Selasa, 19 Juli 2016

Daya Tampung Terbatas, Calon Santri Nurul Yaqin Membludak

Daya Tampung Terbatas, Calon Santri Nurul Yaqin Membludak 

Enam Lingkung--Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Yaqin, Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman tahun ini terpaksa menolak hampir sepertiga peminat calon santrinya yang mendaftar. Sekitar 100 orang pendaftar batal menjadi santri. Alasannya, daya tampung fasilitas yang ada hanya mampu menampung 200-an santri baru. Sedangkan yang melamar mencapai 330 orang.
    Ketua Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII) Ringan-Ringan Idarussalam Tuanku Sutan, di Ponpes itu, Senin (10/8), mengakui adanya lonjakan pendaftaran calon santri. "Tingginya peminat ke pesantren ini menjadi tantangan yang harus dihadapi yayasan dan pengasuh dalam menyiapkan sarana prasarana santri," kata Idarussalam.
    "Di satu sisi terjadinya lonjakan ini merupakan hal yang menggembirakan. Kepercayaan masyarakat terhadap Nurul Yaqin semakin besar, untuk menyerahkan pendidikan dan masa depan anak-anaknya. Namun, disisi lain menuntut adanya penambahan sarana prasarana pendukung, terutama asrama dan ruang belajar. Untuk menampung santri baru putra tahun ini dibangun asrama semi permanen 16 x 40 meter. Asrama ini ditempati santri baru putra," kata Idarussalam yang juga Kepala BKD Padang Pariaman ini.  
    Idarussalam berharap adanya pembangunan ruang belajar, asrama dan sarana ibadah (musalla) yang memadai. "Bagi dermawan yang ingin menyumbangkan sebagian hartanya membangun fasilitas tersebut, sangat diharapkan. Bantuan yang diberikan pasti sangat berarti dalam menyiapkan generasi masa depan bangsa," katanya. 
    Tim Seleksi Penerimaan Santri Baru Nurul Yaqin, Syekh Muda Muhammad Rais Tuanku Labai Nan Basa menyebutkan, jumlah pendaftar calon santri baru dua gelombang mencapai 330 orang. Sedangkan yang diterima hanya 235 orang. 
    Dikatakan, bagi mereka yang tidak bisa lagi tertampung di Nurul Yaqin disarankan/direkomendasikan kepada cabang-cabang Ponpes ini yang dikelola oleh alumninya sendiri di Padang Pariaman. Yakni; Pesantren Bustanul Yaqin Punggung Kasiak, Kecamatan Lubuk Alung, Nurul Yaqin Sungai Abang, Pesantren Aswaja Limpato, Nurul Yaqin Surau Batu Gadur, dan Nurul Yaqin Ambung Kapur.
    "Memang tidak semua yang direkomendasikan tersebut bersedia masuk pesantren di cabang Nurul Yaqin itu. Kita ingin, semuanya dapat nyantri di Nurul Yaqin Ringan-Ringan ini. Tapi kapasitas asrama dan ruang belajar yang tidak memungkinkan untuk menerimanya," kata dia.
    Dikatakan, pada pendaftaran gelombang pertama dibuka mendaftar 119 orang dan diterima 94 orang. Meski jadwalnya dipersingkat beberapa hari, tapi tetap saja banyak yang mendaftar. Pada gelombang kedua, mendaftar 210 orang, hanya diterima 135 orang, ditambah 4 orang cadangan. (501)   
----------------------------------------------------------------------

Teguh Yassi Aqosyah Putra
Meraih Peringkat I Lomba Tulis Tingkat Dunia ICHEC Versi PPI India

Lubuk Alung--Berhasil meraih juara dua dalam ajang Indonesia Chemical Engineering Challenge (ICHEC) 2015, tingkat Asia Tenggara dan China yang dilaksanakan Institut Teknologi Bandung (ITB) 2014/2015, adalah suatu kebanggaan bagi keluarga, sekolah dan daerahnya sendiri Kabupaten Padang Pariaman.
    Teguh Yassi Aqosyah Putra, dalam keseharian dikenal dengan nama Ayung, adalah seorang putra Lubuk Alung. Anak dari pasangan Dr. Iwandi Sulin, dosen Universitas Tamansiswa Padan dengan Tuty Yurneti, guru SMA I Lubuk Alung kembali menempatkan Indonesia sebagai juara pertama dalam kompetisi internasional yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Republik India (PPI – India.
    Lomba Indonesian Essay Competition (IEC) 2015 diikuti Teguh Yassi Aqosyah Putra, dan berhasil meraih peringkat I dalam lomba tulis tingkat dunia tersebut. Lomba diselengarakan untuk seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh jenjang pendidikan Diploma atau Sarjana di Univesitas/Institut dari seluruh dunia.
    Teguh bernama kecil Ayung, merupakan alumni SMA I Lubuk Alung. Dia berhasil mengalahkan 1.280 peserta dari seluruh dunia, Esay IEC 2015 dengan peserta utusan dari putra-putri Indonesia dari seluruh dunia. Dimulai pada pertengahan Juni lalu, dengan peserta diatas 1.280 orang, telah diseleksi menjadi 50 besar dunia sebagai finaslis.
    Juara umumnya diberitahukan pada 8 Agustus pagi, dan Alhamdulillah diraih putra Padang Pariaman. Lomba yang dilaksanakan dalam bentuk Essay IEC, berhasil menempatkan beberapa finalis yang berasal dari Mesir, China dan beberapa negara lain, selain Indonesia.
    Teguh yang mengusung karya tulis; "Gagasan Jaringan Sebaya untuk Menduniakan Indonesia", diangkatkan dengan satu ide bahwa teman sebaya atau kolega dapat dijadikan sebagai promosi mengenai Indonesia, pada jajaran dunia. Ide dasar pemikiran tulisan ini adalah membina ukuwah sebagai konsep kebersamaan.
    Teguh yang lahir di Padang 9 Desember 1993, saat ini sedang mengikuti pendidikan di Teknik Metalurgi Fakultas Perminyakan dan Tambang ITB, Bandung. Generasi muda yang telah beberapa kali mengikuti lomba tulis dan inovasi ini berasal SMA 1 Lubuk Alung. Putra daerah yang kreatif, inovatif dan berfikiran ilmiah ini, telah mencoba mengikuti beberapa kali kompetisi semenjak 2010 lalu.
    Prestasi yang pernah diraihnya tingkat international pada Indonesian Chemistry Engineering Challenge (IChEC) 2015, dan meraih Juara II pada ajang Essay Competition, dengan judul karya "A Phrase For The Future Development of Indonesian Nickel Lateritic Ore". Lomba diadakan tingkat Asia (China-Taiwan dan Asean) April lalu.
    Berikutnya, juara II lomba Esai Unit Kesenian Minangkabau – ITB, dengan judul karya; "Indonesia Tumpah Darahku", mewakili SMA N 1 Lubuk Alung, juara III Ajang Art, Science and Technology Event (ASTECT) 2011 Unit Kesenian Minangkabau, ITB, lomba berupa karya inovasi teknologi dengan membuat alarm sederhana untuk mendeteksi datangnya gempa bumi, dan sejumlah lomba lainnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar