Selasa, 09 Agustus 2016

Berbuatlah Untuk yang Produkti, dan Jangan Untuk yang Konsumtif

Harapan Kepada Perantau
Berbuatlah Untuk yang Produkti, dan Jangan Untuk yang Konsumtif

Pariaman--Masyarakat Padang Pariaman terkenal dengan perantaunya. Hampir seluruh dunia ada perantau asal Piaman. Kalaulah ada kampung diatas langit sana, rang Piaman akan merantau juga kesana. Itulah budaya sejak dulunya. Tak heran, ketika musim Idul Fitri, hampir seluruh perkampungan daerah itu punya perantau yang pulang kampung. Pada umumnya, para perantau itu banyak yang berhasil, menjadi milioner yang diketahui oleh masyarakat kampungnya sendiri.
    "Namun, budaya merantau urang awak masih jauh dari harapan. Pada umumnya perantau Padang Pariaman yang berhasil di kampung orang susah untuk berbuat di kampungnya sendiri. Lihat sajalah, ada sebagian mereka telah terbilang kaya dirantau, tetapi rumah orangtuanya di kampung dibiarkan saja jelek dan tak layak huni malah. Ini sebuah ironis sekali," kata Yul Rahmat, Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Sumatra Barat.
    Menurut dia, kalaupun ada orang rantau yang berkontribusi kepada masyarakat kampung halamannya, itu masih bersifat konsumtif. Belum untuk hal yang produktif. "Kita boleh bangga dengan seorang H. Sagi, saudagar kaya, yang zakatnya miliyaran rupiah setiap tahunnya yang dia serakkan ditengah masyarakat Kecamatan IV Koto Aur Malintang. Tetapi uang zakat yang dibagikannya itu baru sekedar kebutuhan konsumtif," kata Yul Rahmat pada Singgalang, kemarin di Pariaman.
    "Ada suatu contoh yang bisa dijadikan pelajaran buat perantau kita. Orang Jawa yang hanya jualan bakso di daerah kita, tetapi mereka mampu mengembangkan ekonomi dunsanaknya di Jawa. Saya banyak melihat dari hal ini. Mereka dirantau, di daerah kita ini tidak terlalu bermewah-mewah. Kadang hanya menyewa rumah yang tidak lagi layak huni, tetapi di kampungnya, rumah orangtuanya terbilang rumah mewah di Jawa," ungkapnya lagi.
    Yul Rahmat mengajak para perantau kampungnya sendiri, Padang Pariaman, terutama yang tergabung kedalam organisasi urang awak yang terkenal dengan Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP), untuk bisa membuat program yang jitu, tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat perkampungan ini. "Cukup sudah hal-hal yang bernilai konsumtif tersebut dilakukan oleh perantau. Sekarang saatnya dialihkan kepada hal-hal yang produktif, agar daerah ini terlepas dari belenggu kemiskinan dan ketertinggalan," harapnya.
    Dia melihat, betapa banyak pengusaha kampung yang merasa sulit berkembang. Hanya berkutat dari itu ke itu saja. Seperti yang terjadi pada pengrajin minyak tanak tangan. Hasil buatannya bagus, tetapi sulit untuk dikembangkan, karena tidak dibarengi oleh modal yang cukup. Dan lagi potensi minyak tanak tangan ini sangat banyak di Padang Pariaman, sebagai daerah sentra penghasil kelapa terbersar di Sumatra Barat. Nah, perantau agaknya bisa berkontribusi dalam hal ini, dengan cara menanamkan modalnya, biar bisa berkembang pula. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar