Kamis, 04 Agustus 2016

Lewat PNPM, Masyarakat Terus Bangkit Bangun Perekonomian

Lewat PNPM, Masyarakat Terus Bangkit Bangun Perekonomian

Lubuk Alung--Melalui dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang dikucurkan pada 2009 lalu di Korong Koto Buruak, Kenagarian Lubuk Alung, Padang Pariaman sebanyak Rp150 juta, tanda-tanda kebangkitan masyarakat setempat mulai terlihat. Paling tidak dana yang sebanyak itu yang dialokasikan untuk bangunan fisik serta ekonomi bergulir, berupa simpan pinjam, sedikit mampu menggerakan ekonomi masyarakat itu sendiri.
    Koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat Amanah (LKMA) PNPM Koto Buruak, Hari Subrata kepada Singgalang, Minggu (18/4) di Lubuk Alung melihat hasil yang telah dicapai dengan selesainya tahapan PNPM 2009 di kampung itu, membuat masyarakat bisa bangkit dari musibah. "Dana sebanyak itu telah dialokasikan untuk dua unit bangunan bok irigasi, saluran drainase, plat miker atau jembatan kecil, satu unit jembatan dengan ukuran 5 X 6 meter, yang menghubungkan Korong Salibutan dan Padang Baru, Koto Buruak," katanya.
    Menurut Hari Subrata, bangunan demikian dilakukan setelah menerima masukan bersama masyarakat. Sebab, yang namanya PNPM adalah dana yang berasal dari, oleh dan memang untuk masyarakat itu sendiri. "Sebenarnya masih banyak yang harus dibangun dikampung itu. Namun, itulah yang paling utama saat ini. Kita ingin, bangunan fisik yang telah terwujud dengan baik itu, betul-betul sesuai dengan keinginan bersama, serta skala prioritas untuk saat ini," ujar Hari Sumbrata.
    Disamping itu, lanjut Hari Sumbrata, dana yang telah dialokasikan itu juga diperuntukan buat ekonomi bergulir, berupa simpan pinjam. Masyarakat boleh melakukan simpan pinjam, dengan modal dari PNPM tersebut. Dengan demikian, paling tidak bagi masyarakat kampung yang pekerjaannya jual beli, bisa sedikit membantu menambah modal usahanya. "Semua masyarakat di Koto Buruak mendapatkan kesempatan yang sama, terhadap simpan pinjam demikian, tergantung nantinya mana yang paling membutuhkan, dengan program tersebut," ungkap Hari lagi.
    "Kita ingin dana PNPM yang untuk ekonomi bergulir dimaksud, mampu menjawab kegelisahan masyarakat, ditengah sulitnya meningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri. Yang paling penting, bagaiman pertanggungjawaban dana bisa sepebuhya dilakukan dengan baik dan benar. Kita tidak ingin dana tersebut, dianggap masyarakat sebagai bantuan lepas begitu saja. Melainkan punya tanggungjawab moral untuk mengembalikan. Sebab, dana itu selanjutnya memang untuk dikembangkan lagi bagi masyarakat lainnya, yang memang membutuhkan juga," kata Hari Subrata. (dam)   
---------------------------------------------------------------------------------------
-Empat Calon Wabub Berebut Suara di Lubuk Alung
Masyarakat Harus Memilih Calon Terbaik Dari yang Baik

Pariaman--Sebagai nagari yang paling luas dan padat penduduk di Kabupaten Padang Pariaman, Lubuk Alung jadi sasaran utama dalam pergolakan politik Pilkada tahun ini. Betapa tidak, disamping banyaknya pemilih dalam nagari itu, juga dibarengi dengan banyaknya kader-kader di nagari yang terkenal dengan panasnya itu yang ikut maju memperebutkan kursi kekuasan daerah ini periode lima tahun mendatang.
    Dari delapan pasang calon bupati/wakil bupati yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Padang Pariaman, ternyata empat calon wakil bupati berasal dari Lubuk Alung. Mereka, H. Zamzamil, ST yang berpasangan dengan HM. Yusuf, S.H, M.H. Zamzamil, sehari-hari pegawai PNS dilingkungan Pemkab Padang Pariaman, yang menurut tim suksesnya, termasuk birokrasi sukses. Dia dianggap punya banyak pengaruh di Lubuk Alung, lantaran ayahnya cukup punya nama besar dikampung itu.
    Eri Zulfian, S. Pt, calon wakil bupati yang akan berpasangan dengan H. Sudirman Gani, S.H, M.M. Ketua DPRD Padang Pariaman itu dikenal sebagai warga Sikabu, Lubuk Alung. karir politiknya cukup gemilang. Tiga periode duduk dilembaga legislatif. Kini telah mencapai puncak karir politik di daerah yang telah porak-poranda akibat gempa akhir September lalu itu, yakni Ketua DPRD. Dia berangkat dari partai yang dia pimpin sendiri, Partai Demokrat.
    Selajutnya, Dasril, S. Pd, M.M, sang politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dasril yang berpasangan dengan H. Yobana Samial, S.H sang Ketua DPC PPP Padang Pariaman itu memakai jargon Yobana-Ril terbukti lebih peduli. Dasril, sehari-hari tinggal dan banyak berkiprah di sosial kemasyarakatan, terutama dikalangan korban gempa akhir September lalu. Dia dianggap paling peduli terhadap nasib masyarakat, yang memang butuh bantuan dari berbagai pihak. Untuk kawasan Lubuk Alung, kendatipun seorang Dasril sebagai rang sumando Lubuk Alung, namun banyak berkiprah, dan disukai banyak orang dikampung itu.
    Dasril dikenal mudah bergaul dengan siapapun di Lubuk Alung itu. Apalagi dikalangan generasi muda, dia dijadikan sebagai guru politik yang handal. Disamping itu, dia satu diantara sekian banyak mantan anggota DPRD Padang Pariaman yang terus berbuat ditengah masyarakat. Pemikirannya yang tajam, banyak digunakan oleh mereka yang kini jadi wakil masyarakat di DPRD setempat. Bagi Dasril, hidup adalah berbuat yang terbaik ditengah masyarakat. Hatinya galau, ketika korban gempa banyak yang terlunta-lunta. Untuk itulah, pengusaha SPBU itu tidak pernah kenal lelah, ketika melakukan berbagai aksi ditengah masyarakat korban gempa, di seantero Padang Pariaman itu. Baik aksi yang melalui kerjasama dengan PKS dari seluruh Indonesia yang hadir di tengah korban gempa, maupun aksi yang kerjasama dengan lembaga lainnya, didalam maupun luar negeri.
    Terakhir, Ir. H. Backtiar Sultan Datuak Panyalai, birokrasi yang akhir-akhir ini berkiprah di Pemko Pariaman. Warga Sikabu, Lubuk Alung itu terkenal dengan seorang niniak mamak, lantaran jadi pangulu ditengah kaumnya, suku Panyalai. Disamping itu, seorang Backtiar Sultan, juga pengurus LKAAM Padang Pariaman. Dia dirangkul oleh Jasma Juni Datuak Gadang, S.E, untuk maju jadi calon wakil bupati, berangkat dari koalisi partai kecil, yang dimotori Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), pimpinan Erfan Ganef alias Mak Itam, sang pengusaha bus Transpor Ekspress.
    Suharman Datuak Pado Basa, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung melihat keempat calon wakil bupati yang berasal dari kampung itu, merupakan putra-putra terbaik Lubuk Alung. "Semuanya punya trik tersendiri, serta punya kemampuan yang memang patut sekali untuk ikut meramaikan bursa calon. Kita tetap memberikan dukungan moral kepada empat tokoh Lubuk Alung itu, dalam meraih simpati masyarakat nantinya," kata Suharman.
    Memang, kata Suharman, dalam kondisi saat ini, masyarakat Lubuk Alung dihadapkan pada posisi yang sangat dilematis. Namun, yang jelas sebagai warga masyarakat tetap akan melakukan pilihan yang terbaik dari yang baik. Tentu hal itu akan sangat bergantung siapa calon bupati yang akan mengusungnya. "Kita harus punya pandangan politik yang jauh kedepan, ketika menyikapi pilihan yang sangat sulit itu. Ini menyangkut kebangkitan kembali masyarakat Lubuk Alung dan Padang Pariaman dari musibah yang cukup hebat akhir September lalu," kata Suharman pada Singgalang, Senin (19/4).
    "Setelah KPU menetapkan calon nantinya, kita akan kumpulkan masyarakat Lubuk Alung, guna mencari formulasi baru dalam masalah ini. Kita sangat tidak ingin, Pilkada 30 Juni nanti membuat Lubuk Alung terpecah belah, akibat banyaknya pilihan tersebut. Dan lagi, kita juga tidak ingin nagari yang begitu luas, yang sama luasnya dengan kecamatan ini sia-sia begitu saja pasca Pilkada nantinya. masyarakat Lubuk Alung harus mampu melihat, mana pilihan terbaik dari yang baik," ungkapnya. (dam)
--------------------------------------------------------------------------------------
-Hasil Muktamar XXXII NU Makasar
Maidir Harus Salah Seorang Ketua PBNU

Pariaman--Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatra Barat non aktif, Prof. Dr. H. Maidir Harun, MA, akhirnya terpilih menjadi salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015. Masuknya mantan Rektor IAIN Imam Bonjol Padang itu kejajaran pengurus PBNU, merupakan kesepakatan yang diambil oleh tim formatur hasil Muktamar XXXII NU di Kota Makasar beberapa waktu lalu. Rapat terakhir tim foramtur yang dipimpin Rais Aam, KH. MA. Sahal Mahfudz dan Dr. KH. Said Aqiel Siradj, MA, Ketua Umum Tanfidziyah terpilih itu diadakan di pondok pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah Senin lalu.
    Sekretaris PWNU Sumbar, Firdaus, SS kepada Singgalang, Senin (19/4) di Pariaman melihat hal itu sebuah kehormatan yang diberikan kepada warga NU yang ada di ranah Minang. "Setelah Alm. Asrul Sani dan Djamaluddin Malik para era 1960 an yang berkiprah di PBNU, baru kali inilah muncul kembali tokoh NU Sumbar dikancah nasional. Aggaknya, ini komitmen Ketua Umum terpilih untuk mengembangkan NU di luar pulau Jawa dengan jauh lebih baik lagi," katanya.
    Menurut Firdaus, masuknya Maidir Harun adalah sebuah kebanggaan yang tak terhingga-hingganya dirasakan kalangan NU Sumbar. Betapa tidak, kesempatan untuk berbuat lebih luas lagi, akan terbuka peluang yang sangat lebar. "Kita ingin nantinya pengembangan NU Sumbar akan lebih terarah dan sistematis. Sebab, persoalan pengkaderan masih mempunyai beban yang sangat dilematis di tubuh NU Sumbar itu sendiri, mengingat belum adanya tokoh NU yang berasal dari daerah ini yang menyuarakan dengan lantang," kata Firdaus.
    Firdaus melihat kondisi demikian, adalah tantangan sekaligus peluang bagi Maidir Harus dalam melihat kondisi yang sebenarnya di tubuh NU Sumbar. "Memang secara amaliyah, masyarakat Minangkabau banyak yang berpegang pada idiologi Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), yang menjadi jati diri NU itu sendiri. Namun, hal itu belum sepenuhnya terakomodir dengan baik kedalam NU. Untuk itu, momen yang sangat tepat tersebut, dengan adanya kiprah Maidir Harun nantinya mampu berbuat yang lebih banyak lagi, terhadap pengembangan NU di Sumbar ini," harapnya.
    Disamping itu, lanjut Firdaus, PWNU dalam waktu dekat ini juga akan melakukan Konferwil, terkait telah habisnya masa bakti kepengurusan dibawah pimpinan Maidir Harun. Konsolidasi kearah itu telah mulai diwacanakan dikalangan pengurus harian PWNU, dalam melihat pentingnya Konferwil dilakukan sesuai jadwal habisnya SK kepengurusan. "Insya Allah dalam waktu dekat kita akan bentuk panitia, yang akan bertanggungjawab penuh nantinya melakukan Konferwil tersebut," kata Firdaus. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar