-DPRD Padang Pariaman Ikut Prihatin
Pemkab Harus Segera Panggil Camat dan Walinagari
Pariaman--Anggota Komisi I DPRD Padang Pariaman, Drs. Rosman ikut prihatin
melihat masyarakat yang melakukan unjuk rasa, terkait masalah bantuan
Uang Lauk Pauk (ULP) untuk masyarakat korban gempa di daerah itu.
Pasalnya, bantuan yang seharusnya diberikan kepada masyarakat secara
transparan, justru disebagian besar nagari, banyak terjadi
kong-kalingkong.
Kepada Singgalang, Senin (2/11) di Pariaman,
Rosman yang juga Sekretaris Fraksi Bersatu itu minta aparat kepolisian
serta aparat penegak hukum lainnya, untuk segera menindak walikorong
yang melakukan penyelewengan bantuan gempa tersebut. "Ini persoalan yang
sangat krusial, perlu tindakan tegas dari Pemkab, terhadap bawahannya,
seperti camat, walinagari dan
walikorong, "katanya.
Rosman melihat penyelewengan bantuan ULP,
tidak hanya terjadi di Pilubang, Sungai Limau. Tetapi hampir diseluruh
nagari punuya masalah tersendiri. "Ada apa sebenarnya dengan aparat
dibawah ? Kalau soal korban gempa, barangkali semua rakyat Padang
Pariaman boleh dikatakan sebagai korban gempa, "tegas Rosman.
Menurut Rosman, tidak zamannya lagi aparat pemerintah melakukan
penyelewengan bantuan. "Inilah akibat dari membodohi rakyat. Kini rakyat
sudah cerdas. Banyak tahu soal informasi, sehingga pemimpin ditingkat
bawah harus berjelas-jelas, dalam soal bantuan apapun, "katanya.
Ketua Sementara DPRD Padang Pariaman, Eri Zulfian, S. Pt mengaku telah
menyampaikan kepada bupati, agar dalam pendistribusian bantuan dilakukan
dengan tepat, transparan, sehingga masyarakat merasa tidak dirugikan.
Kepada Singgalang, Senin (2/11) di Pariaman, Eri Zulfian minta
kepada Pemkab, untuk segera memanggil para camat dan walinagari
se-Padang Pariaman, guna memberikan laporan tentang bantuan ULP
tersebut. Sebab, diawal-awal tidak ada juklak-juknis yang jelas dari
Pemkab, terhadap aparat dibawah, dalam menyalurkan bantuan tersebut,
sehingga terkesan aparat itu membagikan hanya dengan seenak perutnya
saja.
Selaku wakil masyarakat, Eri Zulfian mengaku sangat banyak
menerima masukan dari masyarakat, terkait masalah bantuan ULP, yang
tidak ada kejelasan dari Pemkab. "Ini sangat kita sayangkan. Masak
gara-gara bantuan masyarakat melakukan unjuk rasa. Apa kata orang luar
nantinya, ketika menyaksikan adanya masyarakat Padang Pariaman yang
diterlantarkan oleh pemerintahnya, "kata Eri Zulfian. (dam)
----------------------------------------------------
-Soal Bencana
LKAAM Terkesan Hanya Menerima
Pariaman--Tokoh masyarakat Kenagarian Ketaping, Kecamatan Batang
Anai, Padang Pariaman, Bahrum Ryk. Rajo Sampono sangat menyayangkan
tindakan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Padang Pariaman
dalam masalah menyikapi korban gempa di daerah itu. Ada kesan, bahwa
LKAAM hanya menerima. Tidak mau turun dan mencari informasi yang
sebenarnya, tentang kondisi sanak kemenakan.
Demikian antara lain
statemen yang disampaikan Rajo Sampono, Senin (2/11) di pendopo bupati,
dalam acara Padang Pariaman bangkit, yang dihadiri sejumlah pejabat
penting, tokoh masyarakat didaerah itu.
Rajo Sampono melihat,
niniak mamak merupakan jabatan yang tidak ada batasannya, seperti
jabatan bupati, anggota dewan serta jabatan lainya. Niniak mamak
memangku jabatan seumur hidupnya. Dia punya tanggung jawab penuh
terhadap nasib sanak kemenakannya.
Nah, pascagempa hal itu yang
tidak ada sama sekali yang dilakukan LKAAM. Sampai-sampai aqidah sanak
kemenakan kini sedang
terancam, ulah bantuan yang datang dengan imingan kristenisasi. "Kan
ironis namanya. Masak, LKAAM sebuah organisasi yang didalamnya berkumpul
para niniak mamak, tetapi tidak ada sama sekali kebijakan yang jelas,
selain dari hanya menunggu dari sang bupati, yang notabene Ketua LKAAM
Padang Pariaman, "katanya dengan nada berapi-api.
Niniak mamak
punya tanggung jawab moral, terhadap kelangsungan hidup sanak
kemenakannya. Untuk itu perlu kebijakan yang jelas dari LKAAM, tetang
hal itu. "Apalagi masalah bantuan Uang Lauk Pauk (ULP) yang banyak
menimbulkan polemik tersendiri dari sanak kemenakan, "kata Rajo Ketaping
itu.
Pada acara yang dipandu Sekdakap Padang Pariaman, Yuen
Karnova, S.E itu, Kepala Kandepag Padang Pariaman, Drs. H. Taslim
Mukhtar mengajak semua pihak di daerah itu bangkit, yang dimulai dari
diri sendiri. Kemudian yang tidak kalah pentingnya, bagaimana kembali
menghidupkan masjid dan surau.
Meskipun banyak surau yang telah rusak, bahkan hancur, yang namanya
kegiatan keagamaan jangan sampai hancur pula.
Musibah gempa, kata
Taslim Mukhtar, tidak akan datang begitu saja, tanpa adanya permulaan
dari masyarakat manusia itu sendiri. Hal inilah yang perlu dibangkitkan
lagi. Semangat mencari kesalahan apa selama ini yang pernah dilakukan.
Lalu memulai lembaran baru, guna menatap masa depan yang lebih baik
lagi.
Sebagai sebuah instansi keagamaan, Kandepag Padang Pariaman
telah melakukan berbagai kegiatan, terkait pemulihan mental, dan jiwa
masyarakat itu sendiri. Kegiatan demikian, nampaknya perlu kerjasama
semua pihak, agar pihak lain yang pada akhirnya menghancur aqidah
masyarakat bisa terbendungi dengan baik, katanya.(dam)
------------------------------------------------
-Gara-gara Bantuan ULP
Ratusan Masyarakat Datangi Kantor Bupati
Pariaman--Akibat
tidak adanya kejelasan yang pasti, tentang bantuan Uang Lauk Pauk
(ULP), Senin (2/11) ratusan masyarakat Korong Duku, Kenagarian Pilubang,
Kecamatan Sungai Limau, Padang Pariaman mendatangi kantor bupati
setempat. Dalam unjuk rasa tersebut, mereka minta ketegasan Pemkab,
terhadap aparat dibawah yang membagikan ULP tersebut.
Yuridis,
pimpinan masyarakat pendemo, yang sekaligus salah seorang tokoh
masyarakat Duku, melihat ada keganjilan tentang kuitansi yang
ditandatangi masyarakat. Ada dua kuitansi yang ditekan, untuk pembayaran
6 hari, yang masyarakat menerima ada yang per rumah rusak berat dan ada
pula yang per jiwa. Sementara, aparat dibawah hanya langsung
membagikan, tanpa adanya kejelasan yang pasti.
Kemudian, lanjut
Yuridis, kejelasan ULP, dari dan sampai tanggal berapa, tidak pernah ada
kejelasan itu. Sementara, didaerah lain, telah selesai tahap I, II dan
bahkan tahap III-nya. "Kami melihat kesalahan
itu terletak pada Pemkab Padang Pariaman yang tidak menjelaskan pada
bawahannya, dalam pembagian ULP tersebut.
Aksi protes yang juga
diikuti puluhan kaum perempuan yang menyertakan anak-anak kecil itu
berlangsung sekitar dua jam. Mereka diterima, Syamsuardi Surma, S. Sos,
selaku pejabat Pemkab yang tengah piket saat itu. Mereka datang dengan
menggunakan sejumlah mobil bak terbuka. Ditengah panasnya trik matahari,
para ibu-ibu yang mengendong anaknya yang masih bayi, tidak merasa
kepanasan. "Inikan soal perut. Ndak bisa ditawar-tawar, perlu adanya
ketegasan dari pemerintah, terhadap rakyatnya, "kata mereka. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar