Sabtu, 06 Januari 2018

Untuk Kesuksesan TdS di Padang Pariaman Anggota Dewan Minta Hentikan Pungutan Terhadap Sekolah

Komi Chaniago Naik Tingkat
Apa yang Bisa Nantinya Kita Angkut ke Piaman

Pariaman--Berhasil terpilih jadi anggota DPRD Sumbar pada Pileg April lalu, Komi Chaniago agaknya representasi dari Dapil I Padang Pariaman. Betapa tidak, hanya dia satu-satu tokoh dari utara daerah itu yang berhasil.
Dari tujuh anggota dewan Sumbar di Dapil II (Padang Pariaman dan Kota Pariaman) Ketua DPC PBB inilah yang paling beruntung. Hebatnya, hasil Pileg tak satupun kursi PBB di DPRD Padang Pariaman, tapi Komi Chaniago mampu dapat kursi nomor lima untuk DPRD Sumbar. Dari 19 ribuan suara PBB di dua daerah itu untuk Sumbar, 5.600 an merupakan perolehan suara pribadi pria kelahiran Sungai Limau pada 1967 yang sudah dua periode duduk di DPRD Padang Pariaman itu.
Kepada Singgalang, kemarin, Komi Chaniago tak membuat janji apapun jua dengan masyarakat konstituennya. "Sebagai orang baru pertama kali akan duduk di DPRD Sumbar, tentu kita coba dulu melihat apa pula permainannya. Ada ndak bedanya dengan saat saya dua periode di dewan Padang Pariaman," kata dia.
Komi Chaniago memulai karir politiknya dari bawah. Reformasi yang melahirkan 48 partai politik 1999, termasuk PBB di dalamnya, Komi telah berkecimpung sebagai Wakil Sekretaris DPAC PBB Kecamatan Sungai Limau. Karirnya terus naik. Habis itu, Komi diminta memperkuat pengurus DPC PBB daerah itu dengan jabatan wakil ketua. Setelah itu, Komi Chaniago dua kali menjabat sekretari DPC PBB, sebelum menjabat Ketua DPC PBB saat ini. Masuknya Komi ke PBB, disamping terinspirasi oleh ayahnya; Sidi Dinur yang panatik Masyumi zaman dulu, juga dilatari bagusnya partai itu dilihatnya. Kemudian berkesan karena pidato politik Yusril Ihza Mahendra.
Selama di DPRD Padang Pariaman, Komi dinilai sukses memimpin partai berazaskan Islam demikian. Pemilu 2004, PBB dapat empat kursi, termasuk dirinya. Namun, Pemilu 2009, kursi PBB hanya tinggal dua; dia dan Dirri Uzzulam. Pileg April, meski tak dapat kursi di Padang Pariaman, dan hanya tiga kursi di DPRD Kota Pariaman, PBB mampu mengantarkan Komi Chaniago ke Jalan Khatib Sulaiman, Padang. "Apa yang bisa kita bawa ke Piaman, dan memungkinkan untuk dikebangkan, ya kita angkut dari Sumbar," katanya. (525)
---------------------------------------

Kesuksesan TdS di Padang Pariaman
Dinas Pendidikan Bantah Melakukan Pungutan Terhadap Sekolah

Pariaman--Kepala Dinas Pendidikan Padang Pariaman Mulyadi membantah, kalau pihaknya meminta semua kepala sekolah beriyur untuk kesuksesan Tour de Singkarak (TdS).
Sebelumnya, beredar informasi dilingkungan Pendidikan daerah itu di jejaring sosial facebook, bahwa Kadis Pendidikan Padang Pariaman meminta uang kepada kepala sekolah SD, SMP, SMA untuk pelaksanaan TdS. Untuk Kepala SD Rp500 ribu, Kepala SMP Rp2,5 juta, Kepala SMA Rp3,5 juta, dengan ancaman kalau tidak mau membayar, kepala sekolah tersebut akan dinonjobkan.
"Tidak benar. Yang ada hanya sumbangan sukarela, yang besarannya tak ditentukan, seperti yang di sebarkan dalam jejaring sosial facebook itu. Sebagai bagian dari SKPD, kita tengah membuat banyak hal untuk kemantapan TdS, yang pembukaannya di Padang Pariaman," kata Mulyadi.
Mulai dari membuat taman bunga, dan peragaan lainnya. "Biasalah, Padang Pariaman terkenal dengan budaya badoncek. Kita hanya sifatnya memberikan himbauan, agar sekolah dan pihak yang terkait dengan pendidikan, bisa mengumpulkan dana dengan jumlah yang tak dipatok," ungkap Mulyadi.
Mulyadi menambahkan, bagi yang berkenan, ya ditampung, dan bagi sekolah yang tak mau, juga tidak jadi soal. Tidak ada sanksi apapun yang akan diberikan kepada sekolah yang melanggar himbauan demikian.
Namanya sukarela, ya berapa terkumpulnya saja. "Yang jelas, sebagai bagian dari Pemkab Padang Pariaman kita ingin pula sato sakaki dalam helat internasional ini," tegas Mulyadi. (525)
-------------------------------------------------------

Tidak Ada Kepastian Hukum di Sumbar
Rainal Aswin Bersama Kuasa Hukumnya Minta Fatwa MA

Pariaman--Terkait tidak adanya kepastian hukum terhadap oknum caleg DPRD Kota Pariaman dari Partai Golkar, berinisial MM yang diduga melakukan pelanggaran administrasi, Rainal Aswin akhirnya minta fatwa hukum ke Mahkamah Agung RI.
Melalui kuasa hukumnya Alwis Ilyas, surat permintaan fatwa hukum dengan nomor 04/ADV-BH/ALS/V/2014 tertanggal 12 Mei 2014, dilakukan setelah Rainal Aswin tidak mendapat kepastian hukum dari Polres Pariaman dan Polda Sumbar.
Kepada sejumlah wartawan, Senin kemarin di Pariaman Alwis Ilyas dan Rainal Aswin menjelaskan, seolah-olah ada apanya antara oknum MM dengan Paswaslu dan KPU. "Masak orang lain yang memeriksa kesehatan untuk persyaratan caleg, bisa diatasnamakan dengan MM," kata mereka.
Upaya minta fatwa demikian, merupakan sudah yang tertinggi dilakukan Rainal Aswin bersama kuasa hukumnya Alwis Ilyas. "Kalau fatwa Mahkamah Agung RI menyebutkan MM bersalah, dan harus menjalani hukum sesuai ketentuan, maka para penegak hukum di Sumbar ini harus legowo," tegas Alwis.
Rainal Aswin mengaku, pihaknya dalam perjuangan kebenaran ini sudah dapat dukungan penuh dari caleg lainnya dilingkungan internal Partai Golkar itu sendiri. "Ini kita lakukan, agar pada Pemilu mendatang, para caleg tidak lagi bisa melakukan kesalahan serupa. Sebab, bila caleg telah terpilih, dia merupakan wakil rakyat yang harus memperjuangkan rakyat, bukan membohongi rakyat dan publik," ungkapnya.
Surat yang dikirim ke Mahkamah Agung RI itu, juga ditembuskannya ke Kejaksaan Agung RI, Kapolri, Ketua KPU RI, Bawaslu RI, Pengadilan Tinggi Sumbar, Kejati Sumbar, Kapolda Sumbar, Dekan Fakultas Hukum Unand Padang, Bawaslu, KPU Sumbar, LBH Padang, Pengadilan Negeri Pariaman, Kejari Pariaman, Kapolres Pariaman dan Padang Pariaman, KPU dan Panwaslu Pariaman. (525)
----------------------------------------------

Untuk Kesuksesan TdS di Padang Pariaman
Anggota Dewan Minta Hentikan Pungutan Terhadap Sekolah

Pariaman--Dua anggota DPRD Padang Pariaman, Bujang Pandawa (Golkar) dan Komi Chaniago (PBB) mempertanyakan kebijakan Pemkab, dalam hal ini Dinas Pendidikan yang membebani pihak sekolah dengan iyuran, untuk kesuksesan Tour de Singkarak (TdS).
Selaku wakil masyarakat, Bujang Pandawa dan Komi Chaniago baru saja mendapat keluhan dari sejumlah kepala sekolah, tentang beratnya beban demikian. "Itu tidak ada payung hukumnya. Harus dihentikan. Bagi sekolah yang telah membayar, Dinas Pendidikan harus mengembalikannya," tegas mereka pada Singgalang, kemarin.
"TdS hanyalah sebuah sow yang tidak ada sama sekali pengaruhnya terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke daerah kita. Lihatlah. TdS itu kan tiap tahun diadakan. Apa dampak positifnya? Jadi, tidak sepantasnya Bupati Ali Mukhni melakukan kebijakan demikian, demi hanya sebuah nama," kata anggota Komisi I dan II DPRD Padang Pariaman itu.
Menurut mereka, kebijakan pemberlakuan iyuran Rp500 ribu setiap SD, Rp2,5 juta SMP, dan Rp3,5 juta SMA, adalah dijadikannya sekolah sebagai sapi perahan, hanya untuk sebuah popularitas. Bayangkan saja, berapa banyaknya semua sekolah itu, dan berapa pula uang yang tersedot, tapi dengan cara paksaan.
"Kalau hal itu tetap dilajutkan menjelang hajatan TdS tersebut, kami selaku anggota dewan memperkarakannya. Kami merasa kasihan, ada keluhan dari beberapa kepala sekolah yang menghubungi kami," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Padang Pariaman Mulyadi membantah tundingan iyuran demikian. "Yang ada hanya imbauan bagi sekolah, terkait sumbangsih kita untuk TdS. Dan lagi, tidak ada patokannya. Hanya sebagai badoncek saja," kata Mulyadi.
Sejumlah kepala sekolah yang sempat dimintai keterangannya, mengakui adanya sumbangan sebanyak itu. "Kami kemarin rapat memutuskan itu di UPTD kecamatan. Memang, uang sebanyak itu sangat terlalu berat, dan sangat memberatkan," kata seorang kepala sekolah yang enggan ditulis namanya. (525)
-----------------------------------------------------------

Rusmaini Ikuti Diklat Tingkat Lanjutan di Solo
Diharapkan IGTKI Padang Pariaman Bisa Masuk APBD

Pariaman--Sekretaris Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) Kabupaten Padang Pariaman, Rusmaini dipercaya mengikuti koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan Diklat berjenjang tingkat lanjutan.
Acara yang diadakan di Solo, Jawa Tengah pada 21-23 Mei itu, satu-satunya Rusmaini yang dari Sumbar, dari 60 orang peserta di seluruh Indonesia. Tentunya, sebuah prestasi yang sangat luar biasa bagi Kepala TK Wadesma Pauh Kambar, Kecamatan Nan Sabaris tersebut.
Kepada Singgalang dari Solo, Rusmaini menyebutkan, bahwa peserta yang ikut itu, disamping perwakilan IGTKI PGRI, ada juga yang dari Himpaudi. Koordinasi demikian, terkait dana bantuan yang akan dikelola untuk melakukan Diklat tingkat dasar di daerah nantinya.
Menurut dia, materi yang diterimanya selama tiga hari tersebut; kebijakan Direktur Pembina PTK-PAUDNI, strategi pembinaan, peningkatan kompetensi PTK-PAUD, struktur materi Diklat berjenjang lanjutan.
Selanjutnya; evaluasi hasil penilaian proposal, dan perbaikan data, serta dokumen yang berkaitan dengan dana. Kemudian, pertanggungjawaban dana dan tekhnis dana bantuan, serta menandatangani kerjasama antara PPTK-PAUDNI dengan Asosiasi lembaga penerima bantuan.
"Jadi, besaran dana bantuan tersebut sebanyak Rp70 juta, untuk melatih guru TK minimal 50 orang di Padang Pariaman. Ada yang menjadi kekurangan kita di daerah ini bila dibandingkan dengan daerah lainnya, dimana daerah lain IGTKI-nya bisa dianggarkan dalam APBD," ujar Rusmaini.
Sementara, lanjutnya, di Padang Pariaman IGTKI belum ada dianggarkan. "Kita ingin, adanya anggaran demikian dalam APBD nantinya, sehingga dari minimal 50 orang guru TK yang akan kita uji kompetensinya, bisa ditambah lagi," harapnya. (525)
---------------------------------------------

Dihantam Mobil
Kantor Walinagari Lubuk Alung Rusak Parah

Lubuk Alung--Kantor Walinagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman rusak parah akibat dihantam mobil L 300, Rabu malam kemarin. Mobil dari arah Padang tujuan Bukittinggi ini, diperkirakan dalam kecepatan yang sangat tinggi. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian demikian.
Yardi, Sekretaris Walinagari Lubuk Alung yang datang ke lokasi, saat kejadian itu langsung melaporkan peristiwa itu ke polisi. Apalagi, kantor walinagari ini bersebelahan dengan kantor Satlantas Padang Pariaman.
Sekitar pukul 24.00 Wib, mobil selesai di evakuasi dan langsung di derek ke Satlantas. Sementara, sopir mobil dengan nomor polisi BA 9928 LU mengalami luka, dan malam itu juga langsung diangkut ke Puskesmas Lubuk Alung, yang terletak di Sungai Abang oleh dua rekannya.
Yardi bersama petugas nagari lainnya, Landi Efendi melihat kecepatan mobil yang rencanya akan menjemput batubata ini lumayan kencang. "Bayangkan, dia arah Padang, saat kecelakaan, depan mobilnya bisa berbalik arah ke Padang lagi," kata Yardi.
"Disamping menabrak sebuah pohon mahoni, yang langsung tumbang, mobil juga menabrak pohon kelapa, sebelum memunahkan tras kantor walinagari. Saat ini, kami belum bisa bekerja, selain dari membersihkan bekas tumpukan akibat kecelakaan demikian," kata Yardi. (525)
------------------------------------------------------------

Malang Benar Nasib Marnis
Tiga Bulan tak Bisa Menggerakkan Badan

Lubuk Alung--Lengkap sudah penderitaan yang dialami Marnis. Ibu tua berusia sekitar 63 tahun ini telah tiga bulan lebih tidak dapat menggerakkan badannya sejak jatuh lagi untuk yang kedua kalinya. Punya tiga orang anak, tapi tak seorangpun yang di kampung. Semua anaknya tinggal dan hidup di rantau orang, mengadu nasib. Sehari-hari, Marnis di temani Dinda, cucunya yang saat ini duduk di kelas enam SD.
Menurut ahli urut, Marnis mengalami pecah tulang pangkal paha. Di usianya yang semakin menua, ditambah hidup miskin pula, Marnis hanya pasrah. Setiap hari Marnis diantarkan nasi buat dimakannya oleh tetangganya, Niyuk yang hidup miskin pula.
Dinda, cucunya Marnis menceritakan kalau buang air neneknya kadang-kadang bercampur darah. Dinda yang hanya seorang bocah terpaksa harus bekerja keras membersihkan neneknya setiap hari. Sementara, ayah dan ibu Dinda yang merupakan anak menantu oleh Marnis, dari pada pulang kampung melihat orangtuanya, mendingan dikirim saja uang, kalaupun ada pula duit.
Dalam merawat neneknya, Dinda merasa iba melihat punggung neneknya yang menempel dengan alas tidurnya, saking tidak atau susahnya sang nenek untuk bergerak. Dinda pun tak dapat berbuat banyak. Bocah segedek Dinda memang belum banyak yang pandai dalam mengurus apa saja, apalagi membereskan seorang nenek. Namun, ia tabah dan sabar melakukannya saban waktu.
Untunglah Niyuk, seorang tetangga Marnis yang merasa iba melihat nasib malang yang dialami Marnis. Tinggal di Rimbo Panjang, Korong Sungai Abang, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Marnis sudah tidak tahu harus berbuat apa untuk kesembuhannya.
Niyuk hanya seorang ibu rumah tangga, yang sehari-hari juga bekerja sebagai pengambil upahan dari mencuci pakaian orang-orang berada dalam kampung Lubuk Alung. Kadang dapat upahan, kadang tidak. Namun, dari pekerjaan demikian dia masih sempat berbagi dengan Marnis, semampunya pula dalam memberi makan tiap hari. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar