Senin, 04 September 2017

BPC HIPMI Padang Pariaman Kirim Utusan ke Medan

BPC HIPMI Padang Pariaman Kirim Utusan ke Medan

Lubuk Alung--Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Padang Pariaman mengirim dua orang utusannya untuk mengikuti acara SDP HIPMI di Medan, Sumatera Utara pada Rabu (18/6) depan. Hal itu sesuai permintaan dari BPD HIPMI Sumbar.    
    Ketua BPC HIPMI Padang Pariaman, Riza Marjohan bersama Sekretaris Umumnya, Hilman H kepada Singgalang, kemarin menyebutkan, SDP merupakan semacam acara pra Munas. Itu lazim dilakukan setiap kali menjelang agenda nasional. Dua utusan demikian, Hendri Eka Putra dan Damanhuri.
    Keduanya merupakan wakil ketua bidang dalam organisasi pengusaha muda tersebut. Mereka berdua diminta mewakili Padang Pariaman, sesuai hasil keputusan rapat pengurus HIPMI, Sabtu malam lalu di Lubuk Alung.
    Musda HIPMI Sumbar
    Sekaitan Musda HIPMI Sumbar yang akan dilakukan pada 23 Juni nanti, Senin ini pengurus HIPMI daerah di 19 kabupaten/kota mengikuti pra Musda, yang digelar di Padang.
    "Hingga saat ini, kita belum menjatuhkan pilihan, siapa diantara kandidat ketua yang akan dipilih. Yang jelas, calon bakal ketua yang akan maju; Yuliandre Darwis, Zigo Rolando, Mulyadi. Pra Musda bagian terpenting dalam organisasi HIPMI. Saat itu semua kandidat ketua adu argumen dengan pengurus BPC nantinya," kata Adek, panggilan akrap Riza Marjohan.
    Menurut dia, sesuai AD/ART dan mekanisme yang berlaku di HIPMI, setiap BPC punya tiga hak suara dalam Musda dimaksud. "Kita berharap, Musda yang dilakukan jelang Ramadhan ini mampu memberikan yang terbaik, melahirkan keputusan serta pimpinan yang bisa memajukan organisasi ini kearah yang lebih baik lagi," katanya.
    "Kita masih melakukan berbagai komunikasi dengan pengurus BPC HIPMI lainnya di Sumatera Barat, serta dengan bakal calon ketua yang terus bermunculan saat ini," ungkapnya. (525)
-----------------------------------------------------------

Berharap Lulus 100 Persen
SD 10 Lubuk Alung Bangun Kreasi Anak Lewat Seni

Lubuk Alung--Dengan ilmu hidup jadi mudah. Dengan seni hidup jadi indah, dan dengan iman hidup jadi terarah. Sepertinya filosofi demikian menjadi penggiat motivasi oleh keluarga besar SD 10 Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman dalam memajukan anak didiknya untuk meraih impian masa depan.
    Seni yang diajarkan ke anak di bangku pendidikan dasar itu, Sabtu kemarin sengaja ditampilkan dalam mengisi acara perpisahan anak kelas enam, yang akan meninggalkan sekolah itu sebentar lagi. Mulai dari kesenian tari indang, tari payung sampai tari malereang tabiang.
    Semuanya dilakoni oleh anak kelas satu hingga kelas enam. Afdayeti, sang kepala sekolah merasa senang melihat tampilan anak muridnya. "Meskipun belum ada keputusan tentang kelulusan anak, kita tetap berharap murid ini lulus 100 persen, dan mampu melanjutkan ke pendidikan menengah pertama," kata dia.
    Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lubuk Alung Nur Syamsi menyampaikan, bahwa peningkatan mutu pendidikan dan agama bagi anak murid sangat penting sekali artinya, ditengah maraknya pengaruh negatif yang datang dari luar akhir-akhir ini.
    Kasi Ketenagaan Dinas Pendidikan Padang Pariaman Zetra yang hadir saat itu memuji kesungguhan SD yang terletak di Balah Hilia Utara itu terhadap kemajuan seni budaya. "Bagi kita hal ini adalah masa lalu, dan bagi anak-anak adalah motivasi yang tinggi. Perlu dikembangkan terus," ujar dia.
    Ketua Komite sekolah itu, Bagindo Ruswan Tanjung memberikan pantun yang sangat memuji kehebatan sang kepala sekolah bersama guru dalam Memajukan sekolah. "Lihatlah. Semua dinding sekolah penuh dengan Asmaul Husna. Ini tentunya bagian dari penguatan nilai agama kepada anak didik. Sangat beruntung sekolah ini, karena Masjid Raya Ampek Lingkuang berada di sampingnya, sehingga bisa dimanfaatkan buat latihan anak untuk shalat berjamaah," katanya. (525)
----------------------------------------------------------------

Bangun Partisipasi Lewat Budaya Badoncek
Pendidikan Padang Pariaman Ikut Menyukseskan TdS

Pariaman--Mencuatnya persoalan sumbangan wajib bagi para kepala SD, SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Padang Pariaman terkait pelaksanaan event internasional Tour de Singkarak (TdS) mulai menemui titik terang. Semula, salah seorang kepala sekolah menyebut merasa ditekan dalam melaksanakan sumbangan tersebut oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman Mulyadi.
    Ketika dikonfirmasi, Mulyadi menjelaskan, pihaknya hanya menghimbau dan menyarankan kepada para kepala sekolah agar turut serta berpartisipasi menyukseskan pelaksanaan TdS lewat jalan memberikan sumbangan sukarela tanpa penekanan apapun. Hal ini sudah menjadi kebiasaan di Padang Pariaman, yang lebih dikenal dengan sebutan badoncek.
    "Kalau ada yang merekam ucapan saya dalam pertemuan tersebut, barangkali bisa diputar ulang bahwa apa yang saya sampaikan tidak sedikitpun mengandung penekanan, apalagi pemaksaan," tegas Mulyadi.
    Kepala SMAN 2 VII Koto Sungai Sariak Rasmawati Josan ketika dihubungi, Minggu (14/6) kemaren turut membenarkan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Mulyadi. "Saya dan beberapa teman kepala SMA, tidak sedikitpun merasa terbebani. Apalagi, untuk kegiatan-kegiatan seperti ini sudah biasa dilakukan," katanya.
    Hal senada turut disampaikan Boy Rozaldi, Kepala SMPN 3 Batang Anai. "Saya rasa tak ada penekanan dan pemaksaan dalam menghimpun dana untuk mendukung pelaksanaan TdS, wajar-wajar saja, saya yakin teman-teman lain juga punya pandangan begitu," tegasnya.
     Pernyataan lebih keras muncul dari Syafei, mantan kepala SMPN 3 Batang Anai yang kini menjadi pengawas. "Terlalu naif, bila ada kepala sekolah yang mempersoalkan sumbangan untuk mendukung pelaksanaan TdS," katanya, selain karena tidak ada penekanan, juga soal solidaritas rendah bagi yang meributkan.
    Apalagi jika ada kepala sekolah yang meributkan sumbangan hanya dengan alasan tidak ada anggaran untuk itu. "Sudah pasti, namanya juga sumbangan. Tapi jangan lupa, bukankah setiap pembelian kebutuhan sekolah karena dalam jumlah yang besar, diberi diskon harga yang lumayan oleh penjual. Alangkah wajarnya sebagian disumbangkan pula untuk mendukung kegiatan internasioanal sekelas TdS," kata Syafei.
    Di mata Syafei, kepala sekolah yang merasa terbebani dengan sumbangan semacam ini, berarti termasuk kategori ingin menikmati sendiri. "Kalau memang tidak mau ikut menyumbang, ya tidak usah.  Jangan dipaksakan tapi ribut dengan berbagai alasan," saran dan kritiknya. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar