Rabu, 26 Juli 2017

Asam Pulau Masih Tertinggal, Butuh Perhatian Pemerintah

Asam Pulau Masih Tertinggal, Butuh Perhatian Pemerintah

Kayutanam--Anggota Komisi III DPRD Padang Pariaman, Masrizal merasa prihatin melihat kondisi Asam Pulau, Kenagarian Anduriang, Kecamatan 2 X 11 Kayutanam. Hingga kini, kampung yang kaya akan sumberdaya alam, berupa hutan dan lain sebagainya tersebut, masyarakatnya masih banyak yang terbelakang.
    "PLN yang banyak mempergunakan potensi kampung itu, dinilai belum memberikan apa-apa terhadap masyarakat Asam Pulau. Begitu juga pembangunan infrastruktur jalan dari pemerintah, sebagai akses mempercepat lajunya perekonomian masyarakat, masih banyak yang belum terlaksana," kata dia pada Singgalang, Minggu (7/8).
    Menurut dia, ada sekitar 15 kilometer jalan dari kampung itu menuju ibu kecamatan di Kayutanam, dan Lubuk Alung, sebagai pasar yang selama ini dijadikan oleh masyarakat Asam Pulau untuk memenuhi kebutuhan hariannya, butuh diaspal.
    Ketua Fraksi Bersatu DPRD Padang Pariaman ini melihat kekayaan alam Asam Pulau sangat luar biasa. Betapa banyak hutan alamnya yang tidak jelas kemana perginya, yang mesti diselesaikan dengan baik. Begitu juga bahan galian yang ada di kampung itu, yang butuh penanganan serius, agar bisa menjadi kontribusi positif terhadap perbaikan Asam Pulau kearah yang lebih baik lagi.
    "Kita tidak ingin hasil hutannya diambil, sumberdaya lainnya dimanfaatkan, tetapi masyarakatnya miskin. Kampung itu semakin tertinggal saja. Ini tidak boleh terjadi. Potensi apa yang dihasilkan kampung itu sebagai kekayaan alam, harus bermanfaat terhadap masyarakatnya sendiri, terutama dalam meningkatkan taraf hidup anak nagari yang ada dikampung itu," kata Masrizal. (dam)
-------------------------------------------------------------------

Menjadikan PAUD Cahaya Sebagai Lembaga Representatif

Lubuk Alung--Keluarga besar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cahaya, Padang Baru, Korong Koto Buruak, Kenagarian Lubuk Alung, Padang Pariaman merasa senang dan bahagia sekali. Betapa tidak, sekolah anak usia dini yang jauh terletak diujung Lubuk Alung itu, minggu lalu dapat kunjungan langsung dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Barat.
    Eva Lisa, itu nama salah seorang pejabat dilingkungan Pendidikan Non Formal Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Sumbar yang turun ke PAUD Cahaya, guna melihat langsung proses belajar-mengajar dilingkungan PAUD yang baru berdiri sekitar setahun yang lalu tersebut. Eva juga didampingi Imra Husni, salah seorang Kasi dilingkungan PNFI Dinas Pendidikan Padang Pariaman.   
    Mereka merasa senang melihat anak-anak kampung yang dengan cerianya terus bersemangat untuk belajar dan bermain dengan baik dan benar, lewat bimbingan gurunya. PAUD Cahaya merupakan satu-satunya PAUD yang ada di Padang Baru, yang merupakan pengembangan dari PAUD Cahaya, yang ada di kampung lainnya di Koto Buruak itu. Didirikan oleh Harry Subrata.
    Imra Husni melihat, PAUD yang berdiri ditengah masyarakat perkampungan Padang Baru ini cukup memberi arti tersendiri, dalam arti penting melihat pendidikan anak usia dini. "Kita berharap, PAUD yang ada ini bisa dijadikan sebagai lembaga pendidikan representatif, dan sekaligus menjadi lembaga alternatif pertama dalam memajukan anak-anak kampung ini. Sebab, usia tiga hingga enam tahun adalah usia emas (golden age)," kata dia.
    Sementara, Harry Subrata kepada Singgalang merasakan betapa lembaga yang dia dirikan itu cukup punya arti tersendiri. "Dengan turunnya pihak terkait dari Dinas Pendidikan Sumbar ini, hendaknya bisa melihat langsung keberadaan PAUD, yang murni tumbuh dan berkembang, dari dan oleh masyarakat itu sendiri," kata calon Walinagari Lubuk Alung ini.
    "Dengan momen ini pula kita berharap, agar apa yang menjadi kekurangan di PAUD ini bisa dicarikan solusi terbaiknya lewat anggaran pemerintah provinsi. Kita merasakan masih banyak yang harus dibenahi dan dipenuhi, demi untuk kesuksesan anak-anak belajar sambil bermain dilingkungan PAUD ini," harap Harry Subrata. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar