Rabu, 31 Agustus 2016

Dompet Dhuafa dan Exxonmobile Serahkan SDN 11 Batang Anai

Dompet Dhuafa dan Exxonmobile Serahkan SDN 11 Batang Anai

Batang Anai--Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman yang telah selesai dibangun oleh Dompet Dhuafa bersama Exxonmobile Indonesia, Rabu kemarin diresmikan keberadaannya. Prosesi peresmian serta serahterima sekolah yang terletak di Korong Salisikan, Kenagarian Sungai Buluah itu cukup mendapat sambutan antusias dari masyarakat, orangtua murid, dan sejumlah undangan dari kalangan Pemkab Padang Pariaman.
    Presiden Direktur Dompet Dhuafa Republika, H. Ismail A Said, Terry S McPhail, selaku Presiden dan General Manager Exxonmobile, Maman Budiman, Vice Presiden Public and Government Affairs Exxonmobile Indonesia, Asisten I Setdaprov Sumbar, Sinang Subekti tampak hadir. Kapolres Padang Pariaman, AKBP. Drs. Eko Nugrohadi, M. Si, Wakil Pimpinan Umum Harian Singgalang, H. Darlis Syofyan, S.H juga hadir bersama. Begitu juga kalangan pemerintahan Kecamatan Batang Anai, dan Nagari Sungai Buluah ikut memberikan apresiasi atas keberadaan sekolah yang sangat megah itu.
    Menurut Wakil Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Ali Mukhni, pembangunan SD 11 Batang Anai yang dilakukan Dompet Dhuafa Republika/Singgalang bersama Exxonmobile Indonesia ini, merupakan sebuah kepedulian yang tak terhingga nilainya. "Hari ini, Pemkab Padang Pariaman dalam hal ini dunia pendidikan, sungguh merasakan nikmat yang tinggi dari Yang Maha Kuasa, atas selesainya bangunan untuk mencetak kader bangsa yang ada di kampung ini," katanya.
    "Dompet Dhuafa Republika/Singgalang merupakan wadah dari pembaca, yang ingin berpartisipasi menyalurkan bantuannya, kepada masyarakat yang baru saja mengalami musibah gempa pada akhir September tahun lalu. Kita semua tahu, betapa banyak kiprah yang dilakukan wadah ini terhadap perbaikan Padang Pariaman dimasa mendatang. Disamping untuk dunia pendidikan, Dompet Dhuafa juga banyak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, sosial kemasyarakatan serta perekonomian masyarakat pascagempa itu sendiri," ungkap calon bupati yang akan bertarung pada putaran kedua pada September depan itu.
    Bantuan bangunan gedung sekolah yang diberikan Dompet Dhuafa bersama Exxonmobile kali ini, tidak sekedar sebuah bangunan. Melainkan juga akan diiringi nantinya dengan bantuan program pendampingan manajemen dan mutu sekolah. "Besar harapannya, agar sekolah ini betul-betul mampu memberikan yang terbaik buat Padang Pariaman. Untuk itu, kepada pihak sekolah dan masyarakat Salisikan, mari kita bersama-sama bahu-membahu dalam merawat sekolah ini. Sebab, merawat jauh lebih susah dari membangunnya," ujar Ali Mukhni.
    Hingga kini, lanjut Ali Mukhni, masih banyak sekolah lain didaerah ini yang masih butuh bantuan pembangunannya kembali. "Kita berharap, sekolah-sekolah yang sampai hari ini masih menggunakan sekolah darurat, untuk bisa pula dibangun oleh pihak-pihak yang peduli terhadap hal demikian. Dari 211 sekolah yang rusak berat dan hancur, 60 unit sekolah, termasuk SDN 11 ini telah dan sedang dibangun kembali oleh berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar negeri," kata Ali Mukhni.
    Sementara, Ismail A Said, Preseiden Dompet Dhuafa dan Terry S McPhail, Presiden Exxonmobile Indonesia, berharap banyak sekolah itu mampu menjadi sekolah yang terbaik didaerah ini. "Kita tahu, betapa banyak orang Minang yang hebat dulunya, setelah diproses dibangku sekolah. Nah, kita berharap dari SD ini terlahir para pemimpin bangsa yang santun, berakhlakul kharimah serta bermanfaat bagi bangsa dan negara ini," harapnya. (dam)
-------------------------------------------------------------------------------------

-Bahrum Ryk Rajo Sampono
Selagi Belum Menunaikan Kesepakan Bersama, Walinagari Belum Bisa Dilantik

Ketaping--Pemegang ulayat Kenagarian Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman, Bahrum Ryk. Rajo Sampono menilai pelantikan walinagari terpilih dinagari yang terkenal dengan internasional itu, bukan lagi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan Pemkab Padang Pariaman. Persoalan tersebut, yang hingga kini belum juga dilantiknya Walinagari Ketaping terpilih, Yulisman, lantaran persoalan yang dilakukan yang bersangkutan terhadap niniak mamak dinagari ini, belum diselesaikan secara hukum adat yang berlaku di Ketaping itu sendiri.
    Kepada Singgalang, Rabu kemarin Rajo Sampono menilai, bahwa Kenagarian Ketaping jauh berbeda dengan nagari kebanyakan lainnya di Padang Pariaman ini. "Ketaping, terkenal dengan ulayat rajo. Nagari Ketaping, Ulakan dan Nagari Tapakis, adalah tiga nagari, yang sejak dari dulu hingga kini tetap dalam satu kesatuan. Rajo yang ada di Ulakan dan Tapakis, sangat erat kaitannya dengan satu rajo yang ada di Ketaping, yakni Rajo Sampono," kata Rajo Sampono, dalam menyikapi pemberitaan Singgalang Selasa lalu, tentang pelatikan Walinagari Ketaping.
    Menurutnya, apa yang disampaikan anggota dewan asal Ketaping, Rosman, terkait tentang pelantikan walinagari yang belum juga terlaksana. Sepenuhnya bukan lagi kesalahan Pemkab Padang Pariaman itu sendiri. "Kesalahan itu ada pada tingkat bawah. Pada rapat bersama, seluruh niniak mamak yang ada di tiga nagari tersebut, Selasa malam kemarin menyimpulkan, bahwa kesalahan yang dilakukan Yulisman, walinagari terpilih terhadap niniak mamak, adalah kesalahan yang harus dia perbaiki. Adaik harus dia isi, limbago harus dia tuangi. Itu kira-kira pesan moral, dari kesimpulan rapat bersama tersebut," ujar Rajo Sampono lagi.
    Selagi Yulisman bersama rekan-rekannya, termasuk Rosman, yang kata banyak orang anggota dewan hebat, belum melakukan apa yang ditetapkan oleh rajo-rajo yang ada di tiga nagari tersebut, maka jangan harap yang bersangkutan akan dilantik jadi walinagari. "Ketaping, kalau saja pakai tampuk dan tangkai, maka saya berhak menjinjing tangkainya. Itulah ranah kekuasaan rajo, yang diterima secara turun-temurun oleh Rajo sampono, dari Ketaping mulai ada, hingga saat ini. Tak seorangpun yang berani merubah dan menghalanginya," tegas Mamak, panggilan akrab Rajo Sampono.
    Jadi, lanjut Rajo Sampono, persoalan Kenagarian Ketaping tidak bisa dibawa keranah politik Padang Pariaman. Jangan mentang-mentang anggota dewan, dengan seenaknya masyarakat Ketaping diberlakukan seperti demikian. Sekali lagi, Ketaping adalah ulayat Rajo Sampono. Ulayat tersebut, kuat hubungannya dengan ulayat rajo yang ada di Tapakis dan Ulakan. Apabila, keberadaan Rajo Sampono merasa terganggu, maka seluruh rajo yang ada di tiga nagari tersebut, merasakan betul dampaknya. (dam) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar