk ini, Haris dan seluruh mahasiswa yang tergabung dalam kelompok I KKN Unitas menghimbau dan mengajak orangtua anak untuk selalu memberikan perhatian yang tinggi. Jangan biarkan anak berperilaku buruk. Dan jangan gampang memberikan telepon pintar kepada anak yang masih SD ini. Sebab, kecaduan anak main games lewat HP akan membuat anak malas belajar, malas mengaji, dan lebih suka melawan orangtua dan gurunya.
"Mari kita lestarikan nilai-nilai luhur yang telah lama adanya di Toboh Ketek ini," himbaunya. Nilai luhur itu, kata dia, adanya wirid pengajian, jalannya adat istiadat di tengah masyarakat yang dikenal dengan adat salingka nagari, terjaganya rasa kebersamaan yang dicerminkan dengan adanya acara gotong royong bulanan yang dilakukan pemerintahan nagari.
Yang namanya sosialisasi untuk anak SD, sebut Haris, di samping memberikan pemahaman demikian, pihaknya juga memberikan hiburan segaligus. Seperti nyanyi bersama, menyuruh tampil ke depan bagi yang bisa nyanyi atau membaca dasar negara. "Bagi yang dapat, kita beri hadiah, sehingga mereka tidak bosan mendengarkan acara yang kita lakukan selama dua jam tersebut," ulas Haris. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar