Sabtu, 17 Desember 2022

Humor Gus Dur

Gus Dur 

Suatu ketika wartawan bertanya pada Gus Dur tentang karakter sebuah bangsa di dunia.

"Apa sih yang membedakan bangsa kita dengan yang lain di dunia, Gus?," tanya wartawan.

"Konon ada 4 macam sifat bangsa," jawab Gus Dur. 

"Apa itu?" timpal wartawan.

"Sedikit bicara, sedikit kerja, Nigeria dan Angola. Sedikit bicara banyak kerja, Jepang dan Korsel," lanjut Gus Dur.

"Banyak bicara, banyak kerja, Amerika dan China. Sedangkan yang banyak bicara sedikit kerja, Pakistan dan India," urai Gus Dur. 

"Kalau bangsa Indonesia, masuk yang mana Gus?" tanya wartawan lain.

Gus Dur pun diam sejenak.

"Tidak bisa dimasukan diantara yang 4 itu," ujar Gus Dur.

"Loh kenapa Gus," tanya wartawan.

"Karena Indonesia, antara yang dibicarakan dan yang dikerjakan beda," seloroh Gus Dur. 



Selasa, 13 Desember 2022

Segepok Buku dari Pasar Senen

Sebuah lapak buku bekas di Pasar Senen. (ist)

Jakarta, Sigi24.com---Tak ramai, dan tentunya membuat saya leluasa membuka tumpukan buku yang menggunung di Pasar Senen, Jakarta itu. 

Berkebetulan pula, Senin (11/12/2022) saya dan Ikhlas Darma Murya tak punya kegiatan lain. Dan kami memilih ke sebelah penginapan saja, tepatnya Blok 5 lantai 5 Pasar Senen, tempat orang menjual buku bekas.

Hampir seharian di situ. Ikhlas Darma Murya memang besar di situ dulunya, dan lama jadi penjual buku.

Tak heran, sebagian pedagang buku itu teman baik dia. Saya kepecritan berkahnya. Ya, disuruh pula oleh pedagang itu membawa seperlunya buku bacaan tersebut.

"Kalau mau sejarah ini saya bukakan kardusnya," kata dia sembari membuka dua kardus berisi banyak buku sejarah penting.

Saya merasa riang sendiri, setelah mendapatkan buku bagus dan rancak. Dikasih kantong plastik, karena hari hujan kami mau ke penginapan.

Sembari menghabiskan waktu setelah shalat Zuhur dan Asar di masjid komplek parkiran Pasar Senen, saya asyik dengan dua buah buku bacaan yang cukup menggelitik.

Cermin Miranda, kisah dibalik tahanan KPK, membuat buku mengalir saja untuk dibaca. Ya, kisah Miranda Gultom yang pernah ditahan di rutan KPK.

Kedua buku Email dari Amerika, kumpulan tulisan Jannet, wartawan hebat Amerika yang terkenal dengan jurnalis sastrawi. 

Sedang asyik membaca dua buku itu, tak terasa senja pun menjelang. Magrib sudah mau hadir menyapa umat Islam, dan kami segera balik ke hotel, di sebelah pasar itu.

Dan menjelang pergi itu, tukang jual yang kawan Ikhlas Darma Murya menawarkan buku secukupnya untuk dibaca.

Dia senang melihat kami wartawan yang senang dan suka baca buku, di tengah gempuran media cetak oleh media online.

Tak tanggung. Segepok buku saya dapatkan, dan langsung pula sehabis Magrib di kamar hotel melahap buku tersebut. 

Habis, bukunya rancak. Tulisannya renyah, sehingga tak terasa waktu makan pun tertunda akibat asyik membaca. 

Pasar Senen, terutama di komplek pasar buku bekas itu tak banyak lagi yang berjualan. Sebagian tutup, dan sebagian lebih memilih beralih profesi mungkin. 

Dan ada pula para pedagang buku memilih bergabung dengan penjual online, sehingga dia sibuk membungkus buku pesanan orang dengan sangat rapi.

Tak masalah. Karena Idham Fadhil, wartawan yang tiba di Jakarta gabung ke tempat kamu nginap.

Dia minta tunggu, dan berbarengan .akan malam. Tetapi istirahat sebentar, lantaran baru saja terhenyak di dalam kamar.

Sambil menunggu itu, tak kami sia-sia kan waktu. Buku yang tadi kami bawa dari pasar, langsung disambar. (ad)