Senin, 12 Agustus 2019

Duka Tiramat di Usia Lanjut Tinggal dalam Rumah Tua tak Berlistrik Atapnya Sudah Banyak yang Tiris

Tandikek--Dengan terpaksa Tiramat harus mampu bertahan di rumah kayu tua. Ibu tua berusia sekitar 76 tahun ini telah lama ditinggal meninggal suaminya, Pauh Tanjung. Dalam rumah kayu berlantaikan papan itu, Tiramat tergabung dalam KK anaknya Faridawati yang telah punya empat orang anak.
Dia mengaku rumah yang terletak di Bukik Sembilan, Korong Lubuak Aro Timur, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman ini ternyata buatan ibunya, Tirasah sejak dulunya. Pastinya, Tiramat tak tahu kapan rumah itu ada dan dibangun oleh orangtuanya. Yang jelas, Tiramat telah berusia lanjut.
Kondisi rumah, atap yang telah lama sebagiannya mulai tiris. Tak heran, bila hujan tiba, air hujan dengan mudahnya membasahi sebagian ruangan dalam rumah demikian. Dindingnya yang bagian belakang terbuat dari bahan bambu pun telah banyak yang lapuk, dan tampak bolong-bolong. Sejak beberapa tahun belakangan, karena ketiadaan dapur, satu kamar dalam rumah itu dijadikan oleh Faridawati sebagai dapur untuk memasak.
Listrik jangan ditanya. Tak bisa listrik masuk. Setiap malam rumah tangga ini hanya menggunakan lampu minyak tanah yang kalau di di Bukik Sembilan dinamakan dengan "dama togog". Rumah ini jauh terpencil. Mendiami satu dari sembilan bukik yang ada di kampung itu. Untuk mencapai rumahnya harus berjalan kaki sekitar 150 meter dengan kondisi mendaki. Kendaraan harus diparkir di tepi jalan tembus Tandikek - Kapalo Hilalang.
Senin (12/8) rumah tua itu dikunjungi banyak tamu. Tirasah, ibu tua yang punya empat orang anak ini sampai-sampai tak bisa lagi bercakap-cakap. Rombongan yang datang dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Padang Pariaman didampingi staf Camat Patamuan, Syofyan, Walikorong Lubuak Aro Timur, Afrinaldi, Sekretaris Walinagari Tandikek, Azwarman, urang tuo Lubuak Aro, Nazar Koto, Ketua Pemuda setempat, Mahyuddin Koto. Serta ikut pula Babinkhantibmas.
"Kalau keinginan, tentu ada pula seperti orang banyak itu. Punya rumah yang memadai, layak dan bisa nyaman," kata Tirasah sambil menahan rasa haru melihat penuhnya rumah kecil oleh tamu yang datang ke kediamannya. Tapi itu hanya dalam angan-angan yang tidak akan bisa diwujudkannya. Tiramat telah berusia lanjut, tak kuat lagi bekerja. Ditambah suami pendamping dan pembibing hidupnya tak pula ada.
Sementara, anak-anaknya Tiramat hidup dalam kesusahan pula. Tiga anaknya yang lain tidak lagi tinggal di rumah itu. Yang perempuan, anaknya yang paling tua tinggal di kampung dasarnya, Puncuang Anam. Dua anaknya laki-laki telah kawin, dan tentu lebih banyak di rumah istrinya. Hanya Faridawati dan suaminya Ukan Sukardi bersama empat anak yang masih kecil-kecil tinggal bersama Tiramat dalam rumah itu.
Faridawati semenjak kawin dengan suaminya, lebih banyak disibukkan dengan urusan rumah tangga. Hanya Ukan Sukardi yang bekerja mencari nafkah. Kerjanya tak pula menjanjikan penghasilan yang banyak. Hanya buruh tani lepas dalam kampung. Artinya, pagi-pagi sekali sang suami pergi dari rumah. Bekerja entah di ladang atau di sawah orang lain.
"Sedikit ada keringanan, belakangan Tirasah dan anak-anaknya Faridawati masuk daftar penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) melalui Dinas Sosial Padang Pariaman. Ada sedikit meringankan beban. Sebab, empat anak ini, tiga sedang sekolah di SD di Pasar Tandikek. Jarak dari rumahnya ke Pasar Tandikek tak jauh amat. Paling enam sampai tujuh kilemeter. Tetapi kondisi jalannya mendaki dan menurun. Namanya saja Bukik Sembilan. Ya, kami tinggal di bukik ini," katanya.
Trismayeni dari PSM Padang Pariaman bersama rombongan merasa terenyuh melihat dari dekat kondisi kehidupan keluarga demikian. "Kami ke sini tidak untuk memberikan bantuan. Tetapi memastikan apa benar sampai bantuan PKH itu apa tidak. Kemudian, kami akan mengusahakan jalan lain untuk bisa rumah ini dibedah alias diganti dengan rumah permanen," ungkapnya.
Kepada Sekretaris Walinagari Tandikek, Azwarman, Trismayeni minta untuk bisa memasukan anggaran pembangunan rumah ini dalam Aanggaran dan Pendapatan Bekanja (APB) Nagari. "Dari laporan PSM Kecamatan Patamuan serta Walikorong Lubuak Aro Timur, ada tiga rumah lainnya yang kondisinya hampir sama dengan rumah Tirasah ini. Sama-sama pondok tua, tak berlistrik, dan tak layak lagi untuk didiami," sebutnya. Bayangkan, katanya, rumah tua hanya satu kamar dihuni tujuh orang. Ini perlu perhatian bersama. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar