Sabtu, 06 Agustus 2016

Oknum Satpol PP Melakukan Pesta Miras

-Warga Lubuk Alung Kembali Heboh
Oknum Satpol PP Melakukan Pesta Miras

Lubuk Alung--Kenagarian dan Kecamatan Lubuk Alung, Padang Pariaman kembali dihebohkan oleh  perbuatan pesta miras yang dimeriahkan dengan orgen tunggal yang digelar oknum Satpol PP setempat, Sabtu malam pekan lalu. Gemparnya kegiatan yang mengundang maksiat itu dikalangan instansi yang seharusnya bertindak mengawal jalannya Peraturan Daerah (Perda), lantaran sang Kepala Satpol PP nya, Mawardi Nur diduga juga ikut meramaikan pesta miras yang konon kabarnya miras alias minuman keras yang sengaja dipersamakan, dilokasi yang cukup jauh dari keramaian, yakni Lubuk Cimantuang, Lubuk Alung itu, adalah minuman keras yang berhasil disita Satpol PP tersebut, alias barang bukti hasil tangkapan sewaktu razia.
    Tak tanggung-tanggung, ratusan Bantuan Pol PP (Banpol) yang baru saja direkrut tahun ini ikut terlibat dalam masalah demikian. Malam itu sungguh malam yang membuat mereka bahagia, lantaran kepuasan dengan persoalan miras yang diselingi dengan goyangan artis miskin, alias minus pakaian tersebut. Mereka melakukan hiburan hingga dini hari, yang tidak banyak diketahui masyarakat. Menurut sumber informasi yang langsung menyaksikan hal itu, Kepala Satpol PP tersebut hingga mengahabiskan uang ratusan ribu rupiah untuk melakukan sawer buat artis yang sangat setia menghibur mereka hingga larut malam itu.
    Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Kecamatan Lubuk Alung, Aljufri, S.H bersama Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kenagarian Lubuk Alung, Drs. Ruswan Tanjung sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oknum Satpol PP demikian. "Kita semua tahu, Satpol PP diadakan oleh Pemkab Padang Pariaman guna mengawal jalannya Perda dalam daerah ini. Hal itu sama saja tukang pancing yang dilarikan ikan. Apa jadinya masyarakat yang selama ini terkenal dengan taat beragama, kalaulah orang yang seharusnya mengawal tingkah laku masyarakat justru melakukan hal-hal yang tak elok menurut adat dan agama tersebut," kata Aljufri, Sabtu (8/5) di Lubuk Alung.
    Menurut Aljufri, tindakan yang dilakukan oknum Satpol PP bersama pimpinannya itu, harus sesegera mungkin dilakukan tindakan tegas oleh Bupati Padang Pariaman, agar tidak terlalu berlarut-larut. Sebab, hal demikian erat kaitannya dengan citra pemerintahan yang hingga kini masih dipimpin bupati Muslim Kasim tersebut. Apalagi, keberadaan Satpol PP di Lubuk Alung ini sudah semakin meresahkan masyarakat saja. Mulai dari pungutan liar, hingga pesta miras yang dilakukannya itu jelas-jelas bertentangan dengan bidang tugas yang mereka lakukan, dan sangat merugikan masyarakat Lubuk Alung itu sendiri.
    Sementara Sekdakab Padang Pariaman, H. Yuen Karnova, S.E ketika dihubungi sungguh merasa terkejut dengan peristiwa demikian. "Kita segera panggil Kepala Satpol PP bersangkutan. Sebab, ini sudah diluar ketentuan, yang semestinya tidak dilakukannya," kata Yuen Karnova singkat.
    Ketua DPRD Padang Pariaman, Eri Zulfian, S. Pt yang juga putra Lubuk Alung mengaku belum tahu dan belum menerima kabar tersebut. "Itu tidak boleh terjadi. Perlu segera ditindak, agar tidak leluasa mereka melakukan hal-hal yang merusak kampung halaman itu sendiri. Apalagi, perbuatan demikian sangat bertentangan dengan aturan dan etika bermasyarakat. Kita tidak ingin masyarakat jadi marah gara-gara itu semua," kata Eri Zulfian.
    Menurut Eri Zulfian, kalau memang benar hal itu dilakukan oknum Satpol PP demikian, DPRD segera melakukan proses. Sebab, sudah keterlaluan masalahnya. "Kita segera proses, dan minta Pemkab segera memberikan tindakan tegas," katanya. (dam)
----------------------------------------------------------------------------------------
-Peringatan Mayday 2010
Jadikan Kereta Api Penunjang Utama Pariwisata Sumbar

Pariaman--Peringatan Mayday atau hari buruh 2010 yang digelar Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) Divre II Sumatra Barat, Sabtu (8/5) di stasiun kereta api Pariaman, ditandai dengan berbagai kegiatan. Disamping melakukan pembagian stiker, gontong royong bersama para karyawan, kegiatan tersebut juga ditandai dengan penanaman pohon pelidung disepanjang stasiun dimaksud. Penanaman pohon dilakukan Kepala Dinas Perhubungan Kota Pariaman, Fadli, S.H yang mewakili walikota, H. Mukhlis Rahman, Deputi Divre II PT KAI Sumbar, Puspa Warman, dan sejumlah pejabat yang hadir dilingkungan Pemko plus Muspida Pariaman.
    Menurt Puspa Warman, dengan cukup lamanya kereta tidak melakukan operasi, saat ini pihak KAI masih mengalami kerugian yang mencapai Rp8 miliar. "Kerugian itu juga diakibatkan masih kurangnya penumpang yang memakai jasa kereta api. Ditambah lagi dengan ongkos yang masih jauh dibawah standar, dan persoalan musibah gempa akhir September lalu. Namun demikian, kita tetap berupaya bagaimana Pemda dan Pemko Pariaman, agar bisa bekerjasama dalam membangun perkeretaan apian ini dimasa yang akan datang," katanya.
    Target yang telah ditetapkan pada 2013 nanti, kereta telah bisa sampai ke Sungai Limau. "Kini seluruh rel kereta menuju kesana terus dilakukan perbaikannya. Termasuk juga perbaikan rel kereta dari Lubuk Alung ke Padang Panjang, yang memang banyak mengalami kerusakan. Dengan telah beroperasinya kereta jurusan Padang-Sungai Limau dan Padang ke Padang Panjang nantinya, maka karyawan yang kini berjumlah 897 karyawan itu harus ditambah," kata Puspa Warman.
    "Kita ingin perkembangan kereta terus meningkat. Untuk itu, kesiapan pariwisata untuk menunjang hal demikian, juga sangat dibutuhkan. Kini, pihak KAI terus melestarikan aset-aset lama di Sumbar ini, terutama yang masih milik KAI, yang dianggap mampu mendatangkan pariwisata, baik lokal maupun manca negara," katanya.
    Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kota Pariaman, Fadli melihat kunjungan banyak orang ke Kota Tabuik ini cukup memberi nilai arti tersendiri, sejak dioperasikannya kereta api sebanyak dua kali sehari. "Akhir-akhir ini banyak orang mulai melirik perkembangan pariwisata yang terus ditingkatkan keberadaannya oleh Pemko itu sendiri. Hal itu terjadi, tentu dengan bersentuhannya stasiun kereta dengan objek wisata, Pantai Gandoriah, Pariaman ini," katanya.
    Apalagi pertumbuhan wisata kuliner di kota ini juga terus berkembang. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah keamanan. "Masyarakat luar yang sengaja berkunjung ke Pariaman merasa aman dan nyaman selama berada di kota ini. Kapanpun mereka pergi, kemanapun mereka berjalan, keamanan mereka sangat terjamin dengan baik dan benar," ujar Fadli.
    Menurut Fadli, kegiatan Mayday yang digelar SPKA ini cukup memberi arti tersendiri bagi masyarakat Pariaman. Betapa tidak, stasiun yang selama ini agak kurang terawat, justru kini menjadi sangat bersih dan asri, sehingga sangat menunjang nantinya untuk mendapatkan impian Pemko bersama masyarakat terhadap Piala Adipura. "Kita tahu, betapa peringatan semacam ini di daerah lain, seperti di Jawa sana, banyak dilakukan dengan aksi unjuk rasa, yang menyibukkan banyak pihak, terutama aparat keamanan," kata Fadli. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar