Minggu, 10 April 2016

Niniak Mamak dalam Memimin Jangan Seperti Memnbelah Betung

Bagindo Arman Abdullah Sandang Gelar Datuak Sinaro
Niniak Mamak dalam Memimin Jangan Seperti Memnbelah Betung

Pariaman--Bagindo Arman Abdullah, secara resmi menyandang gelar Datuak Sinaro, Pucuak Adat Suku Piliang, Pariaman, menggantikan peran almarhum Harun Zein, mantan Gubernur Sumbar. Prosesi alek melewakan gelar yang dilakukan SM. Thaufik Thaib, Raja Alam Pagaruyung dan disaksikan gubernur Irwan Prayitno itu dilangsungkan di rumah gadang kaum Datuak Sinaro, Kota Pariaman, Minggu (10/4).
    Pada acara ini juga dilewakan gelar Ekariza sebagai Datuak Majo Kayo (Pimpinan Kaum Suku Piliang, Pariaman), berikut tiga orang panungkek, masing-masing; Bagindo Syafrizal gelar Sutan Sinaro (Panungkek), Ali Akbar Fargani gelar Sutan Ibadat (Malin), H. Sutan Sahirman gelar Sutan Palembang (Dubalang).
    Dalam sambutannya, Thaufik Thaib mengungkapkan, bahwa masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat saat ini belum sepenuhnya memahami seluk beluk tentang adat istiadat alam Minangkabau. "Namun, dengan telah dilewakannya gelar Datuak Sinaro tadi, kita berharap seluruh anak kemanakan daerah ini betul-betul mulai mempelajari dan memahami serta melaksanakan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK)," kata Thaufik Thaib.
    Menurut dia, kalau ada pertanyaan, bagaimana hubungan adat Minangkabau dengan Islam, sesuai filosofi adat Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Apa yang ada dalam alquran dan hadist, itulah adat nan sabana adat, nan ndak lakang dek paneh, nan ndak lapuak dek hujan.
    Semantara adat-adat lainnya itu, adat nan babuhua sentak (adat salingka nagari). Buliah di anjak, buliah di rubah sesuai kesepakatan niniak mamak salingka nagari. Ada kesamaan dengan satu nagari dan ada pula yang tidak. Tapi nan tidak buliah berbeda adalah adat nan sabana adat, adat nan sabatang panjang yaitu Quran dan Hadist.
    Menurut Thaufik, seorang pemimpin harus memiliki sifat amanah, sidik, tabliq, dan fatanah. Begitu juga dengan niniak mamak atau pemimpin haruslah orang yang dapat dipegang amanahnya. Orang yang jujur, adil, mangarek samo panjang, mangguntiang sama gadang, mahukum samo adil.
    "Tidak boleh seperti membelah betung, yang satu di pijak, sementara yang satunya lagi diangkat, dan itu tidak adil namanya," tegasnya. Makanya, ujar dia lagi, kepada niniak mamak, pemimpin-pemimpin, supaya berlaku adil karena keadilan itu adalah sesuatu yang diamanahkan oleh Allah SWT.
    Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam sambutannya berpesan agar amanah yang diberikan dapat dijalankan, seperti dialami Bagindo Arman Datuak Sinaro dan  Ekariza Datuak Majo Kayo bersama panungkek-panungkeknya. "Peran niniak mamak selaku pemimpin dalam kaum dan sukunya, adalah teladan bagi anak kemenakannya," ujar Irwan Prayitno.
    Dikatakannya, dilihat dari segi gelar akademis yang disandang Datuak Sinaro nampaknya patut untuk diteladani oleh anak kemenakannya. Namun tidak dituntut hanya gelar akademik, tetapi prilaku kepribadian dan jalan keluar atas persoalan anak kemenakan dan juga membimbing dan membina serta mengangkat harkat dan martabat suku juga diperlukan peran dari Datuak Sinaro.
    Hadir dalam cara alek malewakan gala ini antaralain, Hasan wirayuda, mantan Menlu dalam kabinet SBY, Walikota Pariaman Mukhlis Rahman yang turut memberikan sambutan dan, Ketua LKAAM Pariaman Tengah, Masri Datuak Rky R. Putih, Ketua KAN V Koto Aia Pampan, Bagindo Imam Maas serta sejumlah tamu undangan lainnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar