Kamis, 15 September 2016

Kurban Menyempurnakan Nilai Kemanusiaan

Kurban Menyempurnakan Nilai Kemanusiaan

Padang Pariaman--Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padang Pariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo menilai, ibadah kurban merupakan salah satu untuk menyempurnakan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan berkurban, dapat mengembalikan umat manusia menjadi hamba yang bertauhid.
    Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Sumatera Barat ini menyebutkan, tujuan ibadah kurban untuk meningkatkan kebersamaan, karena dalam pelaksanakannya ada berbagi dengan sesama umat yang dirasakan dengan penuh keindahan dan berkah.
    Menurut Zainal, berawal dari mimpi Nabi Ibrahim Alaihi Salam, yang disuruh untuk menyembilih anaknya; Nabi Ismail oleh Sang Khaliq. Ibrahim yakin, bahwa yang menyuruh itu Allah swt, dan dia pun tidak ragu-ragu untuk melaksanakannya.
    Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni menuturkan, Idul Adha merupakan hari raya istimewa bagi umat muslim sedunia, karena dilaksanakannya dua ibadah agung; haji dan ibadah kurban. "Kedua ibadah itu disebut dalam Quran sebagai salah satu dari syiar agama Islam  yang harus dihormati dan diagungkan oleh hamba-hambanya," ucapnya. (501)
----------------------------------------------------------

Tinggal Dalam Rumah tak Layak Huni Listriknya Belum Pula Ada

Lubuk Alung--Sudah sepekan lamanya Jusmaini diserang penyakit asma. Turun naik saluran pernafasannya tampak kencang. Kalau dia berjalan, tiap sebentar harus berhenti lantaran tak kuat menahan rasa capek. Tinggal dalam sebuah pondok tak layak huni, membuat ibu berusia 45 tahun ini banyak bermenung. Mungkin meratapi nasibnya yang belum seberuntung orang lain di sekelilingnya.
    Bersama suaminya Buyuang, Jusmaini mengaku sudah lama tinggal dalam pondok berukuran 2x3 meter di Jorong Kampuang V Koto, Korong Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung itu. Buyuang, sang suami tercintanya jarang pulang. Tiap hari kerjanya mencari barang bekas untuk selanjutnya dijual pula buat menyambung hidupnya. Sekali pulang, banyak barang-barang bekas yang dibawa Buyuang.
    Tak heran pula, di samping rumah kecilnya itu ada ruangan penyimpan barang bekas, seperti botol Aqua, kaleng susu, botol plastik lainnya. "Kalau sekilo hanya Rp1.200 dibeli induk semang. Kadang lah lama kita kerjakan pembersihannya, eh cuman beratnya lima kilo," cerita dia.
    Pasangan suami istri ini telah dikarunia dua orang anak. Seorang anaknya telah meninggal dunia. Tinggal seorang anak gadisnya, yang baru saja melepaskan masa lajangnya sekitar sebulan yang lalu, dan kini tinggal tak jauh dari pondoknya itu dengan menyewa sebuah rumah milik masyarakat Kampuang V Koto, bersama suaminya. Maklum, pondok kecil ini tak cukup untuk mereka bersama.
    Pondok kecilnya yang pas terletak di pinggir Irigasi Anai I itu hanya sebuah kamar kecil, ruangan, dan dapur. Tak ada listrik yang menyala dalam rumah itu bila malam hari. Yang ada hanya lampu togok. Soal berita tv atau sinetron apa yang disukainya, jangan tanya sama Jusmaini. Tak pernah dia menonton tv, apalagi mendengar radio.
    Sabtu (26/9), Jusmaini merasa terkejut. Di luar dugaannya, rumah kecilnya didatangi banyak tamu, yang tentunya ingin melihat dari dekat keadaan yang sebenarnya dialami Jusmaini. Ada Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman, Dr. Aspinuddin bersama sejumlah anak buahnya yang bertugas di Puskesmas Lubuk Alung. Ikut pula Kaur Kesra Pemerintahan Nagari Lubuk Alung; Yardi, Kepala Jorong Kampuang V Koto; Jasmihardi.
    Pengakuan Bujang, sapaan akrap Yardi dari Kaur Kesra Nagari Lubuk Alung, tahun ini dan tahun sebelumnya memang Jusmaini belum kebagian jatah beras miskin atau Raskin. Namun, secara kemanusiaan pihaknya tertap menaikkan namanya sebagai keluarga yang patut dapat bagian tersebut. Tetapi, entah dimana kendalanya, jatah Raskin untuk nagari itu belum ada perubahannya dari data awal dulu.
    Jasmihardi yang baru jadi Kepala Korong di Kampuang V Koto itu melihat, ada banyak rumah tak layak huni yang dia jumpai di korongnya. "Dari data yang kami lakukan, ada 15 unit rumah tak layak huni seperti rumah Jusmaini ini. Sebagai perangkat nagari yang paling bawah, kami hanya membetulkan data yang sebenarnya," kata dia.
    Bujang dan Jasmihardi ingin, di Korong Balah Hilia yang begitu besar butuh penambahan bidan desa. "Nampaknya, seorang bidan untuk satu korong tak cukup. Korong ini punya sembilan jorong. Luas pula. Tentu sangat tidak terjangkau oleh seorang bidan desa, untuk melihat kondisi masyarakat," ungkapnya.
    Aspinuddin, Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman minta pada Jusmaini untuk segera mendatangi Puskesmas Lubuk Alung. "Kita harus cek dulu kesehatannya. Sebab, menentukan apakah dia terserang asma, atau TBC harus melewati medis," katanya.
    "Program Padang Pariaman Sehat (PPS) itu diluncurkan, adalah untuk mengawasi semua lini kehidupan masyarakat. Lewat PPS, jangan adalagi rumah masyarakat yang tidak terkunjungi. Kondisi Jusmaini mengundang program SKPD lainnya, seperti Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, lantaran berkaitan dengan kondisi rumah yang tak layak huni," ungkapnya. (501)
--------------------------------------------------------------

Rajang Seronjong Diharapkan Bisa Dimanfaatkan Jelang Akhir Tahun

Batang Anai--Rajang Seronjong Salisikan, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman mulai dikerjakan. Pembangunan jembatan gantung yang membelah Sungai Batang Salisikan ini diharapkan rampung dan bisa dimanfaatkan akhir tahun ini.
    Walinagari Sungai Buluah, H. Saharuddin kepada Singgalang menyebutkan, dibangunnya rajang demikian akan sangat memudahkan bagi masyarakat Salisikan, yang selama ini susah menjujung hasil pertaniannya ke luar dari kampung kecil yang bernama Seronjong, untuk ke luarnya Pasar Usang.
    Menurut Saharuddin, hasil bumi yang di hasilkan Seronjong, adalah buah durian, jengkol, petai, pisang, dan banyak lagi yang lainnya. "Dulu, dari Seronjong ini banyak masyarakat menjujung hasil kebunnya untuk dijual. Dengan adanya rajang atau jembatan gantung, insya Allah, masyarakat tak lagi perlu bersusah-susah. Rajang dalam konsepnya dibangun bisa dilewati becak, yang tentunya bisa menjemput hasil kebun langsung ke ladang masyarakat tersebut," kata dia.
    "Pembangunannya berasal dari anggaran APBD Padang Pariaman tahun ini, dari aspirasi anggota dewan asal Sungai Buluah; Hasan Basri. Insya Allah, pembangunan lantainya juga akan dianggarkan dalam APBD Perubahan daerah ini. Tentu, besar harapan kami masyarakat, rajang ini bisa dimanfaatkan jelang akhir tahun ini," harapnya.
    Dia melihat, pembangunan sebuah infrastruktur yang ada di nagari ini, akan menambah meningkatkan perekonomian masyarakat, dan sekaligus memajukan kampung dari tersuruk ke kampung yang berkembang. "Panjangnya sekitar 40 meter. Sebab, luasnya Sungai Batang Salisikan tak jauh beda dengan Sungai Batang Anai," ujarnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar