Sabtu, 30 September 2017

Punya Kebuh 7.000 Hektare Padang Pariaman Butuh Pabrik Pengolah Pepaya

Punya Kebuh 7.000 Hektare Padang Pariaman Butuh Pabrik Pengolah Pepaya

Padang Sago--Bupati Ali Mukhni mengatakan potensi buah pepaya di Padang Pariaman sangat menjanjikan. Didukung dengan tanah yang subur, buah pepaya yang dihasilkan memiliki kualitas ekspor. Guna meningkatkan harga jual, Ali Mukhni mengupayakan adanya suatu industri pengolah pepaya di Sumbar.
    "Padang Pariaman salah satu daerah produsen pepaya di Indonesia. Jadi, layak didirikan industri pengolahan yang berskala nasional," ujar Bupati Ali Mukhni saat menyusuri kebun pepaya di Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Sabtu (23/9) lalu.
    Sementara Kadis Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Hendra Aswara menyebutkan, sudah saatnya Padang Pariaman memiliki industri pengolahan pepaya. Seperti pabrik pembuatan saus, yang dirasa memiliki pangsa pasar yang luas seiring berkembangnya pusat-pusat kuliner dan rumah tangga.
    "Selama ini masyarakat menjual pelaya dengan harga murah ke Riau, Kepri, Sumsel, Lampung hingga Pulau Jawa. Jadi apabila pepaya diolah menjadi saus tentu akan bernilai jual tinggi," kata mantan Kabag Humas itu.
    Saat ini karena pengaruh cuaca ekstrim, kata Hendra Aswara, harga jual pepaya hanya seribu per kilo. Sebelumnya harga jual bisa mencapai Rp2 ribu. Artinya, perlu upaya membantu petani untuk memaksimalkan hasil kebun pepaya tersebut.
    "Kita sedang penjajakan dengan investor dan juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian RI mengenai pendirian pabrik pengolah pepaya di Padang Pariaman," ujar dia.
    Adapun luas kebun pepaya lebih kurang tujuh ribu hektare yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Batang Anai, Lubuk Alung, Patamuan, Padang Sago, VII Koto Sungai Sariak dan 2x11 Enam Lingkung.
    "Jadi kita butuh pabrik pengolahan pepaya untuk meningkatkan kesejahteran petani," ujar jebolan STPDN angkatan XI itu. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar