Senin, 26 Agustus 2019

Prof. Zulman Harja Utama: Juara Satu Sudah Kebiasaan Kelompok I Kembali ke Toboh Ketek Merayakan Prestasi KKN




Padang--Tika Amanda Putri, Melta Febrina, Winda Simanjuntak, Queenta Suci Edwaris dan sejumlah rekan mahasiswa kelompok I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tamansiswa (Unitas) tiba-tiba melonjak kegirangan, saat Ketua KKN Joni Zulhendra mengumumkan, bahwa kelompok I KKN Toboh Ketek keluar sebagai terbaik satu, Sabtu (24/8/2019) di kampus Unitas.
Saya yang tergabung dalam kelompok I, pada seminar hasil KKN yang dimulai pagi Sabtu itu agak terlambat tiba di kampus. Seminar mulai pukul 08.00 Wib, sedangkan saya tiba di kampus sudah pukul 11.00 Wib. Hiruk-pikuk ratusan mahasiswa yang baru saja menyelesaikan KKN-nya di Kabupaten Padang Pariaman dan Pesisir Selatan ini tampak memenuhi kampus.
Sebab, jam menjelang siang itu pembukaan seminar dan pengumuman terbaik kelompok KKN hampir selesai. Nyaris semua teman-teman mahasiswa dari kelompok lain yang kenal dengan saya memberikan ucapan selamat atas prestasi demikian. "Selamat, kelompok I terbaik satu," kata Amir Husin, mahasiswa kelompok II yang mencegat saya di pintu masuk kampus.
Dengan senyum simpul, saya terus berlalu dan terus ke ruangan yang hampir selesai pembukaan seminar di lantai dua kampus tersebut. "Kita juara satu, Pak. Ini semua berkat Bapak," kata Tika, Suci, dan lainnya saat melihat saya di pintu masuk ruangan seminar. Sambil memperlihatkan selembar sertifikat terbaik satu, dan sebuah amplop yang berisi uang, sebagai hadiah, kami pun pergi keluar bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Hesti Mayasari, tentunya untuk mengabadikan momen yang amat sangat membahagiakan itu.




Sekitar lima menit sebelum kami keluar, Walinagari Lubuk Alung, Hilman H yang tergabung dalam kelompok V juga tak ketinggalan memberikan ucapan selamat, sambil meminjamkan saya jaket almamaternya. Dia lihat saya hanya pakai baju biasa. Sementara hampir seluruh mahasiswa pakai baju kaus seragam KKN.
"Kita presentasi pukul 14.00 Wib, Pak," kata Marzuki Hendra sambil mengajak keluar kampus, foto bersama DPL dan ngumpul, membicarakan sejumlah hal yang berhubungan dengan dinamika kelompok selama KKN di Simpang Tigo, Nagari Toboh Ketek. Saat foto bersama, terpaksa Sule, mahasiswa kelompok IV jadi "korban" untuk mengambil momen bahagia lewat ponsel tersebut.
Fiki Darliem, Wakil Ketua Kelompok I minta semua rekan untuk bisa hadir kembali ke Toboh Ketek, merayakan prestasi ini. "Kita masih merasa kurang berbuat di nagari itu. Mari kita ke sana lagi, begadang bersama walikorong, walinagari, sambil menyerahkan sertifikat tanda terbaik satu ini," ujar Fiki sambil disetujui 19 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok demikian.
Tanpa basa-basi, Suci yang sudah akrap dengan Walikorong Toboh Ketek, Indra Yanuar langsung menelepon. "Ncu, bisa kita begadang bakar ikan, tapi Ncu yang beliin ikannya, Sabtu malam depan," kata Suci dibalik gegang telepon pintarnya. Siangnya, Walinagari Toboh Ketek Muhammad Nasir Datuak Mangkudun juga menelepon saya, seraya mengucapkan selamat. Dengan singkat saya jawab, Sabtu depan kami akan ke Toboh Ketek, kita ketemu lagi. "Siap," kata Datuak Mangkudun yang sering kami panggil Utiah tersebut.
Age, mahasiswa yang suka senyum dan suka mengabadikan momen, tak henti-hentinya berselfi ria, atau mengambil setiap kali ada waktu yang tepat. "Ini hanya mengamalkan apa yang Bapak sampaikan, bahwa kegiatan boleh kurang, tapi fotonya harus banyak," ujar Age sambil ketawa.
Dalam seminar dengan panelis NUrlinda Yenti, Dekan Fakultas Hukum dan H. Mardius juga diikuti Prof. Zulman Harja Utama dan Hesti Mayasari, sebagai DPL I dan II dalam KKN, Fiki tampil membacakan apa yang sudah dinilai oleh pihak kampus. "Perlu kalian ketahui, prestasi yang kalian raih ini adalah berkat publikasi yang banyak, melebihi kelompok lain. Itu kepandaian mahasiswa saya, Damanhuri. Saudara perlu berterima kasih khusus kepada dia," ujar Mardius dalam menanggapi seminar tersebut, sambil disambut tepuk tangan mahasiswa.
"Damanhuri ini di Padang Pariaman adalah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Bupati saja takut sama dia," lanjut Mardius. Lalu, Prof. Zulman menyebutkan, juara satu sepertinya sudah kelaziman bagi dirinya. "Justru saya khawatir, kalau kelompok yang saya bimbing ini tak dapat prestasi," kata dia.
Memang, saat hadir di Toboh Ketek, Prof. Zulman sempat bercerita, bahwa selama ini, dan setiap kali membimbing mahasiswa KKN selalu saja dapat juara. "Dan belum pernah rasanya kelompok yang saya bimbing tidak dapat juara. Jadi, juara satu tak begitu membuat saya terkejut. Selamat. Yang penting, Anda selama KKN tidak bermasalah dengan masyarakat lingkungan. Sebab, saya dengar ada mahasiswa yang sampai diusir dari kampung tempat dia KKN," ulas Prof. Zulman.
Prof. Zulman menyarankan, setelah ini lanjutkan kuliah. Bagi yang mengajukan proposal, silakan ajukan, dan seterusnya. "Tidak ada artinya berprestasi dalam KKN, tapi gagal dalam kuliah," tegas dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar