Senin, 29 Agustus 2016

IPNU Padang Pariaman Kembali Catat Sejarah

-Jelang Pilkada
PWNU Sumbar Mengajak Berpolitik Secara Santun

Pariaman--Menghadapi perkembangan politik yang tengah berkembang jelang pelaksanaan Pilkada, baik Pilkada gubernur maupun Pilkada bupati/walikota di sejumlah daerah di Sumatra Barat, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar mengajak seluruh jajaran NU yang terlibat politik praktis diberbagai partai politik, untuk selalu mengutamakan politik santun, sesuai dengan etika politik yang berlaku dilingkungan NU itu sendiri.
    Sekretaris PWNU Sumbar, Firdaus, S.S kepada Singgalang, Sabtu (10/4) di Pariaman melihat ajakan demikian mutlak dilakukan terhadap pengurus dan warga NU yang terlibat langsung dalam proses Pilkada tahun ini. “Kita tidak ingin permainan politik yang tengah menggelinding, membuat NU terbawa arus yang terlalu dalam. Hal itu tidak boleh terjadi,” katanya.
    “Memang NU tidak berpolitik secara praktis. Tetapi politik NU adalah politik kebangsaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, moderat yang dibingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Persoalan demikian sangat singkron dengan kultur lokal Sumatra Barat. Faham itu telah diwarisi oleh NU sejak lama dan harus terus dilanjutkan sampai kapanpun,” ujar Firdaus.
    Kepada masyarakat, PWNU mengajak untuk ikut serta berpartisipasi dalam kesuksesan Pilkada dimaksud. “Ini merupakan hak kita selaku warga bangsa yang baik. Namun, demikian perlu memilih pemimpin yang sesuai dengan ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), yakni bersifat siddiq, tablig, amanah dan fathanah. Dari empat hal itulah Nabi dulunya mengembangkan kepemimpinannya, baik sebagai pemimpin dikalangan umat Islam, maupun sebagai kepala pemerintahan, sekaligus kepala rumah tangga,” kata Firdaus lagi.
    Firdaus, yang juga alumni Leeds University United Kingdom Inggris itu melihat seluruh kandidat yang maju jadi calon gubernur/wakil gubernur dan sejumlah bupati/walikota disejumlah daerah di Sumbar ini adalah putra-putri terbaik ranah Minang. Mereka semua adalah orang-orang pilihan, yang telah menyatakan kesiapannya untuk membangun kembali Minangkabau yang telah porak-poranda akibat gempa akhir September lalu. Namun, demikian dari sebanyak itu tentu ada hal-hal yang perlu menjadi perhatian tersendiri, ketika menjatuhkan pilihan tersebut.
    “Kita ingin tradisi yang telah lama dikembangkan oleh NU, yakni melestarikan tradisi lama yang baik, dan mengambil tradisi baru yang jauh lebih baik. Artinya, kepemimpin mendatang, baik gubernur dan bupati/walikota bisa melihat hal yang demikian, dalam menanamkan nilai-nilai didaerah yang memiliki falsafah adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABS-SBK) ini,” kata Firdaus.
    Firdaus yang didampingi sejumlah pengurus NU Sumbar lainnya mengaku, hingga kini PWNU Sumbar belum menjatuhkan dukungannya kepada salah satu calon. Termasuk juga NU yang ada di kabupaten dan kota yang tahun ini juga menyelenggarakan Pilkada. Sebab, NU bukanlah lembaga yang berwenang untuk itu. Yang jelas NU tetap mendukung kandidat yang mampu berbuat hal-hal yang telah dikembangkan tersebut, dalam ranah Minang ini. (dam)
--------------------------------------------------------------------------------

Halim Chan Merasa Kecewa

Pariaman--Mantan Caleg DPRD Padang Pariaman dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Bagindo Halim Chan, merasa kecewa lantaran tidak dilibatkan dalam masalah dukung-mendung calon bupati/wakil bupati dari partai tersebut. PKPB yang tergabung dalam koalisi maju bersama yang merupakan gabungan 14 partai kecil lainnya yang ada di Padang Pariaman, telah sepakat untuk mengusung pasangan M. Yusuf-Zamzamil.
    Kepada Singgalang, Minggu (11/4) Halim Chan menjelaskan, bahwa koalisi maju bersama yang telah dibentuk itu baru sekedar para pimpinan partai. Padahal kekuatan suara yang diperoleh saat Pileg lalu, itu banyak bersumber dari seluruh Caleg yang ikut maju saat Pileg 2009 lalu. "Kita ingin memenangkan seorang calon bupati saat Pilkada harus bersinergi dengan seluruh Caleg yang pernah menyumbangkan suara dulunya, meskipun mereka tak berhasil dalam meraih kursi. Yang jelas mereka ditengah komunitasnya punya andil tersendiri," kata Halim Chan.
    "Seharusnya Ketua DPC PKPB, Darwinis Jen, BA harus mampu mengakomodir kembali para Caleg tersebut. Hal itu dimaksudkan, agar perjuangan untuk menggolkan calon bupati yang telah diusung bersama itu betul-betul dirasakan kembali oleh konstituen partai yang telah memberikan suara dulunya. Sebab, kita yakin kekuatan yang dimiliki pasangan calon bupati bersangkutan sangat tidak memungkinkan untuk mendapatkan suara, manakala orang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat arus bawah tidak dilibatkan sama sekali," ujar Halim Chan yang juga mantan anggota DPRD Padang Pariaman itu.
    Memang, sebut Halim Chan, seorang M. Yusuf pernah bertarung saat Pilkada 2005 lalu, yang perolehan suarannya cukup siknifikan. Namun, saat ini peta politik jauh berubah dan berkembang. Apalagi, M. Yusuf yang satu kampung dengan Yobana Samial, yang juga calon bupati yang diusung oleh PKS, PPP dan PPRN. Ini akan berbenturan langsung dengan masyarakat arus bawah, terutama dikalangan masyarakat Dapil I, yang meliputi Kecamatan Sungai Limau, Sungai Geringging, Batang Gasan dan Kecamatan IV Koto Aur Malintang. "Jadi perlu pemikiran yang matang dari masing-masing pimpinan partai yang mengusung M. Yusuf dimaksud, agar perjuangan itu membuahkan hasil yang maksimal, sesuai harapan calon dan partai pengusung nantinya," ungkap Halim Chan lagi.   
    Halim Chan melihat partai politik dalam masalah dukungan untuk calon bupati, bukan sekedar mengantarkan ke KPU belaka. Melainkan punya tanggungjawab moral, dalam pendokrakan suara nantinya, saat Pilkada. "Untuk itulah, nilai-nilai kebersamaan, serta senasip sepenanggungan dari seluruh simpatisan partai perlu kembali digalang, kalau kita tidak ingin mengecewakan sang calon bupati/wakil bupati yang telah mempercayakan partai kita untuk dia pakai, sebagai kendaraan politik," katanya. (dam)
-----------------------------------------------------------------------------

Kondisi Rajang Kampuang Galapuang Memprihatinkan

Ulakan--Jembatan gantung atau rajang yang menghubungkan Korong Kampuang Galapuang dengan Korong Tanjuang Medan, Kenagarian Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Rajang yang menyeberangi sungai Batang Ulakan itu dibangun telah cukup lama, sehingga lantai rajang yang terbikin dari kayu, sudah banyak yang lapuk, sehingga para pengendara sepeda motor yang melintasi rajang itu setiap harinya sudah merasa kawatir.
    Minggu (11/4) dengan semangat kebersamaan dan rasa memiliki yang tinggi yang digelorakan Walinagari Ulakan, Sukiman, masyarakat bersama personil Danramil Kecamatan Nan Sabaris melakukan gontong royong, guna membuka seluruh lantai rajang tersebut, sekaligus memang dengan kayu batang kelapa yang baru.
    Disela-sela kesibukannya memimpin jalannya gotong royong tersebut, Walinagari Ulakan, Sukiman kepada Singgalang mengaku senang dan bangga melihat tingginya animo masyarakat. "Buktinya tanpa pengaturan yang ketat, semua masyarakat langsung terjun. Mereka ikut bekerja bersama penuh dengan saling pengertian, tanpa ada arahan yang diberikan. Sebagian ikut membuka lantai, sebagian lagi ikut menebang batang kelapa bersama tukang yang telah dicari sebelum ini," kata Sukiman yang didampingi Sekretaris MUI Ulakan Tapakis, Ali Nurdin M. Nur.
    "Sebenarnya dana untuk membangun kembali rajang ini telah dialokasikan dalam APBD Padang Pariaman tahun ini. Namun, pelaksanaannya belum bisa dilakukan, mengingat berbagai kesibukan yang tengah terjadi dilingkungan Pemkab itu sendiri. Secara pasti saya tidak tahu persis, kenapa anggaran yang telah ditetapkan itu, belum juga dimulai pengerjaannya. Nah, kondisi rajang yang telah mengkawatirkan itu, masyarakat tidak ingin membiarkannya berlama-lama. Lebih cepat, lebih baik, itulah mayoritas permintaan masyarakat saat rapat belum lama ini, terkait akan dimulainya perbaikan rajang dimaksud," tambah Sukiman.
    Memang, aku Sukiman, rajang tersebut merupakan kebutuhan yang paling vital bagi masyarakat Tanjuang Medan dan Kampuang Galapuang. Hanya itulah jalan satu-satunya untuk bisa ditempuh masyarakat yang setiap hari pergi dan pulang dari dan ke pasar Kampuang Galapuang. Diperkirakan ratusan masyarakat yang memakai sepeda motor dan pejalan kaki, yang senantiasa melewati rajang dimaksud. "Untuk itulah, pembangunan rajang yang telah dimakan usia itu sudah sangat mendesak. Ini baru swadaya masyarakat. Kita ingin, anggaran yang telah diputuskan Pemkab Padang Pariaman lewat APBD itu bisa secepatnya dicairkan, sehingga kekuatan rajang itu kembali seperti sedia kala," harap Sukiman.
    Disamping itu, lanjut Sukiman, Tanjuang Medan merupakan korong yang kaya dengan peninggalan sejarah Syekh Burhanuddin, yang hingga kini masih dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah di Sumatra Barat ini. Bahkan, pesantren Luhur Syekh Burhanuddin hingga kini terus dibanjiri santri yang ingin menuntut ilmu. Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan dapur setiap harinya, baik oleh masyarakat maupun oleh pihak pesantren itu sendiri, mereka harus pergi ke pasar Kampuang Galapuang dimaksud. "Kita ingin rajang itu bisa dirampungkan lagi dalam waktu secepat mungkin, sehingga kenyamanan masyarakat kembali tercipta dengan sendirinya," katanya. (dam)
----------------------------------------------------------------------------------

IPNU Padang Pariaman Kembali Catat Sejarah

Pauh Kambar--Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Padang Pariaman kembali mencatat sejarah baru, terutama didunia kepelajaran, baik pelajar yang terhimpun di pondok pesantren, maupun pelajar yang tengah menuntut ilmu di SMA yang ada didaerah itu. Latihan Kader Muda (Lakmud). Itulah nama kegiatan yang digelar IPNU, dari Sabtu hingga Minggu (10-11/4) di Surau Tangah Padang, Kenagarian Pauh kambar, Kecamatan Nan Sabaris.
    Kegiatan yang betemakan 'membangun generasi muda yang Islami, mandiri dan aktivis' itu dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar, Ir. H. A. Khusnun Aziz, M.M. hadir pada kesempatan itu, calon Wakil Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah, M.M, Ketua PCNu Padang Pariaman, Abdul Hadi Tuanku Rajo, S. Ag serta sejumah tokoh masyarakat Kecamatan Nan Sabaris.
    Menurut Khusnun Aziz, Lakmud ini merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan IPNU sebagai organisasi kader yang berada dilingkungan NU. Tanpa pengkaderan yang jelas, seorang kader akan tidak tahu, apa itu roh dari organisasi yang dia geluti. "NU tetap mendorong berbagai kegiatan yang dilakukan kader-kadernya, sepanjang itu betul-betul bermanfaat buat masa depan NU itu sendiri," katanya.
    "Seorang kader yang militan itu harus punya sejarah tentang organisasinya. Kita tahu, bahwa NU di Padang Pariaman ini punya kontribusi positif terhadap pembangun daerah ini. Betapa para pendahulu, yang ikut berjuang dulunya, itu kebanyakan dari para ulama, dan pemuda. Mereka itu berjuang tanpa adanya imbalan yang diharapkan, guna menyelamatkan generasi dan daerah dari berbagai ancaman, baik ancaman dari dalam, maupun ancaman yang datang dari pihak luar. Nah, perjuang demikianlah yang perlu menjadi perhatian yang tinggi dikalangan anak-anak muda NU saat ini. Berikan pada NU apa yang bisa kita berikan, dan jangan cari apa yang bisa didapatkan dalam NU," kata Khusnun lagi.
    Kepada kader IPNU yang ikut Lakmud kali ini, Khusnun Aziz minta untuk mengikutinya dengan penuh kesadaran. "Jadikan Lakmud sebagai langkah awal untuk mengenal NU secara luas lagi. Masih banyak yang harus dipelajari nantinya, tentang apa itu NU. Kemudian, setelah Lakmud akan ada lagi latihan lanjutan yang mesti ditempuh seorang kader hingga ketingkat nasional nantinya. Semuanya itu ada aturan dan mekanisme yang mesti diikuti, sehingga pengetahuan seorang kader tentang NU tidak diragukan lagi," harapnya.
    Sementara Ketua IPNU Padang Pariaman Luki Permansyah mengaku, bahwa sejak kepengurusan IPNU diperbaharui, lewat Konfercab beberapa waktu lalu, inilah kegiatan pertama yang dilakukan. "Makanya, sebelum Lakmud diadakan, kita sengaja melakukan pelantikan pengurus baru IPNU. Alhamdulillah semua pengurus yang ada dalam SK yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat IPNU di Jakarta hadir semuanya," katanya.
    "Selama Lakmud berlansung, para peserta yang datang dari berbagai pesantren dan pelajar SMA di Padang Pariaman diberikan materi tentang manajemen organisasi, Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang menjadi roh dari NU itu sendiri, dan sejumlah materi lainnya, yang disampaikan oleh banyak narasumber yang berasal dari lingkungan NU dan diluar NU sendiri," kata Luki Permansyah yang juga santri pesantren Nurul Yakin, Ringan-Ringan Pakandangan itu.
    Menurut Luki, peserta yang ikut Lakmud kali mencapai 60 peserta se-Padang Pariaman. Seluruh peserta selama kegiatan berlangsung diinapkan dilokasi ini. "Kita ingin dari rangkaian materi yang disampaikan narasumber, betul-betul mampu dicerna oleh peserta. Dengan demikian, ketika mereka berkiprah nantinya tidak merasa ragu dan canggung lagi ketika menghadapi berbagai problem ditengah masyarakat," ujarnya. (dam)
---------------------------------------------------------------------------------

Delapang Pasangan Cabup dan cawabup Terdaftar di KPU Padang Pariaman

Pariaman, Singgalang
    Hingga berakhirnya masa pendaftaran calon bupati/wakil bupati di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Padang Pariaman, Kamis (8/4) lalu tercatat delapan pasang calon yang ikut mendaftar. Dua dari delapan pasangan itu merupakan calon perseorang. Boleh dikatakan, bahwa Pilkada bakal berlangsung seru dan sengit, mengingat keseluruhan calon tersebut merupakan putra-putri terbaik daerah yang baru saja diluluh-lantakan gempa kahir September lalu.
    Ketua KPU Padang Pariaman, Suhatri Bur, S.E bersama anggota KPU lainnya, Yul Rahmat, S.T, Vifner, S.H kepada Singgalang, Jumat (10/4) menyebutkan, calon yang telah mendaftar, pasangan M. Yusuf-Zamzamil, Yobana Samial-Dasril, Ali Mukhni-Damsuar, Lukman Syam-Trimurti Ilyas, Sudirman Gani-Eri Zulfian, Sarbaini-Akhiardi, Jasma Juni-Bachtiar Sultan dan pasangan Ambia B Boestam-Yusalman.
    Menurut Suhatri Bur, tahapan selanjutnya KPU tengah melakukan verifikasi dari seluruh berkas yang telah dimasukan oleh pasangan tersebut, lewat partai pengusung atau calon perorangan. Verifikasi berakhir pada 14 April ini. "Dari semua pasangan yang medaftar, tidak banyak yang mengalami kendala yang berarti. Pendaftaran berjalan aman dan terkendali. Setelah usai verifikasi, barulah diumumkan mana calon yang lolos verifikasi," katanya.
    "Semua calon, kata Suhatri Bur, diberlakukan sama. Mereka sama-sama mendapatkan kesempatan untuk sedikit memaparkan visi misinya dihadapan masa yang sengaja mereka bawa ke KPU. Tentu hal itu dilakukan dengan sangat sederhana, dalam ruangan yang sangat terbatas. Namun, KPU telah berupaya semasimal mungkin, bagaimana proses yang dilalui masing calon memiliki makna tersendiri, ketika berhadapan dengan masa pendukungnya," ujarnya.
    Untuk diketahui, pasangan M.Yusuf-Zamzamil yang dipopulerkan dengan YUZA, maju lewat koalisi maju bersama, yang merupakan gabungan 14 partai politik yang dikomandoi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yobana Samial-Dasril atau Yobana-Ril berangkat dengan kekuatan Partai Keadillan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) dengan total 7 kursi di DPRD setempat.
    Sementara Ali MUkhni-Damsuar merupakan pasangan yang diusung koalisi besar, Partai Golkar, Hanura dan PDI-P dengan total 12 kursi di DPRD. Lukman Syam-Trimurti Ilyas dan pasangan Sarbaini-Akhiardi adalah calon independen, yang berangkat lewat dukungan murni masyarakat Padang Pariaman yang dibuktikan dengan foto kopi KTP. Kemudian pasangan Jasma Juni-Bachtiar Sultan berangkat lewat gabungan sejumlah partai kecil, yang dimotori oleh Gerindra dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI). Terakhir, Ambia B Boestam-Yusalman resmi berangkat dari koalisi tiga partai, yang merupakan gabungan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Pelopor dan Partai Buruh dengan 6 kursi di DPRD. (dam)            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar