Kamis, 04 Agustus 2016

PNM Unit Lubuk Buaya Lakukan Penyitaan Diluar Agunan yang Disepakati

-Nasabah Kecewa dan Dikibuli
PNM Unit Lubuk Buaya Lakukan Penyitaan Diluar Agunan yang Disepakati

Sungai Laban--Noki Widiansyah, salah seorang warga Sungai Laban, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman merasa dipaksa dan dirugikan oleh pihak PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Lubuk Buaya, Padang. Pasalnya, Noki Widiansyah yang medapatkan kredit di PNM tersebut sebesar Rp325 juta, dengan agunan sertifikat tanah seluas kurang lebih 3.000 meter, dengan harga tanah Rp1 miliar lebih. Dia meminjam di PNM sejak enam bulan terakhir.
    Kepada Singgalang, Kamis kemarin di Pariaman, Noki sang pengusaha huller di Sungai Laban itu mengaku bahwa pihak PNM dengan seenaknya memperlakukan ketentuannya terhadap hutang piutang tersebut. Padahal, sudah ada kontrak perjanjian antara dirinya dengan PNM dimaksud, sebagai lembaga keuangan yang meminjamkan uang padanya. "Ketika tunggakan saya macet selama dua bulan, PNM mendatangi orangtua saya tanpa sepengetahuan saya, lalu menyita sebuah kendaraan sepeda motor jenis honda. Padahal yang berutang itu saya, bukan orangtua saya. Orangtua saya dipaksa menandatangani sebuah surat pernyataan yang dibuat oleh PNM itu sendiri," kata Noki.
    Padahal, kata Noki, agunan kan telah ada terhadap pinjaman yang  dilakukan di PNM tersebut. Kok adalagi penyitaan, tanpa adanya surat izin sita dari pengadilan, selaku pihak yang berwenang untuk mengeluarkan sebuah ketentuan penyitaan. Dan lagi prosedur yang seharusnya dilakukan, tentu PNM menyurati atau memberikan Surat Peringatan (SP) kepada saya sebanyak tiga kali. "Saya baru dua kali menerima SP itu dari PNM, tapi pihaknya langsung melakukan penyitaan terhadap harta lainnya," ujar Noki.
    "Tunggakan itu terjadi, tak lain lantaran musibah yang cukup berat, yakni datangnya musibah gempa bumi akhir September tahun lalu, yang menyebabkan runtuhnya bangunan huller tersebut. Kemudian, terjadi kemalingan berkali-kali terhadap huller itu, sehingga beras dan pupuk yang ada dalam huller hilang. Akibatnya, saya mengalami kerugian yang tidak sedikit, yang menyebabkan terjadinya tunggakan kredit di PNM dimaksud," katanya.
    Menurutnya, kehilangan di huller yang menyebabkan kerugian puluhan juta itu telah dikadukan kepada pihak berwajib. Namun, hingga kini belum ada titik terangnya dari barang-barang yang hilang tersebut. "Sebagai masyarakat kampung, ketika terjadi hal demikian tentu kita mengadukan ke polisi. Dimana persoalan itu tersangkutnya, saya juga tak tahu persis. Yang jelas setelah melapor ke pihak berwajib, lalu tidak ada kejelasan, maka peristiwa itu saya diamkan saja lagi," ungkap Noki.
    "Ditengah peristiwa yang datang silih berganti, pihak PNM datang dengan main paksa segala. Dia datang ke orangtua saya, lalu menyita sepeda motor tanpa sepengetahuan saya selaku pihak yang berkepentingan dengan PNM dimaksud," tambahnya.
    Sementara, nasabah lainnya yang merasa dirugikan oleh tindakan PNM tersebut, Afzan, pengusaha nasi goreng di Sungai Asam, Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung. Afzan kapasitanya sebagai penjamin dari Irwan Syah, saudaranya Afzan. "Saya sampai beli tanah seharga Rp45 juta, untuk tambahan jaminan kredit yang telah disepakati pada awalnya, tahu-tahu tidak jadi terlaksana tambahan pinjaman. Menurut PNM Unit Lubuk Buaya, tidak bisa dilanjutkan pinjaman kedua, lantaran belum cukup satu tahun. Padahal menurut aturan yang berlaku, enam bulan sejak peminjaman lancar bisa disambung lagi dengan pinjaman selanjutnya. Tetapi kenyataannya, pihak PNM mengibuli saya selaku orang yang telah bersusah payah untuk mendapatkan tanah, sebagai tambahan agunan itu.
    Kepala Unit PNM Lubuk Buaya, Venny ketika dihubungi via ponselnya Kamis kemarin mengaku tidak ada urusan wartawan dengan Noki itu. "Apa urusan Anda dengan saudara Noki. Yang punya urusan dengan Noki itu saya dari pihak PNM. Maaf ya, saya lagi ada tamu," katanya singkat. (dam)
--------------------------------------------------------------------------------

-Pesantren Ramadhan Berakhir
Mensingkronkan Program Pemkab Dengan Kewajiban Orangtua

Sintuak--Pelaksanaan pesantren Ramadhan di Masjid Nurul Iman, Korong Palembayan, Kenagarian Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Padang Pariaman berakhir sudah. Setelah melakukan berbagai rangkaian kegiatan yang penuh makna terhadap masa depan keagamaan remaja dan pelajar itu selama 12 hari itu, pesantren Ramadhan itu ditutup dengan muhasabah di masjid tersebut, Rabu (25/8) malam.
    Menurut Zeki Aliwardana, Sekretaris panitia pelaksana pesantren Ramadhan, sebelum penutupan dengan muhasabah, peserta pesantren yang telah mendapatkan prestasi selama mengikuti kegiatan yang penuh makna tersebut, diberikan hadiah berupa buku dan alat tulis lainnya, serta buku bacaan, untuk 10 santri berprestasi tingkat SMP dan SMA. "Hadiah yang diberikan itu merupakan diluar juklak juknis yang ada. Hadiah itu diberikan atas inisiatif panitia yang ingin kegiatan tersebut sukses dan lancar, sekaligus memberikan motivasi terhadap remaja dan pelajar," sebut Zeki.
    Sebab, disamping kegiatan pesantren Ramadhan, panitia juga menggelar lomba, terkait materi yang dipelajari selama pesantren Ramadhan berlangsung. "Mulai dari lomba ayat singkat, asmaul husna serta lomba siswa berbakat. Semua peserta merasa terpacu untuk terus meningkatkan kemampuannya dibangku sekolah. Kendatipun dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat, namun sangat berkesan bagi siswa SD, SMP dan SMA yang ada di Palembayan dan sekitarnya, yang mengikuti kegiatan dimaksud," ujar Zeki.
    "Kita ingin, apa yang telah dipelajari oleh siswa dan siswi selama kegiatan berlangsung, mampu memberikan yang terbaik terhadap masa depan siswa itu sendiri, terutama dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi dikalangan remaja dan pemuda, yang hingga kini menjadi fenomena ditengah masyarakat itu sendiri," ujar Zeki.
    Zeki bersama panitia lainnya yakin, pesantren Ramadhan yang telah berlangsung, yang merupakan kegiatan perdana di masjid itu, cukup berkesan dan punya arti tersendiri. "Paling tidak, kita telah meletakkan pondasi dasar terhadap pelajar yang ada dikampung itu. Memang, menanamkan nilai-nilai agama terhadap anak dan remaja tidak semudah yang dibayangkan. Banyak proses yang harus dilakukan. Dan sangat tidak bisa dianggap sempurna dalam waktu yang hanya 12 hari itu. Tetapi, dengan adanya kepercayaan yang diberikan Pemkab Padang Pariaman terhadap masjid itu, dalam melakukan pesantren Ramadhan tahun ini, menjadi nilai tambah terhadap pelajar yang ada dikampung ini," kata Zeki.
    "Apalagi saat muhasabah, pihak panitia sengaja menghadirkan seluruh orangtua siswa yang tengah mengikuti pesantren Ramadhan dimaksud. Hal itu dilakukan, mengingat adanya singronisasi program pemerintah, dalam hal ini nilai-nilai keagamaan terhadap anak, maupun orantua itu sendiri. Disamping orangtua yang setiap hari bersentuhan langsung dengan anaknya, juga merasakan betul betapa pentingnya pendidikan agama ditumbuh-kembangkan terhadap anak sejak dari awal," ungkap Zeki. (dam)     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar