Minggu, 01 Juli 2018

Tahapan Pembangunan Surau Pondok Ketek Terus Berjalan

Ulakan--Pembangunan kembali Surau Pondok Ketek terus memperlihatkan hasil yang maksimal. Bangunan tempat penyimpanan benda berharga peninggalan Syekh Burhanuddin yang berukuran 29x19 meter, dibangun dua lantai sampai siap itu nanti akan menelan biaya Rp1,5 miliar. Sejak awal pembangunan kembali surau itu hingga kini telah tegak dengan kokohnya.
Heri Firmansyah Tuanku Khalifah menyebutkan, dari acara lelang singgang ayam beberapa waktu lalu terkumpul uang Rp52 juta dari seluruh masyarakat yang hadir. Acara sudah bisa dilakukan dalam surau ini, meskipun lantai, dindingnya belum siap. Kemudian untuk granit lantai dasar sebanyak 418 kotak sudah dijamin oleh H. Zulkarnain Datuak Rajo Indo, warga masyarakat Sungai Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung yang sukses mengelola PT. Restoran Padang Kuning di Kalimatan Timur.
"Setiap habis puasa kita selalu melakukan acara lelang singgang ayam, yang dikemas dengan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), yang menampilkan sejumlah orang qori dan qoriah," ujar Tuanku Khalifah.
Menurut dia, pemasangan granit untuk lantai dasar ini akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan. "Jadi, secara berangsur-angsur, pembangunan surau ini akan selesai. Insya Allah. Dan lagi, memang yang namanya pembangunan ini tak bisa sekali jalan," ungkapnya.
Di samping bulan Syafar yang mashur dengan Syafa Gadang dan Syafa Ketek, pada bulan Rajab dan Sa'ban dan Syawal juga menjadi puncak ramainya jamaah yang datang ke Surau Pondok Ketek ini. "Demikian itu merupakan tradisi sejak dulunya oleh jamaah yang bertalian dengan Syekh Burhanuddin dari berbagai daerah di Sumatera Barat ini. Nah, setiap kali jamaah yang datang selalu memberikan sumbangan, sebagai kelanjutan pembangunan ini," katanya.
"Ada yang memilih duluan ke Ulakan, lalu melanjutkan ke Surau Pondok yang terletak di Korong Koto Panjang, Nagari Sandi Ulakan ini," ujar dia. Dan ada juga yang ke Surau Pondok dulu, baru ke Ulakan. "Di sini, masyarakat melakukan tradisi wirid pengajian, tahlil dan terakhir melihat dari dekat pakaian kebesaran Syekh Burhanuddin. Jadi, kondisi surau ini sudah sepatutnya diperbesar, agar mampu menampung banyak jamaah. Kasihan kita, kalau musim ramainya itu, ada jamaah yang tidur diatas mobilnya atau menumpang di emperan kedai di sekitaran surau ini," katanya.
Heri Firmansyah tercatat sebagai khalifah yang ke-15 Syekh Burhanuddin. Warih bajawek, pusako batarimo, dia merupakan kelanjutan dari khalifah sebelumnya, H. Bermawi yang telah berpulang ke rahmatullah. Surau Pondok Ketek tercatat sebagai benda cagar budaya, karena keberadaannya telah lama, dan punya nilai sejarah tersendiri.
"Awal mulanya, Surau Pondok ini adalah sebuah rumah milik kaum kami Suku Guci. Ke rumah inilah mulanya Syekh Burhanuddin menepat, tatkala pulang dari Aceh," ujar Heri Firmansyah.
"Mamak ditinggalkan, mamak pula ditepati. Garis keturunan itu jelas dan terus bersampung, dari Koto Panjang, Sintuak, dan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, sebagai kampung asalnya Syekh Burhanuddin," ungkapnya.
Dia belum bisa memastikan, kapan selesainya bangunan yang tengah dipugar ini. Yang jelas, setiap kali cukup anggaran untuk bekerja, para tukang dipanggilnya untuk melanjutkan pekerjaan yang tengah terbengkalai ini. Untuk itu, dia mohon bantuan banyak pihak, baik dari jamaah maupun dari pemerintah.
Bagi Heri Firmansyah, kelanjutan pembangunan Surau Pondok sangat penting artinya. Masyarakat dan jamaah yang ingin memberikan sumbangan, silahkan kirim lewat BRI unit Nan Sabaris dengan nomor rekening 5492-01-013733-53-5 atas nama Surau Pondok Ketek. "Semoga niat baik ini akan dapat kemudahan dari Yang Maha Kuasa," harapnya.
Menurut dia, seluruh peninggalan Syekh Burhanuddin telah ada kataloknya. Artinya, para pengunjung tak lagi susah untuk membolak-baliknya. Cukup melihat daftarnya, mana yang akan dilihat sudah bisa tersambung cepat. Bahkan, sebagian kitab dan peninggalan lainnya sudah di-visualisasi-kan lewat cd. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar