Kamis, 04 Agustus 2016

Pelajar Perlu Dilibatkan Dalam Tradisinya Sendiri

Pelajar Perlu Dilibatkan Dalam Tradisinya Sendiri

Padang Pariaman--Pelajar sejak dini perlu dilibatkan dalam berbagai tradisi yang tumbuh dan berkembang di lingkungannya. Seperti tradisi tolak bala yang dilakukan untuk memohon pertolongan Allah SWT, agar dijauhkan dari musibah atau ancaman serangan hama terhadap tanaman.
    Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Padang Pariaman Fauzan Ahmad Ad-Dalwi mengungkapkan hal itu ketika memimpin pelaksanaan tolak bala yang dipusatkan di masjid Jami’atul Mukminin, Korong Kabun, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Jumat lalu.
    Tolak bala diikuti anak-anak, pelajar, tokoh masyarakat, jamaah yang usai melaksanakan shalat Jumat dan masyarakat setempat, diawali dengan pembacaan Alfatihah yang dipimpin Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Batang Anai Zamzami.
    Menurut Fauzan, rangkaian tolak bala dengan ratib al-haddad, tahlilan, ratik keliling kampung sepanjang dua kilometer. Kegiatan tolak bala ini sudah dilakukan sebelum puasa, usai lebaran, dan terakhir hari ini. Pada pelaksaan yang ketiga ini, diakhiri dengan penyembelihan seekor kambing.
    "Informasi dari masyarakat, tradisi tolak bala ini sudah berlangsung lebih dari 100 tahun silam. Alhamdullillah, setelah dilaksankan tolak bala ini hasil panen padi petani meningkat. Jika sebelumnya serangan hama tikus sangat meresahkan petani, yang menyebabkan tanaman padi tidak bisa dipanen, setelah tolak bala serangan hama tikus berhenti," kata Fauzan.
    Melalui Pimpinan TPA/TPSA Masjid Jami’atul Mukminin Rosnam, pihaknya minta pelajar dilibatkan dalam tolak bala. Sehingga sejak dini pelajar memiliki kepedulian untuk menjaga tradisinya sendiri. "Apalagi sekarang dengan banyaknya serangan dari luar menyebabkan budaya kita semakin hilang," katanya.
    Dia melihat, sebagian besar pelajar kini asyik dengan facebook, game, internet dan WA. Suatu saat mereka menganggap tradisi tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Padahal mereka sendiri tidak pernah terlibat dan memahami bagaimana sesungguhnya tradisi demikian ada di lingkungannya. (501)
-------------------------------------------------------


NKRI Termasuk Warisan Ulama

Padang Pariaman--Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan warisan para ulama terdahulu yang wajib dijaga oleh Gerakan Pemuda Ansor. Setiap kader Ansor wajib bersumpah setia dengan NKRI. Sehingga siapapun yang merongrong eksistensi NKRI, Ansor tidak akan tinggal diam.
    Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Adung A Rochman, Sabtu lalu, ketika melantikan Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman, di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan.
    Menurut Adung, dalam perjalanan sejarah terbentuknya NKRI hingga kini para ulama merupakan bagian terpenting. Begitu pula dengan Sumatera Barat juga memiliki andil yang besar terhadap terbentuknya NKRI. Banyak tokoh dan pemikiran dari daerah ini yang berperan aktif terhadap NKRI ini.
    Ditambahkan Adung, setiap kader Ansor sudah bersumpah setia melalui janjinya pada saat dibai’at. Dalam setiap kegiatan di Ansor, selalau dikumandangkan shalawat badar, Indonesia Raya dan Mars Ansor. Melalui shalawat badar, bagaimana Ansor membangun semangat untuk mempertahankan NKRI. Ini juga menegaskan bagaimana Ansor selalu setia kepada NKRI.
    Terkait dengan paham komunis, Ansor sudah berbuat melawan paham itu. Ini untuk menepis tudingan, apa yang sudah dilakukan Ansor terhadap pencegahan paham komunis di Indonesia. Paham komunis yang merongrong NKRI, jelas Ansor menolaknya dengan tegas.
    Saat ini, kata Adung, Ansor di seluruh Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang gencar-gencarnya melakukan kaderisasi. Jika PW dan PC Ansor tidak melakukan kaderisasi, maka dalam setahun bisa dibekukan. Pengurus PW dan PC juga diminta dekat dengan pondok pesantren.
    Ketua PW GP Ansor Sumbar, Rahmat Tuanku Sulaiman menambahkan, munculnya berbagai aliran yang merongrong NKRI, maka Banser Ansor selalu berada di depan untuk melawannya. Bagi Ansor, NKRI sudah merupakan bentuk final negara Indonesia ini. Bagi Ansor, yang terpenting adalah umat Islam aman dalam melaksanakan ibadah dan kewajiban sebagai seorang muslim. Kenyataannya, di dalam NKRI ini, negara menjamin keamanan dan keselamatan umat Islam dalam melaksanakan kegiatan keagamaannya. Negara juga menjamin kegiatan keagamaan selain Islam. Ansor selalu menjadikan Islam yang rahmatan lil alamin. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar