Minggu, 27 Agustus 2017

Melalui Ternak Sapi Bantuan KWT Mutiara Bunda Anduriang Berdayakan Ekonomi Perempuan

Melalui Ternak Sapi Bantuan
KWT Mutiara Bunda Anduriang Berdayakan Ekonomi Perempuan

Anduriang--Kelompok Wanita Tani (KWT) Mutiara Bunda nama kelompoknya. Atas bantuan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat melalui pokok pikiran Endarmy, anggota Komisi V DPRD Sumbar, kelompok ini mengelola 15 ekor sapi. Enam ekor di antaranya telah hamil, dan sebentar lagi akan melahirkan.
    Berlokasi di Korong Balah Aie, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, sapi itu sengaja didiamkan dalam bilik-bilik pada kandang sederhana. Menurut Endarmy, sapi-sapi itu merupakan bantuan Dinas Peternakan Sumbar melalui dana pokir-nya. "Selain di sini, ada 15 ekor sapi lagi di KWT Mutiara Nagari Balah Aie, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, yang juga bantuan Dinas Peternakan Sumbar melalui dana pokir saya," ujarnya.
    Selaku wakil masyarakat yang duduk di DPRD Sumbar, Endarmy ingin para wanita di kampungnya itu bisa hidup mandiri, dan tidak banyak bergantung pada suaminya. Apalagi, sebagian besar anggota KWT Mutiara Bunda ini adalah janda, yang harus kuat menghidupi keluarganya sendiri.
    Yelvi Yelita, Ketua KWT Mutiara Bunda sengaja mengajak Endarmy dan Singgalang ke kandang sapinya di Balah Aie, Kamis lalu. Berjalan kaki menelusuri jalan pematang sawah, ternyata sapinya itu sengaja ditarok jauh dari pemukiman masyarakat.
    "Sebentar lagi sapi ini akan dilepas. Sebab, melihat kebiasaannya, sapi ini sangat tidak nyaman untuk dikurung terus-terusan," kata Yelvi. Kata dia, lahan untuk melepaskannya lumayan luas.
    Sekarang, ujar Yelvi, untuk memberi makannya dibutuhkan sekitar 25 karung rumbut dalam sehari. Dikasih makan tiga kali dalam sehari, yakni pagi, siang dan petang. Untuk menyabit rumput ini para anggota bergantian. "Ya, yang menyabit rumputnya suami kami. Sedangkan kami mengasihkannya ke sapi," kata dia.
    Menyaksikan sapi-sapi itu makan rumput dengan lahap serta keceriaan Yelvi Yelita melayaninya, rasa lelah usai berjalan kaki ke kandang jadi berkurang. Dia menyebutkan, kelompoknya beranggotakan 21 perempuan, semuanya aktif melakukan pemeliharaan dan menyediakan rumput untuk sapi-sapi mereka.
    Di daerah pemilihannya, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Endarmy dikenal sebagai wakil rakyat yang sangat aspiratif. Dia sangat cepat merespons aspirasi masyarakat, baik yang disampaikan melalui telepon, whatsapp dan media sosial seperti facebook maupun saat ia datang berkunjung, lalu berusaha dengan kemampuan maksimal memperjuangkannya ke pihak eksekutif seperti gubernur dan organisasi-organisai perangkat daerah (OPD) atau ke badan usaha milik negara dan daerah melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggungjawab sosial perusahaan.
    "Alhamdulillah, umumnya perjuangan saya berhasil berkat lobi dan pendekatan, kemudian dinikmati masyarakat," kata Endarmy. Tahun 2017 ini dana pokir Endarmy tersebar secara hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman walau pada pemilihan umum 2014 tidak semua wilayah itu memberikan kontribusi suara kepada Endarmy. Namun, perempuan ini menegaskan, pengabdian sebagai wakil rakyat tidak mesti berbanding lurus dengan perolehan suara pada pemilu.
    Nama Endarmy ternyata menggambarkan sejarah pilu kehidupan perempuan ini. Nama itu merupakan gabungan dua kata bahasa Inggris End dan Army, diberikan oleh pamannya dari pihak ibu. Artinya kurang-lebih "Anak terakhir dari seorang tentara". Ayah Endarmy memang seorang prajurit TNI, wafat ketika Endarmy masih berusia dua bulan dalam kandungan ibunya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar