Selasa, 01 Agustus 2017

Limar Hadir 530 KK di Padang Pariaman Belum Terjangkau Pasokan Listrik

Limar Hadir
530 KK di Padang Pariaman Belum Terjangkau Pasokan Listrik

Padang Pariaman--Wakil Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur menyampaikan apresiasinya terhadap program Limar (Listrik Mandiri Rakyat), yang bertujuan memberi penerangan pada rumah-rumah yang belum memiliki pasokan aliran listrik yang memadai.
    Hal tersebut disampaikannya pada saat presentasi program tersebut oleh Yayasan Nawacita di ruang rapat Sekretaris Daerah, Selasa (1/8). "Kita mendukung program Limar ini. Sebab Padang Pariaman dengan 17 kecamatan serta 103 nagari, memiliki jumlah penduduk lebih dari 450.000 jiwa tentu belum semuanya menerima penerangan," kata Suhatri Bur.
    Menurut informasi yang diterima dari Dandim 0308 Pariaman, ujarnya melanjutkan, masih ada sekitar 530 KK yang belum dialiri listrik. Meski begitu, mantan Ketua KPU itu mengharapkan pihak terkait, seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kecamatan dan Nagari, melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kodim Pariaman sehingga nantinya data yang didapat pasti dan jelas.
    "Data ini nanti dapat kita tawarkan ke CSR di perusahaan-perusahaan serta BUMN/BUMD yang ada di daerah ini, untuk bersama-sama dalam mendukung program Padang Pariaman bebas gelap Padang Pariaman bersinar," jelas mantan Ketua Baznas tersebut.
    Dandim 0308 Pariaman, Letkol Arh Hermawansyah menyampaikan bahwa program Padang Pariaman bebas gelap Padang Pariaman bersinar ini merupakan lanjutan dari program Bukit Barisan bersinar yang digagas Pangdam I Bukit Barisan dan sudah dilaksanakan pada 717 KK di Kabupaten Agam.
    "Sampai saat ini, Babinsa kami sudah mendata ada sekitar 530 KK yang belum terjangkau aliran listrik di Padang Pariaman, dan saat ini CSR Semen Padang sudah membantu Limar untuk 175 KK, yang tanggal 10 Agustus nanti insya Allah kita launching di Kecamatan Sungai Limau," ujar Dandim.
    Lebih jauh Dandim menyatakan, dengan adanya pendataan yang lebih lanjut bisa dipastikan angka 530 KK akan bertambah lebih banyak lagi, sehingga diharapkan sinergitas instansi terkait dalam keakuratan data.
    Selanjutnya presentasi disampaikan Edi Kurniawan dari Yayasan Nawacita Indonesia menjelaskan, penggagas dan pembuat lampu Limar adalah Ujang Kuswara. "Setiap perangkat lampu dibuat di Bandung, kecuali LED yang dibuat di China," katanya memulai presentasi.
    Menurut Edi, program Limar ini sudah dilaksankan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di NTB, Kalimantan, Sulawesi, dan sekarang di Sumatera Barat. Program ini digagas karena kebutuhan listrik yang semakin tinggi, sedangkan pasokan terbatas. Mahalnya biaya hingga tidak terjangkaunya kawasan terdalam dengan fasilitas pembangkit listrik.
    Paket penerangan ini terdiri dari lampu Limar, aki, panel box, dan genset yang untuk satu KK diperkirakan seharga Rp3 juta, dan diberi garansi daya hidup sampai lima tahun, sehingga lebih murah bila dibandingkan membayar listrik per bulannya.
    Edi mengatakan, program ini tidak ditujukan untuk pembiayaan APBN/APBD, sehingga sampai saat ini CSR dari BUMN/BUMD serta perusahaan-perusahaan di suatu wilayah yang diajak untuk berpartisipasi dalam kepentingan masyarakat banyak di bidang penerangan ini. Contohnya, di Sulawesi ada satu pesantren yang benar-benar gelap dan tidak memiliki penerangan, saat ini sudah terang benderang karena dibantu oleh BRI sebanyak lebih kurang Rp3 miliar.
    Perusahaan-perusahaan dihimbau untuk ikut menjadi CSR dan menyukseskan program Padang Pariaman bebas gelap bersinar, sehingga jumlah KK yang belum mendapat penerangan semakin berkurang. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar