Rabu, 25 Oktober 2017

Rehabilitasi Jaringan Tersier Anai I Harus Sesuai Keinginan Petani

Rehabilitasi Jaringan Tersier Anai I Harus Sesuai Keinginan Petani

Lubuk Alung--Rehabilitasi jaringan tersier di sepanjang Irigasi Anai I harus menghimpun masukan dari bawah, terutama dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Untuk itu, sosialisasi terhadap hal ini amat penting, agar pembangunan fisik nantinya tak ada petani yang merasa tidak dilibatkan.
Hal itu disampaikan Rahimad dan Daud, Konsultan PT Vitraha Consindotama, Kamis (26/10) kemarin dalam pertemuan konsultasi masyarakat di aula Dinas Kelautan dan Perikanan Padang Pariaman di Singguliang Lubuk Alung.
"Kita selaku konsultan disain hanya menghimpun data dan masukan dari seluruh pengurus dan anggota P3A sepanjang aliran Irigasi Anai I ini, yang meliputi dari Pasie Laweh Lubuk Alung, hingga Talao Mundam, Ketaping di Kecamatan Batang Anai," ujarnya.
Menurut Rahimad, pembangunan jaringan tersier ini adalah bagian dari pemberantasan sadap liar yang begitu marak di sepanjang irigasi ini. "Insya Allah, pertemuan ini akan diadakan dua kali lagi, supaya rencana pembangunan fisik dalam rehabilitasi demikian masyarakat petani merasa terlibat," ungkapnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung setengah hari, ada 74 P3A yang ada di seluruh nagari yang ada di Kecamatan Lubuk Alung dan Batang Anai, ditambah dengan tujuh Gabungan P3A. Diharapkan pertemuan konsultasi ini mampu memberi arti tersendiri dalam perbaikan irigasi yang telah lama jadi tunpuan hidup masyarakat petani di dua kecamatan tersebut.
Berbagai masukan dari pengurus dan anggota P3A akan jadi catatan penting dalam hal ini. Kondisi umum jaringan tersier di Irigasi Anai I saat ini, sebagian besar tidak lagi sesuai, ada yang tidak berfungsi alias tertutup tanah. Hanya saluran tersier yang dekat bangunan sadap yang masih berfungsi. Sementara, sadap liar pun banyak, dan itu merugikan petani itu sendiri.
Begitu juga batas antara tersier yang satu dengan yang lainnya sudah tidak bisa lagi dikenali, dan harus ditata ulang sesuai layout rencana. Akibat demikian, masyarakat petani bagian paling ujung bawah, di Ketaping sana kurang kebagian air.
"Kami sedang menggalakkan nagari organik di Ketaping. Namun, pasokan air yang kurang, kadang-kadang tidak ada air sama sekali, membuat rencana ini terkatung-katung. Jadi, dengan rehabilitasi ini, jangan adalagi terdengar jeritan petani akibat kesulitan air," kata P3A Ketaping.
Di sisi yang lain, sebagian pintu bendungan banyak pula yang rusak, seperti dikeluhkan sebagian besar P3A yang ada di Kecamatan Lubuk Alung. "Kontrol pintu air ini harus maksimal, dan jangan sampai tenaga yang bukan ahlinya mengendalikan pintu air demikian," ujar seorang anggota P3A Lubuk Alung. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar