Senin, 08 Januari 2018

TMMN ke-92 Sumbar di Padang Pariaman

Padang Pariaman--Kabupaten Padang Pariaman kembali dipercaya sebagai lokasi pusat pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Nagari (TMMN) ke-92 tingkat Provinsi Sumatera Barat, yang akan berlangsung pada bulan Mei 2014.
Untuk persiapan TMMN tersebut, Bupati Ali Mukhni bersama Dandim 0308 Pariaman Letkol Arm Nur Samsudin meninjau lokasi pelaksanaannya di Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kamis lalu.
Adapun lokasi yang ditunjuk di Nagari Parit Malintang terdapat dua korong; Korong Padang Toboh dan Korong Padang Baru. Di Padang Toboh akan dilaksanakan pembukaan dan pengerasan jalan menuju jalan lingkar sepanjang 800 meter. Sedangkan di Korong Padang Baru juga dilakukan pembukaan dan pengerasan jalan lingkar Duku-Sicincin sepanjang 1 km.
"Jadi ada pembukaan dan pengerasan jalan di dua korong tersebut, lebih kurang 2 km," kata Bupati Ali Mukhni yang didampingi Kabag Humas Hendra Aswara.
Selain pembukaan jalan, TMMN juga membuat kegiatan Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak lima unit, rehab kantor Korong Padang Toboh, rehab 4 unit MCK, rehab satu buah surau, pembuatan gorong-gorong dan talud jalan.
Disamping kegiatan fisik diatas, diadakan juga kegiatan non fisik berupa penyuluhan kesehatan, penyakit masyarakat, keagamaan yang melibatkan TNI, Pemda dam masyarakat.
Bupati Ali Mukhni antusias menyambut kegiatan TMMN, dan siap memfasilitasi TNI dalam persiapan, pelaksanaan hingga penyelesaian. Nilai kegiatan yang dilaksanakan TMMN sangat besar.
"Atas nama masyarakat, kami ucapkan terima kasih kepada TNI yang telah memilih Kabupaten Padang Pariaman," kata Bupati Ali Mukhni.
Dandim 0308 Pariaman Letkol Arm Nur Samsudin mengatakan TMMN ini bertujuan membangun infrastruktur pedesaan, dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan kesejateraan masyarakat. "Bersama masyarakat, mari kita sukseskan pelaksaan TMMN di Padang Pariaman," katanya. (525)
------------------------------------------------

80 Persen Pedagang di Kuansing Berasal Dari Piaman

Padang Pariaman--Wakil Bupati Padang Pariaman Damsuar menerima kunjungan kerja anggota DPRD Kabupaten Kuantan Singingi, Selasa kemarin di IKK Parit Malintang.
Rombongan yang terdiri dari Komisi B DPRD beserta staf sekretariat DPRD Kuantan Singingi berjumlah 18 orang. Dalam sambutannya, Wabup Damsuar mengekspos kondisi geografis, demografi dan potensi sumber daya alam di Padang Pariaman.
Dijelaskan, Padang Pariaman sebagai pintu gerbang Sumatera Barat dengan keberadaan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) memiliki potensi sumber daya alam yang menjanjikan. "Saat ini tanaman kakao menjadi ikon daerah. Kualitas ekspor dan rasanya sangat enak," kata Wabup Damsuar.
Selain itu Wabup Damsuar juga menjelaskan mega proyek nasional. Mulai dari pembangunan Badan Pelatihan dan Pendidikan Ilmu Pelayaran (BP2IP) dan Pelabuhan Tiram, Madrasah Insan Cendikia si Sintoga, Asrama Haji, Irigasi Anai II hingga kawasan wisata religius makam Syekh Burhanuddin.
"Berkat kegigihan Bapak Bupati Ali Mukhni serta dukungan masyarakat ranah dan rantau, Padang Pariaman sebagai lokasi strateis pembangunan nasional saar ini," katanya.
Pada kesempatan tersebut Wabup Damsuar juga menitipkan masyarakat Piaman yang merantau di Kuantan Singingi kepada Pemerintah dan DPRD. "Kami juga titip dunsanak kami yang merantau di Kuansing, semoga mendapat yang khusus di hati Pemerintah dan DPRD," harapnya.
Sementara itu pimpinan rombongan Sardiyono menyampaikan terima kasih atas penerimaan yang sangat baik oleh Pemkab Padang Pariaman. Dia menjelaskan, antara Kuansing dan Padang Pariaman memiliki hubungan yang sangat erat. Karena jumlah mayoritas pedagang di Kuansing didominasi oleh masyarakat Piaman. 80 persen pedagang di Kuansing adalah urang awak Piaman.
Disamping itu, Kuansing sangat bergantung dengan hasil pertanian dari Sumbar. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Jadi ketika terjadi kemacetan di jalur Sumbar-Riau, akan mengancam pasokan bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya.
"Untuk itu, kami kunker ke Padang Pariaman dalam rangka studi komparatif ketahanan pangan dan produksi pertanian," kata Sardiyono yang juga Wakil Ketua DPRD Kuansing.
Setelah pertemuan diadakan serah terima cenderamata dan kemudian dilanjutkan dengan peninjauan ke lapangan yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian. (525)
------------------------------------

Fatimah, Urang Awak yang Sukses Jadi Saudagar Sayur di Curup

Bengkulu---Siang Sabtu lalu itu rombongan wartawan Piaman yang ikut acara HPN 2014 di Bengkulu, sampai di Curup. Kampung yang terletak dilereng pegunungan itu masuk Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Banyak lahan pertanian yang subur, agaknya menjadi sumber ekonomi masyarakatnya.
Rombongan yang dipimpin Ketua PWI Piaman Ikhlas Bakri, dan mengikutsertakan Bagian Humas Kota Pariaman Hendri, Bagian Humas Pemkab Padang Pariaman Heri Sugianto ini dapat sambutan luas dari Fatimah, urang awak yang jadi saudagar sayur di Curup tersebut. Fatimah merupakan warga Padang Sago yang telah puluhan tahun tinggal di Curup bersama keluarganya.
Dia juga adik oleh Amiruddin, wartawan dan pengurus PWI Cabang Sumbar yang satu rombongan dengan PWI Piaman ke Bengkulu. Menurut dia, sayuran seperti lobak, bawang perai, dan lainnya itu hanya singgah saja di gudangnya. Dia langsung membeli ke petani, dan dijual ke luar daerah. Paling banyak diangkut ke Jambi. Siang itu tiga orang anak buahnya sibuk membersihkan sayur yang baru datang dari ladang. Sayur diikat dengan rancak, sehingga membuat dagangannya bagus dan indah dipandang mata.
Ke kampung, daerah Piaman sayur itu ada pula di pasarkannya. Curup memang terkenal dengan daerah pertanian. Sama halnya dengan Tanah Datar yang kaya akan sayur dan tanaman lainnya. Disamping itu, Fatimah bersama keluarganya juga buka usaha rumah makan. Doa Mande nama warung nasinya.
Sekarang, ibu dengan empat orang putra-putri ini sudah punya aset ratusan juta. Rombongan wartawan yang datang menjelang shalat Zuhur itu dijamunya dengan makan siang. Mungkin, dia termasuk perantau urang awak yang sukses di Curup. Bagi dia kedatangan rombongan tersebut, adalah sebuah kehormatan, dan dia berharap perjalanan yang akan ditempuh sampai rombongan ke Bengkulu, dan pulangnya nanti selamat hendaknya.
Dulu, Fatimah sering pulang kampung. Namun, sejak semua anaknya sudah di situ, sangat jarang pulang kampung. Yang jelas, baginya kampung halaman tempat dia dilahirkan, merupakan sumber inspirasi yang sangat tinggi. Dari kampung Padang Sago itulah dia mulai hidup, dan akhirnya melanjutkan ke Curup. (damanhuri)
--------------------------------------

Di Rimbo Kalam
Alat Berat Galian C Diamankan Polisi

Padang Pariaman--Sebuah alat berat milik seorang pengusaha tambang galian C di Rimbo Kalam, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Padang Pariaman diamankan pihak berwajib dari Polda Sumbar. Saat ini alat demikian diamankan di Mapolres Padang Pariaman di Parit Malintang.
Ketua DPRD Padang Pariaman, H. Eri Zulfian bersama Masrizal, anggota dewan asal Anduriang kepada Singgalang, kemarin minta penahan alat berat itu dilanjutkan dengan komitmen Pemkab, untuk ketertiban tambang yang tidak sesusi degnan aturan Pertambangan, dan UUD tentang Lingkungan Hidup.
"Kita apresiasi atas kerja keras aparat itu. Diharapkan Pemda meningkatkan keseriusannya. Dewan sangat mendukung penuh penertiban itu. Pemda jangan memberi peluang lagi bagi pengusaha yang mengajukan izin," ungkapnya.
Menurut anggota dewan yang saar ini sama-sama calon anggota DPRD Sumbar dari Demokrat dan PPP ini, boleh izin tambang diberikan, tetapi kepada pengusaha lokal yang taat akan aturan main yang berlaku. Untuk menjaga pelanggaran izin yang diberikan, bupati harus mengeluarkan Perbup tentang aturan tekhnis yang harus dipatuhi penambang.
Katanya lagi, bila terjadi pelanggaran, tindak tegas saja, sampai pada pencabutan izin yang bersangkutan. "Kita di DPRD sudah sampaikan hal itu kepada bupati agar kerusakan lingkungan bisa diminimalisir," ungkapnya.
"Saya selaku Ketua DPRD sudah berulang kali meminta Bupati Ali Mukhni beserta SKPD terkait, agar berjalan sesuai aturan dan tidak pilih kasih atas izin yang dikeluarkan. Baik melalui rapat paripurna, hering dan malah dalam kesempatan tidak resmi sekalipun. Kata kuncinya adalah, semua kita harus punya pemikiran yang sama terhadap proses penambangan, dan kajian mendalam atas kerusakan lingkungan yang tidak bisa dihindari lagi," tambah Eri Zulfian. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar