Selasa, 30 Januari 2018

Jangan Adalagi Ada Anak Padang Pariaman yang Putus Sekolah

Parit Malintang--Wajahnya tersipu malu ketika menerima beasiswa pendidikan yang diserahkan oleh Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni. Mahasiswi semester tiga di Universitas Negeri Padang ini berencana akan menggunakan uang tersebut untuk membayar uang semesternya.
Wilda Salmah (20) nama mahasiswa itu. Dia mahasiswa UNP penerima beasiswa program Padang Pariaman Cerdas di Aula Kantor Bupati, Parit Malintang, Rabu lalu. "Alhamdulillah, terima kasih Pak Bupati. Beasiswa ini sangat berarti bagi saya. Ayah saya hanya seorang penjual ikan dan belut. Uangnya akan digunakan untuk membayar uang semester, dan sisanya untuk membeli buku dan keperluan kuliah," kata mahasiswi jurusan Bahasa Indonesia ini.
Wilda menceritakan, bahwa ia sudah lama mendengar adanya bantuan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa asal Padang Pariaman, melalui dana Badan Amal Zakat Nasional (Baznas). Sekitar bulan Mei yang lalu, ia segera memasukkan proposal permohonan dengan tulisan tangan, dan dibubuhi materai 6.000. Proposal tersebut juga melampirkan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Kartu Mahasiswa.
Setelah memasukkan proposal ke Kantor Baznas, di Parit Malintang, kemudian data tersebut diproses dan di-verifikasi sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Setelah dirasa valid, Wilda pun dihubungi akan menerima dana beasiswa pendidikan sebesar Rp1,5 juta.
"Semula saya kira beasiswa ini hanya untuk orang tertentu saja. Namun, anggapan itu salah. Beasiswa yang saya terima sebesar Rp1,5 juta melalui proses yang mudah, transparan dan tidak ada potongan satu sen pun," ujar putri pasangan Suhaidi dan Suryati ini.
Wilda pun berharap, bantuan beasiswa pendidikan itu agar terus dilanjutkan setiap tahunnya. Karena dengan adanya bantuan ini menjadi motivasi dalam mengikuti proses perkuliahan, tanpa harus dihantui dengan biaya kuliah yang cukup mahal itu. "Program Padang Pariaman Cerdas sebagai bukti kepedulian Bupati Ali Mukhni terhadap dunia pendidikan, dan patut diapresiasi. Program ini sangat bagus sebagai solusi dalam membantu mahasiswa asal Padang Pariaman, dalam melanjutkan pendidikan. Saya harap tahun depan ada lagi bantuan beasiswa ini," kata Wilda asal Pauh Kambar.
Lain lagi cerita Randa Julian (21). Mahasiswa UNP, yang juga menerima bantuan biaya pendidikan. Ia mengetahui program Padang Pariama Cerdas dari temannya yang sebelumnya telah menerima bantuan dari Baznas tersebut. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung memasukkan proposal dan persyaratan yang diminta. Tak perlu menunggu terlalu lama, ternyata proposal tersebut direspon dan kemudian di-verifikasi. Ia tak menyangka bantuan beasiswa ini ia terima begitu cepat, karena ia mengurus seorang diri. Randa tak punya saudara yang bekerja di Kantor Bupati.
"Saya senang sekali dapat bantuan beasiswa pendidikan program Padang Pariaman Cerdas ini. Saya tahu program ini dari kawan yang telah menerima. Kemudian saya coba pula memasukkan proposal. Alhamdulillah, hari ini terealisasi. Padahal saya hanya anak seorang buruh tani, dan tak punya sanak famili yang bekerja sebagai PNS di kantor Bupati," kata pria anak dari Raidi dan Sriyeti itu.
Pancaran wajah bahagia juga terlihat dari salah seorang orangtua mahasiswa, yaitu Ibu Yurni. Warga Pulau Aia, Nagari Padang Bintungan, Kecamatan Nan Sabaris ini bersyukur atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa, berkat perhatian pemerintah terhadap putra-putri asal Padang Pariaman yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
"Saya datang untuk menjemput bantuan beasiswa pendidikan anak saya. Kebetulan dia lagi ada ujian di kampus, jadi saya yang mewakilinya dengan menunjukkan KTP dan KK. Alhamdulillah, uang Rp1,5 juta ini buat bayar uang kuliah, dan sisanya tambahan biaya kosannya," ujar wanita yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga ini.
Ketua Baznas Padang Pariaman, Suhatri Bur mengatakan, bahwa sebanyak 172 mahasiswa menerima beasiswa untuk Dapil III, yaitu Kecamatan 2x11 Kayutanam, 2x11 Enam Lingkung, Ulakan Tapakis, Enam Lingkung dan Nan Sabaris. Sebelumya juga telah dibagikan untuk mahasiswa berasal dari Dapil I, II dan IV. Adapun Total dana yang dibagikan sebesar Rp1,2 milyar untuk 698 orang Mahasiswa asal Padang Pariaman, yang kuliah di dalam dan luar Sumbar, serta di Luar Negeri.
"Penerima bantuan ini adalah mahasiswa asal Padang Pariaman. Kita tidak memandang dari keluarga mampu atau tidak mampu. Tapi Baznas memandang, bahwa mahasiswa merupakan Fisabilillah, yang sedang berjuang dalam menggapai cita-citanya sebagai generasi penerus bangsa," kata Suhatri Bur yang mantan Ketua KPU Padang Pariaman ini.
Bupati Ali Mukhni mengatakan, sejak awal dilantik sebagai bupati, ia berprinsip bahwa tidak ada putra-putri asal Padang Pariaman yang putus sekolah akibat tidak ada biaya. Dengan adanya Baznas, merupakan sebuah solusi untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa dalam menunjang keperluan biaya kuliah.
"Saya berprinsip, putra-putri Padang Pariaman harus melanjutkan sekolah yang lebih tinggi hingga bangku perkuliahan. Tidak boleh ada anak yang putus sekolah atau kuliah, akibat tidak ada biaya. Bersama DPRD dan stakeholders, kita carikan solusi untuk kepentingan umat," kata Bupati yang memperoleh penghargaa dari Baznas pusat beberapa waktu lalu tersebut.
Kepada mahasiswa, ia menyampaikan bahwa beasiswa pendidikan dari Baznas ini berasal dari gaji PNS Pemkab Padang Pariaman. Ia meminta mahasiswa penerima bantuan berterima kasih dan mendoakan agar PNS Padang pariaman diberkahi dan diberi keselamatan oleh Allah Yang Maha Kuasa.
"Sampaikan kepada keluarga, bahwa dana Baznas berasal dari gaji PNS Padang Pariaman. Berterima kasih lah pada mereka. Insya Allah, dana Baznas ini meningkat setiap tahunnya. Dan minggu depan, akan kita bagikan juga beasiswa untuk siswa SMA," ujar Bupati Ali Mukhni.
Penyerahan bantuan beasiswa progran Padang Pariaman Cerdas ini dihadiri Sekdakab Jonpriadi, Asisten Ekbag Kesra Ali Amran, Kabag Humas Hendra Aswara. (525)
-------------------------------------------------

Bupati Ali Mukhni
Dukungan Perantau Ikut Merubah Wajah Padang Pariaman

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariama Ali Mukhni mengakui, bahwa keberhasilannya dalam memimpin daerah itu berkat doa dan peranan masyarakat ranah dan rantau. Ia sampaikan hal itu ketika menjadi narasumber, dalam rangka seminar dengan judul; menggerakkan potensi perantau kepada walinagari Se-Sumbar, di Hotel Axana, Padang, Selasa lalu.
Diceritakannya, ketika baru menjabat sebagai Bupati Padang Pariaman pada awal tahun 2010, adalah saat yang paling terberat dalam hidupnya. Ketika itu pascagempa 2009 yang menghancurkan rumah, sarana ibadah, infrasturktur pendidikan, kesehatan, irigasi, jalan dan fasilitas umum lainnya. Namun, dengan kerja keras dan kerja ikhlas, percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa berjalan dengan baik, berkat bantuan seluruh donatur, media dan LSM dalam dan luar negeri.
"Dalam berbagai kesempatan sering saya sampaikan, pesatnya pembangunan di Padang Pariaman semuanya berkat doa dan dukungan ranah dan rantau. Kita lihat, pascagempa tahun 2009 tingkat pertumbuhan ekonomi kami hanya 3,4 persen. Namun, tahun 2013 adalah yang tertinggi di Sumbar sebesar 6,67 persen menurut data BPS. Saya yakin, pada awal 2015 akan mencapai 7 persen. Insya Allah, tingkat pengangguran dan kemiskinan otomatis berkurang pula," kata Bupati Ali Mukhni yang juga Alumni Harvard Kennedy School di Amerika Serikat ini.
Pada kesempatan itu, Ali Mukhni mengatakan budaya gotong royong yang menjadi jati diri urang Piaman, terus menjadi tradisi di daerahnya. Begitu juga badoncek. Ini dilakukan oleh seluruh perantau dimana pun ia berada, dalam mencari dana untuk pesta baralek, membangun surau, masjid pondok pesantren, MTQ, alek nagari dan kegiatan yang menyangkut kepentingan umat dan masyarakat.
"Budaya badoncek adalah tradisi sato sakaki, yang menjadi jati diri urang Piaman. Ketika ada yang pesta, maka ada budaya badoncek agar tuan rumah tidak rugi dalam pestanya. Ketika ada anak nagari yang tidak punya biaya kuliah, perantau pun ikut badoncek. Apalagi pembangunan surau, pesantren, MTQ, alek nagari dan lain-lain, juga diadakan badoncek. Jadi badoncek ini menumbuhkan rasa memiliki, kecintaan terhadap nagari," ujar Ali Mukhni yang meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan RI baru-baru ini.
Dari segi pembangunan, Ali Mukhni juga mengapresiasi peranan perantau yang sangat membantu. Jika menemui kendala terhadap lobi suatu kegiatan skala nasional, maka ia melibatkan perantau yang mempunyai jaringan dan disegani oleh kalangan elit, diantaranya Ayahanda Letjen (Purn) TNI Azwar Anas.
"Pembangunan mega proyek di Padang Pariaman, perantau sangat berandil besar untuk mewujudkanya. Seperti Pembangunan Asrama Haji, BP2IP, MAN Insan Cendikia, jalan lingkar Duku-Sicincin dan lainnya. Bersama gubernur, Kita juga mendapat dukungan perantau, diantaranya Ayahanda Azwar Anas," kata Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
Pada kesempatan itu, Ali Mukhni juga menggambarkan kepedulian perantau dalam membangun infrastruktur, maupun investasi di tanah kelahirannya. Seperti yang dilakukan oleh H. Azwar Wahid asal Aua Malintang,  H. Jamaris asal Sintuak Toboh Gadang dan H. Basrizal Koto asal Limau Puruik.
"Pak haji yang sering kami sapa Mak Aciak Sagi ini sangat luar biasa perhatiannya kepada kampung halaman. Kontribusinya membangun Masjid Istiqomah, MAN, SMK Negeri untuk dimanfaatkan oleh anak kemenakan di kampung. Begitu juga dengan Haji Jamaris di Sintuak Toboh Gadang dan Basrizal Koto di Limau Puruik. Dan masih banyak lagi perantau peduli kemajuan nagarinya," ungkap Bupati Ali Mukhni yang pernah merantau ke Bengkulu selama delapan tahun tersebut.
Seusai memaparkan materi, peserta semibar diberikan kesempatan bertanya kepada Bupati Ali Mukhni. Salah satunya dari M. Fadhly, Walinagari asal Kabupaten Agam yang menanyakan kiat sukses bupati dalam membangun Padang Pariaman.
Bupati Ali Mukhni pun menjawab, bahwa kunci dari pembangunan itu adalah pembebasan tanah. Ia mengakui turun langsung dalam proses pembebasan tanah yang melibatkan KAN, perantau, waliwagari setempat. Sering kali ia mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dalam sosialisasi pembangunan untuk kepentingan umat. Namun, dengan semangat kebersamaan maka Padang Pariaman menjadi kabupaten terdepan di Sumatera Barat.
"Jadi pemimpin itu harus turun langsung ke lapangan. Kita tidak bisa membiarkan seorang kepala dinas, kepala kantor atau kabag sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di lapangan. Saya bekerja siang malam, tidur pun rata-rata 3-4 jam perhari. Pak Gubernur sering menelpon saya untuk segera tuntaskan pembebasan tanah. Kalau tidak, dana yang sudah dianggarkan akan dialihkan. Alhamdulillah, Wajah Padang Pariaman telah berubah, begitu banyak mega proyek skala nasional berada di Padang Pariaman. Nilai investasi diperkirakan mencapai Rp5-6 trilyun. Bahkan kalau seandainya kantor gubernur mau pindah, kita juga bisa menyediakan tanahnya di Lubuk Alung," ungkapnya. (525)
-------------------------------------------------

Disdukcapil Diminta Menjaga Standar Pelayanan Masyarakat

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni melakukan peninjauan pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yang berkantor di Pariaman, Selasa lalu. Kunjungan mendadak ini dimaksudkan untuk meninjau kesiapan instansi itu dalam melakukan pencetakan, setelah semua kewenangan diberikan oleh pemerintah pusat dalam menerbitkan KTP-Elektronik.
Dalam kunjungannya tersebut, Bupati Ali Mukhni memeriksa kelengkapan alat-alat cetak KTP-El yang sudah diterima dari Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri.
Selain itu, ia juga meninjau kesiapan operator dalam menerima pelayanan.
Dia berpesan, agar standar pelayanan yang sudah berjalan selama ini tetap dipertahankan kualitasnya, bahkan ditingkatkan terus menerus sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan.
"Saya apresiasi kesiapan jajaran Disdukcapil dalam pelayanan prima kepada masyarakat. Pesan saya, jagalah standar pelayanan. Layani masyarakat dengan sepenuh hati," kata Bupati Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
Disdukcapil daerah itu yang beberapa waktu lalu mendapatkan penghargaan Citra Pelayanan Prima dari Gubernur Sumatera Barat, terbaik ke-2 Nasional dalam program KTP-El, dan sudah berstandar ISO 9001-2008, pada saat ini sedang focus untuk melengkapi kebutuhan pelayanan, baik di lingkungan kantor maupun pelayanan outdoor (pelayanan keliling).
Menjawab tantangan UU No. 24 Tahun 2013, tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, yang mensyaratkan pemerintah proaktif menjemput pelayanan kepada masyarakat, Disdukcapil Padang Pariaman sedang menyiapkan beberapa pogram pelayanan langsung, yang akan dilaksanakan di tahun 2015.
Sistem registrasi akta secara online juga akan diujicobakan pada akhir tahun ini, bekerjasama dengan Bagian Pengolahan Data Elektronik Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman.
Dalam keterangannya, Kepala Disdukcapil M. Fadhly menjelaskan, bahwa program-program tahun 2015 sedang disiapkan, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan terutama dalam hal KTP-El. Saat ini Disdukcapil belum bisa melakukan pencetakan, karena masih menunggu blangko KTP-El yang merupakan kewenangan pemerintah pusat dalam pengadaannya.
Tetapi KTP regular masih tetap berlaku sampai KTP-El diterima oleh masyarakat.
"Untuk kesiapan pencetakan KTP-El, kita hanya menunggu blangko KTP-El saja. Kita juga mengusulkan untuk pengadaan kendaraan Microbus, yang nantinya direncanakan untuk memperlancar pelayanan keliling ke nagari-nagari. Mudah-mudahan disetujui oleh TAPD. Kantor Unit Pelayanan Administrasi Disdukcapil di Sungai Limau juga akan ditingkatkan efektifitasnya," ujar Fadhly.
Fadhly menjelaskan, bahwa dia dan tim kerjanya sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang ada, melalui kerjasama dengan Bagian Organisasi dan PAN Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman, dalam pengukuran Indeks kepuasan masyarakat (IKM). "Sesuai arahan Pak Bupati, mudah-mudahan kami bersama dapat meningkatkan IKM dari angka yang dicapai pada tahun lalu," ujarnya. (525)
------------------------------------------------------

Penilaian UKS Tingkat Sumbar
Padang Pariaman Siap Jadi yang Terbaik

Padang Pariaman--Kabupaten Padang Pariaman bersiap untuk penilaian lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat Provinsi Sumatera Barat, tahun 2014. Penilaian dilakukan pada akhir Oktober ini. Tim penilai akan mengunjungi sekolah SMA N I Lubuk Alung, dan SD N 14 Kecamatan Nan Sabaris, selaku sekolah perwakilan yang akan di nilai.
Ada beberapa sasaran utama dalam penilaian lomba UKS. Yakni sarana dan prasarana penunjang kesehatan, seperti ruang WC, tong sampah dan sarana penting lainnya. Termasuk keberhasilan pihak sekolah dalam menjalankan program UKS.
Dalam rangka menghadapi penilaian ini, Pemkab Padang Pariaman melalui dinas dan instansi terkait, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas Pendidikan, Kantor Lingkungan Hidup dan lainnya mempersiapkan segala sesuatunya. Menggelar Rapat Koordinasi (Rakor), di Ruang Rapat Sekda Lantai II Kantor Pemerintah Kabupaten Padang Pariamang. Rapat Koordinasi dipimpin oleh Sekkda Jonpriadi, di damping Asisten Adm, Ekbang Kesra Ali Amran, Kepala Dinas Kesehatan Aspinuddin, Kepala Dinas Pendidikan Mulyadi, dan didampingi Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Padang Pariaman Zayadi.
Pada Kesempatan itu, Sekdakab Jonpriadi mengharapkan semua persiapan sudah harus matang sebelum H-2, dan berharap menjadi yang terbaik tingkat Provinsi Sumbar, dan tentunya mewakili Sumbar menuju Nasional.
Rakor ini membahas pemantapan persiapan menghadapi penilaian lomba UKS. Para peserta terdiri dari Kepala UPT Dinas Pendidikan, kecamatan, Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, para perwakilan dinas/instansi, Kepala Bagian Setda terkait. (525)
-----------------------------------------------------

Padang Pariaman Raih Opini WTP Berkat Kerja Keras dan Ikhlas

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni membuka secara resmi acara Sosialisasi PP 71 Tahun 2010, dan Permendagri No 64 Tahun 2013, serta Bimtek Simda berbasis aktual, beberapa waktu lalu di salah satu hotel di Kota Padang.
Tampak hadir mendampinginya, Kepala DPPKA; Hanibal, Kepala BPKP Perwakilan Sumbar; Arman Sahri Harahap, Kabid Akuntasi dan Perbendaharaan DPPKA Padang Pariaman. Bimtek yang diikuti Bendahara Pengeluaran, Penerimaan, PPK, Para Kasubag Perencanaan, dan Bendahara barang itu berlangsung selama lima hari, mulai dari tanggal 21 hingga 25 Oktober 2014.
Bupati Ali Mukhni menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada para Bendahara Pengeluaran, Penerimaan, PPK, Para Kasubag Perencanaan, dan Bendahara barang, sebagai pelaku utama dalam menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan daerah Padang Pariaman, sehingga daerah ini meraih penghargaan Opini WTP, dari BPK dan Kementerian Keuangan RI.
"Penghargaan ini sangat tidak mudah. Tanpa dukungan dan kerjasama dari semu pihak dan aparatur pemerintah, mustahil Opini WTP ini kita raih. "Saya berterima kasih sedalam dalanya kepada bendahara Pengeluaran, Penerimaan, PPK, Para Kasubag Perencanaan, dan bendahara barang, sebagai pelaku utama dalam menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2013, sehingga Padang Pariaman meraih penghargaan Opini WTP," kata dia.
Bupati Ali Mukhni berharap kepada para peserta, agar mengikuti Bimtek ini dengan serius dan sebaik-baiknya, sehingga mampu memahami dan menyusun laporan keuagan yang aktual, sesuai dengan standar akuntasi pemerintah. Dan memanfaatkan kesempatan yang baik ini, serta mudah-mudahan apa yang dilakukan hari ini dapat memberikan kontribusi dalam mempertahankan opini WTP dari BPK pada tahun tahun selanjutnya.
Sementara, Kabid Akuntansi dan Perbendaharaan DPPKA Taslim Letter mengatakan, Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 mengisyaratkan kepada setiap setiak tindakan yang dilakukan, dalam pengelolaan keuangan di daerah harus memenuhi standar akuntansi pemerintahan (SAP). SAP ini harus pula digunakan sebagai acuan, dalam menyusun laporan keuangan pemerintah pusat dan Daerah.
Basis kas merupakan akuntansi yang mengakui transaksi, pada saat kas diterima atau dibayar. Sedangkan basis aktual adalah akuntansi yang mengakui transaksi, pada saat terjadi. Basis aktual mengakui elemen laporan keuangan yang terdiri dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan belanja.
Perbedaan penerapan basis kas dan basis aktual dapat dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan. Akuntansi berbasis kas akan menghasilkan laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan Akuntansi berbasis aktual dapat menghasilkan laporan realisasi anggaran dan neraca.
Laporan Keuangan versi aktual yang umum, sekurang-kurangnya terdiri dari; laporan operasi yang menyajikan informasi pendapatan dan beban belanja. Neraca yang menyajikan informasi mengenai aset dan kewajiban, laporan arus kas yang menyajikan informasi mengenai aktivitas operasi, investasi dan keuangan.
Sebagai lembaga pemerintah yang harus bekerja penuh, dengan transparan dan akuntabel dalam menyiapkan laporan, harus memenuhi aturan dan standar. Banyak laporan yang harus di persipkan oleh pemerintah daerah, dalam menciptakan pemerintahan yang akuntabel, dan transparan tersebut. Antara lain, laporan operasional, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan realisasi anggaran, dan lainnya. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar