Kamis, 04 Agustus 2016

Mewujudkan Kecerdasan Anak di Kampung Tertinggal dan Miskin

-PAUD Cahaya Bunda Diresmikan
Mewujudkan Kecerdasan Anak di Kampung Tertinggal dan Miskin

Lubuk Alung--Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cahaya, Koto Buruak, Kenagarian Lubuk Alung, Padang Pariaman terus mengukir prestasi yang sangat luar biasa. Sejak PKBM itu didirikan beberapa tahun yang silam, hingga kini telah berhasil mendirikan 3 unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dikampung yang terbilang miskin dan tertinggal dikawasan Lubuk Alung dimaksud.
    Setelah berdiri PAUD Cahaya di Padang Baru, Koto Buruak dan PAUD Cahaya Dua di Surantiah, Koto Buruak, Senin (28/6) lalu PKBM tersebut kembali meresmikan keberadaan sebuah PAUD yang diberi nama dengan PAUD Cahaya Bunda di Gantiang, Koto Buruak itu. Menurut Harry Subrata, pimpinan PKBM yang mendirikan PAUD itu, keberadaan PAUD di Korong Koto Buruak ini sungguh telah dirasakan masyarakat banyak. Masyarakat melihat, betapa pentingnya sebuah sertifikat PAUD untuk kelanjutan pendidikan anaknya diera globalisasi saat ini.
    Kepada Singgalang, Harry Subrata merasa senang dan bangga, melihat antusiasnya sambutan masyarakat terhadap PAUD yang didirikannya itu. "Alhamdulillah sekitar 700 jiwa warga Koto Buruak yang tinggal dikampung itu, tidak lagi merasa gelisah ketika melakukan proses pendidikan terhadap buah hatinya. Baru saja diresmikan, telah terdaftar sebanyak 30 anak yang akan mulai belajar sambil bermain di PAUD yang tengah memakai bekas gedung SD 33 Lubuk Alung itu," kata anggota PPK Lubuk Alung ini.
    PAUD Cahaya Bunda yang baru saja didirikan itu, kata Harry Subrata, di asuh oleh dua pengasuh yang kini tengah merampungkan studinya di STIKIP YDB Lubuk Alung, yang juga putri Koto Buruak. Sebab, hakikat keberadaan PAUD itu sendiri adalah untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat. "Untuk itulah, seluruh potensi yang ada di Koto Buruak ini selalu kita berdayakan, agar bisa bersinergi dan berbagi pengalamannya bersama anak-anak Koto Buruak itu sendiri," ujarnya.
    "Untuk menyatukan ketiga PAUD tersebut, maka sebulan sekali diadakan kegiatan senam massal yang menghimpun seluruh PAUD dibawah naungan PKBM tersebut, dengan sistim giliran. Dengan budaya itulah, seluruh anak-anak yang tergabung di tiga PAUD itu bisa saling berinteraksi dan saling kenal-mengenal. Kedepannya, disamping anak-anak, seluruh orangtua anak, pengasuh dan pengelola PAUD ini juga dilakukan hal demikian. Kita ingin PAUD yang tengah tumbuh dan berkembang dengan dinamikanya ini mampu memberikan hal yang terbaik buat masyarakat Koto Buruak dan Lubuk Alung," ungkap Harry.
    Pada peresmian PAUD Cahaya Bunda tersebut, Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) melalui koordinatornya di Padang Pariaman, Dasril, S. Pd, M.M memberikan bantuan ratusan kotak susu SGM dari berbagai variasi buat anak-anak tersebut. "Pengembangan PAUD yang dilakukan masyarakat ini, merupakan bagian dari program kepedulian dari PKPU itu sendiri. Kita ingin, PAUD ini terus berkembang dan mampu memberikan hal yang terbaik buat kecerdasan anak-anak bangsa yang ada di Koto Buruak, dalam menatap masa depannya," ujar Dasril. (dam)
-----------------------------------------------------------------------------------

-Untuk Saling Berbagi
Alumni SPG 2 Angkatan 86 Padang, Gelar Pertemuan Akbar

Pariaman--Alumni Sekolah Pendidikan Guru (SPG) 2 Padang angkatan 1986 akan menggelar reuni alias taragak basuo. Direncanakan pertemuan seluruh alumni yang kini tengah berkiprah diberbagai sekolah, dan lembaga pemerintahan lainnya di Sumatra Barat itu, Jumat (2/7) di lapangan Imam Bonjol Padang. Diperkirakan ratusan alumni akan ikut kegiatan pertemuan akbar dimaksud.
    Kartini, salah seorang penggagas kegiatan tersebut, kepada Singgalang, Selasa (29/6) di Pariaman melihat seluruh alumni yang telah dihubungi via telepon dan pesan singkat, sangat memberikan respon positif, dan ikut hadir nantinya. "Meskipun SPG itu sendiri kini sudah almarhum, yang namanya alumninya tetap ada dan telah banyak yang berkiprah ditengah masyarakat. Baik sebagai PNS, maupun sebagai pekerja sosial ditengah masyarakat itu sendiri," kata guru SDN di Sungai Geringging, Padang Pariaman ini.
    Menurutnya, pertemuan Jumat itu adalah cikal-bakal dari reuni yang akan diadakan sehabis lebaran nantinya, untuk seluruh alumni yang ada di nusantara ini. "Pertemuan ini sangat penting artinya, dalam melihat dan mengukur apa dan bagaimana keberadaan alumni SPG 2 Padang itu ditengah komunitasnya, yang sebagian besar berprofesi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, alias guru," ujar Kartini.
    "Seluruh undangan telah disebar keseantero Sumatra Barat ini. Kita ingin pertemuan yang akan berlangsung sehari penuh bersama keluarga alumni itu mampu melahirkan keputusan yang bisa memberikan kontribusi positif, terutama terhadap profesi guru itu sendiri. Hingga kini masih banyak problem dikalangan guru, yang harus dicarikan jalan keluarnya secara bersama. Mulai dari problem sertifikasi guru, hingga meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan itu sendiri," ungkap Kartini.
    Kartini melihat, pertemuan ini merupakan tonggak sejarah baru yang tengah dilahirkan para alumni SPG 2 Padang. Selama ini belum ada pertemuan-pertemuan alumni, akibat dari tidak adanya lagi sekolah tersebut. Untuk itulah, para alumni jangan merasa kurang percaya diri. "Kita harus berjuang, meskipun tempat berkumpul, berbagai pengalaman dan saling bercerita tentang suka duka seorang guru itu, berpindah-pindah nantinya, harus terlaksana dengan baik dan benar," kata Kartini. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar