Senin, 29 Januari 2018

Apuak Terharu Gubuknya Berganti dengan Rumah Permanen Layak Huni

VII Koto--Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, Jalal Armaja Sikumbang sepertinya tak berpikir lagi untuk membangun rumah permanen dan layak untuk ditinggali. Cukup rasanya tinggal di rumah gubuk yang terbuat dari kayu, berdinding tadir yang dibuatkan sewaktu dia baru-baru berumah tangga. Untuk rumah permanen hanya didapatkannya dalam mimpi, saking nyenyaknya dia tidur malam hari karena lelah bekerja di siang harinya.
Apa pasal? Jalal Armaja Sikumbang yang akrap disapa Apuak hanyalah seorang buruh tani yang hidup dalam kampung. Berusia 65 tahun. Dari hasil perkawinannya dengan istrinya, Karitiang, Apuak telah dikarunia tujuh orang putra dan putri. Sebagai buruh tani, Apuak tak punya penghasilan yang tetap.
"Kadang-kadang ada pekerjaan, kadang-kadang tidak ada. Kalau sedang tidak, ya terpaksa bekerja di rumah atau di ladang sendiri," kata dia.
Dua diantara tujuh anaknya sedang duduk dibangku pendidikan SMA V Koto Timur. Seorang anaknya yang paling besar telah kawin, dan memilih hidup dan tinggal di luar kampungnya. "Susah hidup, tingginya biaya pendidikan anak, saya tak pernah berpikir untuk membuat rumah yang layak," kata dia, Selasa (30/1) kemarin.
Kini, Apuak merasa terharu. Rumah yang dia huni di Korong Koto Tabang, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman secara tiba-tiba diganti dengan rumah permanen oleh Junaidi, seorang pengusaha kampung itu yang sukses di Provinsi Riau. Hebatnya, Junaidi tidak memberikan uang kepada Apuak untuk membangun rumah demikian. Melaikan berupa bahan bangunan, lengkap dengan tukang dan kulinya.
Rumah permanen berukuran 7,5 meter x 9 meter itu sedang mulai dikerjakan. Senin (29/1) orang tukang yang sedang bekerja tampak tengah memasang kusen pintu. Apuak dan istrinya Karitiang merasa senang dan terharu. Air mata bahagia tampak menetes dari pelupuk matanya yang mulai mengkerut. Tiap hari keluarga ini membatu mengangkut kebutuhan tukang yang sedang bekerja. Istrinya menanak nasi dan membuat makanan yang tentunya buat keperluan tukang.
Apuak yang didampingi anggota DPRD Padang Pariaman, Alfa Edison menyampaikan terima kasih banyak atas bantuan tersebut. "Melihat kondisi saya yang hanya bekerja secara musiman, tak mungkin rasanya untuk membuat rumah permanen seperti ini. Apalagi biaya anak yang sekolah SMA di V Koto Timur ini cukup tinggi tiap harinya," cerita dia.
Namun, katanya, Tuhan punya cara tersendiri untuk mewujudkan rumah ini. Diutus-Nya seorang hamba berhati mulya, peduli terhadap orang-orang yang berkekurangan, yaitu Junaidi untuk terjun langsung membangunkan rumah ini.
"Hanya doa yang bisa saya panjatkan kepada Tuhan, semoga Junaidi yang kalau di kampung ini terkenal dengan sebutan Buyuang Banta, diberikan kesehatan dan kekuatan iman oleh Allah, dan bisa lebih banyak lagi berbuat di tengah masyarakat," harapnya.
Alfa Edison, anggota dewan yang juga mantan Walinagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago menyebutkan, pembangunan rumah Apuak nampak sudah bangunan yang kesekian kalinya dilakukan Junaidi di tengah masyarakat.
"Kita tak bisa menilai berapa biayanya satu rumah ini. Kita hanya menerima semua bahan bangunan, lengkap dengan tukang dan kulinya. Bahkan, Junaidi tidak pula memberati orang rumah itu untuk memasakan nasi buat tukang yang tengah bekerja," ujar Alfa Edison. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar