Senin, 18 September 2017

Tinggal di Pondok Darurat Jamarin dan Keluarga Kembali Terancam Berkelam-kelam

Pandangan
Pasangan Ali Mukhni dari Dapil III atau IV Padang Pariaman Utara Dimekarkan

Pariaman--Meskipun sejumlah nama sudah mencuat untuk mendampingi Ali Mukhni sebagai calon wakil bupati periode 2015-2020 mendatang seperti Suhatri Bur (Ketua BAZ), Masrizal (tokoh PPP), Dedy Edwar (tokoh Hanura), serta sederet nama lainnya, namun Ali Mukhni harus mempertimbangkannya dalam berbagai aspek. Mengingat lawan-lawan yang bakal dihadapinya dalam pertarungan memperebutkan BA 1 F lumayan berat.
    Ikhlas Bakri, kader Generasi Muda Musyawarah Kerja Gotong Royong (GM MKGR) Padang Pariaman kepada Singgalang menyampaikan analisa politiknya. Di antara lawan-lawan itu, tersebutlah nama Damsuar Datuak Bandaro Putiah yang kini wakil bupati. Birokrasi yang namanya melejit sejak memperoleh prediket camat berprestasi di medio tahun 90-an. Pada tahun 2000, Damsuar merupakan pendamping Rasyidin Bur sebagai calon Bupati Padang Pariaman. Namun kala itu ia harus menelan pil pahit, kalah oleh duet Muslim Kasim-Martias Mahyuddin.
    Adalagi nama M. Yusuf. Mantan wartawan dan Ketua PKDP Pekanbaru, pernah pula menjadi anggota DPRD Riau. Pada tahun 2005, berpasangan dengan Isril Berd harus mengakui kekalahannya dari pasangan Muslim Kasim-Ali Mukhni. Lima tahun kemudian bertarung melawan Ali Mukhni-Damsuar. Berpasangan dengan Zamzamil, M. Yusuf kembali gagal merebut kemenangan.
    Namun sejarah telah mencatat, meski mengalami dua kali kekalahan, tingkat kepercayaan masyarakat Sungai Limau dan sekitarnya terhadap M. Yusuf tidak pernah berkurang. Suara signifikan tetap diraup mantan PNS Polda Sumbar ini.
    Dalam pandangan Ikhlas yang juga Ketua PWI Padang Pariaman ini, pasangan Ali Mukhni bebas, baik dari kalangan birokrat, politisi, pengusaha ataupun militer, tapi mengenal dan dikenal masyarakat. Namun akan lebih tepat jika berasal dari wilayah daerah pemilihan (Dapil) III pada Pemilu, membentang dari Kayutanam hingga Ulakan. Atau berasal dari Dapil IV meliputi Batang Anai, Lubuk Alung dan Sintuak Toboh Gadang.
    Hanya saja, mengingat perolehan suara Ali Mukhni di Dapil III empat tahun silam cukup signifikan, Ali Mukhni bisa saja mengabaikan untuk berpasangan dengan tokoh dari Dapil III, dan memilih pendampingnya dari Dapil IV. Akan tetapi dengan satu catatan, harus menjalin jembatan hati yang ekstra dengan masyarakat Dapil III. Bisa dalam bentuk memperpadat jadwal kunjungan, mengarahkan pembangunan, ataupun menempatkan birokrat-birokrat terbaik dari Dapil III untuk jabatan strategis dalam pemerintahan, ataupun jika pilihan Ali Mukhni adalah yang sebaliknya.

    Bagaimana dengan Dapil I dan II?
    Wilayah Dapil I yang terletak dalam gugusan Kabupaten Padang Pariaman bagian Utara meliputi IV Koto Aua Malintang, Sungai Geringging, Sungai Limau, dan Batang Gasan. Dapil II terdiri atas V Koto Timur, V Koto Kampung Dalam, VII Koto Sungai Sariak, Padang Sago, dan Patamuan. Karena berasal dari Dapil II, Ali Mukhni tidak harus mencari pendamping dari Dapil I atau II.
    Namun selembar tugas besar dan berat sudah menunggu. Mengingat secara geografis dan transportasi, wilayah Dapil I dan II minus Sungai Sariak dibatasi oleh Kota Pariaman, maka pemekaran Padang Pariaman Utara merupakan sebuah keharusan. Idealnya, ketika ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan ke Parik Malintang, pemekaran sudah harus pula difikirkan. Akan tetapi, meskipun belum dimulai, tidak ada kata terlambat untuk pencapaian pelayanan prima terhadap masyarakat.
    Peluang pemekaran sebenarnya lebih terbuka ketika Gamawan Fauzi dipercaya menjadi Mendagri. Banyak pihak mengetahui, bagaimana ikatan emosional yang terjalin antara tokoh masyarakat Sungai Geringging H. Sagi dengan Gamawan. Pada masa ini hanya pembentukan Kabupaten Ranah Indo Jalito (Kabupaten Pesisir Selatan bagian Selatan) yang diusulkan masyarakat dan sedang dipersiapkan Kemendagri. Dalam hitungan bulan, Gamawan Fauzi akan mengakhiri jabatannya.
    Namun persoalan ini bukanlah tanpa solusi. Siapapun nanti yang dipercaya oleh presiden menjadi Mendagri, toh, masyarakat Padang Pariaman Utara ini sudah mengirim utusannya ke DPR RI lewat Pileg 9 April lalu untuk memperjuangkan pemekaran. John Kenedi Azis, kader Golkar dari Dapil I dan Refrizal, kader PKS dari Dapil II. (525)
--------------------------------------------------------

Tinggal di Pondok Darurat
Jamarin dan Keluarga Kembali Terancam Berkelam-kelam

Lubuk Alung--Tak banyak orang yang tahu Jamarin dan Zuraida bersama keluarganya kembali mengalami nasib yang malang. Baru seminggu ini pondok daruratnya dialiri listrik, atas kebaikan tetangganya; Nurman yang bersedia diambil arus listrik dari rumahnya. Tuntutan keadaan, sekitar seminggu lagi, Nurman bersama istrinya akan merantau panjang, pergi ke tempat anaknya di Jambi.
    Konon, cerita Jamarin, Nurman akan memutus total aliran listrik ke rumahnya. Bahkan rumahnya pun akan dihabisi, lantaran tak adalagi orang yang menempatinya. Dengan ini, tentu rumah Jamarin kembali berkelam-kelam, seperti yang pernah dialaminya sejak menempati pondok itu.
    Terletak di Rimbo Panjang, Korong Sungai Abang, Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman, pondok yang dihuni Jamarin bersama anak dan istrinya merupakan jasa baik orang Suku Panyalai. Jamarin yang lahir di Jambi tahun 1952 adalah asli Pitalah, Tanah Datar. Sedangkan istrinya; Zuraida adalah perempuan asli Sungai Sirah, Pilubang, Kecamatan Sungai Limau. Karena orang Suku Panyalai iba melihat nasih pasangan keluarga ini, disuruhlah mereka tinggal dalam pondok, sambil mengelola lahan sekitar satu hektare, dan sawah seluas empat petak.
    Kamis, kemarin Singgalang diajak bertandang ke rumah Jamarin oleh Jasman Jay, Ketua Karang Taruna Nagari Lubuk Alung. Tak bisa motor langsung ke rumahnya. Mesti di parkir di jalan yang agak jauh dari rumah Jamarin, lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki. Di rumah, Jamarin sendirian. Dia sedang makan pagi. Istrinya lagi sedang keluar rumah.
    Dari lima orang putra-putri pasangan keluarga ini, empat diantaranya masih bersempit-sempit tidur dalam pondok kecil itu. Tiap hari Jamarin mengelola ladang dan sawah. Untuk sawah, dia bisa panen dua kali dalam setahun. "Ada 400 padi sekali panen. Hasil sebanyak itu, seperempatnya untuk sang pemilik. Kalau ladang isinya tanaman tua. Mulai dari pisang, kelapa, durian, kuini dan lainnya," kata Jamarin bercerita.
    Dulu, Jamarin sempat akan dapat bantuan rehap rumah. Namun, apa hendak dikata. Saat bantuan akan dikucurkan oleh pemerintah, pemilik pondok dan tanah tak memberi izin. Dan akhirnya, sampai saat ini Jamarin masih setia dalam pondok tersebut.
    Saat didatangi, Jamarin hanya bisa mengeluh. "Baa aka ko lai Jay. Nurman akan pergi merantau. Tantu tak lagi bisa awak menonton tv. Tapaso baliak pakai lampu togok," ujar dia.
    Lewat lembaga Karang Taruna, Jasman Jay bersama personilnya tengah mengusahakan bantuan listrik untuk rumah tangga miskin. "Ada enam rumah miskin yang mesti diusahakan alat penerangan. Disamping Jamarin, adalagi Saiful Efendi, Basrial, Maizal, Amril, Marin. Semua rumah itu beralamt di Rimbo Panjang," sebut Jasman Jay. (damanhuri)
-------------------------------------------------------------------

Hindari Kenakalan Remaja dan Seks Bebas
Guru dan Orangtua Punya Peran Paling Besar

Pariaman--Bupati Padang Pariaman H. Ali Mukhni bersama jajarannya berkomitmen untuk memajukan dunia pendidikan di kabupaten yang dia pimpin sejak 2010 lalu itu. Bukan hanya dalam prestasi akademik, tetapi yang tak kalah penting, adalah perhatian terhadap akhlak dan moral siswa-siswi agar tidak menyimpang dari norma agama dan lingkungan.
    Komitmen dan keinginan demikian terungkap, Senin saat dia menghadiri pertemuan rutin dengan organisasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), mulai dari SD hingga MKKS SMA.
    Ia mengaku, pada awal dilantik sebagai Bupati Padang Pariaman, telah memiliki program bersama Dinas Pendidikan. Setiap bulan mengadakan pertemuan dengan MKKS. "Pertemuan ini sangat positif diadakan untuk evaluasi terhadap proses belajar mengajar, serta diskusi mengenai persoalan dan hambatan yang ada di sekolah masing-masing," kata Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
    Memasuki tahun ke empat kepemimpinannya, Ali Mukhni bertemua jajaran MKKS. Pokok permasalahan yang dibahas, adalah perilaku seks bebas atau arisan seks yang mangancam siswa di Sumatera Barat saat ini.
    Menurut Ali Mukhni, siswa dan pelajar harus diberikan pendidkan agama yang kuat, sehingga memiliki kepribadian yang istiqomah untuk menjadi modal yang berharga hingga dewasa kelak. Ia mengamati pemberitaan media massa, bahwa di indikasikan terjadinya perilaku seks bebas atau arisan seks di kalangan pelajar tersebut harus disikapi secara serius oleh seluruh stakeholders. Bukan hanya menjadi tanggungjawab seorang gubernur, bupati atau walikota saja.
    Ali Mukhni menekankan pada seluruh kepala sekolah maupun guru, disamping memberikan mata pelajaran juga memberikan sentuhan siraman rohani ke dalam qalbu anak didiknya. "Sebelum jam pelajaran dimulai, siswa harus membaca Quran disertai terjemahannya, dan kultum secara bergantian," ungkapnya.
    Disamping itu, Ali Mukhni mengatakan, yang paling utama untuk menghindari adanya perilaku kenakalan remaja dan indikasi perilaku seks bebas, adalah pengawasan orangtua, karena waktu anak di sekolah tak lama. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar