Minggu, 10 April 2016

Langkah Pemko Pariaman Pantas Diapresiasi

Perantau Piaman Muharman Koto
Langkah Pemko Pariaman Pantas Diapresiasi

Pariaman--Berbekal ilmu silat yag bisa dikatakan sempurna di kampung halamannya, Sungai Rotan, Kota Pariaman pada 1990-an silam membuat Muharman cepat beradaptasi dan diterima masyarakat Cilegon, Provinsi Banten. Ya, ujung barat pulau Jawa itu menjadi tujuan rantau anak muda kelahiran 12 April 1962 ini ketika itu.
    Di daerah yang terkenal dengan para jawara dan pendekar itu, Muharman mulai menyesuaikan diri dengan komunitas tersebut. Tidak begitu banyak perbedaan gerakan ilmu silat antara tanah Minang dengan tanah Banten, membuat Muharman tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membaur.
    Seiring dengan itu, Muharman juga terjun di kancah politik sambil mendirikan sejumlah perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, di pertambangan dan real estate. Partai Golongan Karya pun menjadi pilihan organisasi politiknya. Berselang hanya beberapa waktu, karier Muharman melesat bak anak panah terlepas dari busurnya. Kini jabatan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Cilegon dan Wakil Ketua IPSI Banten pun diamanahkan kepadanya. Memimpin sejumlah perusahaan hampir dalam waktu yang bersamaan merupakan rutinitas yang ia jalani.
    Sebagai anak Pariaman yang sukses di rantau, dia melihat pembangunan Pariaman pasca menjadi kota otonom sangat pesat, terutama dalam bidang infrastruktur. Pembangunan jalan dua jalur, sarana pengairan untuk petani, sarana pendidikan dan kesehatan. Jika tidak menjadi kota otonom, sangat tipis kemungkinan Pariaman yang terdiri dari 4 kecamatan ini bisa seperti sekarang.
    Bagaimana jika dibandingkan dengan Cilegon? "Meskipun Cilegon adalah kota industri, tapi dari segi infrastruktur, Pariaman lebih unggul. Ada kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi menyaksikan perkembangan bumi tempat kelahiran saya lebih maju daripada tempat saya mengelola usaha," uajr dia.
    "Dari segi ekonomi, kita Pariaman memang tertinggal dari Kota Cilegon," ungkapnya. Sebagai kota industri, Cilegon membuka lapangan kerja yang luas. Baik di dalam, maupun di luar kawasan industri. Tidak hanya sebagai pekerja pabrik, bisa juga sebagai pedagang yang memenuhi kebutuhan para pekerja. Sehingga perputaran uang yang banyak dipastikan menunjang perekonomian.
    Dia menilai, persoalannya, Kota Pariaman tidak memiliki industri besar yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak. "Kita hanya memiliki industri rumah tangga. Mau tidak mau kita harus memaksimalkan apa yang kita miliki," Muharman menyarankan.
    Katanya lagi, industri rumah tangga yang di miliki salah satunya adalah sulaman Nareh. Ini harus ditangani secara bersama pengelolaannya. Banyak pihak harus saling bekerjasama. Sulaman Nareh dieksport ke Malaysia, tapi melalui Bukittinggi. "Kita harus cari jalan pemasaran lansung di dalam dan ke luar negeri. Begitu juga untuk usaha lainnya," ulasnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar