Kamis, 17 Agustus 2017

Arus Utama untuk Mengangkut Perlengkapan Main Stadion Pembangunan Kembali Jembatan Kayu Gadang Koto Buruak Mendesak

Arus Utama untuk Mengangkut Perlengkapan Main Stadion
Pembangunan Kembali Jembatan Kayu Gadang Koto Buruak Mendesak

Lubuk Alung--Pemkab Padang Pariaman telah lama mengusulkan penggantian jembatan Kayu Gadang, Koto Buruak Lubuk Alung. Sekaitan ambruknya jembatan itu, Senin (14/8) petang kemarin pengusulan tersebut semakin di pertegas.
    "Jembatan itu sebagai arus utama untuk menuju Nagari Sikabu, tempat dibangunnya Main Stadion," kata Wabup Padang Pariaman Suhatri Bur ketika menelepon Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Selasa kemarin di Lubuk Alung.
    Suhatri Bur yang datang bersama Kepala Dinas PUPR Padang Pariaman Budi Mulya juga minta bantuan dari anggota DPRD Sumbar asal Padang Pariaman. "Pembangunan kembali jembatan tersebut amat mendesak," kata dia.
    Anggota Komisi V DPRD Sumatera Barat, H. Darmon mengakui ada usulan dari Pemkab Padang Pariaman yang sampai ke dewan tahun lalu. "Mudah-mudahan saja pembangunan kembali jembatan ini bisa dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Sebab, dengan anggaran puluhan miliar, sangat tidak mungkin diambilkan dari APBD daerah ini," katanya.

    Heboh soal nama
   
    Ambruknya jembatan yang melintasi Sungai Batang Anai ini, masyarakat tidak saja dikejutkan oleh banyaknya korban yang jatuh ke bawah, luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Soal penamaan jembatan pun jadi ajang yang tak kalah menghebohkan. "Jembatan ini bukan Jembatan Sikabu. Tetapi Jembatan Kayu Gadang Koto Buruak," kata masyarakat Lubuk Alung.
    Dan memang dari historisnya, jembatan ini terletak di Kayu Gadang, Korong Koto Buruak bagian timurnya, dan Kampuang Sabalah, Nagari Balah Hilia bagian baratnya. Namun, masyarakat yang ingin ke Nagari Sikabu hanya itu satu-satu jembatan yang harus ditempuh kalau ingin cepat.
    Masyarakat pun menyesalkan banyaknya postingan di media sosial, bahkan sejumlah media online banyak menulis; Jembatan Sikabu Ambruk. "Ini bukan jembatan Sikabu. Tetapi jembatan Kayu Gadang Koto Buruak," kata Iskandar Bustami, mantan anggota Bamus Nagari Lubuk Alung.
    Bagi Iskandar Bustami, salah dalam soal memberikan nama akan berdampak pada sosial kemasyarakatan. "Ialah bagi orang Sikabu akan menjadi keuntungan tersendiri. Meskipun tidak terletak di wilayahnya, dia dapat nama. Tetapi bagi kita yang asli Lubuk Alung, jelas ini sangat merugikan," ungkapnya.
   
    Kronologi ambruknya jembatan

    Senin sore itu entah firasat apa yang melintas dalam angan-angan Takarijon, setiba dia diatas jembatan itu, langsung saja berbalik ke arah rumahnya di Nagari Sikabu. Takarijon yang Ketua Bamus Nagari Lubuk Alung sudah biasa setiap petang menjemput istrinya ke Simpang BLKM yang pulang mengajar di SMK N 1 Sintuak Toboh Gadang.
    "Melihat tiga unit truk bermuatan galian C yang beriringan diatas jembatan itu, saya langsung bali arah. Dan lagi telepon genggam saya juga ketinggalan, dan harus dijemput lagi ke rumah," kata dia.
    Setelah menjemput telepon itu, Takarijon yang juga Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Parati Golkar Lubuk Alung ini langsung berbalik kembali ke jembatan, karena itu jalan yang dekat ke Simpang BLKM, tempat istrinya menunggu.
    "Eh, baru tiba di tepi jembatan, sebuah truk sudah berada di bawah. Sejumlah sepeda motor pun ikut jatuh. Rencana menjemput istri tak lagi bisa dilanjutkan," kata dia.
    Takarijon ikut bersama masyarakat dan pihak terkait dari Pemkab Padang Pariaman melakukan evakuasi, menolong korban jatuh untuk dilarikan ke rumah sakit. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar