Sabtu, 06 Agustus 2016

Siswa SMAN Nan Sabaris Berpotensi Untuk Masuk Akpol

-Kapolres Eko Nugrohadi
Siswa SMAN Nan Sabaris Berpotensi Untuk Masuk Akpol

Nan Sabaris--Kapolres Padang Pariaman, AKBP. Drs. Eko Nugrohadi, M. Si terus berbuat serta mensosialisasikan penerimaan Akademi Kepolisian (Akpol) yang kini tengah berlangsung di Polda Sumatra Barat. Senin kemarin di SMAN 1 Kecamatan Nan Sabaris, Kapolres Eko Nugrohadi kembali tampil memberikan penjelasan pada siswa dan siswi sekolah yang dipimpin Akmal, S, Pd ini. Sebelum sosialisasi Kapolres yang terkenal sangat dekat dengan masyarakat itu bertindak sebagai inspektur upacara di sekolah yang terletak di Kenagarian Kapalo Koto itu.
    Menurut Eko Nugrohadi, anak-anak remaja yang kini tengah bergulat dengan masa depannya ini harus kreatif dan merasa tidak bosan dengan pendidikan. "Kita semua tahu, masa depan daerah serta bangsa yang besar ini ada ditangan remaja dan pemuda hari ini. Untuk itu, kenakalan yang terkenal dikalangan remaja dan pemuda, harus menjadi cambuk kedepan untuk bisa dihindari. Apalagi, dalam menggunakan jalan raya masih banyak anak-anak muda kita yang penuh dengan ugal-ugalan," katanya.
    Eko Nugrohadi melihat Padang Pariaman dalam catatan angka kecelakaan cukup tinggi. Sebagai daerah perlintasan, angka kecelakan yang terjadi dikalangan anak muda Padang Pariaman menempati urutan nomor dua setelah Kota Padang. "Kedepan, bagaimana ini bisa dikurangi, kalau bisa dihilangkan. Untuk itu, pakailah helm standar, knalpot yang banyak menyenangkan telinga banyak orang. Bagi remaja dan guru serta semua kita, untuk selalu berhati-hati dalam berkendaraan. Apalagi, akhi-akhir ini tingkat kejahatan cukup meningkat, yang sangat ganas melakukan perampasan diatas kendaraan. Sekali-kali jangan memamerkan perhiasan selama dalam perjalanan," pinta Eko Nugrohadi.
    "Melihat potensi siswa dan siswi SMA Nan Sabaris ini, cukup banyak yang mampu masuk Akpol, yang selanjutnya menjadi polisi yang baik. Kini, Akpol dengan paradikma barunya, tampil dengan penuh keyakinan. Dengan spontan, selama belajar di Akpol tersebut, sama sekali dibiayai oleh negara, dengan fasilitas belajar yang sangat memuaskan. Kalau ada yang merasa membayar, baik lewat orang dalam maupun lewat calo, jangan lakukan hal itu. Untuk lulusan pertama, adik-adik nantinya langsung digaji sebanyak Rp3 juta setiap bulannya," tegas Eko Nugrohadi, seraya minta para lulusan Akpol tahun lalu untuk saling berbagi pengalaman dengan siswa SMA tersebut.
    Disamping itu, Eko Nugrohadi minta para siswa untuk tidak gentar ketika masuk polisi. Sebenarnya, pekerjaan yang dilakukan polisi sungguh sebuah pekerjaan yang sangat mulya, penuh dengan tolong-menolong ditengah masyarakat, kendatipun ada satu dan dua polisi yang agak jelek. Namun demikian sama sekali tidak mengurangi peranserta polisi yang baik tersebut.
    "Jangan sungkan-sungkan untuk bertanya lebih jelasnya kepada Polres tentang tata cara dalam memenuhi kelengkapan untuk masuk Akpol dimaksud. Saya siap membantu, demi kesuksesan para siswa yang memang harus terus dibimbing dalam masalah ini. Disamping itu, tanamkan juga bahwa yang jadi polisi itu bukan saja dari orang-orang yang memiliki ekonomi kuat. Tetapi sangat banyak yang jadi itu malah dari orang-orang susah. Punya banyak beban dan tanggungjawab dalam hidup, justru anak-anaknya berhasil masuk polisi," kata Eko Nugrohadi lagi. (dam)
------------------------------------------------------------------------------
-Azwir dan Nusron Wahid Dalam Rakerwil Ansor Sumbar
Kemajuan Organisasi Pemuda Diawali Dengan Ekonomi yang Mapan

Padang--Anggota komisi VII DPR RI, HM. Azwir Dainy Tara dan Nusron Wahid melihat peran pemuda dalam pemberdayaan ekonomi serta pembangunan nasional cukup siknifikan. Betapa tidak, kemiskinan yang banyak terjadi dikalangan masyarakat pedesaan itu banyak kasusnya ditubuh generasi muda itu sendiri.
    Pernyataan demikian disampaikan kedua politisi Partai Gokar itu, Sabtu (15/5) lalu saat memberikan materi pada Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Gerakan Pemuda Ansor Sumatra Barat di Padang. Menurutnya, Ansor sebagai generasi muda relegius harus bertidak cepat dalam masalah demikian. Sebab, sebagian besar pemuda Ansor banyak berkiprah di perkampungan. "Ansor harus jadi garda terdepan dalam membangun ekonomi masyarakat. Jangan semua pemuda Ansor terlibat politik praktis," katanya.
    Azwir dan Nusron melihat tantangan ekonomi pemuda saat ini masih lemahnya akses untuk memperluas jangkauan pangsa pasar, pemanfaatan tekhnologi informasi, sehingga jejaring usaha tidak meningkat. "Kedepan ini harus direbut, yang tentunya perlu sumberdaya manusia yang handal dan kuat untuk pembangunan ekonomi tersebut," ujarnya.
    Lemahnya organisasi pemuda selama ini, lantaran lemah pula ekonomi pemuda itu sendiri. "Sebab, kunci sukses dalam mengembangkan kepemimpinan dalam tubuh OKP seperti Pemuda Ansor, harus sukses dulu ekonomi pengurusnya, sehingga ketika mengembangkan organisasi yang jauh lebih maju, mereka tidak lagi berpikir soal uang dari mana diambilkan. Sementara, belanja keluarga yang ditinggalkan selama proses organisasi tidak lagi menjadi pikiran yang menghalang hal demikian," ujar Azwir lagi.
    Sementara Nusron Wahid, yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) sekaligus satu dari sekian banyak kandidat Ketua Umum PP GP Ansor pada Kongres Ansor yang akan berlangsung akhir Juli nanti, di Surabaya, Jawa Timur itu minta pada pengurus Ansor di setiap kabupaten dan kota untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. "Terlalu banyak peluang yang bisa dimainkan ditingkat nasional, untuk menggerakkan ekonomi pemuda diberbagai Depatemen. Selaku anggota DPR RI yang membidangi ekonomi, kita siap membantu dan memperjuangan hal demikian," katanya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar