Kamis, 18 Agustus 2016

Perjuangan Mendirikan BP2IP Berbuah Manis

Peran Budi Utama
Perjuangan Mendirikan BP2IP Berbuah Manis

Padang Pariaman--Meski tidak terlahir di Padang Pariaman dan hanya menjadi Urang Sumando, kecintaan Budi Utama, Kepala Dinas Perhubungan Padang Pariaman, terkadang jauh melebihi putra daerah sendiri. Lekat tangannya kelihatan sekali saat mengimplementasikan keinginan Bupati Ali Mukhni dalam melahirkan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tiram.
    Sejak dari persiapan lahan dengan mengondisikannya bersama ninik mamak Tapakih, berkunjung  ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BSDM) Kementerian Perhubungan dan ke BP2IP Tangerang. Juga melakukan pematokan lokasi yang masih semak belukar sehingga sering bertemu dengan ular.
    "Tanpa dukungan niniak mamak dan tokoh masyarakat Tapakis sekitarnya serta kegigihan Pak Bupati, mustahil BP2IP ini berdiri," sebut Budi Utama.
    Tidaklah berlebihan, jika Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni bersama dirinya begitu gigih dan mati-matian dalam mengupayakan berdirinya BP2IP, karena para alumnusnya kelak merupakan pelaut-pelaut handal yang dapat mengarungi samudera mengoperasikan kapal super canggih.
    Dan tentu saja, dengan keahlian serta  fasilitas yang canggih, mereka akan mampu meraup penghasilan yang fantastis, belasan juta rupiah setiap bulannya. Setara dengan penghasilan seorang pejabat minimal eselon II.
    Dikisahkan Budi Utama, ketika Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) berencana membangun BP2IP yang keenam pada tahun 2012, setelah Aceh, Tangerang, Barombong (Makassar), Surabaya dan Sorong (Irian/Papua). Pada 2013, dibangun pula di Minahasa Selatan (Sulawesi Utara)
    "Hanya dua hal yang kami pikirkan saat itu, bagaimana BP2IP bisa dibangun di Padang Pariaman, dan bagaimana pula pembebasan lahan bisa dilaksanakan dalam waktu bersamaan,” kata Budi Utama mengenang.
    Keinginan tersebut mulai memperlihatkan titik terang ketika Gubernur Irwan Prayitno juga mengapresiasi. Pemprop Sumbar bersedia membayar ganti rugi lahan puluhan hektar.  Demikian juga dari jajaran BPSDM Kementerian Perhubungan, siap menganggarkan dalam bentuk fisik. Jadilah pembangunan BP2IP seiring dengan pembebasan lahan. 
    "Lumayan repot juga waktu itu kami bersama Pak Bupati Ali Mukhi," kata Budi Utama ketika mengingat harus bekerja siang dan malam menyelesaikan berbagai persoalan pembebasan lahan, serta harus sering konsultasi dan koordinasi dengan pejabat di BPSDM. Budi Utama pun tak menampik bahwa ada peran khusus yang dimainkan oleh mantan Menteri Perhubungan dan Gubernur Sumbar Azwar Anas untuk turut meujudkan.
    Kini, menjelang pertengahan 2016, BP2IP sudah mulai menerima taruna. Nelayan Padang Pariaman sekitarnya siap untuk dididik menjadi pelaut handal mengarungi samudra di laut lepas secara modern. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar