Sabtu, 20 Januari 2018

Jalan Hancur Kekerasan Terjadi Masyarakat Anduriang Sepakat untuk Menghentikan Aktivitas Tambang Galian C

Anduriang--Kondisi jalan yang semakin punah dan hancur serta terjadinya kegaduhan antara masyarakat dan pihak penambang galian C di Rimbo Kalam, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman membuat masyarakat mulai gerah, dan ingin menghentikan semua aktivitas tambang di kampung itu.
Hardi Candra, salah seorang tokoh pemuda Anduriang kepada Singgalang menyebutkan, hasil rapat bersama, Kamis (18/1) lalu menyepakati hal demikian. "Ini satu poin dari sekian banyak keputusan yang dilahirkan saat rapat, yang langsung dihadiri sekitar 80 an masyarakat bersama niniak mamak pemangku ulayat nagari," kata dia Minggu kemarin.
"Seorang warga, Midun namanya mengaku telah mendapat kekerasan dari pihak penambang pada akhir Desember tahun lalu, dan ini harus kita selesaikan bersama," katanya.
Menurut dia, hasil rapat yang telah dibagikan kepada seluruh masyarakat Anduriang secara tertulis, yang ditandatangani oleh niniak mamak pemangku ulayat, di antaranya; MA. Datuak Bagindo Malano, AKJ. Datuak Bandaro Panjang, SY. Datuak Panjang, S. Datuak Kuto Jolelo, dan Pejabat Walinagari Guslina ini mengambil kesepakan untuk menghentikan aktivitas tambang dengan terjun ke lapangan secara bersama pada Rabu 24 Januari depan.
"Nagari tidak akan menerima pungutan atau iyuran dari pihak penambang galian C. Pesan tertulis untuk aksi penghentian itu telah kita sampaikan kepada seluruh instansi terkait di kecamatan, kabupaten sampai ke Provinsi Sumatera Barat," ujar Candra.
Sepertinya, kata Candra lagi, Rimbo Kalam bagaikan milik pengusaha saja. Para sopir pengangkut hasil galian itu seenaknya saja membawa mobil. Jalan punah dan hancur. Anak-anak sekolah sekarang harus menjinjing sepatunya untuk pergi dan pulang dari dan ke sekolah, lantaran jalan banyak yang berlumpur. Lebih dari itu, pengusaha tak lagi mengindahkan etika dan moral. Mengambil diluar titik koordinat, sehingga menghancurkan kampung itu sendiri.
Hasil pantauan masyarakat, tambah Candra, ada 100 sampai 200 truk hasil galian tiap harinya keluar dari Rimbo Kalam, tepatnya di sepanjang aliran Sungai Batang Anai yang melewati Nagari Anduriang ini, dengan rata-rata muatan satu truknya mencapai 12-15 ton bersih.
"Memang hasil demikian sangat pantas, karena eksavator yang bekerja saja ada tiga unit tiap saatnya," sebutnya.
Hardi Candra merasa bersyukur, lantaran penyelesaian semua itu bisa dilakukan secara bersama dengan seluruh elemen masyarakat, mulai dari niniak mamak selaku pemangku ulayat, alim ulama, cadiak pandai, Bamus, LPM, bundo kanduang, karang taruna, dan seluruh walikorong yang ada di nagari ini.
"Kita berharap, aksi bersama yang akan dilakukan Rabu besok itu mampu menjadikan yang terbaik buat masyarakat, khususnya di Rombo Kalam, tempat Sinar Motor, perusahaan milkik H. Baidir melakukan aktivitas tambang galian C tersebut," harapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar