Selasa, 24 Oktober 2017

Menjaga Aset PUPR Sambil Gembala Sapi Abu Umar Sering Bergelud dengan Hantu

Menjaga Aset PUPR Sambil Gembala Sapi
Abu Umar Sering Bergelud dengan Hantu

VII Koto--Bergelud dengan hantu di komplek Workshop Dinas PUPR Padang Pariaman agaknya sudah menjadi hiburan tersendiri bagi Abu Umar, sejak dia tinggal dan bertugas sebagai penjaga aset dinas tersebut dari 1994 hingga sekarang.
    Kesunyian siangnya sedikit mengusik lamunannya yang panjang, ketika Singgalang sengaja bertandang ke tempat tugas bapak berusia 68 tahun itu, Selasa (24/10) di Limau Hantu, Nagari Balah Aie, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Hanya dia bersama keluarganya yang menunggui tempat yang sekaligus gudang penyimpanan barang bekas atau barang yang pekerjaannya tidak berlanjut di lingkungan PUPR.
    Abu Umar yang asli dari Nagari Sunua, Kecamatan Nan Sabaris ini telah mengabdi padamu negeri di Workshop itu sejak Bupati Padang Pariaman Nasrul Syahrun. "Waktu itu honor saya masih Rp30 ribu sebulan. Sekarang, saya diberi honor Rp1,1 juta sebulan," cerita dia.
    Bagi Abu Umar, ayah delapan orang anak ini sudah tak terhitung lagi berapa kali banyaknya dia dikerjain makhluk halus. Malam yang sunyi, sepi, kadang-kadang terdengar mobil truk yang telah lama rusak ini hidup sendiri. Kadang bunyi berjalan mobil itu. "Saya datangi, saya sigi dengan senter, tak ada orang yang menghidupkan mobil. Dan lagi, kayaknya mobil tersebut sudah tak bisa lagi hidup mesinnya," ulas Abu Umar.
    Sebelum Abu Umar tinggal di komplek itu, dia sering bolak-balik dari kampungnya ke Limau Hantu. "Saat saya lelah siang hari, Para pegawai sudah pulang kantor, saya tidur di ruang kantor ini. Tahu-tahu terasa ada orang yang membangunkan. Setelah saya terjaga, saya lihat tak seorangpun yang datang," katanya.
    Mungkin tak salah, kampung yang bernama Limau Hantu ini memang banyak hantu bersarang di lokasi ini. Tetapi, satu hal tempat Abu Umar berpegang, yakni kekuatan Allah Swt yang tak dapat ditandingi oleh kekuatan apapun jua di muka bumi ini. "Hanya doa dan ibadah yang membuat saya betah bertahan di Workshop ini," ungkapnya.
    Dulu, cerita Abu Umar, setiap akan hendak lebaran dia ada menerima tunjangan hari raya dari Dinas PUPR dan bupati. "Sejak Ali Mukhni jadi Bupati Padang Pariaman, saya belum merasakan tunjangan hari raya itu dari dia. Dan tunjangan hari raya pun saat ini hanya ada dari Kepala Workshop ini," kata dia.
    Abu Umar pernah mengajukan permohonan atau diusulkan oleh induk semangnya untuk jadi pegawai negeri. Namun, hingga saat ini yang kalau jadi pegawai dia telah pensiun pula, tak pernah dia terangkat jadi pegawai. Dimana tersangkutnya, Abu Umar tak tahu banyak soal itu.
    Dengan honor Rp1,1 juta tiap bulan, dengan ukuran keluarga besar seperti Abu Umar jelas sangat tidak mencukupi. Dan lagi jumlah sebanyak itu jauh pula dari ukuran Upah Minimum Regional (UMR). Untuk itu, penambah uang dan pemasukan, dia mengambil upah dari menggembalakan ternak sapi milik orang lain.
    "Ya, ini tentunya untuk jangka panjang. Tak bisa pula diandalkan tiap bulan," sebutnya. Paling tidak, dengan menjaga Workshop sambil menggembalakan ternak, Abu Umar bisa bertahan hidup dengan anak dan keluarganya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar