Selasa, 09 Januari 2018

Setelah Empat Hari Terdampar Baznas dan PWI Padang Pariaman Pulangkan Hermasyah ke Kampungnya

Padang Pariaman--Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Padang Pariaman pulangkan Hermansyah ke kampungnya, Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau setelah empat hari terdampar di daerah ini. Bapak berusia 48 tahun itu merasa dikibuli untuk mendapatkan pekerjaan kuli di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang oleh seseorang mengaku bernama Chan, berasal dari Sicincin.
"Pada Jumat (26/9) saya diajak salah seorang pria mengaku bernama Chan. Dia warga Sicincin, Padang Pariaman untuk bekerja di Pelabuhan Teluk Bayur sebagai kuli pemasang batu miring. Namun setelah sampai di Pariaman, Sabtu, (27/9) Chan meninggalkan saya di stasiun Kereta Api Pariaman, dengan alasan untuk menjemput teman satu orang lagi dan mengambil peralatan tukang, yang nanti akan dipakai sewaktu bekerja di Teluk Bayur," kata dia.
Katanya lagi, sampai hari ini, Kamis (1/10) Chan tidak kunjung kembali menjemputnya ke stasiun, tempat pertama dia ditinggalkan Chan, sehingga empat hari lamanya dia tidur di emparan stasiun, terminal dan masjid.
Setelah itu, dan tak mungkin lagi Hermasyah mengharapkan kedatangan Chan, dia langsung berkeliaran di seputaran Pariaman. Dia datangi Dinas Sosial Kota Pariaman dan Padang Pariaman untuk mendapatkan bantuan, namun tak ada respon positif dari institusi itu tentang keluhannya. Akhirnya, Hermasyah tiba di sarang wartawan, kantor PWI Padang Pariaman di Kampung Belacan.
Disana dia berkeluh kesah, menyampiakan parasaiannya yang tak lagi punya uang. Mau lanjut ke Teluk Bayur, tak mungkin lantaran belum pernah kesana. Dia memutuskan ingin pulang kampung, dan mohon bantuan.
Ketua PWI Ikhlas Bakri langsung meresponnya. Seketika, Ikhlas menghubungi Ketua Baznas Padang Pariaman Suhatri Bur. Memenuhi administrasi di Baznas, Ikhlas Bakri membuat sepucuk surat ke Baznas, sehingga sore itu juga Hermasyah dinaikkan ke bus tujuan Tembilahan dari depan Kantor Baznas, Parit Malintang. Seluruh biaya ongkos dan belanja di jalan sepenuhnya ditanggung Baznas.
Dia senang, dan menyampaikan terima kasih banyak pada Baznas dan PWI Padang Pariaman yang telah sudi memulangkan dia dari Pariaman ke Tembilahan, dan selanjutnya ke Tanjung Balai Karimun, untuk bersua kembali dengan anak dan istri tercintannya. (525)
--------------------------------

Dari Presiden RI
Bupati Ali Mukhni Diusulkan Menerima Penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial

Padang Pariaman--Sungguh beruntung Kabupaten Padang Pariaman memiliki Bupati Ali Mukhni. Mungkin itulah kata yang tepat disampaikan, karena prestasi demi prestasi yang diraih secara berturut-berturut, baik tingkat provinsi maupun nasional selama dua bulan terakhir.
Hal ini merupakan buah dari akumulasi kerja keras, dan kerja ikhlas dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat Padang Pariaman. Setelah menerima tanda penghargaan Wredatama Madya dari Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Rabu lalu, kali ini Bupati Ali Mukhni menerima tim penilai Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Sekretaris Militer Kepresidenan, dan Kementeria Sosial RI.
Rombongan tim penilai tersebut diterima langsung Ali Mukhni beserta jajaran SKPD di Pendopo Bupati, Kamis (2/10). Pada kesempatan itu Bupati Ali Mukhni mengekspos kegiatan di bidang sosial dan kebencanaan.
Ketua tim penilai Satya Lencana Kebaktian Sosial Latifha Hanum mengatakan, kunjungannya ke Sumatera Barat untuk memverifikasi data atas usulan yang disampaikan untuk mendapatkan Penghargaan dari Presiden RI.
“kami sengaja datang secara mendadak, dan tidak memberitahu jauh sebelumnya. Kedatangan kami untuk memverifikasi data atas usulan yang disampaikan untuk mendapatkan penghargaan dari Presiden. Dan kami juga akan meninjau langsung ke lapangan, terhadap program unggulan kesejahteraan masyarakat oleh Pemkab Padang Pariaman," kata Latifah.
Dijelaskannya, bahwa penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Presiden RI kepada yang dianggap berjasa dan pengabdiannya tinggi terhadap masyarakat.
Untuk Sumatera Barat, ada tiga orang calon penerima yang diseleksi, yaitu Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, Walikota Solok Irzal Ilyas dan Ketua Tim Penggerak PKK Sumbar  Nevi Irwan Prayitno. Satya Lencana Kebaktian Sosial ini bukanlah penghargaan yang sederhana, tapi butuh kerja keras melalui program yang menyentuh masyarakat untuk meraihnya.
Disini akan dinilai tingkat kepedulian seorang pemimpin kepada masyarakat, seperti mengurangi pengangguran, membuka lapangan kerja, cepat tanggap apabila terjadi bencana, bantuan untuk masyarakat miskin dan kriteria lainnya. Latifah Hanum juga memuji kearifan lokal yang ada di Padang Pariaman melalui motto 'saiyo sakato'. Contohnya budaya gotong royong, budaya badoncek dan peranan perantau dalam membangun daerah yang sangat tinggi.
“Tadi saya dengar dari Pak Bupati, disini punya motto saiyo sakato. Dalam implementasinya ada kegiatan gotong royong, budaya badoncek apabila ada warga yang butuh bantuan atau untuk membangun masjid serta perantau yang sangat tinggi mendukung program pemerintah. Ini yang membedakan Padang Pariaman dari daerah lain," ujar dia.
Bupati Ali Mukhni menyampaikan, Padang Pariaman komit dalam program dan kegiatan yang menyentuh masyarakat. Setiap tahunnya Pemkab mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial, dan sampai saat ini dana untuk kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial selalu mengalami peningkatan.
"Kesejahteraan sosial diantaranya, santunan kepada mantan para pejuang, memberikan bantuan kepada korban bencana alam, memberikan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) kepada keluarga miskin. Selain itu juga ada bantuan kepada keluarga yang rumahnya tidak layak huni (RTLH) sebanyak 190 unit dari 2012-2014," kata dia.
Selanjutnya, memberikan bantuan kelompok usaha bersama, menyediakan dana bantuan bagi keluarga miskin untuk melalui program PKH, dengan jumlah dana pada tahun 2013 Rp2.105.340.000, dan tahun 2014 Rp1.226.400.000. Memberikan pembinaan pada panti asuhan swasta dan yayasan se Padang Pariaman, serta dilakukan audiensi dengan ketua panti asuhan swasta, yayasan dan pimpinan panti asuhan dan lain sebagainya.
"Kepada Ibu Ketua tim kami sampaikan, Padang Pariaman sudah jauh lebih baik pascagempa 2009. Untuk bidang sosial kita banyak membuat terobosan dan inovasi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui kerja keras seluruh jajaran, masyarakat dan perantau. Pada tahun 2014 ini Padang Pariaman dinyatakan keluar dari daerah tertinggal oleh Kementeria Pembangunan Daerah Tertinggal RI,"  kata Bupati Ali Mukhni. (525)
----------------------------------------------

Tahun Ini
Rp1 Miliar Anggaran PNPM Untuk Nagari Lareh Nan Panjang

VII Koto--Kenagarian Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman tahun ini cukup banyak mendapat program PNPM, dan sejumlah bantuan dari proyek DAK yang langsung dari pusat. Dengan itu, tak heran berbagai pembangunan sarana prasarana sedang berjalan di nagari itu.
Walinagari Lareh Nan Panjang Akhiruddin kepada Singgalang, kemarin menyebutkan ada Rp1 miliar dana PNPM yang digelontorkan tahun ini. Dana sebanyak itu Rp300 juta digunakan untuk Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Kemudian rabat beton jalan di Korong Tanjung Balik sepanjang 1,2 kilometer.
"Pembangunan jembatan di Korong Padang Ampalu, rabat beton jalan di Kampuang Baru. Alhamdulillah, jalan dan jembatan demikian baru saja selesai dibangun. Bahkan, untuk jalan rabat beton di Tanjung Balik dinyatakan sebagai jalan yang paling rancak dari sekian banyak jalan yang dibangun PNPM di Padang Pariaman," kata Akhiruddin.
Menurut dia, dinyatakannya jalan itu yang paling rancak, setelah dilihat langsung oleh Konsultan PNPM Sumbar beberapa waktu lalu. Kemudian yang dibangun melalui anggaran pusat, yaitu jalan usaha tani di Korong Ampalu Tinggi, dan jalan usaha tani di Korong Toboh Karambie melalui dana APBD Padang Pariaman.
Yang tidak kalah hebatnya, kata Akhiruddin diaspalnya jalan kabupaten di Nagari Lareh Nan Panjang, yakni jalan Padang Ampalu, Lareh Nan Panjang ke Korong Guguak, Nagari Lurah Ampalu, dan dari Simpang Ampalu ke Padang Limau-Limau.
Katanya lagi, khusus untuk program SPP bergulir ditengah masyarakat Lareh Nan Panjang cukup dirasakan masyarakat. "Ini sangat membantu sekali untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Sebab, kelompok masyarakat perempuan itu dipinjamkan mulai dari Rp500 ribu sampai Rp5 juta," ungkapnya. (525)
------------------------------------------------------------------------

Shalat Idul Adha Tiga Angkatan di Padang Pariaman

Padang Pariaman--Pengurus Masjid Al-Hasanatain, Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Padang Pariaman bagikan lima daging kurban sebanyak lima ekor sapi, Sabtu lalu usai shalat Idul Adha yang dilaksanakan hari itu di masjid tersebut.
Rifki Monrizal, pengurus masjid itu kepada Singgalang, kemarin menyebutkan lima ekor sapi itu merupakan kurban dari banyak masyarakat Sintuak, baik yang ada di kampung maupun yang tinggal di rantau.
"Sesuai tradisi dan kebiasaan di masjid ini, semua anak-anak MDA yang mengaji di masjid ini dapat kupon kurban. Kemudian, masyarakat Sintuak juga diberikan kupon untuk pengambilan daging kurban demikian," ungkapnya.
Meskipun Sabtu pagi itu hujan cukup lebat, penyembelihan hewan kurban cukup berjalan dengan baik. "Ya, terpaksa kita pakai teras MTsN Sintuak ini untuk proses pembagian daging," ungkap Rifki Monrizal.
Masjid Muhajirin Koto Buruak
Sementara, di Masjid Muhajirin, Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung penyembelihan hewan kurban dilakukan, Minggu juga usai shalat Idul Adha di masjid itu. "Tahun ini, kita sembelih enam ekor sapi. Meningkat dari tahun lalu," kata Bustami Datuak Rangkayo Mulie, Imam masjid itu.
Pelaksanaan shalat tahunan itu diikuti banyak jamaah, laki-laki dan perempuan. Di Koto Buruak itu sendiri, disamping shalat Id-nya Minggu, Seninnya ada pula yang melakukan shalat tersebut. Sama halnya dengan masyarakat lainnya di Padang Pariaman.
Pantauan Singgalang, di Padang Pariaman ada tinga kelompok masyarakat yang melakukan shalat Idul Adha. Sama seperti pelaksanaan Idul Fitri kemarin. Mulai Sabtu, masyarakat pengikut Muhammadiyah telah shalat duluan. Sedangkan Sabtu, adalah ketetapan pemerintah melalui Menteri Agama RI.
Pemkab Padang Pariaman menggelar shlat Id di halaman Kantor Bupati Parit Malintang. Disamping diikuti pegawai dilingkungan Pemkab, shalat Id juga diikuti masyarakat Parit Malintang itu sendiri.
Sedangkan yang shalat Senin, itu masyarakat Syatthariyah. Kelompok-kelompok masyarakat yang senantiasa berziarah ke Ulakan. Ini hampir pula ditemukan di semua nagari di Padang Pariaman. "Tanggal 10 Zulhijjah jatuhnya hari Senin. Itu perhitungan yang kita lakukan di kalangan Syatthariyah," kata Syafri Tuanku Imam Sutan Sari Alam, Ketua Mazis Padang Pariaman. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar