Rabu, 20 Juli 2016

Jangan Lagi Berikan Janji-Janji Palsu Pada Masyarakat

Janji Pengaspalan Jalan Belum Terlaksana
Masyarakat Patamuan, Gunuang Padang Alai Terus Bangkit

Padang Alai--Bagi masyarakat Korong Patamuan, Kenagarian Gunuang Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Padang Pariaman musibah gempa bumi akhir September lalu, merupakan pukulan yang sangat hebat. Sejak peristiwa tersebut, aktivitas masyarakat yang pada umumnya petani itu nyaris terputus, lantaran memikirkan bagaimana dengan nasib rumah, sebagai tempat tinggal yang sebagian besar telah hancur dan tenggelam akibat longsor.
    Memang, Korong Patamuan satu diatara sekian korong yang paling parah akibat gempa. Ditambah sulitnya medan untuk sampai ke korong itu, menyebabkan terlambatnya akses bantuan yang datang dari berbagai pihak. "Alhamdulillah sejak beberapa minggu ini Kesibukan masyarakat, seperti keladang dan kesawah sudah mulai terlihat normal kembali. Begitu juga aktivitas sosial kemasyarakatan, seperti julo-julo yang lazim dilakukan ditengah masyarakat dalam membangun rumah dan kampung, juga telah dimulai," ujar Kaharuddin Tuanku Bandaro, salah seorang tokoh masyarakat sekaligus mantan Kepala Desa setempat, Minggu (30/5) lalu.
    "Sepat dua bulan lamanya sejak gempa, masyarakat tidak bisa melakukan salat berjamaah, yang selama ini menjadi kebiasaan dikampung ini. Hal itu terjadi, mengingat telah ratanya bangunan Masjid Batang Paman, satu-satunya masjid tempat aktivitas keagamaan bagi masyarakat Patamuan. Masjid yang didirikan pada 1812 M ini, merupakan satu-satunya masjid yang memiliki nilai-nilai sejarah yang sangat tinggi. Banyak perjuangan yang telah ditorehkan oleh yang tua-tua dulu, terhadap kebaikan kampung yang berbatasan langsung dengan Malalak, Kabupaten Agam ini," kata Kaharuddin.
    Begitu juga kegiatan arisan rang sumando yang ada di kampung ini, juga mulai kembali bersemangat untuk melanjutkan kembali perjuangan yang sempat lama terhenti, akibat musibah tersebut. "Seluruh rang sumando, baik yang berasal dari Patamuan sendiri, maupun yang datang dari kampung lainnya yang tinggal dan hidup di Patamuan, telah bertahun-tahun membuat perkumpulan arisan, dengan melakukan berbagai kegiatan yang intinya sangat membangun kampung halaman, Patamuan ini. Mereka semua bersama mamak rumah, ikut larut dalam bahu-membahu untuk sebuah cita-cita yang mulya, mewujudkan Patamuan yang lebih baik, lewat wadah kelompok rang sumando dimaksud," tambah Kaharuddin.
    Hingga kini, lanjut Kaharuddin, belum ada pihak-pihak yang ingin membangun kembali masjid tua ini. "Sebagai upaya untuk menggerakkan kembali nilai-nilai keagamaan di kampung ini, kita sengaja bangun masjid seadanya, sesuai dengan kapasitas masyarakat yang wajib melakukan salat Jumat setiap minggunya. Masjid darurat dibangun bersama, dengan memakai seng bekas sebagai dinding dan atapnya. Disamping itu, dihalamannya juga diberi trafal, agar bisa menampung seluruh masyarakat yang hadir, bila ada kegiatan bersama, seperti wirid dan lain sebagainya," ungkap Kaharuddin lagi.
    Hingga kini, untuk masuk dan keluar dari Patamuan tersebut, masyarakat masih menggunakan jalan tanah, dan sebagian jalan terutama dilokasi yang dianggap tinggi pendakiannya, atas swadaya masyarakat telah dicor. Menurut Murti, anggota masyarakat Patamuan lainnya yang sempat bincang-bincang dengan Singgalang, Bupati Padang Pariaman, Muslim Kasim saat Pilkada 2005 lalu pernah menjanjikan akan mengaspal jalan yang cukup panjang tersebut. Namun, hingga kini, bahkan telah hampir selesai pula Muslim Kasim menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah, jalan itu belum juga diaspal. (dam)
--------------------------------------------------------------------------------------

Bersama Gapoktan Maju Jaya, Majukan Pertanian

Pariaman--Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju Jaya, Korong Patamuan, Kenagarian Gunuang Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Padang Pariaman yang didirikan pada 2007 lalu, hingga kini telah banyak melakukan aksi nyata, terkait kemajuan petani itu sendiri.
    Ketua Gapoktan Maju Jaya, Edison, S. Pd Kamis (27/5) lalu dihadapan calon bupati H. Yobana Samial, S.H menjelaskan, bahwa dalam Gapoktan itu terhimpun 11 kelompok tani aktif. Ke 11 kelompok tani dimaksud, Mekar Sari, Teluk Bayur, Mahabbatul Ardh, Lapau Panjang, Simpang Tigo Kampuang Paneh, Tunas Muda, Saiyo Sakato, Tuah sakato, Batu Tapo, Batang Binuang dan Binter.
    "Total anggota Gapoktan Maju Jaya ini mencapai 315 anggota yang aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan, terutama yang berhubungan dengan kemajuan Gapoktan itu sendiri, dalam membangun pertanian yang baik di kampung ini. Besar harapan kita terhadap calon bupati mendatang, untuk bisa membangun pertanian yang jauh lebih baik lagi. Apalagi persoalan pupuk yang hingga kini terus melilit dunia pertanian itu sendiri," kata Edison.
    Gapoktan ini, lanjut Edison telah cukup lama tahu tentang nilai-nilai kepedulian yang terpatri dalam diri pasangan Yobana-Ril. Betapa saat musibah lalu, berbagai kelompok masyarakat yang hadir di kampung ini, kebanyakan adalah atas partisipasi Yobana-Ril. Apalagi seorang Dasril, sang calon wakil bupati, tak henti-hentinya ikut terjun langsung menyelamatkan masyarakat yang masih bisa diselamatkan dikampung ini.
    Para petani yang ada di kampung ini, kata Edison, berharap banyak pada pasangan ini untuk bisa memimpin daerah ini lima tahun mendatang. "Lewat pemimpin baru nantinya, kita titipkan berbagai kepentingan, terkait kemajuan kaum tani yang ada. Sebab, pemberdayaan terhadap kaum tani masih jauh dari harapan," katanya.
    Sementara Yobana Samial merasakan betul, betapa dukungan dari berbagai kelompok masyarakat, tak terkecuali Gapoktan Maju Jaya, sangat diharapkannya dalam persaingan yang akan terjadi pada 30 Juni nanti. Menurutnya, Pilkada yang tidak lama lagi, tidak sekedar pergantian bupati/wakil bupati, melainkan lebih dari itu, bagaimana perjuangan semua pihak, permberdayaan masyarakat serta kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, lewat berbagai program bisa terlaksana dengan baik dan benar.
    "Sungguh sebuah dukungan moral yang sangat tinggi yang diberikan masyarakat Patamuan terhadap pasangan ini. Kita semua tahu, bahwa banyak yang belum terlaksana di Patamuan ini. Jalan, sebagai sarana transportasi masih jalan tanah, yang butuh diaspal. Sebab, akses jalan yang baik, akan berdampak langsung pada kemajuan kaum tani itu sendiri. Tanpa adanya jalan yang bagus, maka hasil pertanian yang ada di kampung ini tidak akan diketahui banyak orang, terutama pelaku pertanian itu sendiri," kata Yobana Samial, calon bupati dengan nomor urut lima tersebut. (dam)
-------------------------------------------------------------------------------

Harapan Anggota Dewan Terhadap Calon Bupati
Jangan Lagi Berikan Janji-Janji Palsu Pada Masyarakat

Pariaman--Anggota Komisi I DPRD Padang Pariaman, Masrizal, S.H melihat banyaknya masyarakat daerah itu yang mendapatkan janji-janji palsu dari sejumlah calon bupati/wakil bupati. Bahkan, janji yang pernah terucap saat Pilkada 2005 lalu masih banyak yang belum terlaksana dengan baik dan benar.
    Kepada Singgalang, Minggu (30/5) lalu, Masrizal yang juga Wakil Ketua DPC PPP Padang Pariaman ini minta pada seluruh calon bupati, untuk tidak lagi memberikan janji yang tak jelas ditengah masyarakat. "Ada kesan pembodohan terhadap masyarakat yang dilakukan calon bupati, saat hadir dan bicara serta memberikan janji ditengah masyarakat. Lakukan saja apa yang mungkin diperbuat nantinya. Jangan berikan janji yang tak pasti. Sebab, masyarakat telah mampu mengalanisa dengan baik, terhadap janji dimaksud," kata Masrizal.
    "Selaku wakil masyarakat, saya banyak mendapat laporan dari masyarakat paling bawah. Seperti adanya janji bupati Muslim Kasim, terhadap perbaikan jalan di sejumlah perkampungan yang hingga kini belum juga terlaksana. Padahal itu sebuah janji yang diucapkan dihadapan banyak orang yang hadir, serta janji lainnya yang belum juga dipenuhi," kata Masrizal lagi.
    Disamping itu, lanjut Masrizal, masyarakat juga perlu selektif terhadap calon bupati yang hadir ditengah masyarakat. Sebab, dalam situasi persaingan Pilkada yang cukup ketat saat ini, apa yang tidak mungkin terjadi bisa saja terlaksana. Untuk itu, perlu sebuah pilihan yang tepat, sehingga tidak membuat masyarakat terlalu lama larut dalam musibah gempa yang terjadi akhir September tahun lalu.
    "Seluruh calon yang maju saat ini, baik calon gubernur/wakil gubernur maupun calon bupati/wakil bupati adalah putra-putra terbaik daerah ini. Mari kita jadikan masa lalu sebagai pelajaran yang sangat berharga, terhadap kebangkitan dan kejayaan Padang Pariaman dimasa mendatang. Kesalahan dalam memilih pada masa lalu tidak boleh lagi terjadi saat Pilkada 30 Juni nanti. Cukup banyak akibat yang ditimbulkan, dari kesalahan dalam memilih pemimpin," ujarnya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar